Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6912 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah berisi berbagai cerita wayang, namun secara garis besar memuat dua teks yaitu: Mintaraga (pupuh 1-42) dan Bratayuda (pupuh 43-114). Teks diawali dengan peperangan antara Sri Mandura dari negeri Astina melawan musuh dari Traju Tisna. Cerita tersebut dilanjutkan sampai pada kisah bertapanya Arjuna di Indrakila dan digoda oleh para bidadari. Arjuna diperintahkan untuk membasmi raksasa pengganggu kahyangan yaitu Niwatakawaca. Ia berhasil melaksanakan tugas tersebut dan selanjutnya diangkat menjadi raja kahyangan. Cerita dilanjutkan dengan beberapa kisah lainya seperti, perkawinan Abimanyu dengan Siti Sundari, hingga cerita Baratayuda. Teks diakhiri dengan tewasnya Aswatama di tangan Arjuna. Teks Mintaraga yang termuat dalam naskah ini berbeda dengan teks Mintaraga gubahan Pakubuwana III dan R.Ng. Yasadipura yang sudah diterbitkan. Tentang kedua versi ini dan keterangan lebih lanjut tentang teks Mintaraga ? yang juga dikenal dengan nama Wiwaha Jarwa ? lihat Pratelan I: 5-7, MSB/L.44, Pigeaud 1967:241. Lihat juga disertasinya Kuntara Wirjamartana (Arjunawiwaha). Daftar pupuh: (1) durma; (2) pangkur; (3) durma; (4) mijil; (5) durma; (6) maskumambang; (7) asmarandana; (8) mijil; (9) sinom; (10) dhandhanggula; (11) durma; (12) girisa; (13) durma; (14) asmarandana; (15) pangkur; (16) kinanthi; (17) girisa; (18) sardula; (19) girisa; (20) asmarandana; (21) maskumambang; (22) duduk; (23) mijil; (24) durma; (25) dhandhanggula; (26) mijil; (27) maskumambang; (28) kinanthi; (29) sinom; (30) asmarandana; (31) mijil; (32) asmarandana; (33) pangkur; (34) sinom; (35) durma; (36) pangkur; (37) mijil; (38) pucung; (39) dhandhanggula; (40) asmarandana; (41) dhandhanggula; (42) sinom. Pupuh 43-114 memuat teks Bratayuda yang ternyata sangat mirip dengan redaksi Bratayuda Yasadipuran yang diterbitkan oleh Cohen Stuart (1860): lihat Pratelan 1:56-64 untuk daftar pupuh; bandingkan juga MSB/L.68 untuk keterangan selanjutnya. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu ada beberapa pupuh dalam teks versi ini yang tidak termuat dalam edisi cetak. Naskah ini tidak mengandung keterangan tentang penulisan, namun demikian, berdasarkan kertas yang digunakan untuk menyalin naskah ini, penyunting memperkirakan naskah ini disalin sekitar abad ke-19. Naskah dibeli Pigeaud dengan perantaraan Ir. Moens, di Yogyakarta, pada tanggal 6 September 1932. Pada h.i terdapat tanda tangan dengan keterangan waktu 17 Agustus 1931 yang menurut dugaan penyunting dibuat oleh seseorang yang pernah memiliki naskah ini. Ringkasan cerita dari naskah ini telah dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Mei 1933, sebanyak 21 halaman."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.121-NR 210
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat mintaraga diawali dengan kisah Arjuna yang bertapa di gunung Endrakila. Terjadi huru hara di swarga. Adapun yang bisa mengalahkan raja raksasa Niwata Kawaca adalah Arjuna yang sedang bertapa. Cerita diakhiri dengan kisah Arjuna yang sedang bersenang-senang menikmati anugrah dari para dewata di swarga karena keberhasilannya mengalahkan raja raksasa Niwatakawaca."
Solo: Tjan Tjoe Twan, 1856
BKL.0438-CW 19
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan satu kumpulan teks yang terdiri dari: 1. Serat mintaraga; 2. Serat Rajasakapha; 3. Wedhatama Piningit; 4. Sastra gendhing; 5. Serat Kalatidha; 6. Raos; 7. Ajaran Anoman kepada Raden Wrekudara; 8. Wulang raos. Asal koleksi R. Tanojo."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CW.3-KT 10
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Paku Buwana III
"Buku ini merupakan lakon pedalangan berjudul Mintaraga. Lakon digubah oleh Sunan Pakubuwana III di Surakarta. Lakon terdiri atas 17 bagian. Bagian pertama diawali dengan kisah Arjuna (sang Parta), ketika dimintai pertolongan oleh para dewa untuk memerangi Prabu Niwatakawaca. Pada bagian akhir buku ini dikisahkan sang parta (Arjuna) turun kembali ke bumi berjumpa dengan saudara-saudaranya."
