Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16054 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks ini berisi tentang Raja Jenggala Panji Asmarabangun, mempunyai anak bernama Jaka Sumilir. Anaknya diculik oleh Parang Kencana. Cerita berakhir dengan terbunuhnya Putri Kamboja."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.4-KP 34
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks roman Islam yang bercerita tentang perjalanan hidup seorang anak bernama Jaka Nastapa. Ada dua orang suami istri yang sangat merindukan hadirnya seorang anak. Setelah melalui berbagai macam usaha ia berhasil mendapatkannya. Anak itu diberi nama Jaka Nastapa. Ketika kecil Jaka Nastapa sudah memperlihatkan keinginannya untuk menjadi raja, hal ini sangat merisaukan orang tuanya karena apabila raja yang memerintah mendengar, maka mereka sekeluarga akan dibunuh. Dengan berat hati mereka melepaskan anak agar berlayar seorang diri ditengah lautan. Dengan berbagai pengalaman akhirnya Jaka Nastapa berhasil menjadi raja Bagdad. Untuk ringkasan lebih lengkap lihat Vreede 1892: 201-202. Bandingkan pula deskripsi naskah MSB/L.147 dalam Behrend 1990: 300-301. 1) asmaradana; 2) dhandanggula; 3) pangkur; 4) maskumambang; 5) mijil; 6) asmaradana; 7) durma; 8) dhandanggula; 9) pangkur; 10) wirangrong; 11) sinom; 12) dhandanggula; 13) asmaradana; 14) mijil; 15) kinanthi; 16) pangkur; 17) durma; 18) asmaradana; 19) sinom; 20) dhandanggula; 21) mijil; 22) pangkur; 23) megatruh; 24) asmaradana; 25) gambuh. Naskah ini merupakan alih aksara dari naskah LOr 2138, yang dilakukan oleh staf Panti Boedaja pada tahun 1935. Ada tiga eksemplar lagi dari salinan ketikan ini, yaitu G 100, LOr 6753, dan MSB/L.147. Bobon naskah ini berasal dari Gresik, dan Pigeaud (1967: 121) berpendapat bahwa teks ini juga dikarang di daerah Giri Gresik itu. Pada bait pertama terdapat tarikh penulisan atau penyalinan (?), ialah Minggu Paing, 22 Sela, Dal 1751 (yaitu 18 Juli 1824). Menurut catatan pada naskah aslinya, LOr 2138 disalin oleh seorang yang bernama Suraastra', yang diberi imbalan sebesar satu batu langkung 25 ketheng. Selain bahasa Jawa, bahasa Melayu juga sering digunakan dalam naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.32-G 100
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi catatan tentang teks Serat Jaka Nastapa (saking Pasisir Ler) yang termuat dalam naskah BR 405. Terdiri atas cuplikan awal dan akhir teks, daftar pupuh (sebanyak 25 pupuh), catatan umum, serta ringkasan alur cerita pupuh per pupuh. Dibuat oleh R.Ng. Poerbatjaraka (atau stafnya) di Batavia. Naskah diterima oleh Pigeaud pada bulan Desember 1931. Lihat juga dokumen R-036, untuk sebuah eksemplar lain dari naskah ketikan ini. Teks ini satu versi dengan Jaka Nastapa pada CI.32, genap 25 pupuh."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.33-L 6.18
