Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16188 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks ini berbentuk dialog antara tokoh-tokoh: Nalanderma, Gandaripa, Tawangalun, Patih Kediri, Tigaron, Klana, Emban, Sekartaji, Nata, Ni Dipakili, dan R. Panji Jaka Kembang Kuning. Kisah diawali dengan dicurinya Dewi Sekartaji dari kerajaan Kediri oleh R. Klanasewandana, namun ketahuan oleh Gandaripa sehingga terjadi peperangan, akhirnya R. Klanasewandana mati di tangan Tawangalun. Mayat Klanasewandana dibawa terbang Bramana Kandha. Naskah ini disalin di Yogyakarta pada bulan September 1931 dari sebuah teks yang ditulis atas perintah Mangkunagara VII kurang lebih pada tahun 1918. Keberadaan naskah induk ini tidak diketahui hingga kini. Keterangan penulisan/penyalinan naskah, juga tidak diketahui."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.27-A 24.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini berisi daftar nama-nama tokoh wayang dan mantera dalang. Selain itu juga cerita balungan wayang purwa, dari lahirnya Dasamuka, Lokapala, Rama Duta sampai dengan Rama Tambak. Asal koleksi naskah dari RM. Sajid."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.20-KS 57
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi keterangan tentang nama julukan beberapa raja Jawa berikut artinya seperti: Prabu Brawijaya dari Jenggala, mendapat julukan Lembu Amiluhur, Brawijaya Anjaweng pati, Brawijaya Andewakusuma. Nama julukan Raden Brajanata, yaitu: Tumenggung Nila Prabangga, Panji Tohpati, Raden Gandasena, Raden Sindulaga, Raden Sindusena, Raden jangga Kumendung. Nama julukan Prabu Brawijaya di kerajaan Mendang Kamulan, yaitu: Brawijaya Jayalengkara, Brawijaya Teja Alengkara. Di samping itu, teks berisi pula tentang sistem penanggalan Jawa, wangsalan, dan cerita Panji Jayengtilam. Melihat corak/bentuk tulisan pada h.61-63 dengan bentuk tulisan pada h.64-110 yang berbeda, teks kemungkinan ditulis oleh lebih dari satu orang. Tidak ada keterangan mengenai tarikh penulisan/penyalinan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.91-NR 509
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi kumpulan lakon wayang purwa seperti: lampahan Arjuna wiwaha; serat Rama; Begawan Wisrawa; Sang Kumbakarna. Pada akhir teks terdapat silsilah Sri Susushunan Paku Buwana X yang merupakan keturunan ke-13 Prabu Brawijaya ditulis dengan huruf latin."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.13-KS 56
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan jilid pertama dari seri dua jilid Cariyos Ringgit Purwa yang menyalin dari naskah KBG 679-680. Penyalinan dikerjakan pada tahun 1929 untuk kepentingan penelitian Pigeaud di Surakarta. Keterangan tentang penulis/penyalin naskah tidak ditemukan dalam teks. Teks berisi catatan dan cuplikan daftar pupuh lakon wayang purwa versi Yogya-karta. Lihat Pigeaud dan Moens 1931:335 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.28-L 7.20
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini kelanjutan dari naskah jilid pertama Cariyos Ringgit Purwa. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi jilid pertama (WY.28)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.29-L 7.21
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. (Raden Ngabehi) Ranggawarsita
"Buku ini berisi cerita wayang purwa dengan lakon: Bangbang Swihastha, karya Ranggawarsita. Tokoh Bambang Dwihastha adalah putra Dyah Yogawati dan cucu Bagawan Yogiyasa. Sebenarnya Bambang Dwihastha adalah putra Arjuna. Dwihastha ingin bertemu dengan Arjuna (ayahnya) di tengah jalan bersua dengan Prabu Bisaka yang hendak ke Dwasawati. Prabi bisaka minta pertolongan Kresna untuk berperang melawan Prabu Gajah Marapah yang menguasai istananya. Prabu Gajah Marapah dapat dikalahkan. Bambang Dwihastha dikawinkan dengan Bisawati, putri Prabu Bisaka, dan Bisakesi putri patih Bisakesa."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1927
BKL.0511-WY 19
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Cerita lakon wayang dengan judul Kumalasekti ditulis dalam beberapa buku. Dalam buku ini cariyos Kumalasekti berisi kisah Angkawijaya difitnah para kurawa di Astina."
