Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ki Padmasusastra
"Buku ini adalah buku petunjuk untuk hidup yang baik, atau ajaran untuk hidup yang baik. Hal-hal yang baik maupun yang buruk dikemukakan dalam buku ini. Hal-hal tersebut disajikan dalam bentuk daftar kata-kata yang tersusun alfabetis ha-na-ca-ra-ka, dan seterusnya."
Semarang: H.A. Benjamin, 1911
BKL.0504-PW 106
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi tiga macam teks. Teks pertama (h.22-24) berisi ajaran berbagai hal berkaitan dengan tingkah laku kehidupan sehari-hari, berdasarkan ajaran mistik Islam. Teks ini bermatra tunggal: kinanthi. Teks kedua berisi uraian tentang tugas dan wewenang aparat pemerintahan suatu negara. Dalam teks ini ditemukan kolofon selesainya penyalinan yang berbunyi, ?titi ring panurunipun, adicahya carik tubin, kagungan kangjeng Seh Driyah, asal sing Indu negeri, Pandawa Jrit swaraning rat [1775], mukaram dite marengi (h.24), atau bertepatan dengan bulan Januari 1847. Teks terdiri dari dua pupuh: 1) dhandhanggula; 2) sinom. Teks ketiga berisi tatacara menerima tamu dan perihal profesi seorang dukun. Pada teks ini juga ditemukan kolofon, tetapi tidak menyebutkan tahun penyalinan dan nama penyalinnya, hanya menyebutkan asal penyalin sebagai pejabat Kaparak kiwa, Kraton Surakarta. Teks terdiri dari dua pupuh: 3) megatruh; 4) kinanthi. Dari kolofon dua teks di atas, tampaknya ada suatu pertentangan keterangan. Pada teks kedua disebutkan bahwa nama penyalinnya adalah Adicahya, berasal dari Tuban. Pada teks ketiga disebutkan bahwa penyalinnya berasal dari Surakarta. Padahal bila melihat corak tulisannya yang berciri skriptorium Surakarta, ketiga teks yang ada tampaknya disalin oleh orang yang sama. Penyunting menduga bahwa teks yang kedua adalah hasil penyalinan kembali dari naskah karya Adicahya, seorang carik dari Tuban. Berdasarkan jenis kertas yang dipergunakan, tampaknya tahun aparatpenyalinan memang setelah tahun 1846 M, atau sekitar akhir abad ke-19. Di luar teks dijumpai keterangan yang tampaknya tidak berhubungan dengan teks pokok. Keterangan tersebut berisi ajaran agar memahami hukum, dan beberapa coretan tanpa makna yang jelas."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.57-B 21.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang dibeli Pigeaud di Surakarta pada 14 Oktober 1930 ini, telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra, pada Juni 1932 (h.i). Berdasarkan ringkasan tersebut dapat diketahui isi teks, yaitu secara garis besar berisi petunjuk/ajaran menurut suri tauladan para nabi maupun sultan tanah Arab pada masa lalu. Ajaran-ajaran tersebut antara lain tentang: tatacara suami dalam memberi nafkah kepada istrinya; ajaran bagi para ratu untuk dapat bersikap adil bijaksana; cerita Musa bin Imam Hasim Suleman yang tamak dan pelit, namun pada akhirnya menjadi sabar dan mendermakan seluruh kekayaannya; cerita tentang Sultan Iskandar Zulkarnain; keterangan tentang isi kitab tajusalatin; ringkasan kitab Johar Tokid tentang keutamaan surga, dan sebagainya. Daftar pupuh sebagai berikut: 1) kinanthi; 2) mijil; 3) megatruh; 4) dhandhanggula; 5) sinom; 6) pangkur 7); asmarandana; 8) maskumambang; 9) mijil; 10) durma; 11) kinanthi; 12) dhandhanggula; 13) megatruh; 14) sinom; 15) asmarandana; 16) girisa; 17) pangkur; 18) sinom; 19) kinanthi; 20) maskumambang; 21) asmarandana; 22) mijil; 23) sinom; 24) dhandhanggula; 25) sinom; 26) kinanthi; 27) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.63-NR 133
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini dibeli Pigeaud di Surakarta pada tahun 1930, dan dulu terdapat dalam koleksi FSUI, ternyata kini telah hilang. Namun naskah tersebut telah diringkas oleh Mandrasastra pada bulan Juli 1931. Ringkasan tersebut masih ada, dan tetap dimikrofilmkan oleh proyek naskah FSUI. Berdasarkan ringkasan tersebut diketahui bahwa, naskah yang hilang memuat teks yang menguraikan berbagai hal mengenai ajaran-ajaran filosofi Jawa, di antaranya adalah: ajaran tentang Asta Brata, cuplikan ajaran Nitisruti, manfaat dari mengurangi tidur,petikan dari suatu ajaran yang berguna untuk memantapkan tekad, piwulang Arung Binang. Selain ajaran-ajaran yang disebutkan di atas, juga terdapat mantra-mantra pasirepan, ngelmu pirasat, dan perhitungan hari bagi petani."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.101-NR 116