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Sastra roman historis yang menceritakan tentang percintaan Jaka Pangasih (anak angkat Tumenggung Wiraguna di Mataram) dengan Rara Supranti. Teks diawali dengan persiapan perkawinan Rara Supranti, ialah wanita cantik pedagang kuluk kanigara dari desa Terbaya, dengan Encik Semangil, seorang adipati di Pandanarang. Cerita berakhir dengan perkawinan Rara Supranti dengan Jaka Pangasih. Cerita Jaka Pangasih ini pernah juga disadur untuk pertunjukan Langendriyan sekitar tahun 1870an di Surakarta (Pigeaud 1968: 417, ttg. LOr 6787)). Menurut catatan Pigeaud (1967: 258), Serat Jaka Pangasih ini merupakan lanjutan dari Pranacitra dan dikarang oleh Yasadipura II (Sastranagara). Naskah CH.17 ini berisi tujuh teks, yaitu: Lampahan Jaka Pangasih, Lampahan Suryakusuma Rarianom, Lampahan Jaka Sundhang Mulya, Lampahan Anglingdarma, Lampahan Kemarsih, Lampahan Joharmanik, dan Lampahan Candrakirana. Naskah dibeli oleh Pigeaud di Surakarta pada tanggal 14 Mei 1932, dari R.M.Ng. Sumahatmaka. Pada bulan Januari 1933 naskah disalin aksara oleh staf Panti Boedaja. Untuk salinan ketikan naskah tersebut lihat: PNRI/G 98, MSB/L.148, LOr 6688, dan FSUI/CH.18. Ringkasan naskah ini juga ada, buatan Mandrasastra; lihat FSUI/WY.122 untuk ringkasan tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.17-NR 183
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Salinan alih aksara teks Jaka Pangasih dari FSUI/CH.17. Lihat deskripsi naskah CH.17 tersebut untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.18-G 98
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini merupakan roman Islam yang berlatar belakang kerajaan Mesir. Dalam teks diceritakan tentang perjalanan hidup seorang anak janda miskin bernama Jaka Prataka yang mengembara untuk mendapatkan gajah putih berkepala empat. Pada akhirnya ia berhasil mendapatkan gajah putih itu dan menjadi raja di Mesir. Versi Jaka Prataka pada naskah ini sama dengan KBG 407, yang sedikit berbeda dengan KBG 451. Lihat Poerbatjaraka dkk 1950: 86-87 untuk keterangan tentang persamaan maupun perbedaan kedua versi tersebut. Adapun teks CI.34 ini sedikit lebih panjang dari KBG 407. Setelah pupuh 33 (sama dengan pupuh 34 pada KBG 451), urutan pupuh selebihnya sebagai berikut: 34. sinom; 35. durma; 36. asmaradana; 37. pangkur. Naskah ini berupa salinan ketikan dari naskah pegon LOr 2017. Lihat Vreede 1892: 196-197 untuk ringkasan naskah babon. Tentang naskah-naskah Jaka Prataka (atau Jaka Prantaka, atau Serat Prabu Lelana) yang lain, lihat Poerbatjaraka dkk. (1950: 84-85) dan Behrend 1990: 302-303. Jumlah naskah Jaka Prataka sedikitnya 15, yaitu: LOr 2007, 2017, 2195, 11.025, CB 19 (Koleksi Madura, C.C. Berg) dan dHMvO 989 (Museum voor het Onderwijs, Den Haag) di Belanda; KBG 407, 426, 435, 451a, 451b, Br393, Br447; MSB/L.149; dan FSUI/CI.34, CI.36."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.34-G 63
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi ringkasan dari FSUI/CI.34 yang dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Maret 1941. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah CI.34 tersebut."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.34a-L 12.20
