Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5207 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. M. Panji Harjasuparta
"Isi buku ini adalah lakon wayang purwa Doraweca, ada 12 adegan yang dipagelarkan, anatara lain: Prabu Kresna sedang ada di sitinggil yang dihadap oleh para sentana kerabat, Prabu Kresna bertemu dengan kakaknya yaitu Prabu Mandura, Srikandi dan Angkawijaya di dalam hutan berperang dengan raksasa, suasana di gunung Kendalisada, Prabu Endraswara menyerang negara Dwarawati, Prabu Yudhistira di pandapa istana Amarta, pertapaan Banjarsekar Begawan Sidik Mulya dihadap para santri, perang antara Doraweca dan R. Arjuna, Prabu Kresna kumpul dengan para sanak keluarga, Prabu Kresna menyongsong para saudara dan lain-lainnya yang baru saja menang dalam peperangan."
Surakarta: Sidyanha, 1925
BKL.0851-CW 29
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks tentang kisah Resi Doraweca yang berkeinginan besar memperistri Dewi Sumbadra setelah tahu Arjuna menghilang dari Dwarawati. Srikandi, Abimanyu, dan para punakawan pergi mencari Arjuna. Mereka bertemu dengan raksasa dan terjadi pertempuran. Arjuna ternyata pergi ke pertapaan Bagawan Anoman di gunung Kendhali Suda. Anoman menyuruh Arjuna untuk kembali ke Dwarawati. Dalam perjalanan pulangnya, Arjuna menyamar menjadi Bagawan Sidikmulya dan bertemu Srikandi dkk. Resi Doraweca menyerang Dwarawati dan bertempur dengan Arjuna. Ketika terkena panah Arjuna, Doraweca berubah wujud menjadi Sang Hyang Guru. Hyang Guru akhirnya memberi wejangan kepada semua raja yang datang menghadapnya, terutama Arjuna dinasehati untuk bdak lagi pergi terlalu lama. Teks naskah ini satu versi dengan naskah koleksi Museum Sono Budoyo berjudul Serat Ringgit Purwa: Lampahan Doraweca (MSB/SW.22) dan teks yang pernah terbit di Surakarta tahun 1906 karangan R.M. Panji Harjasuparta. Daftar pupuh dan ringkasan cerita dapat dilihat pada Pratelan 11:311-315. Hanya satu perbedaan di antara ketiga versi teks itu, yaitu pupuh pertama naskah FSUI/CW.5 ini dan MSB/SW.22 adalah sinom (34 bait), sedangkan edisi cetak pupuh pertamanya dalam tembang dhandhanggula (44 bait). Selebihnya semua pupuh sama. Untuk cerita atau lakon Doraweca lainnya lihat MSB/W.28, W.36, W.41, W.97, SW.22; juga Juynboll 11:411-417 (LOr 3997) dan LOr 6786. Naskah tidak memuat nama pengarang maupun angka tahunnya. Penyunting menggunakan keterangan yang termuat dalam edisi cetak untuk memperkirakan hal itu. Nama penyalin dan tahun penyalinan juga tidak ada dalam teks. Namun berdasarkan kertas yang digunakan, diperkirakan penyalinan naskah dilakukan pada awal abad ke-20. Naskah ini dibeli oleh Pigeaud dari Raden Arisman di Yogyakarta pada tanggal 7 Juli 1934. Mandrasastra telah membuat ringkasan naskah pada bulan Mei 1935. Ringkasan sebanyak 6 halaman tersebut dimikrofilm bersama naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CW.5-NR 267
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini merupakan buku panduan pergelaran wayang orang di Keraton Yogyakarta pada masa pemerintahan HB VIII dalam rangka menghormati tamunya, Residen P. Westra, di Yogyakarta pada tanggal 26 Februari 1932. Adapun lakon dalam pergelaran wayang orang tersebut adalah Parta Krama. Diawali dengan “Jejer Kayangan” sampai dengan “Dewi Wara Sembadra Pralaya”."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.1116-WY 62
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Redi Tanaya
"Buku ini menyajikan cerita wayang berjudul Kartawiyoga yang terdiri atas 16 bagian, yaitu: 1. Jejer nagara Mandaka; 2. Adegan Gapuran; 3. Kadhaton; 4. Pasewanan Jawi, Bidhalan, Prang Ampyek; 5. Jejer negara Astina; 6. Jejer negara Tirta Kandhasan memberangkatkan tentaranya; 7. Perang Gagal Korawa dengan Raksasa; 8. Kartawiyoga bertemu dengan Dewi Erawati; 9. Adegan Permadi di hutan, dilanjutkan perang kembang; 10. Semar Ambarang Jantur di Pertapaan Argasonya; 11. Prabu Salya menemui Pendeta Jaladara; 12. Keraton Mandraka kemasukan maling; 13. Jatuhnya negara Tirta Kandhasan; 14. Endhang Bratajaya di Pertapaan Argasonya; 15. Pendeta Jaladara dirampok Korawa; 16. Perang Sampak."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, [date of publication not identified]
BKL.1115-WY 61
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII
"Buku ini menyajikan lakon-lakon wayang: No. 41. Gathutkaca menikah dengan Dewi Pergiwa; 42. Sasi Kirana; 43. Raden Catuk (Gathutkaca) menjadi raja; 44. Brajadenta, Brajamusti; 45. Sridenta."
