Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Serat hidayat ini berisi mengenai nasihat untuk mengetahui sangkan paran zat sejati. Ilmu-ilmu tersebut dipaparkan melalui Dewa Ruci. Disebutkan perumpamaan bahwa sarengat letaknya di mulut, tarekat letaknya di hidung, hakekat letaknya di telinga, dan makrifat letaknya di mata."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.16-KT 50
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Kusnul Yakin
"Penelitian terhadap kecurangan akademis yang dikaitkan dengan moral belum pernah dilakukan oleh satupun mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang ingin menyelesaikan tugas akhirnya. Secara teoritis, moral adalah salah satu faktor internal yang secara signifikan mempengaruhi kecurangan akademis. Sekalipun sederhana, konsep moral sangat sulit untuk diteliti secara empiris. Kebanyakan orang akan menghindari penilaian "melawan moral." Penelitian ini merupakan upaya untuk mengisi kekosongan di atas dan diharapkan menjadi pendahuluan bagi penelitian sejenis yang lebih tajam terhadap hubungan di antara moral dan kecurangan akademis. Sejumlah topik tentang moral misalnya adalah penilaian moral (moral judgment), sikap moral (moral attitudes) nilai moral (moral values), kemunafikan moral (moral hypocr/sy), dan mekanisme pelepasan standar moral (moral d/sengogement mechanisms). Dalam penelitian ini sejumlah teori moral yang berbeda digunakan menjadi sebuah bangunan teori yang bersifat komplementer, dan berupaya mengungkapkan kemungkinan adanya hubungan positif antara sikap moral permisif dengan kecurangan akademis.. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan dua skala pengukuran yang secara khusus didisain untuk penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan secara nort probabilitas dengan teknik insidental. Semua data diolah dengan menggunakan SPSS 10 far Windows.
Dari hasil akhir penelitian diperoleh kesimpulan adanya hubungan yang kuat antara sikap moral permisif dan kecurangan akademis. Koefisien korelasi dengan menggunakan Pearson's Product A^oment adalah sebesar 0,43 pada level signifikansi di bawah 1% (0,01). Sebagai pembanding, dengan menggunakan Spearman's Rho diperoleh koefisien sebesar 0,326 dengan level signifikansi yang sama. Dengan demikian tidak ada keraguan untuk menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol.
Sedangkan temuan tambahan dengan menggunakan uji t diperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata dari kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan yang berarti dalam keduanya; kecurangan akademis dan sikap moral permisif. Toleransi mahaslswa laki-laki terhadap isu-isu moral yang diperdebatkan lebih tinggi dari mahasiswa perempuan dengan level signifikansi kurang dari 0,01 (0,00). Dan kecurangan akademis pada mahasiswa laki-laki juga lebih tinggi dari mahasiswa perempuan dengan level signifikansi kurang dari 0,05 (0,02).
Maka tingginya kecenderungan sikap moral permisif akan diikuti oleh tingginya intensitas kecurangan akademis. Dan sebaliknya, rendahnya kecenderungan pada sikap moral permisif akan diikuti pula oleh rendahnya intensitas untuk melakukan kecurangan akademis.
Sejumlah saran untuk penelitian lebih lanjut antara lain adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan kriteria eksternal terhadap kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini, penajaman pada salah satu teori moral kontemporer {Moral Hypocrisy dan Moral Diserigagement Mechar^isms), melakukan penelitian atas sejumlah modal-modal intervensi yang disebutkan secara lebih rinci dalam bab saran guna mereduksi fenomena kecurangan akademis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Martha Tresia
"Skripsi ini meneliti hubungan antara peran guru dan sosialisasi peer group terhadap perilaku menyontek siswa ketika ujian di kelas, yang memperbandingkan hubungan tersebut dalam perbedaan jenis sekolah dan kelas siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang eksplanatif untuk menjelaskan hubungan antarvariabel tersebut. Hasil penelitian menemukan bahwa peran guru dan sosialisasi peer group tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku menyontek siswa ketika ujian. Siswa cenderung bersikap rasional dalam mencapai tujuan untuk memperoleh nilai baik. Meski begitu, perbedaan kelas siswa dan jenis sekolah antara sekolah non-keagamaan dan sekolah keagamaan yang menjadi objek penelitian memberi pengaruh terhadap hubungan tersebut.