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Serat Jaka Prataka yang resensinya sangat berbeda dengan CI.34 di atas. Perbedaan tersebut antara lain, teks ini menceritakan pertempuran antara balatentara Derwis dengan balatentara Sri Klana, hingga pertemuan Sri Klana dengan para putri yang kemudian menjadi istrinya. Dengan demikian, isi teks nampaknya menyimpang jauh dari cerita pokok tentang Jaka Prataka, sehingga meragukan identitasnya. Tetapi karena penulis/penyalin dengan sangat jelas menamakannya demikian, maka judul tersebut kami pertahankan. Berikut daftar pupuh naskah ini, 1) asmaradana; 2) pangkur; 3) gambuh; 4) durma; 5) kinanthi; 6) pucung; 7) megatruh; 8) dhandanggula; 9) sinom; 10) asmaradana; 11) mijil; 12) pangkur; 13) gambuh; 14) durma; 15) dhandanggula; 16) kinanthi; 17) mijil; 18) sinom; 19) asmaradana; 20) pangkur; 21) durma; 22) gambuh; 23) dhandanggula; 24) kinanthi; 25) mijil; 26) sinom; 27) asmaradana; 28) megatruh; 29) durma; 30) gambuh; 31) pangkur; 32) pucung; 33) kinanthi; 34) sinom; 35) asmaradana; 36) durma; 37) pangkur; 38) dhandanggula; 39) mijil; 40) gambuh; 41) pucung; 42) pangkur; 43) asmaradana; 44) megatruh; 45) kinanthi; 46) durma; 47) kinanthi; 48) dhandanggula; 49) gambuh; 50) pucung; 51) asmaradana; 52) sinom; 53) durma; 54) megatruh; 55) mijil; 56) kinanthi; 57) dhandanggula; 58) maskumambang; 59) gambuh; 60) pangkur; 61) asmaradana; 62) sinom; 63) megatruh; 64) mijil; 65) kinanthi; 66) durma; 67) pangkur; 68) gambuh; 69) dhandanggula; 70) asmaradana. Menurut keterangan kolofon, naskah disalin antara 8 Agustus 1903 sampai dengan 10 Juni 1904, oleh R.T. Sasradipura. Tempat penyalinan tidak disebutkan. Dalam naskah ini terdapat 18 halaman yang dihiasi dengan rerenggan cetak dalam bentuk wadana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.36-NR 164
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Serat Jaka Semangun, yaitu cerita tentang kepahlawanan seorang tokoh benama Jaka Semangun yang hidup pada jaman Nabi Muhammad. Kehidupan tokoh ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad sehingga segala peristiwa ataupun kejadian-kejadian yang menyangkut kehidupan Nabi Muhammad dan keluarganya termasuk juga usaha pengembangan Islam pada masa itu terliput di dalamnya. Pada naskah yang sangat menarik ini, hampir semua episode cerita ditampilkan melalui gambar yang cukup bagus dan berwarna, sehingga memudahkan pembaca mengikuti alur ceritanya. (Lihat gbr. 4-8, 11, 16, 36, 37 & 50 dalam jilid ini.) 1) dhandanggula; 2) mijil; 3) sinom; 4) asmaradana; 5) durma; 6) pangkur; 7) dhandanggula; 8) kinanthi; 9) megatruh; 10) mijil; 11) durma; 12) gambuh; 13) pucung; 14) sinom; 15) kinanthi; 16) pangkur; 17) dhandanggula; 18) sinom; 19) durma; 20) kinanthi; 21) sinom; 22) gambuh; 23) pangkur; 24) dhandanggula; 25) sinom; 26) maskumambang; 27) durma; 28) pangkur; 29) megatruh; 30) wirangrong; 31) sinom; 32) pangkur; 33) durma; 34) pangkur; 35) maskumambang; 36) sinom; 37) pucung; 38) kinanthi; 39) dhandanggula; 40) pangkur; 41) asmaradana; 42) sinom; 43) pucung; 44) kinanthi; 45) megatruh; 46) gambuh; 47) maskumambang; 48) wirangrong; 50) mijil; 51) dhandanggula; 52) girisa; 53) ?; 54) gambuh; 55) asmaradana; 56) mijil; 57) pangkur; 58) asmaradana; 59) sinom; 60) kinanthi; 61) pucung; 62) dhandanggula; 63) durma; 64) dhandanggula. Kolofon menyebutkan hari Sabtu, 26 Sawal, Je 1800 (8 Januari 1872). Akan tetapi data kronometris yang diberikan keliru (misalnya 1800 adalah tahun Be, bukan Je, windu yang dicantumkan juga salah). Namun demikian, sebagai patokan dapat dikatakan bahwa teks ini dibuat sekitar tahun 1870an. Hal ini juga terlihat dari ciri-ciri kertas yang dipergunakan dalam naskah ini. Menurut catatan Pigeaud pada h.i, naskah ini dibeli di Yogyakarta pada bulan Maret 1943 yang sebelumnya adalah milik Saudara Sugiman di Danurejan, Yogyakarta. Dan pada bulan Mei 1934 teks naskah ini pun telah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.38-NR 261
