Ditemukan 3978 dokumen yang sesuai dengan query
"Buku ini menceritakan awal mulainya peperangan Pangeran Kelan dengan Prabu Gulangge dari Rokan. Kemudian sampai pada kisah kekalahan negara Jaminambar dan juga hilangnya kota Pildandani, di Talsamad. Pada bagian terakhir buku ini ada yang hilang karena kalimatnya terputus."
Kediri: Tan Khoen Swie, [date of publication not identified]
BKL.0068-CP 1
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Menak jilid 7 ini menceritakan awal mulainya peperangan Pangeran Kelan melawan Prabu Gulangge dari Rokan yang dilanjutkan dengan kekalahan negara Jaminambar dan hilangnya kota Pildandani dan di Talsamat."
Semarang: G.T. van Drop, 1930
BKL.0075-CP 8
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Buku ini menceritakan awal mulainya Menak. Jayengrana berperang melawan Raja Johan Pirman yang ada di negara Raja Bukmumertis. Sampai pada perang putra Kelan melawan Prabu Gulangge di Rohan."
Semarang: G.C.T. van Drop, 1930
BKL.0070-CP 3
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Serat menak jilid 5 ini bercerita mulai dari permulaan Menak Jayengrana berperang melawan Raja Maliyat Kuspar raja dari Kubarsi, ada di negara Kusniya Malebari. Sampai pada Wong Agung. Menak berperang melawan raja Johanpirman di negara Tasmiten."
Semarang: G.C.T. van Drop, 1929
BKL.0071-CP 4
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Naskah ini terdiri atas dua jilid, berisi sastra roman Islam dari siklus Menak. Teks ini merupakan bagian akhir dari kisah heroik Amir Hamzah yang terangkai dalam beberapa episode. Isi teks menceritakan gugurnya Amir Hamzah oleh Raja Lakad dan Jenggi serta pernikahan antara Ali dengan Dewi Kuraisin. Bandingkan deskripsi naskah CI.55 untuk keterangan dan acuan selanjutnya. Redaksi teks Lakad masih lain dengan versi-versi yang diuraikan oleh Poerbatjaraka (1940), merupakan versi tersendiri. Dua pupuh pertama dalam naskah ini (jilid I), masing-masing terdiri dari satu bait dhandanggula dibingkai dalam wadana yang sangat indah. Isi kedua bait tersebut memuat purwaka yang menyatakan tentang sikap penyalin kepada rajanya dan pencantuman titimangsa dimulainya penyalinan, yakni pada hari Selasa, 1 Rejeb, Ehe, 1836 (25 Agustus 1906). Keterangan kolofon belakang menyebutkan selesainya penyalinan pada hari Kamis Pahing, 3 Rabiulakhir, Be 1840 (14 April 1910). Masa penyalinan empat tahun cukup lama. Kertas yang digunakan dalam nakah ini, yaitu semacam kertas kop, sangat khas untuk kota Yogyakarta pada masa 1905-1915an. Nama penyalin tidak ada. Pada naskah ini juga banyak ditemui cap atau stempel dengan identifikasi nama B.H. Lie yang diperkirakan adalah nama orang yang pernah memiliki nakah ini (atau memprakarsai penyalinannya?). Keterangan lebih lanjut mengenai korpus ini dapat diperiksa dalam FSUI/CI.55. Naskah ini dibeli Pigeaud dari R. Tanaya di Surakarta pada bulan Oktober 1933. Kondisi naskah pada bagian depan (CI.56) sudah sangat rapuh dan banyak kertas yang sudah hancur, maka naskah ini tidak dimikrofilm. Berikut adalah daftar pupuhnya: (Jilid I) 1) dhandanggula; 2) asmaradana; 3) mijil; 4) sinom; 5) dhandanggula; 6) asmaradana; 7) sinom; 8) dhandanggula; 9) pangkur; 10) asmaradana; 11) dhandanggula; 12) durma; 13) sinom; 14) dhandanggula; 15) asmaradana; 16) pucung; 17) dhandanggula; 18) sinom; 19) dhandanggula; 20) asmaradana; 21) sinom; 22) maskumambang; 23) dhandanggula; 24) asmaradana; 25) dhandanggula; 26) kinanthi; 27) dhandanggula; 28) pangkur; 29) asmaradana; 30) pangkur; 31) dhandanggula; 32) asmaradana; 33) sinom; 34) asmaradana; 35) dhandanggula; 36) asmaradana; 37) pangkur; 38) megatruh; 39) kinanthi; 40) pangkur; 41) asmaradana; 42) dhandanggula; 43) kinanthi; 44) megatruh; 45) pangkur; 46) durma; 47) pangkur; 48) sinom; 49) asmaradana; 50) pangkur; 51) dhandanggula; 52) mijil; 53) durma; 54) pangkur; 55) asmaradana; 56) dhandanggula; 57) sinom; 58) durma; 59) asmaradana; 60) sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.56-NR 259
