Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5074 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. M. Panji Harjasuparta
"Isi buku ini adalah lakon wayang purwa Doraweca, ada 12 adegan yang dipagelarkan, anatara lain: Prabu Kresna sedang ada di sitinggil yang dihadap oleh para sentana kerabat, Prabu Kresna bertemu dengan kakaknya yaitu Prabu Mandura, Srikandi dan Angkawijaya di dalam hutan berperang dengan raksasa, suasana di gunung Kendalisada, Prabu Endraswara menyerang negara Dwarawati, Prabu Yudhistira di pandapa istana Amarta, pertapaan Banjarsekar Begawan Sidik Mulya dihadap para santri, perang antara Doraweca dan R. Arjuna, Prabu Kresna kumpul dengan para sanak keluarga, Prabu Kresna menyongsong para saudara dan lain-lainnya yang baru saja menang dalam peperangan."
Surakarta: Sidyanha, 1925
BKL.0851-CW 29
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks tentang kisah Resi Doraweca yang berkeinginan besar memperistri Dewi Sumbadra setelah tahu Arjuna menghilang dari Dwarawati. Srikandi, Abimanyu, dan para punakawan pergi mencari Arjuna. Mereka bertemu dengan raksasa dan terjadi pertempuran. Arjuna ternyata pergi ke pertapaan Bagawan Anoman di gunung Kendhali Suda. Anoman menyuruh Arjuna untuk kembali ke Dwarawati. Dalam perjalanan pulangnya, Arjuna menyamar menjadi Bagawan Sidikmulya dan bertemu Srikandi dkk. Resi Doraweca menyerang Dwarawati dan bertempur dengan Arjuna. Ketika terkena panah Arjuna, Doraweca berubah wujud menjadi Sang Hyang Guru. Hyang Guru akhirnya memberi wejangan kepada semua raja yang datang menghadapnya, terutama Arjuna dinasehati untuk bdak lagi pergi terlalu lama. Teks naskah ini satu versi dengan naskah koleksi Museum Sono Budoyo berjudul Serat Ringgit Purwa: Lampahan Doraweca (MSB/SW.22) dan teks yang pernah terbit di Surakarta tahun 1906 karangan R.M. Panji Harjasuparta. Daftar pupuh dan ringkasan cerita dapat dilihat pada Pratelan 11:311-315. Hanya satu perbedaan di antara ketiga versi teks itu, yaitu pupuh pertama naskah FSUI/CW.5 ini dan MSB/SW.22 adalah sinom (34 bait), sedangkan edisi cetak pupuh pertamanya dalam tembang dhandhanggula (44 bait). Selebihnya semua pupuh sama. Untuk cerita atau lakon Doraweca lainnya lihat MSB/W.28, W.36, W.41, W.97, SW.22; juga Juynboll 11:411-417 (LOr 3997) dan LOr 6786. Naskah tidak memuat nama pengarang maupun angka tahunnya. Penyunting menggunakan keterangan yang termuat dalam edisi cetak untuk memperkirakan hal itu. Nama penyalin dan tahun penyalinan juga tidak ada dalam teks. Namun berdasarkan kertas yang digunakan, diperkirakan penyalinan naskah dilakukan pada awal abad ke-20. Naskah ini dibeli oleh Pigeaud dari Raden Arisman di Yogyakarta pada tanggal 7 Juli 1934. Mandrasastra telah membuat ringkasan naskah pada bulan Mei 1935. Ringkasan sebanyak 6 halaman tersebut dimikrofilm bersama naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CW.5-NR 267
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Halimah Maulani Ade Nuryadin
"Lakon Jumenengan Prabu Kalithi merupakan cerita gubahan karya Sri Sultan Hamengkubawana ke-X yang dipetik dari wiracarita Arjuna Wiwaha. Lakon tersebut mengisahkan tokoh Arjuna dengan laku tapa brata yang sangat kuat hingga mengguncangkan kahyangan Jongringsalaka. Kesempurnaan laku tapa brata Arjuna menjadikannya layak untuk menerima Pusaka Kyai Pasopati dan mendapat gelar Prabu Kalithi. Dalam penelitian ini tahapan laku tapa brata Arjuna yang sempurna diuraikan dengan nilai-nilai religi jawa. Masalah utama penelitian ini adalah bagaimana kesempurnaan tapa brata Arjuna dengan pemahaman tapa menurut nilai-nilai religi jawa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif dan pendekatan sastra religi untuk menganalisis laku tapa brata Arjuna yang sempurna. Sumber data berasal dari dari rekaman Pentas Wayang Wong Jumenengan Prabu Kalithi yang dipersembahkan oleh KHP Kridhomardowo (Kawedanan Hageng Punakawan Kridomardowo, divisi kesenian dan pertunjukan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat). Pementasan dapat diakses melalui Kanal Youtube Kraton Jogja dengan judul “Pentas Wayang Wong Jumenengan Prabu Kalithi-Rangkaian Pameran Temporer Bojakrama”. Data tersebut diolah dengan menggunakan tinjauan pustaka dan menggunakan teknik mencatat. Hasil penelitian menunjukan bahwa Arjuna menjalankan laku tapa brata yang sempurna sesuai dengan nilai-nilai pada pemahaman religi jawa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa laku tapa brata Arjuna sudah sempurna hingga dapat mencapai manunggaling kawula gusti.