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi cerita tentang seorang anak muda bernama Jaka Sasana, ia minta ijin pergi mengembara untuk dapat belajar dengan baik. Dalam pengembaraannya, Jaka Sasana mendapat banyak pengalaman yang pada akhirnya membawa dirinya berhasil meraih keberhasilan; salah satunya dengan mempersunting Rara Sruti. Naskah yang dibeli Pigeaud di Yogyakarta pada 24 Februari 1933 ini, telah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra, pada Agustus 1933. Keterangan penulisan teks asli tidak diketahui."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.61-NR 234
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri dari lima teks, yaitu: primbon piwulang (pupuh 1-3, h.3-37); panitibaya (pupuh 4, h.40-49); widyawasita (pupuh 5-7, h.49-60); nitisastra (pupuh 8-9, h.60-70); dan piwulang putra (pupuh 10-15, h.71-87). Kelima teks tersebut secara garis besar berisi piwulang atau ajaran mengenai tatakrama, atau tatacara pergaulan, baik untuk anak maupun orang dewasa. Teks juga membicarakan masalah hubungan antara manusia dengan Allah, serta nasehat kepada orang tua pada saat mengajarkan budi pekerti yang baik kepada anaknya. Daftar pupuh selengkapnya sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) sinom; 3) gambuh; 4) pangkur; 5) dhandhanggula; 6) kinanthi; 7) dhandhanggula; 8) sinom; 9) dhandhanggula; 10) sinom; 11) asmarandana; 12) mijil; 13) pucung; 14) gambuh; 15) kinanthi. Naskah tampaknya disalin oleh dua orang, hal ini berdasarkan corak tulisannya yang berbeda antara h.3-46 dan h.46-88. Naskah rupa-rupanya terputus pada bagian depan dan belakangnya, karena bait pertamanya tidak lengakap, demikian pula bait terakhir. Pigeaud membeli naskah ini di Surakarta, pada tanggal 8 Juli 1930. Ringkasan naskah dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Juni 1932."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.66-NR 127
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan bunga rampai teks wulang yang isinya sebagain besar sudah sangat populer. Rincian teks-teks tersebut adalah sebagai berikut: 1) suluk ngelmu raos, gubahan Sri Suryapranawa (h.1-10); 2) serat wedhatama, gubahan Mangkunagaran IV (10-20); 3) serat kalathida, gubahan R.Ng. Ranggawarsita (21-24); 4) serat wulang putra, gubahan Mangkunagaran IV (24-31); 5) serat salokatama, gubahan Mangkunagaran IV (31-32); 6) serat wirawiyata, gubahan Mangkunagaran IV (32-42); 7) serat tripama, gubahan Mangkunagaran IV (43-44); 8) serat nayakawara (1 bait), gubahan Mangkunagaran IV (45); 9) rerepen pemuji harjaning praja (45); 10) serat wedhatama, gubahan Mangkunagaran IV, salinan R.M. Panji Pringgasaputra (60); 11) serat bratasunu, gubahan R.Ng. Yasadipura (64-95); 12) suluk bayanmani (98-100); 13) suluk johar mungkin (100-116); 14) suluk bayanmaot (116-129); 15) Babad Ranggawarsitan (129-133); 16) gancaran: mantra pengasihan, mantra amrih menang botohan, lan mantra amrih sinungan anak (133-135); 17) gancaran: wirid betal makmur, betal mukaram, betal mukadas, dan wirid tentang kematian (135-150); 18) gancaran: warni-warni bab esmu (151-155); 19) serat kramaleya, membahas perihal ilmu pedalangan (155-164); 20) pawukon, menerangkan nama-nama wuku dan neptu tahun (164-166); 21) serat kalathida, gubahan R.Ng. Ranggawarsita (166-171). Khusus teks wedhatama salinan R. Panji Pringgasaputra, bagian awal dimulai dari h.60 dan mengurut ke depan hingga h.46. Hal ini bukan disebabkan oleh kesalahan penjilidan, melainkan tampaknya merupakan kesengajaan penyalin. Berdasarkan catatan pada halaman awal naskah, dapat diketahui jika naskah ini dibeli oleh Pigeaud dari Van den Gracht di Surakarta, pada bulan Desember 1929. Naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan November 1930 (terlampir). Keterangan tentang naskah yang memuat berbagai teks suluk dan piwulang lihat deskripsi naskah FSUI/PW.99."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.68-NR 52
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Babatni Muhammad Ngadnan
"Buku piwulang Islam berisi tentang: 1. Iman (keimanan); 2. dongeng mengenai Imam Khana Filan (orang Dahri); 3. kewajiban manusia; 4. dongeng mengenai Nabi Musa ketika berguru pada Nabi Kilir; 5. kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri; 6. dunia-akhirat; 7. ikhtiar dan tawakal (bududaya lan sumendhe); 8. kewajiban manusia terhadap sesama; 9. dongeng tentang seorang saudagar bernama Tajir mempunyai putra bernama Najib yang baik kelakuannya."
