Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Buku ini berisi mengenai cerita Gadadara dari awal sampai dia mendapatkan wahyu sampai meninggalnya. Dan kisah ini digubah dalam tembang macapat. Ajaran mengenai nama-nama dan sifat dari Allah. Bab ini diuraikan secara Tanya jawab. Dijelaskan nama Allah kemudian uraiannya misalkan, Allah itu Maha Agung, bahwa kekuasaannya tidak ada batasannya. Apa yang mencirikan bahwa Allah berada di hati seorang mukmin. Bagian yang menguraikan mengenai siapa yang dikasihi Allah yaitu nabi dan rasul. Bahwa manusia di muka bumi ini harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan agamanya masing-masing. Seorang harus bisa menempatkan dirinya pada ajaran agamnya sendiri. Ajaran kepada para murid dengan pralambang tanda yang terlihat mata."
Weltevreden: Indonesische Drukkerij, 1921
BKL.0366-CI 12
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Mangun Widjaja Mangunwidjaja
Surakarta Rusche 1916
D 899.26 M 23
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Weltevreden: Volkslectuur, 1924
D 899.21 K 24
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Langit Kresna Hariadi, 1959-
Yogyakarta: Tinta, 2004
899.221 LAN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. (Raden Ngabehi) Ranggawarsita
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1983
899.22 RAN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mangunsalaga
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
899.232 MAN k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi versi Serat Rama, merupakan alih aksara dari sebuah lontar yang tidak diidentifikasikan dengan jelas, walau disebutkan berasal dari Sawabe (?), Yogyakarta. Lihat FSUI/CP.56 yang berisi ringkasan Mandrasastra dari naskah yang sama. Dalam menurun naskah ini, penyalin menambahkan catatan-catatan perbandingan tentang dua naskah lain, ialah Serat Rama Pegon (milik Klaverweiden, mungkin FSUI/CP.66) dan Serat Kandha Rama (milik Scholte, FSUI/CP.60). Naskah ini pada setiap halamannya terbagi atas tiga kolom, sisanya kolom di sebelah kaijan digunakan untuk menulis teks, sedangkan di samping kiri dipakai sebagai catatan pembetulan teks yang ditulis (dengan pensil), karena teks yang ditulis dengan tinta hitam ini banyak sekali kesalahannya, terutama pemenggalan bait dan perubahan kata-katanya. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) sinom; (5) pangkur; (6) asmarandana; (7) dhandhanggula; (8) pangkur; (9) asmarandana; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) asmarandana; (13) kinanthi; (14) sinom; (15) dhandhanggula; (16) asmarandana; (17) pangkur; (18) dhandhanggula; (19) sinom; (20) kinanthi; (21) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.55-A 2.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar ini berisi teks Rama Parasu, diawali dengan kisah asmara antara Anggaraparna dengan Remuka. Perjumpaan rahasia ini terjadi di Nandanawana, sebuah taman sari berdekatan dengan kraton Indra. Dewa Indra mengutus sejumlah apsara untuk menangkap keduanya. Anggaraparna dapat meloloskan diri, sedangkan Remuka tertangkap dan ditahan di kraton Indra. Anggaraparna mengembara ke hutan dan akhirnya minta perlindungan raja Arjuna Sasrabahu, bersama-sama para raja sekutu, seperti raja Metila, Anggapati, Kamboja, Susena, dan lain-lain. Teks dilanjutkan dengan upacara pesta korban yang diprakarsai Dewa Indra. Upacara dilakukan untuk menangkal bahaya yang mengancam dari pibak Arjuna Sasrabahu beserta para sekutunya. Dalam pesta itu, Dewa Indra mengundang Jamadagni dan berhasil membujuknya untuk mengawini Remuka. Pada sebuah pertapaan di tepi sungai Serayu, Remuka melahirkan seorang putra bernama Rama Bhargawa (Rama Parasu), yang gagah perkasa dan sangat pandai dalam hal memanah. Berita ini terdengar oleh Arjuna Sasrabahu. Akhirnya dengan para raja sekutunya, sang raja bersiap-siap untuk menyerang Indra. Sementara itu, Anggaraparna secara diam-diam pergi ke sungai Serayu dengan maksud untuk bunuh diri. Di sungai ini mereka berjumpa dan melepaskan segala rasa rindu, namun mereka dipergoki sehingga dikejar-kejar musuh. Kejadian ini didengar oleh raja Arjuna Sasrabahu, dan bersama para sekutunya berusaha menolong kedua insan tersebut. Meletuslah perang besar antara pihak Arjuna Sasrabahu dengan pihak Dewa Indra. Dalam peperangan tersebut, Arjuna Sasrabahu dapat dibunuh oleh Rama Bhargawa, yang menampakkan diri sebagai Dewa Wisnu. Untuk teks-teks lain dengan judul Rama Parasu, dapat dilihat pada katalog Girardet, no. 10550, 10640, 30930, 30985, 60680, 60830; Pigeaud 1970: 359; Kirtya no. 586; Juynboll II: 6, 413, 501 (Arjuna Sasrabahu); MSB/W.28. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak disebutkan secara jelas. Pada halaman 88b menyebutkan bahwa naskah ini milik I Gusti Putu Jlantik, di Singaraja tahun 1909. Pada h.la terdapat catatan tambahan dengan tulisan Latin (t.t) dan Bali, menyebutkan rama parasoe, rama prasu wijaya, jlantik, 1895, magang bestir residen. Berdasarkan data tersebut, kiranya naskah disalin atau diprakarsai (?) oleh I Gusti putu Jlantik di Singaraja Bali atau teks disalin pada tahun 1895 dan sejak tahun 1909 naskah ini menjadi milik beliau (Jlantik)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.73-LT 221
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ?Serat Rama? ini menceritakan tentang Sri Rama berperang melawan Prabu Dasamuka di Alengka, sampai dengan kembalinya Sri Rama ke Ayodya."
Semarang/Surabaya: G.C.T. van Dorp, 1911
BKL.1094-CW 39
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
294.592 2 SER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>