Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2807 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Soeratna Wedyamartaja
"Isi buku ini adalah petikan awal tanah Jawa kedatangan orang Hindhu sampai negeri Majapahit. Asal-usul mengenai sastra Jawa yang menguraikan kedudukan tiap-tiap aksara Jawa ada di badan manusia. Sastra Jawa kaitannya dengan Islam, seperti: hal Ajisaka, sifat 20, wayang, kethoprak, dan lain sebagainya."
Soerabaya: [publisher not identified], 1935
BKL.0610-LL 77
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Jayabaya
"Buku ini aslinya karangan Bagawan Palasara masih menggunaka kata-kata kawi dan sekar ageng lalu dikarang kembali dengan diberi makna dalam bahasa Jawa biasa oleh Prabu Jayabaya. Isi teksnya berupa pelajaran-pelajaran yang berwujud ajaran olah rasa atau kebatinan. Mengenai sopan-santun (tatakrama). Diuraikan secara per bab ada sebanyak 105. Ada juga menyebut berbagai nama pohon yaitu nagasari, cempaka dan yang sejenis lainnya."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1921
BKL.0039-PW 39
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Praja Pustaka
"Serat warnasastra adalah buku tata bahasa Jawa yang bentuknya meniru buku grammatica, karya T. Roorda."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1924
BKL.0127-BA 9
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi teks yang mungkin dapat dinamakan Serat Suwelacala, karena bercerita tentang Prabu Suwelacala yang berkuasa di kaki gunung Merbabu setelah pergi meninggalkan kakaknya, Prabu Pandayanata dan ibunya di kerajaan Pengging. Kisah didahului dengan cerita tentang Sang Brahmana yang turun ke Marcapada. Nama yang sama, yairu Prabu Suwelacala, juga terdapat pada naskah KBG 918, ialah Babad Nitik Sultan Agungan (Suwelacala). Tentang naskah tersebut lihat Pigeaud dan Moens 1931:321, tentang 'Aankoop Ir. Moens, K.B.G. no. 2?. Kemungkinan teks ini merupakan gubahan Pakualaman pada pertengahan abad 19. Dugaan ini berdasarkan fenomena sasmitaning tembang yang jatuh pada awal setiap pupuh baru, bukan pada akhir pupuh sebelumnya. Teks terdiri atas 34 pupuh, sebagai berikut. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) pangkur; (5) mijil; (6) gambuh; (7) kinanthi; (8) megatruh; (9) girisa; (10) asmarandana; (11) dhandhanggula; (12) pucung; (13) durma; (14) maskumambang; (15) sinom; (16) pangkur; (17) mijil; (18) kinanthi; (19) durma; (20) megatruh; (21) asmarandana; (22) dhandhanggula; (23) gambuh; (24) sinom; (25) pangkur; (26) maskumambang; (27) mijil; (28) kinanthi; (29) asmarandana; (30) pangkur; (31) dhandhanggula; 32) durma; (33) sinom; (34) asmarandana. Bagian kedua naskah berisi aneka ragam teks yang berkaitan dengan bahasa, aksara, sastra, dan lain sebagainya. Dimulai dengan Bab Aksara Lagu artinya aksara gendhing, yaitu aksara yang berubah suaranya, semuanya ada delapan aksara sehingga disebut dengan Asthalingga (h.157). Kemudian dilanjutkan dengan Winihing Sastra Sarimbagan (165); Caraka Sastra (166); Kerata Sastra (168); KerataAstha Ukara (168); Caraka Wedhar (169); Candra Lambang Wateke Sastra Kalih Dasa (170); Marga Mantraning Sastra (173); Triwata Sastra (173); Kuswana Sastra(174). Pada h.ix terdapat keterangan bahwa naskah ini diterima dari R. Harjasutama, Yogyakarta, pada tanggal 15 Mei 1940. Keterangan tarikh penyalinan naskah belum ditemukan. Keterangan bibliografis tentang Suwelacala atau Selacala dapat dilihat pada Pigeaud 1970: 403 dan MSB/S.20, S.31."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.56-NR 500
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ari Prasetiyo
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S11714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parwatri Wahjono
"Kitab Candrarini adalah sebuah karya sastra wulang, sastra etik didaktik bagi wanita dalam lingkungan hidup berpoligami, agar perkawinannya langgeng, karena aib bagi wanita bila ia bercerai. Karya sastra anak zamannya ini ditulis tahun 1860, dalam masa kemegahan feodalisme di Surakarta, di mana penguasa dari yang paling atas sampai rakyat jelata menjalankan hidup berpoligami. Keadaan yang sedemikian inilah yang menyebabkan Sri Susuhunan Paku Buwana IX memerintahkan R.Ng.Ranggawarsita menulis ajaran untuk wanita, mengambil teladan lima isteri Arjuna, tiga orang dari kasta ksatria, dua orang putri pendeta, wanita cantik luar dalam. Mereka hidup rukun mengabdi suami. Ajaran ini merupakan katarsis bagi wanita yang dimadu. Penelitian ini mengemukakan tinjauan dari aspek sastra, religi, sejarah, politik, sosial dan psikologis, yang masing-masing memberi makna dan warna tersendiri. Kesimpulannya, kecantikan seorang wanita bukanlah pariwara lahiriah saja, melainkan juga semua yang terpancar dari dalam: rendah hati, sopan santun, welas asih, pengabdian dan perilaku yang halus. Itulah jalan untuk menyelamatkan dan memelihara kelanggengan kehidupan perkawinan. Ajaran ini tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan, abadi adanya.

