Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2698 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini berisi mengenai pelajaran tasawuf, mengenai salat, mengenai purwaduksina, dan dalam pupuh ke-18 terdapat petikan kitab Bayan Mani dan kitab Mani Arki. Asal koleksi naskah milik R. Tanojo. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Dandanggula; 2. Durma; 3. Asmaradana; 4. Girisa; 5. Maskumambang; dan seterusnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.15-KT 38
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Isi naskah primbon ini merupakan bunga rampai tentang masalah batin, khususnya mengenai ajaran etika dan moral yang bersifat religius, yang terangkum dalam wirid dan suluk; serta kumpulan doa dan japa mantra sebagai kekuatan magi dari kata-kata tertentu yang bersifat adikodrati. Secara lengkap isi naskah sebagai berikut: (1) serat wirid, sebanyak enam pupuh, berisi tentang keberadaan Allah sebagai dzat yang esa (berkaitan dengan rukun Iman yang pertama, beriman kepada Allah Yang Esa), kisah penciptaan manusia, dan kisah tentang peristiwa ajal atau maut hingga penggambaran alam kubur atau barzakh (h.1-30); (2) nukilan tembang dhandhanggula berjudul serat wafat nabi, menceritakan mengenai wafatnya nabi Muhammad (30-44); (3) nukilan serat suluk sujinah, bertembang asmarandana (44-57); (4) suluk perihal sahadat dan shalat, bertembang dhandhanggula (57-65); (5) cuplikan serat She Malaya, bertembang dhandhanggula (67-68); (6) kitab memule (sesajen) (70-74); (7) primbon jampi-jampi, gancaran (74-75); (8) sejarah sejak nabi Adam hingga Raden Patah di Demak, sebanyak tiga pupuh (75-83); (9) nulikan serat wulangreh, pupuh pucung (83-85); (10) nukilan serat sifat nabi khususnya mengenai watak nabi Muhammad, bertembang dhandhanggula (85-94); (11) bab sifat kalihdasa, yakni sifat-sifat yang dimiliki Allah; teks ini, dan semua teks berikutnya, berbentuk gancaran (94-100); (12) petunjuk shalat hajat (h.100-101); (13) tentang sedekah sebagai salah satu usaha untuk menolak datangnya bencana (101-102); (14) bacaan syahadat sebagai keyakinan terhadap ajaran agama Islam (102); (15) bacaan niat untuk mandi sebagai sarana untuk keselamatan (102); (16) bacaan syahadat yang dibaca pada saat datangnya ratu adil (103-104); (17) mantra-mantra yang dapat dijadikan penolak terhadap segala sesuatu yang bersifat jahat (104-106); (18) mantra (tidak dijelaskan kegunaannya) (107-110); (19) tafsir mengenai suara burung prenjak (110); (20) perhitungan angka Jawa, Arab dan Belanda (110-112); (21) doa-doa (tidak dijelaskan kegunaannya) (112-116); (22) penjelasan secara rinci tentang rukun shalat (116-132; 134-161); (23) perhitungan waktu, khususnya mengenai puji dina (132-134); (24) japa mantra untuk menjauhkan bayi dari sakit ingatan dan epilepsi (161); (25) aneka japa mantra untuk menghindari sakit ingatan dan epilepsi (162). Bagian-bagian naskah ini disalin oleh beberapa tangan pada kurun waktu yang berbeda. Salah satu bagian terdapat catatan mengenai penyalian, berbunyi 3 Ruwah 1748 (6 Mei 1821), yaitu di h.105 di tengah sebuah teks tentang memulai untuk keramat para wali. Tempat penyalinan tidak diketahui dengan tepat, tetapi gaya tulisan yang ada menunjukkan ciri-ciri Jawa Tengah, di wilayah pengaruh Surakarta. Sebagian naskah disalin dalam dluwang, dan sebagian memakai kertas Eropa. Naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Juni 1930. Ringkasan tersebut dimikroflim bersama naskah. Naskah ini dibeli Pigeaud (h.i) pada bulan Desember 1929."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.115-NR 55