Surakarta: Albert Rusche, 1912
BKL.1082-WY 56
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut daftar naskah koleksi FSUI, naskah SJ.163 ini berjudul Babad tanah jawi (begint Watugunung), namun judul ini tidak sesuai dengan yang terdapat pada punggung naskah yaitu serat pakem ringgit purwa. Isi teks ternyata juga tentang cerita wayang. Oleh karena itu, penyunting membuat judul baru yang sesuai dengan judul pada punggung naskah dan isi teks. Kemungkinan judul lagi adalah Serat Kandha. Bagian awal naskah ini tidak bisa dibaca karena kerusakan pada lembar halaman naskah. Teks berisi kisah Resi Gana yang enggan menikah. Kisah Prabu Watugunung dari Gilingwesi. Kisah Dewi Sri dengan Dasamuka. Kisah Arjunasasrabahu. Kisah Subali dan Sugriwa. Cerita Pandudewanata dari Astina. Kisah Dewa Wisnu dengan Boma. Kisah tentang kelahiran Gatotkaca dan pertarungannya dengan Brajamusti. Beberapa episode cerita tentang Arjuna. Diakhiri dengan kisah putra dari Patih Suwenda yang menikah dengan seorang putri dari Cempa. Daftar pupuh: (1) ..., ... ; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) asmarandana; (5) durma; (6) dhandhanggula; (7) sinom; (8) durma; (9) dhandhanggula; (10) durma; (11) asmarandana; (12) dhandhanggula; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) wirangrong; (16) pangkur; (17) sinom; (18) dhandhanggula; (19) durma; (20) pangkur; (21) durma; (22) sinom; (23) asmarandana; (24) kinanthi; (25) sinom; (26) pangkur; (27) maskumambang; (28) asmarandana; (29) mijil; (30) megatruh; (31) dhandhanggula; (32) sinom; (33) pangkur; (34) durma; (35) dhandhanggula; (36) sinom; (37) durma; (38) sinom; (39) durma; (40) asmarandana; (41) sinom; (42) dhandhanggula; (43) pangkur; (44) kinanthi; (45) asmarandana; (46) kinanthi; (47) dhandhanggula; (48) wirangrong; (49) sinom; (50) asmarandana; (51) mijil; (52) durma; (53) pangkur; (54) sinom; (55) dhandhanggula; (56) mijil; (57) pangkur; (58) kinanthi; (59) durma; (60) sinom; (61) dhandhanggula; (62) sinom; (63) asmarandana; (64) pangkur; (65) durma; (66) sinom; (67) dhandhanggula; (68) pangkur; (69) wirangrong; (70) asmarandana; (71) durma; (72) pangkur; (73) mijil; (74) asmarandana; (75) dhandhanggula; (76) durma; (77) kinanthi; (78) pangkur; (79) durma; (80) dhandhanggula; (81) asmarandana; (82) sinom; (83) asmarandana; (84) pangkur; (85) durma; (86) mijil; (87) asmarandana; (88) sinom; (89) pangkur; (90) sinom; (91) dhandhanggula; (92) durma; (93) asmarandana; (94) pangkur; (95) durma; (96) asmarandana; (97) sinom; (98) dhandhanggula; (99) pangkur; (100) durma; (101) dhandhanggula; (102) sinom; (103) mijil; (104) durma; (105) kinanthi; (106) pangkur; (107) dhandhanggula; (108) asmarandana; (109) durma; (110) pangkur; (111) dhandhanggula; (112) durma; (113) sinom; (114) pangkur; (115) kinanthi; (116) dhandhanggula; (117) asmarandana; (118) sinom; (119) durma; (120) dhandhanggula; (121) pangkur; (122) sinom; (123) pangkur; (124) girisa; (125) maskumambang; (126) kinanthi; (127) durma; (128) dhandhanggula; (129) asmarandana; (130) dhandhanggula; (131) durma; (132) asmarandana; (133) mijil; (134) dhandhanggula; (135) asmarandana; (136) pangkur; (137) durma; (138) dhandhanggula; (139) sinom; (140) pangkur; (141) durma; (142) dhandhanggula; (143) durma; (144) pangkur; (145) durma; (146) pangkur; (147) dhandhanggula; (148) durma; (149) dhandhanggula; (150) pangkur; (151) durma; (152) pangkur; (153) durma; (154) kinanthi; (155) durma; (156) asmarandana; (157) pangkur; (158) durma; (159) kinanthi; (160) dhandhanggula; (161) asmarandana; (162) sinom; (163) pangkur; (164) dhandhanggula; (165) durma; (166) dhandhanggula; (167) mijil; (168) durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.163-NR 399
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi kisah Kurawa yang berusaha membunuh Pandawa. Pertama-tama Bratasena dibuat mabuk, dan dimasukkan ke sumur Jalatunda. Saudara-saudara Bratasena diundang ke Astina, dengan alasan akan diadakan penyerahan separuh negara. Sambil menunggu kedatangan Bratasena, Puntadewa disuruh mengatur ketandan, Arjuna menjual kapur sirih, Nakula dan Sadewa menggembalakan kambing dan itik. Raksasa Batangsidalancang, penjaga gada kepunyaan Bratasena, marah ketika gada itu diangkat oleh Kurawa untuk dipukulkan kepada Puntadewa. Pihak Kurawa mengadakan sayembara untuk mencari orang yang sanggup mengangkat gada itu. Hyang Antaboga menyuruh Bratasena mengikuti sayembara tersebut dengan minta imbalan separuh negara Astina. Bratasena kemudian diubah wujudnya menjadi anak berusia sembilan tahun. Teks berakhir dengan kisah penyerangan para Kurawa ketika Bratasena berusaha menagih janji setelah berhasil mengangkat gada tersebut. Cerita ini juga disebutkan dalam MSB/W.25 dan W.28, dengan judul Lakon Pandawa Dulit. Dalam sumber-sumber lain, teks juga dikenal dengan judul Lakon Bondhan Paksa Jandhu. Keterangan penyalinan naskah ini tidak ditemukan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.23-A 41.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>