Surakarta: Budi Utama, 1926
BKL.0411-CL 21
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
S. Hadiwiyata
"Buku Piwulang Fakih berisi pelajaran Fakih yang disajikan secara padat dan singkat. Diharapkan buku ini dapat digunakan baik bagi para guru dan orang tua dalam mengajarkan siswa dan putra-putrinya. Kitab Piwulang Fakih ini mengambil dari karya almarhum Seh Muhyiddinil Khayad. Disajikan dalam bahasa Jawa ngoko agar mudah dipahami."
[Place of publication not identified]: Worosoesilo Nurul Islam Al Balagh en Daroel'oeloem, [date of publication not identified]
BKL.0444-PW 101
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah majemuk terdiri atas pelbagai macam teks primbon, suluk, piwulang, sejarah dan lain-lain. Rincian isinya sebagai berikut: 1) Serat panitisastra (h.1-26). Versi teks piwulang ini ternyata masih lain lagi dengan versi-versi yang pernah diteliti oleh Sudewa (1991). Versi baru ini, yang disusun dalam bentuk macapat sebanyak enam pupuh, kemungkinan ditulis di Yogyakarta, berdasarkan fenomena sasmitaning tembang yang diletakkan pada awal tiap pupuh, bukan pada gatra terakhir. Cuplikan gatra seluruh awal pupuh sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) sinom; (3) pangkur; (4) mijil; (5) durma; (6) asmaradana.; 2) Ajisaka wulang (26-73). Teks piwulang, delapan pupuh. Uraian pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) asmaradana; (3) kinanthi; (4) sinom; (5) pucung; (6) dhandanggula; (7) sinom; (8) kinanthi.; 3) Babad sengkala (73-75). Mencantumkan nama-nama serta tarikh naik tahta para raja Jawa, dituangkan dalam enam bait tembang dhandanggula.; 4) babad sengkala (75). Mencantumkan nama para patih, mulai Sinuhun Mangkurat ing Tegal sampai dengan Mangkurat Kartasura, dituangkan dalam dua bait tembang dhandanggula.; 5) Suluk sahadat (75-112). Serangkaian uraian tentang rukun salat, nafi, isbat, mikraj, makna kata islam, malaekat, rapal basmallah, dan lain-lain sebagainya. Uraian ini disalin dari beberapa teks yang berbeda-beda, kemudian di gabung dalam naskah ini karena isinya mirip satu sama lain. Bagian teks ini terdiri atas tujuh pupuh: (1) asmaradana; (2) sinom; (3) dhandanggula; (4) dhandanggula; (5) girisa; (6) dhandanggual; (7) asmaradana.; 6) Enam bait dhandanggula dipetik dari Suluk Dewaruci, iatu tentang Werkudara bertemu dengan Dewaruci di dasar laut. Bait-bait ini pararel pupuh kelima dari teks Dewaruci yang dimuat di h.221-250 naskah ini, ialah teks no. 17 di bawah.; 7) Babad Dipanagara (114-!66). Teks ini dipetik dari riwayat Pangeran Dipanagara, terdiri atar dua pupuh. Rupanya dua pupuh ini dipetik dari versi Babd Dipanegara yang berbeda dengan versi cetak yang dikarang oleh Dipaneraga sendiri (lihat Pratelan I: 150-159). Daftar pupuh yang ada sebagai berikut: (1) sinom; (2) durma.; 8) Katuranggan kuda (166-174). Teks jenis primbon ini, tentang ciri-ciri kuda, bertembang macapat, dua pupuh yaitu: (1) mijil; (2) dhandanggula.; 9) Serat memule (174-186). Teks dalam bentuk prosa.; 10)Pepali-wewaler (186-192). Teks dalam bentuk prosa.; 11) Suluk wiwaha (192-193). Teks dalam bentuk prosa ini bukan suluk biasa, tetapi daftar nama tokoh-tokoh utama dari Arjunawiwaha yang dikerata (diartikan melalui analisis keratabasa). Nama-nama yang ditafsirkan itu termasuk Janaka, Mintaraga, Endrakila, Cipta Ening, Kalanadhah, Sarotama, Semar, Gareng, dan Kanthongbolong.; 12) Beberapa pengetan tentang tanggal dan peristiwa yang penting dalam pemberontakan Mangkubumi (193-194).; 13) Empat bait tembang sinom berisi pujian tentang HB I, berjudul Rumpakan Kaluhuranipun Sri Sultan Ngayogya I (194-195).; 14) Dafatr putra-putra HB I-IV (196-200).; 15) Kidung rumeksa ing wengi (206-213). 