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan ringkasan yang dikerjakan oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1934. Di dalamnya terdapat dua teks ringkasan, yaitu suluk kancil dan suluk bayanullah. Teks suluk kancil disebut juga sebagai suluk seh lanang, mengisahkan keunggulan tentang patih Prabu Iskandar dalam menjalankan tugasnya. Ada tiga orang patih yang diunggulkan, yaitu Aluamah, Kertipraja dan Among Nata. Mereka bertiga masing-masing diperintahkan menemui Seh Lanang, Seh Jariyah dan Pendeta Suracala. Ketika utusan menemui Seh Lanang, terjadi dialog tentang ilmu, sehingga utusan tertarik, lalu berguru pada Seh Lanang. Utusan berikutnya menemui Seh Jariyah, namun dalam dialog ilmu, utusan menemui keburukan Seh Jariyah, sehingga Seh Jariyah dan wiku-wiku yang lainnya diadili oleh jaksa dan dipenjara. Teks suluk bayanullah bercerita mengenai perjanjian manusia dengan penciptanya dari masa gaib, hingga ajaran bagaimana cara berguru. Teks ini banyak berisi ajaran tasawuf Islam. Keterangan lain mengenai teks suluk bayanullah, lihat deskripsi naskah FSUI/PW. 103. Menurut keterangan di luar teks disebutkan bahwa naskah babon kedua teks ini berasal dari Cirebon. Pigeaud memperolehnya dari Dr. Kraemer dan J. Van de Weg, di Juntikulon, tidak disebutkan tanggal pemerolehan naskah ini. Teks juga tidak memcantumkan keterangan apa pun tentang nama dan tarikh penulisan naskah induk, serta keberadaannya kini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.107-L 21.20
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. (Raden Ngabehi) Ranggawarsita
"Buku berjudul Suluk Pamejang Ngelmi berisi uraian mengenai tasawuf, ilmu hakekat (kesempurnaan hidup) yang dipetik dari 'Kitab Akhya Ngulumudin' (Ikhya Ullumuddin) dan tafsir Ibnu Ngabas (Ibnu Abas), mengenai "ngelmu khak (hak)", yakni mengenai masalah 'paesan'."
Solo: De Bliksem, 1932
BKL.0423-IS 44
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hasyim Syamhudi, 1950-
Malang: Madani Media, 2015
297.4 HAS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Al-Albani, Syaikh Muhammad Nashiruddin
Jakarta : Griya Ilmu, 2011
297.382 ALB st
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Ghozali
Jakarta: Akademika Pressindo, 2003
297 IMA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Seadie
Jakarta: Yayasan Al-Falah, 2015
297.382 2 AHM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan ini berisi teks tentang Braen, ditulis oleh S. Hadiwiyata, pamong H.I.S. di Purbalingga, disusun berdasarkan keterangan dari R. Idris, demang Makam Kidul, kepala perkumpulan para demang yang bernama Sedya Tama. Diterangkan antara lain: asal mula timbulnya Braen, para pemain, sajen, kegunaannya, harga tanggapan, dan syair-syair yang dibacakan pada saat mengadakan Braen. Braen adalah semacam Terbangan, yaitu membaca salawat yang diiringi dengan alat musik terbang. Braen ini terdapat di daerah Rembang, biasanya dipakai untuk sarana memohon kepada Tuhan, agar tercapai keinginannya, untuk memohon keselamatan para arwah leluhur, dan mendapat kesempurnaan yang abadi. Kata braen sendiri berasal dari kata brai, maksudnya brai kepada Tuhan, yaitu mengheningkan cipta, berserah diri kepada Tuhan. Terdapat beberapa pembetulan dalam teks ini, yang tampaknya dilakukan oleh penyusun, dengan menggunakan tinta merah dan hitam. Teks yang telah dikoreksi ini diketik ulang (FSUI/LS.8), kemungkinan oleh staf Pigeaud, rangkap tiga (satu ketikan asli dan dua tembusan karbonnya). Menurut keterangan di luar teks, naskah ini diterima Pigeaud dari S. Hadiwiyata pada tanggal 24 Juli 1937."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.7-W 56.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>