The Book of Candrarini is an ethic didactical book for women in polygamist system, for the eternity of her marriage. It was a disgrace that a woman divorced. This book was the masterpiece of it?s era, written in 1860 in the glory of feodalism in Surakarta, where the authority, high officials and the very peoples did polygamy. That is why His Majesty Paku Buwana IX had Ranggawarsita to write an ethic didactic for women, with the five wives of Arjuna as the model: three princesses and two daughters of priest with very nice performance and gentle behaviour. They lived in harmony, devoted to their husband. The ethic didactic was a catharsis for women in concubine. This research observes Candrarini from its own internal aspects as literary, religious, historical, political, sociological and psychological aspect. The result is : Beauty of a woman does not lie so much in her external appearance as in her internal virtues like modesty, chastity, compassion, service and refined manners. That is the way to save and preserve the eternity of marriage?s life. The ethic is always up to date, everlasting, eternal."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Javanese literature contains many sex education. Having sex in the conception of Javanese society should be performed bay a married couple status. The sex purpose done is to have children or a children or a child...."
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini ialah melakukan pemetaan terhadap naskah SWI sekaligus mengungkap naskah SWI yang asli atau mendekati asli guna mendapatkan informasi mengenai SWI secara mendalam dan masif supaya bermanfaat untuk penelitian lebih lanjut. Ihwal tersebut tidak lepas dari naskah SWI yang jamak. Penelitian ini merupakan penelitian filologi yang berfokus pada tujuan kodikologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik analisis dokumen dan observasi. Teknik analisis dokumen diikhtiari dengan studi pustaka melalui berbagai katalog yang ada sekaligus mencari ragam informasi SWI melalui naskah yang ada sedangkan observasi dilakukan dengan mendatangi tempat penyimpanan naskah SWI."
JMN 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Parwatri Wahjono
"Kitab Candrarini adalah sebuah karya sastra wulang, sastra etik didaktik bagi wanita dalam lingkungan hidup berpoligami, agar perkawinannya langgeng, karena aib bagi wanita bila ia bercerai. Karya sastra anak zamannya ini ditulis tahun 1860, dalam masa kemegahan feodalisme di Surakarta, di mana penguasa dari yang paling atas sampai rakyat jelata menjalankan hidup berpoligami. Keadaan yang sedemikian inilah yang menyebabkan Sri Susuhunan Paku Buwana IX memerintahkan R.Ng.Ranggawarsita menulis ajaran untuk wanita, mengambil teladan lima isteri Arjuna, tiga orang dari kasta ksatria, dua orang putri pendeta, wanita cantik luar dalam. Mereka hidup rukun mengabdi suami. Ajaran ini merupakan katarsis bagi wanita yang dimadu. Penelitian ini mengemukakan tinjauan dari aspek sastra, religi, sejarah, politik, sosial dan psikologis, yang masing-masing memberi makna dan warna tersendiri. Kesimpulannya, kecantikan seorang wanita bukanlah pariwara lahiriah saja, melainkan juga semua yang terpancar dari dalam: rendah hati, sopan santun, welas asih, pengabdian dan perilaku yang halus. Itulah jalan untuk menyelamatkan dan memelihara kelanggengan kehidupan perkawinan. Ajaran ini tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan, abadi adanya.

The Book of Candrarini is an ethic didactical book for women in polygamist system, for the eternity of her marriage. It was a disgrace that a woman divorced. This book was the masterpiece of it?s era, written in 1860 in the glory of feodalism in Surakarta, where the authority, high officials and the very peoples did polygamy. That is why His Majesty Paku Buwana IX had Ranggawarsita to write an ethic didactic for women, with the five wives of Arjuna as the model: three princesses and two daughters of priest with very nice performance and gentle behaviour. They lived in harmony, devoted to their husband. The ethic didactic was a catharsis for women in concubine. This research observes Candrarini from its own internal aspects as literary, religious, historical, political, sociological and psychological aspect. The result is : Beauty of a woman does not lie so much in her external appearance as in her internal virtues like modesty, chastity, compassion, service and refined manners. That is the way to save and preserve the eternity of marriage?s life. The ethic is always up to date, everlasting, eternal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>