This thesis examine the relation between teacher’s roles and peer group socialization toward the student tendency in cheating attitude, which compared that relation in two different school type and different student class-level. This thesis is explanative quantitative research. The findings are teacher's roles and peer group socialization have no significant effect toward the student tendency in cheating attitude. Students tend to become rational to pursue the goal, that is to reach the good school grades. Although, the difference in student class-level and school type between the state-owned and the religious-private that became the object research, gave effects toward the relations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C. Asri Budiningsih
Jakarta: Rineka Cipta, 2004
370.114 ASR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Facing the rapid changing the world, concern on the future of the nation in increasing. This is due to the fact that a lot of practices in schools, families, as well as in society do not conform with etical conduct, moral, and good manner that are universally accepted by human being. Therefore, all people who concern on the future of the nation, especially educators, should aware of the importance of character education, in order to save the future generation from moral degradation. Related to the prpblem, this article aims at trigerring the awareness of educator to the importance of character education, by discussing the conceptual meanings (what, why, and how) of character education, then followed by the possibility for implementation, and ended with the implication on education and teacher education.
"
JPUT 10:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Arah perjalanan bangsa, yang dinamis bergerak maju menuju pemberdayaan sumber daya manusia dan keberlanjutan pembangunan yang harmoni, memerlukan peran seorang pemimpin bangsa yang disegani. Pemimpin yang cerdas sekaligus unggul. Pemimpin yang memiliki integritas, virtue, dan kecerdasan emosi serta harus dilengkapi dengan sikap kritis dan jiwa empatik. Selain itu, tantangan untuk menjawab kebutuhan pada era of limit dan ketegangan global menuntut karakter karakter kepemimpinan baru, pemimpin yang kontekstual dan mampu melihat permasalahan dasar bangsa secara kritis dan penuh empati, kemudian mengelola permasalahan menjadi peluang secara kreatif dan inspiratif. Paparan di atas melahirkan satu pertanyaan mendasar: siapakah yang akan menjadi pemimpin Indonesia era dua dasawarsa mendatang? Sudahkah kita bergerak menuju pembangunan karakter mereka berdasarkan kebutuhan era of limit dan ketegangan global? Generasi muda saat ini adalah angkatan krja produktif era dua dasawarsa mendatang. Perubahan sekecil apapun pada generasi muda, akan berdampak besar bagi kelangsungan bangsa dalam rentang waktu 20 tahun kemudian. Sangat beralasan, apabila mulai saat ini, segala perhatian secara terus menerus diberikan bagi pengembangan dan pemberdayaan generasi muda. Hal ini harus menjadi agenda utama dalam setiap lini pembangunan sumber daya manusia, karena masa depan bangsa ditumpukan pada kualitas generasi muda saat kini. Generasi muda Indonesia memerlukan ruang kreatif dan dinamika inspiratif untuk menumbuhkan sikap kritis dan jiwa empatik."
330 ASCSM 7 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Puspita Sari
"Pendidikan moral di Jepang merupakan salah satu penelitian yang menarik untuk dikaji baik dilihat dari sejarahnya, dan berbagai kasus yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Pendidikan moral di Jepang merupakan salah satu bagian terpenting dalam pendidikan yang diberikan di sekolah terutama pada tingkat SD dan SMP. Pendidikan moral yang diberikan di sekolah Jepang semua sama dan seragam yang berdasarkan pada Gakushu Shido Yoryo (Garis Besar Panduan Belajar) yang telah ditetapkan oleh Monbukagakusho (Departemen pendidikan). Selain itu, pendidikan moral yang diberikan tercermin dalam berbagai kegiatan siswa di dalam sekolah, yang banyak memberikan nilai positif bagi perkembangan intelejensia dan kepribadian anak. Skripsi ini dibuat dengan menggunakan metode deskriptif analisis, dengan menggunakan berbagai data dan informasi dari berbagai buku dan media lainnya yang kemudian menganalisanya. Dalam Analisa terlihat bahwa pendidikan moral ini ternyata mendapat banyak hambatan dengan terjadinya benturan-benturan nilai yang terjadi karena adanya nilai_-nilai yang tidak lagi sejalan antara yang diberikan di sekolah dengan yang ada di dalam keluarga dan masyarakat, terlebih lagi dengan semakin pesatnya kemajuan jaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah banyak merubah berbagai kebiasaan dan nilai-nilai yang dulu dianut. Skripsi ini kiranya dapat rnenarik perhatian bagi para kritikus dan para pemerhati pendidikan dan para peneliti studi tentang Jepang untuk