The play of Jumenengan Prabu Kalithi is a story composed by Sri Sultan Hamengkubawana X taken from the legendary Arjuna Wiwaha. The play tells the story of the character Arjuna with the practice of tapa which is so strong that it shakes the Jongringsalaka heaven. The perfection of Arjuna's tapa brata practice made him rewarded with Kyai Pasopati Heritage and receive the title of King Kalithi. In this study the stages of Arjuna's perfect tapa brata practice are described with Javanese religious values. The main problem of this research is how the perfection of Arjuna's asceticism with the understanding of tapaaccording to Javanese religious values. This research is a descriptive study using qualitative methods and a religious literature approach to analyze Arjuna's perfect tapa brata practice. The source of this study comes from the recording of the play of Jumenengan Prabu Kalithi presented by KHP Kridhomardowo (Kawedanan Hageng Punakawan Kridomardowo, arts and performance division at the Ngayogyakarta Hadiningrat Palace). The performance can be accessed via the Kraton Jogja Youtube Channel with the title "Puppet Performance of Wong Jumenengan Prabu Kalithi-Bojakrama Temporary Exhibition Series". The data is processed using a literature review and using note-taking techniques. The results of the study showed that Arjuna carried out a perfect tapa brata practice in accordance with the values ​​of Javanese religious understanding. Thus, it can be concluded that Arjuna's tapa brata practice is perfect so that it can achieve manunggaling kawula gusti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut daftar naskah koleksi FSUI, naskah SJ.163 ini berjudul Babad tanah jawi (begint Watugunung), namun judul ini tidak sesuai dengan yang terdapat pada punggung naskah yaitu serat pakem ringgit purwa. Isi teks ternyata juga tentang cerita wayang. Oleh karena itu, penyunting membuat judul baru yang sesuai dengan judul pada punggung naskah dan isi teks. Kemungkinan judul lagi adalah Serat Kandha. Bagian awal naskah ini tidak bisa dibaca karena kerusakan pada lembar halaman naskah. Teks berisi kisah Resi Gana yang enggan menikah. Kisah Prabu Watugunung dari Gilingwesi. Kisah Dewi Sri dengan Dasamuka. Kisah Arjunasasrabahu. Kisah Subali dan Sugriwa. Cerita Pandudewanata dari Astina. Kisah Dewa Wisnu dengan Boma. Kisah tentang kelahiran Gatotkaca dan pertarungannya dengan Brajamusti. Beberapa episode cerita tentang Arjuna. Diakhiri dengan kisah putra dari Patih Suwenda yang menikah dengan seorang putri dari Cempa. Daftar pupuh: (1) ..., ... ; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) asmarandana; (5) durma; (6) dhandhanggula; (7) sinom; (8) durma; (9) dhandhanggula; (10) durma; (11) asmarandana; (12) dhandhanggula; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) wirangrong; (16) pangkur; (17) sinom; (18) dhandhanggula; (19) durma; (20) pangkur; (21) durma; (22) sinom; (23) asmarandana; (24) kinanthi; (25) sinom; (26) pangkur; (27) maskumambang; (28) asmarandana; (29) mijil; (30) megatruh; (31) dhandhanggula; (32) sinom; (33) pangkur; (34) durma; (35) dhandhanggula; (36) sinom; (37) durma; (38) sinom; (39) durma; (40) asmarandana; (41) sinom; (42) dhandhanggula; (43) pangkur; (44) kinanthi; (45) asmarandana; (46) kinanthi; (47) dhandhanggula; (48) wirangrong; (49) sinom; (50) asmarandana; (51) mijil; (52) durma; (53) pangkur; (54) sinom; (55) dhandhanggula; (56) mijil; (57) pangkur; (58) kinanthi; (59) durma; (60) sinom; (61) dhandhanggula; (62) sinom; (63) asmarandana; (64) pangkur; (65) durma; (66) sinom; (67) dhandhanggula; (68) pangkur; (69) wirangrong; (70) asmarandana; (71) durma; (72) pangkur; (73) mijil; (74) asmarandana; (75) dhandhanggula; (76) durma; (77) kinanthi; (78) pangkur; (79) durma; (80) dhandhanggula; (81) asmarandana; (82) sinom; (83) asmarandana; (84) pangkur; (85) durma; (86) mijil; (87) asmarandana; (88) sinom; (89) pangkur; (90) sinom; (91) dhandhanggula; (92) durma; (93) asmarandana; (94) pangkur; (95) durma; (96) asmarandana; (97) sinom; (98) dhandhanggula; (99) pangkur; (100) durma; (101) dhandhanggula; (102) sinom; (103) mijil; (104) durma; (105) kinanthi; (106) pangkur; (107) dhandhanggula; (108) asmarandana; (109) durma; (110) pangkur; (111) dhandhanggula; (112) durma; (113) sinom; (114) pangkur; (115) kinanthi; (116) dhandhanggula; (117) asmarandana; (118) sinom; (119) durma; (120) dhandhanggula; (121) pangkur; (122) sinom; (123) pangkur; (124) girisa; (125) maskumambang; (126) kinanthi; (127) durma; (128) dhandhanggula; (129) asmarandana; (130) dhandhanggula; (131) durma; (132) asmarandana; (133) mijil; (134) dhandhanggula; (135) asmarandana; (136) pangkur; (137) durma; (138) dhandhanggula; (139) sinom; (140) pangkur; (141) durma; (142) dhandhanggula; (143) durma; (144) pangkur; (145) durma; (146) pangkur; (147) dhandhanggula; (148) durma; (149) dhandhanggula; (150) pangkur; (151) durma; (152) pangkur; (153) durma; (154) kinanthi; (155) durma; (156) asmarandana; (157) pangkur; (158) durma; (159) kinanthi; (160) dhandhanggula; (161) asmarandana; (162) sinom; (163) pangkur; (164) dhandhanggula; (165) durma; (166) dhandhanggula; (167) mijil; (168) durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.163-NR 399
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini tampaknya merupakan saduran dari cerita wayang gedhog dengan mengambil tokoh utama Raden Gandakusuma dari negara Bandaralim. Dalam teks naskah ini, kisah diawali dengan uraian tentang raja Bandaralim, Senapati Bandaralim yang mempunyai empat putra dari ibu yang berbeda-beda, yaitu: 1. Raja Sujalma, yang menjadi raja di Surandhil, ibunya dari Bragedat; 2. Raden Gandakusuma, ibunya dari Ngesam; 3. Menak Tekiyur, yang menjadi raja di Jong Biraji dan bergelar Prabu Jaka, tidak disebutkan asal ibunya; dan 4. Raden Surati, ibunya berasal dari Wandhanpura. Teks diakhiri dengan pengunduran diri Senapati Bandaralim, yang kemudian menyerahkan tahta kerajaan kepada Raden Gandakusuma dan diberi gelar sang Prabu Panitisurya. Tidak diketahui data penulisan maupun penyalinan naskah ini, namun menurut keterangan yang terdapat di h.ii naskah dibeli Pigeaud dari Wandaya pada tanggal 24 Mei 1938 di Yogyakarta. Naskah lain yang berisi cerita Gandakusuma dapat diperiksa pada FSUJ/SJ. 195-199; juga dapat dibaca pada MSB/SW.5, 6a-b, 45b, L.63, W.54, dan P.145. Lihat juga Pigeaud 1970:238 dan Pratelan I: 103. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) durma; (4) asmarandana; (5) sinom; (6) kinanthi; (7) durma; (8) asmarandana; (9) mijil; (10) durma; (11) pucung; (12) dhandhanggula; (13) maskumambang; (14) sinom; (15) pangkur; (16) asmarandana; (17) durma; (18) pangkur; (19) sinom; (20) durma; (21) dhandhanggula; (22) sinom; (23) kinanthi; (24) pangkur; (25) maskumambang; (26) asmarandana; (27) gambuh; (28) sinom; (29) asmarandana; (30) pucung; (31) pangkur; (32) sinom; (33) dhandhanggula; (34) durma; (35) asmarandana; (36) pangkur; (37) durma; (38) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.194-NR 324
