Ditemukan 19779 dokumen yang sesuai dengan query
"Naskah ini berisi teks Seh Amongraga dhaup kaliyan Tambangraras. Sebuah cerita santri lelana dari fragmen cerita Centhini. Isinya mengisahkan pernikahan Syeh Amongraga dengan Dewi Tambangraras putri Ki Bayi Panurta. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Gambuh; 2. Sinom; 3. Gambuh; 4. Asmaradana; 5. Kinanti; 6. Girisa; 7. Duduk; 8. Gambuh; 9. Wirangrong; 10. Pucung; 11. Lonthang; 12. Timbul; 13. Jurudemung; 14. Dandanggula; 15. Maesa; 16. Brangti; 17. Gambuh; 18. Sinom; 19. Pucung; 20. Pangkur; 21. Dandanggula; 22. Dandanggula; 23. Maskumambang; 24. Kinanti; 25. Megatruh. Asal koleksi naskah dari RM. Sajid."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CS.2-KS 20
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini merupakan lanjutan Serat Centhini Suryanagaran (jilid kedua) yang dimuat dalam FSUI/CS.71. Untuk keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah tersebut. Alur cerita dalam teks ini sejajar dengan cerita Serat Centhini versi Kadipaten pupuh 206-299.
Naskah ketikan ini merupakan alih aksara dari MSB/L.100. Pengalihaksaraan dikerjakan oleh staf Pigeaud di Panti Boedaja (Yogyakarta) pada tahun 1941. Pada waktu itu dibuat empat eksemplar, yaitu ketikan asli dengan tiga tembusan karbon. Untuk tembusan karbon tersebut lihat MSB/L.100a. Karena MSB/L.100a telah dimikrofilm (lihat mikrofilm MSB, rol 75.04), maka naskah ini tidak dimikrofilm oleh Proyek Naskah FSUI.
"
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CS.72-G 177
Naskah Universitas Indonesia Library
"Kisah santri lelana menceritakan tentang Seh Amongraga ketika di Kanigara dengan murid-muridnya Ki Jamal dan Ki Jamil. Teks ini merupakan salah satu versi dari Serat Centhini yang dikenal dengan nama Centhini Suryanagaran, Centhini Kutha Gedhe atau Serat Sarahwidya. Alur cerita versi ini sejajar dengan versi Kadipaten dari pupuh 126-206 (edisi cetak). Berdasarkan sementara evidensi, versi Serat Centhini ini dikarang oleh K.P.H. Suryanagara pada tahun 1867 di Yogyakarta. Teks ini di FSUI terdiri atas dua naskah; untuk jilid kedua lihat FSUI/CS.72. Naskah ketikan ini merupakan alih aksara dari MSB/L.99. Pengalihaksaraan dikerjakan oleh staf Pigeaud di Panti Boedaja (Surakarta) pada tahun 1936. Pada waktu itu dibuatkan empat eksemplar, yaitu ketikan asli dengan tiga tembusan karbon. Untuk tembusan karbon tersebut lihat MSB/L.99a dan LOr 6796a. Karena MSB/L.99a telah dimikrofilm (lihat mikrofilm MSB, rol 75.02), maka naskah ini tidak dimikrofilm oleh Proyek Naskah FSUI. Untuk informasi lebih lanjut tefitang Serat Centhini pada umumnya, serta data versi Danuningratan secara khusus, lihat keterangan bibliografis FSUI/CS.14, MSB/L.83 danMSB/L.99-100."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CS.71-G 113
Naskah Universitas Indonesia Library
Jakarta: Balai Pustaka, 1992/2008
899.221 CEN
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Balai Pustaka, 1991
899.221 CEN (I)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Balai Pustaka, 1999
899.221 CEN (IV)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Raden Sosro Danoe Koesoemo
"Nabi Musa mendapat pusaka berbentuk tongkat pusaka Nabi Adam. Kesaktiannya luar biasa. Bisa mendatangkan segala yang diinginkan oleh pemiliknya. Misalnya bisa mendatangkan naga yang luar biasa besarnya, halilintar, gunung, hujan dahsyat, dan lain-lain. Nabi Suaib berasal dari Tana Madayin. Nabi Musa juga mendapat anugerah kitab suci Taurat, yang akan dipakai memerangi kafir dan mengembangkan Islam. Nabi Musa merupakan nabi yang berbusana a la prajurit berangkat ke Kraton Masar bersama saudranya Harun. Peperangan antara Nabi Musa dan Raja Firaun."
Surabaya: G. Kolff, 1941
BKL.0458-CI 24
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Raden Sosro Danoe Koesoemo
"Cerita diawali makan buah larangan yaitu buah kuldi. Mereka termakan godaan iblis. Mereka berdua digambarkan menangis terus-menerus, karena setelah makan buah tersebut merasa berdosa sekali, terlebih mereka harus dikeluarkan atau diusir dari surga. Pada akhirnya Nabi Adam dan Hawa yang ada di dunia berputra 20 kembar sehingga jumlahnya 40 orang. Dilanjutkan permusuhan-permusuhan antara putra Adam, Kabil dan Habil."
Surabaya: G. Kolff, 1941
BKL.0467-CI 30
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
L. Mardiwarsita
"Buku ini merupakan alih aksara dan terjemahan bagian 2 dari Serat Rengganis Koleksi Perpustakaan Universitas Leiden dengan nomor kode Or. 1870."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BKL.1147-LL 155
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Isi teks ini merupakan lanjutan dari teks serat lakat 1. Cerita diawali dengan tewasnya Amir Hamzah ketika melawan Raja Lakat dan Raja Jenggi oleh karena timbunan atau lemparan batu. Raja Lakat dan Raja Jenggi menyaksikah jenazah Amir Hamzah, kemudian membelah dada Amir Hamzah. Diakhiri dengan cerita tentang Dewi Kuraisin putri Amir Hamzah yang bersiap-siap menyerang Raja Jenggi untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. -; 2. Dhandhanggula; 3. Durma; 4. Asmarandana; 5. Sinom; 6. Durma."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CI.23
Naskah Universitas Indonesia Library