dapat menggali lebih dalam lagi mengenai peran penting pendidikan moral di sekolah dalam pembentukan kepribadian dan karakter anak. Skripsi ini kiranya juga dapat membuka wawasan bagi para pemerhati pendidikan di Indonesia untuk dapat belajar dari kesuksesan dan berbagai hambatan yang dihadapi Jepang untuk dapat mempersiapkan anak-anak mereka sebagai generasi penerus bangsa dan melihat betapa besar dan pentingnya arti pendidikan bagi masa depan bangsa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendidikan karakter dan budaya bangsa merupakan gagasan inovatif, futuristik dan kontributif bagi kemajuan pembangunan sektor pendidikan dan peradaban bangsa di tengah ancaman krisis identitas serta jati diri. Krisis identitas dan jati diri bangsa sebagaimana dimaksud hadir dalam bentuk yang membahayakan serta mengancam integritas bangsa Indonesia. Perihal ini tidak bisa dipungkiri mengingat bahwa lebih dari setengah abad bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat, Namun, hal itu ternyata belum menjadi jaminan untuk terbebas dari realitas yang serba bertolak belakang. Kemerdekaan dalam perjalanan bangsa ini hanya dimaknai sebagai kebangsaan yang serba semu, karena pengalaman panjang untuk meraihnya serta perjuangan pembentukan bangsa ini tidak lagi menjadi sumber kearifan. Bahkan pengalaman sejarah tersebut senantiasa dimanipulasi sebagai alat legitimasi kekuasaan belaka. Apalah artinya kelampauan kalau tidak menambah pemahaman dan kearifan bangsa tentang hari kini dan memberikan wawasan bagi pembentukan visi masa depan bangsa dalam mengatasi beragam konflik sosial yang saat ini terjadi. Dalam penulisan karya ini penulis memaparkan ada dua variabel krisis yang di kedepankan. Pertama, krisis identitas dan jati diri. Krisis identitas hadir dalam bentuk meluntur dan mengikisnya jiwa nasionalisme, etika, sopan santun dikalangan generasi muda terhadap bangsa dan negara. Berdasarkan hasil survey Litbang Kompas menunjukkan bahwa 80,7% menyatakan sopan santun di kalangan anak muda makin rendah. Sementara 7,9% yang menyatakan sopan santu anak muda makin tinggi. Kedua, krisis jati diri bangsa hadir dalam wujud terkikisnya ninlai-nilai dan dasar falsafah Pancasila sebagai modal paradigmatik pembangunan bangsa."
330 ASCSM 19 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain atau anggtoa kelompok dalam untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam sebuah kelompok hingga negara, pasti membutuhkan pemimpin untuk mencapai tujuan bangsa dan negara. Jika berbicara tentang daya saing (competitiveness), bangsa Indonesia masih tertinggal dengan beberapa negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, China dan Korea Selatan. Buruknya daya saing disebabkan kurang bagusnya pilar pendukung daya saing nasional. Daya saing yang buruk selalu diikuti dengan kompetensi yang kurang bagus. Untuk membentuk pemimpin berkualitas, maka dibutuhkan sekolah kepemimpinan nasional diberbagai penjuru tanah air. Sekolah kepemimpiann nasional bertujuan untuk mendidik pemimpin muda berkualitas menjadi pemimpin masa depan yang lebih berkualitas. Sekolah kepemimpinan nasional memiliki visi dan misi untuk mendorong tumbuhnya generasi pemimpin masa depan Indonesia. Implementasi sekolah kepemimpinan nasional dalam satu hingga tiga dekade kedepan akan memberikan lompatan sejarah bagi Indonesia, yaitu menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi.
"
330 ASCSM 7 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan peran pendidikan dan kebudayaan dalam pembangunan karakter dan peradaban bangsa Indonesia yang majemuk. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang leadershipterdiri dari berbagai budaya suku bangsa (multicultural) haruslah memiliki kemampuan dan kekuatan dalam membangun negaranya untuk menjadi negara yang satu dalam keberagaman (unity in diversity). Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peranan pendidikan dan budaya. Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan dan juga budaya suatu bangsa terkusus Bangsa Indonesia sangat penting dalam pembangunan karakter dan juga peradabannya. Dimana melalui peranan pendidikan dan budaya tersebut, semangat persatuan yang kokoh dan juga toleransi yang tinggi antara budaya yang beragam tersebut bisa tercipta sehingga karakter dan peradabannya mengarah pada perubahan yang positif. Secara spesifiknya, nilai-nilai moral dan etika di kalangan warga bangsa baik secara individu maupun kelompok dapat tercapai, hal inilah yang menjadi perisai bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Nilai moral dan etika ini sangat erat kaitannya dengan kekuatan Bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia yang berkarakter dan beradap, dimana hal tersebut bisa terwujud dengan mengoptimalkan peranan pendidikan dan budaya."
330 ASCSM 27 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>