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Jilid ketiga dari seri empat jilid Serat Gandakusuma SJ. 196-199. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi naskah SJ.196. Daftar pupuh: (1) pangkur; (2) durma; (3) asmarandana; (4) pangkur; (5) dhandhanggula; (6) gambuh; (7) mijil; (8) sinom; (9) kinanthi; (10) maskumambang; (11) asmarandana; (12) dhandhanggula; (13) sinom; (14) kinanthi; (15) pangkur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.198-NR 331
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Jilid ketiga dari set empat naskah ringkasan Pakem Langendriyan (FSUI/CW.4a-d), berisi ringkasan isi teks tersebut, serta cuplikan gatra awal setiap pupuhnya. Tentang Langendriyan pada umumnya lihat Pigeaud 1967:251-252. Lihat deskripsi naskah FSUI/CW.4a untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CW.4c-A 32.04a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi kisah Kurawa yang berusaha membunuh Pandawa. Pertama-tama Bratasena dibuat mabuk, dan dimasukkan ke sumur Jalatunda. Saudara-saudara Bratasena diundang ke Astina, dengan alasan akan diadakan penyerahan separuh negara. Sambil menunggu kedatangan Bratasena, Puntadewa disuruh mengatur ketandan, Arjuna menjual kapur sirih, Nakula dan Sadewa menggembalakan kambing dan itik. Raksasa Batangsidalancang, penjaga gada kepunyaan Bratasena, marah ketika gada itu diangkat oleh Kurawa untuk dipukulkan kepada Puntadewa. Pihak Kurawa mengadakan sayembara untuk mencari orang yang sanggup mengangkat gada itu. Hyang Antaboga menyuruh Bratasena mengikuti sayembara tersebut dengan minta imbalan separuh negara Astina. Bratasena kemudian diubah wujudnya menjadi anak berusia sembilan tahun. Teks berakhir dengan kisah penyerangan para Kurawa ketika Bratasena berusaha menagih janji setelah berhasil mengangkat gada tersebut. Cerita ini juga disebutkan dalam MSB/W.25 dan W.28, dengan judul Lakon Pandawa Dulit. Dalam sumber-sumber lain, teks juga dikenal dengan judul Lakon Bondhan Paksa Jandhu. Keterangan penyalinan naskah ini tidak ditemukan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.23-A 41.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan jilid pertama dari seri dua jilid Cariyos Ringgit Purwa yang menyalin dari naskah KBG 679-680. Penyalinan dikerjakan pada tahun 1929 untuk kepentingan penelitian Pigeaud di Surakarta. Keterangan tentang penulis/penyalin naskah tidak ditemukan dalam teks. Teks berisi catatan dan cuplikan daftar pupuh lakon wayang purwa versi Yogya-karta. Lihat Pigeaud dan Moens 1931:335 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.28-L 7.20
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi kumpulan beberapa makalah yang membahas makna gunungan. Bahan ini dikumpulkan oleh Hans Overbeck, di Surabaya, sekitar tahun 1930. Overbeck ini banyak memberikan bahan-bahan kepada Pigeaud untuk keperluan penelitiannya tentang kebudayaan rakyat maupun kesusasteraan Jawa."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.31-B 47.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>