Batawi Sentrem: Bale Pustaka, 1932
BKL.1074-WY 65
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan tembusan karbon dari naskah FSUI/WY.77. Keterangan selengkapnya, lihat deskripsi naskah tersebut. Naskah tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.100-G 131
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Hamengku Buwana VIII
"Lakon yang dipergelarkan adalah Mintaraga. Kisahnya mengenai Bagawan Suciptahening Mintaraga yang sebenarnya adalah sosok Arjuna yang sedang bertapa di gunung Indrakila. Ia dimintai tolong oleh para dewa untuk melawan raja Niwatakawaca dengan bantuan Dewi Supraba. Usaha Mintaraga berhasil, ia dikawinkan dengan Dewi Supraba."
Keraton Yogyakarta: [publisher not identified], 1937
BKL.0803-WY 41
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan tulisan tangan dari naskah lontar Jaka Superta, yang dipinjam Pigeaud (?) dari Pastorian Katolik Kayutangan, Malang, pada Juli 1936. Ringkasan isi naskah dibuat oleh R.M.Ng. Sumahatmaka dan R. Mandrasastra, pada Oktober 1936. Naskah tulisan tangan diterima Pigeaud dari Heer Blijdensteun dari Bale Arjasari (h.l). Naskah difulis pada Rabu Pahing, bulan Sura tahun Wawu (tanpa angka tahun), oleh Trunasetra, Desa Gjama (h.2). Teks diawali dengan uraian tentang keturunan Pandawa, dan uraian tentang lurah Semar. Dilanjutkan dengan kisah R. Gatotkaca di negara Purbaya dianjurkan oleh ibundanya, Arimbi, untuk mengabdi kepada Ni Randa di Karang Mendala, bersama-sama dengan R. Suparta. Ni Mendala kemudian mengganti nama mereka, Gatotkaca menjadi Ki Arya Caluntang, Suparta menjadi Pandambumi. Raja Jenggalakala Durgangsa dari negara Widarba dan Prabu Mandura, berniat melamar Dewi Titisundari dari Dwarawati, Ia mengutus sang Patih ke Amarta disertai Arjunasasra. Sementara itu, Jagal Bilawa juga minta kepada ibundanya, Ni Mendala untuk melamar Titisundari. Ternyata sang Putri mengajukan beberapa syarat, antara lain: gamelan yang berbunyi sendiri, pisang yang berpucuk cinde, yang berbuah emaskumambangdalima biji merah, carang gantung yang berbuah manggis. Arya Caluntang diutus naik ke surga untuk mencari gamelan yang berbunyi sendiri, diikuti Semar dan Bagong. Arya Caluntang berperang dengan prajurit Suralaya. Lurah Semar berperang melawan Batara Brama, Batara Wisnu, dan Batara Siwa. Semua dewa kalah, kecuali Narada. Semar minta diantarkan menghadap Batara Guru untuk menyampaikan pesan dari Ni Mendala, Batara Guru mengabulkan permintaan Semar. Semar dan Caluntang pun segera kembali. Teks berakhir dengan pernikahan Jagal Bilawa dengan putri Dwarawati. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) pangkur?; (3) sinom; (4) kinanthi; (5) dhandhanggula; (6) durma; (7) asmarandana?; (8) pangkur?; (9) durma; (10) asmarandana; (11) pangkur; (12) dhandhanggula; (13) asmarandana; (14) sinom; (15) pangkur; (16) durma; (17) pangkur; (18) asmarandana; (19) durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.115-A 39.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi kumpulan lakon wayang purwa seperti: lampahan Arjuna wiwaha; serat Rama; Begawan Wisrawa; Sang Kumbakarna. Pada akhir teks terdapat silsilah Sri Susushunan Paku Buwana X yang merupakan keturunan ke-13 Prabu Brawijaya ditulis dengan huruf latin."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.13-KS 56
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini diperoleh Pigeaud dari Darsasastra, pada tanggal 6 September 1930 di Surakarta. Naskah telah dibuatkan ringkasan isinya oleh Mandrasastra pada bulan November 1930. Berdasarkan keterangan pada h.i, kemungkinan pemilik naskah sebelumnya adalah Srinarjo. Naskah berisi 11 lakon wayang purwa, yaitu: /. Limang Trenggana (h.lr); 2. Kresna Begal (h.5r); 3. Murcalelana (h.9v); 4. Kandhihawa (h.l4r); 5. Kresna Wisudha (h.l9v); 6. Mintaraga (h.26v); 7. Danumaya (h.32v); 8. Dursasana Ical (h.37r); 9. Abimanyu Gendhong (h.4lv); 10. Pandhawa Gupak (h.44v); 11. Lobaningrat (h.48r)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.116-NR 109
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat Pustaka Raja Purwa jilid III ini diawali dengan kisah Prabu Basurata dan Dhasarata diberi makanan oleh Bathara Wisnu, yaitu makanan para dewa (payasa) yang diletakkan di atas jamur dipa. Maksudnya agar Basurata dan Dhasarata dapat memperoleh keturunan. Bagian akhir buku ini dikisahkan setelah selesai upacara Rajawedha Prabu Basupati mendapat petunjuk untuk melakukan penghormatan kepada leluhurnya. Setelah melakukan penghormatan Prabu Basupati menjadi raja yang dihormati."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.1060-CW 36
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>