Batavia Sentrem: Bale Pustaka, 1932
BKL.1114-WY 60
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII
"Buku ini berisi lakon-lakon: No. 26. Arjuna Papa; 27. Bondhan Paksajandhu; 28. Bale Sagala-gala; 29. Raden Setakrama; 30. Perkawinan Raden Untara dan Raden Wratsangka."
Weltevreden: Bale Pustaka, [date of publication not identified]
BKL.1113-WY 59
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini merupakan saduran dari episode wayang purwa, menceritakan keberhasilan Prabu Dipayana menguasai ilmu jayan kawijayan yang diberikan Bagawan Sambu. Prabu Dipayana kemudian bergelar Darmasarana. Keterangan dalam teks menyebutkan bahwa naskah ini disusun oleh R.Ng. Citrasantana di Mangkunagaran, Surakarta, sekitar 1910. Pigeaud memperoleh naskah ini dari M. Sinu Mundisura pada bulan Agustus 1939. Daftar pupuh sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) durma; 3) sinom; 4) asmarandana; 5) kinanthi; 6) pucung; 7) mijil; 8) asmarandana; 9) gambuh; 10) sinom; 11) pangkur; 12) dhandhanggula; 13) kinanthi; 14) mijil; 15) sinom; 16) dhandhanggula; 17) gambuh; 18) asmarandana; 19) megatruh; 20) kinanthi; 21) sinom; 22) pangkur; 23) durma; 24) mijil; 25) dhandhanggula; 26) asmarandana; 27) durma; 28) pangkur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.13-NR 385
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut daftar naskah koleksi FSUI, naskah SJ.163 ini berjudul Babad tanah jawi (begint Watugunung), namun judul ini tidak sesuai dengan yang terdapat pada punggung naskah yaitu serat pakem ringgit purwa. Isi teks ternyata juga tentang cerita wayang. Oleh karena itu, penyunting membuat judul baru yang sesuai dengan judul pada punggung naskah dan isi teks. Kemungkinan judul lagi adalah Serat Kandha. Bagian awal naskah ini tidak bisa dibaca karena kerusakan pada lembar halaman naskah. Teks berisi kisah Resi Gana yang enggan menikah. Kisah Prabu Watugunung dari Gilingwesi. Kisah Dewi Sri dengan Dasamuka. Kisah Arjunasasrabahu. Kisah Subali dan Sugriwa. Cerita Pandudewanata dari Astina. Kisah Dewa Wisnu dengan Boma. Kisah tentang kelahiran Gatotkaca dan pertarungannya dengan Brajamusti. Beberapa episode cerita tentang Arjuna. Diakhiri dengan kisah putra dari Patih Suwenda yang menikah dengan seorang putri dari Cempa. Daftar pupuh: (1) ..., ... ; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) asmarandana; (5) durma; (6) dhandhanggula; (7) sinom; (8) durma; (9) dhandhanggula; (10) durma; (11) asmarandana; (12) dhandhanggula; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) wirangrong; (16) pangkur; (17) sinom; (18) dhandhanggula; (19) durma; (20) pangkur; (21) durma; (22) sinom; (23) asmarandana; (24) kinanthi; (25) sinom; (26) pangkur; (27) maskumambang; (28) asmarandana; (29) mijil; (30) megatruh; (31) dhandhanggula; (32) sinom; (33) pangkur; (34) durma; (35) dhandhanggula; (36) sinom; (37) durma; (38) sinom; (39) durma; (40) asmarandana; (41) sinom; (42) dhandhanggula; (43) pangkur; (44) kinanthi; (45) asmarandana; (46) kinanthi; (47) dhandhanggula; (48) wirangrong; (49) sinom; (50) asmarandana; (51) mijil; (52) durma; (53) pangkur; (54) sinom; (55) dhandhanggula; (56) mijil; (57) pangkur; (58) kinanthi; (59) durma; (60) sinom; (61) dhandhanggula; (62) sinom; (63) asmarandana; (64) pangkur; (65) durma; (66) sinom; (67) dhandhanggula; (68) pangkur; (69) wirangrong; (70) asmarandana; (71) durma; (72) pangkur; (73) mijil; (74) asmarandana; (75) dhandhanggula; (76) durma; (77) kinanthi; (78) pangkur; (79) durma; (80) dhandhanggula; (81) asmarandana; (82) sinom; (83) asmarandana; (84) pangkur; (85) durma; (86) mijil; (87) asmarandana; (88) sinom; (89) pangkur; (90) sinom; (91) dhandhanggula; (92) durma; (93) asmarandana; (94) pangkur; (95) durma; (96) asmarandana; (97) sinom; (98) dhandhanggula; (99) pangkur; (100) durma; (101) dhandhanggula; (102) sinom; (103) mijil; (104) durma; (105) kinanthi; (106) pangkur; (107) dhandhanggula; (108) asmarandana; (109) durma; (110) pangkur; (111) dhandhanggula; (112) durma; (113) sinom; (114) pangkur; (115) kinanthi; (116) dhandhanggula; (117) asmarandana; (118) sinom; (119) durma; (120) dhandhanggula; (121) pangkur; (122) sinom; (123) pangkur; (124) girisa; (125) maskumambang; (126) kinanthi; (127) durma; (128) dhandhanggula; (129) asmarandana; (130) dhandhanggula; (131) durma; (132) asmarandana; (133) mijil; (134) dhandhanggula; (135) asmarandana; (136) pangkur; (137) durma; (138) dhandhanggula; (139) sinom; (140) pangkur; (141) durma; (142) dhandhanggula; (143) durma; (144) pangkur; (145) durma; (146) pangkur; (147) dhandhanggula; (148) durma; (149) dhandhanggula; (150) pangkur; (151) durma; (152) pangkur; (153) durma; (154) kinanthi; (155) durma; (156) asmarandana; (157) pangkur; (158) durma; (159) kinanthi; (160) dhandhanggula; (161) asmarandana; (162) sinom; (163) pangkur; (164) dhandhanggula; (165) durma; (166) dhandhanggula; (167) mijil; (168) durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.163-NR 399
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi teks Sajarah Dalem dan Serat Kancil. Cara penulisan naskah ini dari dua sisi, sisi pertama berisi teks Sajarah Dalem berbentuk tembang macapat, tetapi di sana-sini diseling dengan prosa. Kemudian diteruskan dengan Serat Kancil. Naskah berisi pula petikan Serat Menak dan tatacara mengadu ayam, diteruskan dengan doa untuk menyembuhkan sakit gigi. Naskah ini diperoleh Pigeaud di Surakarta pada bulan Februari 1929 dan telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Januari 1933. Daftar pupuh: (1) -; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) asmarandana; (5) kinanthi; (6) mijil; (7) pangkur; (8) gambuh; (9) megatruh; (10) durma; (11) pucung; (12) sinom; (13) sinom; (14) sinom; (15) asmarandana; (16) asmarandana; (17) pucung; (18) dhandhanggula; (19) kinanthi; (20) dhandhanggula; (21) dhandhanggula; (22) gambuh. [DONGENG KANCIL] (23) pangkur; (24) pucung; (25) sinom; (26) gambuh; (27) dhandhanggula; (28) pucung; (29) pangkur; (30) sinom; (31) asmarandana; (32) pangkur; (33) dhandhanggula; (34) dhandhanggula; (35) sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.137-NR 47
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini tampaknya merupakan saduran dari cerita wayang gedhog dengan mengambil tokoh utama Raden Gandakusuma dari negara Bandaralim. Dalam teks naskah ini, kisah diawali dengan uraian tentang raja Bandaralim, Senapati Bandaralim yang mempunyai empat putra dari ibu yang berbeda-beda, yaitu: 1. Raja Sujalma, yang menjadi raja di Surandhil, ibunya dari Bragedat; 2. Raden Gandakusuma, ibunya dari Ngesam; 3. Menak Tekiyur, yang menjadi raja di Jong Biraji dan bergelar Prabu Jaka, tidak disebutkan asal ibunya; dan 4. Raden Surati, ibunya berasal dari Wandhanpura. Teks diakhiri dengan pengunduran diri Senapati Bandaralim, yang kemudian menyerahkan tahta kerajaan kepada Raden Gandakusuma dan diberi gelar sang Prabu Panitisurya. Tidak diketahui data penulisan maupun penyalinan naskah ini, namun menurut keterangan yang terdapat di h.ii naskah dibeli Pigeaud dari Wandaya pada tanggal 24 Mei 1938 di Yogyakarta. Naskah lain yang berisi cerita Gandakusuma dapat diperiksa pada FSUJ/SJ. 195-199; juga dapat dibaca pada MSB/SW.5, 6a-b, 45b, L.63, W.54, dan P.145. Lihat juga Pigeaud 1970:238 dan Pratelan I: 103. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) durma; (4) asmarandana; (5) sinom; (6) kinanthi; (7) durma; (8) asmarandana; (9) mijil; (10) durma; (11) pucung; (12) dhandhanggula; (13) maskumambang; (14) sinom; (15) pangkur; (16) asmarandana; (17) durma; (18) pangkur; (19) sinom; (20) durma; (21) dhandhanggula; (22) sinom; (23) kinanthi; (24) pangkur; (25) maskumambang; (26) asmarandana; (27) gambuh; (28) sinom; (29) asmarandana; (30) pucung; (31) pangkur; (32) sinom; (33) dhandhanggula; (34) durma; (35) asmarandana; (36) pangkur; (37) durma; (38) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.194-NR 324
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>