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini terdiri atas dua jilid, berisi sastra roman Islam dari siklus Menak. Teks ini merupakan bagian akhir dari kisah heroik Amir Hamzah yang terangkai dalam beberapa episode. Isi teks menceritakan gugurnya Amir Hamzah oleh Raja Lakad dan Jenggi serta pernikahan antara Ali dengan Dewi Kuraisin. Bandingkan deskripsi naskah CI.55 untuk keterangan dan acuan selanjutnya. Redaksi teks Lakad masih lain dengan versi-versi yang diuraikan oleh Poerbatjaraka (1940), merupakan versi tersendiri. Dua pupuh pertama dalam naskah ini (jilid I), masing-masing terdiri dari satu bait dhandanggula dibingkai dalam wadana yang sangat indah. Isi kedua bait tersebut memuat purwaka yang menyatakan tentang sikap penyalin kepada rajanya dan pencantuman titimangsa dimulainya penyalinan, yakni pada hari Selasa, 1 Rejeb, Ehe, 1836 (25 Agustus 1906). Keterangan kolofon belakang menyebutkan selesainya penyalinan pada hari Kamis Pahing, 3 Rabiulakhir, Be 1840 (14 April 1910). Masa penyalinan empat tahun cukup lama. Kertas yang digunakan dalam nakah ini, yaitu semacam kertas kop, sangat khas untuk kota Yogyakarta pada masa 1905-1915an. Nama penyalin tidak ada. Pada naskah ini juga banyak ditemui cap atau stempel dengan identifikasi nama B.H. Lie yang diperkirakan adalah nama orang yang pernah memiliki nakah ini (atau memprakarsai penyalinannya?). Keterangan lebih lanjut mengenai korpus ini dapat diperiksa dalam FSUI/CI.55. Naskah ini dibeli Pigeaud dari R. Tanaya di Surakarta pada bulan Oktober 1933. Kondisi naskah pada bagian depan (CI.56) sudah sangat rapuh dan banyak kertas yang sudah hancur, maka naskah ini tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.57-NR 260
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah dluwang ini, beraksara pegon, mengandung sebuah teks dari siklus Menak. Tidak ada keterangan yang menjelaskan tentang teks, baik judul, isi cerita maupun latar belakang asal teks, namun berdasarkan bahasa serta ciri-ciri lain, diperkirakan bahwa teks ini berasal dari daerah Pasisir. Penyunting juga menduga naskah disalin di daerah yang sama. Setelah membandingkannya dengan Serat Menak dalam Poerbatjaraka 1940a, Resowidjojo 1941 dan Pratelan I, ternyata teks Menak ini tidak ada yang mendekati isinya. Namun demikian, pada umumnya jalan ceritanya tidak jauh berbeda dengan versi Yasadipuran, hanya segi-segi tertentu saja yang tampak ditonjolkan, misalnya peran Umarmaya dan Umarmadi lebih dominan dalam alur cerita. Referensi lebih lanjut tentang Serat Menak dapat diperiksa dalam FSUI/CI.60."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.67-NR 351
Naskah Universitas Indonesia Library
"Penjilidan buku ini sangat buruk, nomor halaman buku tidak disusun secara urut. Judul buku tidak ada, namun dapat diperkirakan buku ini adalah Serat Menak. Diperkirakan termasuk dalam bagian yang mengisahkan tokoh Abujahal meminta tolong pada raja Tayib di Temas, sampai dengan Prabu Gulangge di Ngarokam."
no place: no publisher, no year
BKL.0449-CP 13
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Serat Menak tentang cerita warna warni raja-raja Timur Tengah pada waktu perang Uhud (623)"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1957
S11317
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.
899.222 SER
Buku Teks Universitas Indonesia Library