26 bait tembang dhandanggula (ana kidung rumeksa ing wengi, teguh ayu luputa ing lara).; 160 Padhanyangan (213-216). 14 bait tembang sinom (ingkang rumiyin bang wetan, Durga neluh Maospait).; 17) Suluk Dewaruci (221-250). Teks macapat terdiri atas enam pupuh sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) pangkur; (3) sinom; (4) durma; (5) dhandanggula; (6) girisa.; 18) Pepali Ki Ageng Sela (250-254). 25 bait tembang dhandanggula ( kuneng gantya Kya Geng Sela dupi, kapetengan mring jeng Sultan Demak).; 19) Suluk luwang (254-258). 30 bait tembang asmaradana (kasmaran wong doyan guling tan sesirah tur sungkanan).; 20) Suluk Nitipraja (258). 9 bait tembang dhamdanggula (kadya anilem segara geni rasaning driya datan mengkatan).; 21) Suluk rancang (258-259). Suluk kecil ini menerangkan tentang arti rapal bis sebagai unsur dalam kalimat basmallah, lima bait tembang dhandanggula (yata raos ingkang tulis, sangking Kitap Suluk Rancang).; 22) Suluk sirul murtat (259-260). 13 bait tembang megatruh (Suluk sirul murtat kang sekar megatruh, nurun serat suluk ninggih).; 23) Suluk johar mukmin 92560-262). 15 bait tembang dhandanggula (duk rinipta sekar dhandanggula gendhis, Kitab Johar Mukmin kang ginandhang).; 24) Dalil ngelmu bab pasemoning Allah lan Rasul (260-263). 16 bait tembang gambuh (warnanen daliling ngelmu, ing tegese dalil puniku tuduh).; 25) Suluk sirul (264-268). 43 bait megatruh (kang kocapa wau Serat Suluk Sirul, lampahing guru winarni).; 26) Suluk: katrangan bab masalah warni-warni (268-318). Kumpulan teks kecil tentang bermacam-macam masalah berkaitan dengan istilah-istilah Arab, pengertian dan pelaksanaan hukum fiqh, maksud dari hidup dan mati, gagasan-gagasan mistik tentang Allah, dan sebagainya. Teks bagian ini terdiri atas 19 pupuh, sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) pucung; (3) megatruh; (4) durma; (5) pangkur; (6) sinom; (7) pucung; (8) mijil; (9) dhandanggula; (10) girisa; (11) dhandanggula; (12) asmaradana; (13) maskumambang; (14) wirangrong; (15) dhandanggula; (16) maskumambang; (17) dhandanggula; (18) sinom; (19) dhandanggula. Naskah ini tidak terlalu tua. Melihat kertas yang digunakan serta haya tulisannya dapat diperkirakan bahwa penyalinannya berlangsung tahun 1920-1930an, kemungkinan di Yogyakarta. Siapa penyusun atau penyalin naskah tidak diketahui dengan jelas. Namun demukian, dari gejala literer yang sangat khas, yaitu dimuatnya sasmitaning tembang pada gatra pertama setiap pupuh dan bukan pada gatra terakhir sebelumnya, maka dapat diperkirakan bahwa teks-teks ini disusun dan disadur oleh pengarang dari lingkungan Pakualaman, Yogyakarta. Naskah diperoleh Th. Pigeaud pada tanggal 24 Februari 1933. Ringkasan naskah pernah dibuat oleh Mandrasastra, sebanyak 15 halaman, pada bulan Agustus 1933, sekarang tersisip dalam naskahnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.5-NR 233
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>