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi salinan teks historis legendaris berjudul Cariyosipun Jaka Thule. Naskah dikoleksikan (atau disalin?) oleh Kiliaan-Charpentier, kemudian dibeli oleh Pigeaud pada tahun 1927. Versi teks inityang tersusun dalam 17 pupuh, persis sama dengan LOr 4944. Bandingkan Juynboll 1911:119 dan Pigeaud 1968:250 tentang naskah tersebut. Lihat juga keterangan Pigeaud tentang teks ini pada umumnya 1967::136). Daftar pupuh: (1) durma; (2) kinanthi; (3) mijil; (4) asmarandana; (5) pangkur; (6) durma; (7) kinanthi; (8) pangkur; (9) sinom; (10) asmarandana; (11) sinom; (12) mijil; (13) dhandhanggula; (14) durma; (15) pangkur; (16) maskumambang; (17) sinom. Alur cerita sebagai berikut: Cerita dimulai dari kelahirannya si Jaka Thule dan Widi, lalu pengembaraan mereka berdua dalam mencari orang tuanya yang bernama Pandung Siluman. Dalam pengembaraannya Jaka Thule diasuh oleh Empu Keleng di desa Pamlingan, sedangkan Widi diasuh oleh Empu Wigena di desa Pakandangan. Tersebutlah kerajaan Majapahit; yang bertahta adalah Prabu Brawijaya; putri prabu tersebut, bernama Dewi Retna Kumambang, sedang salfit cacar. Untuk kesembuhannya harus didatan^kan putri keturunan Cina yang bernama Bondan Kejawan. Untuk menyambutnya Prabu Brawijaya mengadakan sayembara membuat pintu kerajaan 40 buah. Maka kedua empu bersama Jaka Thule dan Widi berdatangan dan siap menyelesaikan daun pintu tersebut. Setelah pekerjaan selesai, tidak seorang pun yang mampu memasangnya. Maka Sang Prabu Brawijaya menga-dakan sayembara, barang siapa mampu memasang daun pintu akan diberikan tanah separoh kerajaan Majapahit dan dikawinkan dengan Retna Kumambang. Di antara seluruh warga Majapahit tidak ada yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut, maka Jaka Thule lah yang mampu mengerjakannya. Mendengar adanya putri yang sangat cantik di Majapahit, banyak kerajaan di tanah sabrang yang ingin melamarnya, seperti dari Nusa Sabrang yang sangat terkenal kesaktian senjatanya yang bernama Kala Mujeng, dan dari Cempa yang juga terkenal kesaktiannya yang bernama Maesasura. Namun para pelamar tersebut dapat dikalahkan oleh Jaka Thule. Akhirnya Jaka Thule mempersunting Dewi Retna Endah dan menjadi raja di negeri Sumekar, dan Widi lah yang menjadi patih dengan gelar Arya Banyak. Sedangkan Dewi Retna Kumambang menjadi ratu di negeri Japan dengan patihnya Raden Kanduruan. Pada bulan Desember 1929, atas prakarsa Pigeaud, naskah ini dibuatkan ringka-sannya oleh R.M. Suwandi (FSUI/CH.22). Pada bulan Desember 1932 di Yogyakarta atas prakarsa beliau juga naskah ini disalin ulang (ketikan) (FSUI/CH.22a). Naskah ini juga telah dibuatkan daftar kata oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1939."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.21-B 3.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>