Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16270 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah berisi teks yang berjudul Pratelaning Wandanipun Ringgit Wacucal ini, berisi daftar 18 tokoh wayang purwa dengan 40 wandanya. Untuk setiap wanda dilengkapi dengan keterangan kawontenan wayang yang bersangkutan. Naskah merupakan salinan ketik dari sebuah naskah induk yang tidak disebutkan keberadaannya. Penyalinan dilakukan sebanyak dua eksemplar, yaitu A 20.03a (ketikan asli) dan A 20.03 b (tembusan karbon, tinta ungu). Hanya ketikan asli (a) yang dimikrofilm. Pigeaud memperoleh naskah ini dari Ir. Moens pada bulan September 1929. Keterangan penulisan/penyalinan naskah tidak disebutkan dalam teks."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.2-A 20.03a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini berbentuk dialog antara tokoh-tokoh: Nalanderma, Gandaripa, Tawangalun, Patih Kediri, Tigaron, Klana, Emban, Sekartaji, Nata, Ni Dipakili, dan R. Panji Jaka Kembang Kuning. Kisah diawali dengan dicurinya Dewi Sekartaji dari kerajaan Kediri oleh R. Klanasewandana, namun ketahuan oleh Gandaripa sehingga terjadi peperangan, akhirnya R. Klanasewandana mati di tangan Tawangalun. Mayat Klanasewandana dibawa terbang Bramana Kandha. Naskah ini disalin di Yogyakarta pada bulan September 1931 dari sebuah teks yang ditulis atas perintah Mangkunagara VII kurang lebih pada tahun 1918. Keberadaan naskah induk ini tidak diketahui hingga kini. Keterangan penulisan/penyalinan naskah, juga tidak diketahui."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.27-A 24.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini berisi daftar nama-nama tokoh wayang dan mantera dalang. Selain itu juga cerita balungan wayang purwa, dari lahirnya Dasamuka, Lokapala, Rama Duta sampai dengan Rama Tambak. Asal koleksi naskah dari RM. Sajid."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.20-KS 57
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisik teks sejumlah adegan dari berbagai cerita wayang krucil dan wayang purwa, dimulai dari cerita Damarwulan, episode Menak Jingga Bali sampai dengan cerita lahirnya Retnagawa, dan setiap adegan diberi judul."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.14-KS 61
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Hazeu, G.A.J. (Godard Arend Johannes)
"Buku ini berisi tentang pertunjukan yang mempergunakan sarana wayangan. Pembuatan wayang purwa, wayang gedog beserta perlengkapannya. Umur wayang purwa, asal mula wayang purwa, asal usul wayang, pertunjukan topeng, pertunjukan wayang beber. Bab kemajuan pengetahuan tontonan wayang di kemudian hari."
Semarang: H.A. Benjamin, 1914
BKL.0282-WY 10
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi keterangan tentang nama julukan beberapa raja Jawa berikut artinya seperti: Prabu Brawijaya dari Jenggala, mendapat julukan Lembu Amiluhur, Brawijaya Anjaweng pati, Brawijaya Andewakusuma. Nama julukan Raden Brajanata, yaitu: Tumenggung Nila Prabangga, Panji Tohpati, Raden Gandasena, Raden Sindulaga, Raden Sindusena, Raden jangga Kumendung. Nama julukan Prabu Brawijaya di kerajaan Mendang Kamulan, yaitu: Brawijaya Jayalengkara, Brawijaya Teja Alengkara. Di samping itu, teks berisi pula tentang sistem penanggalan Jawa, wangsalan, dan cerita Panji Jayengtilam. Melihat corak/bentuk tulisan pada h.61-63 dengan bentuk tulisan pada h.64-110 yang berbeda, teks kemungkinan ditulis oleh lebih dari satu orang. Tidak ada keterangan mengenai tarikh penulisan/penyalinan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.91-NR 509
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi uraian tentang perbedaan pahatan wayang kulit gaya Surakarta dan Yogyakarta. Naskah diterima dari G.P.H. Tejakusuma, pada tanggal 15 Agustus 2602 (1942 Masehi) (h.l). Keterangan penulisan/penyalinan tidak disebutkan dalam teks. Naskah ketikan ini kemungkinan sama dengan MSB/W.3."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.45-G 187
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah Lampahan Jaka Pramana ini merupakan salinan dari pertunjukan wayang yang dipentaskan di Ambarukma pada tanggal 25 Desember 1929, bertepatan dengan hari kelahiran Ratu Kencana. Penyalinan dikerjakan pada Januari 1930 sebanyak dua eksemplar. Kedua eksemplar itu kini tersimpan dalam koleksi FSUI dengan kode A 19.03a dan A 19.03b (tembusan karbon). Hanya ketikan asli yang dimikrofilm. Cerita lakon ini secara ringkas adalah sebagai berikut: Prabu Jayalengkara atau Sri Kandhilawan, raja di negara Medhangkamulan/Purwacarita menggantikan kedudukan Sri Mapanggung II. Sri Mapunggung II kemudian berganti nama menjadi Prabu Bagawan Jayabaya. Prabu Jayalengkara berputra Retna Pambayun, Arya Parijata, Arya Jaka Wida, Arya Suwita, dan Arya Lembu Subrata. Jaka Santa dan adiknya yang masih saudara sepupu bernama Jaka Jarudi. Keduanya cacat dan senang menembang. Setelah sampai waktunya mereka menghadap kakeknya Sri Manuhun. Prabu Manuhun di Pagelen dihadap putranya. Mereka sedang membicarakan adiknya yang bernama Prabu Sri Kala di Prambanan, yang tidak hadir di Purwacarita karena berburu di hutan bersama kedua putranya, yairu Jaka Sangkala dan Jaka Makala. Jaka Sangkala dikutuk oleh ayahnya menjadi banteng, sedangkan Jaka Sakala menjadi burung tiung. Mereka menyesal dan minta ampun. Keduanya lalu dianjurkan bertapa. Jaka Sangkala yang berwujud banteng diminta agar menolong orang-orang yang menyangga beban berat. Jaka Makala yang berwujud burung tiung diminta agar menolong orang dengan perkataannya. Jaka Pramana didatangi oleh Jaka Prasanta dan Jaka Jarudi. Jaka Prasanta dan Jaka Jarudi mengimbau agar Jaka Pramana mau menghadap ayahnya, karena sudah lama tidak menghadap. Ia kemudian pergi ke hutan sekaligus mencari burung tiung kesenangannya, tetapi tidak diutarakannya. Di tengah hutan bertemu para raksasa. Terjadi peperangan berakhir dengan tewasnya prajurit raksasa. Kyai Cemporet mengasuh buyut yang bernama Jaka Kulampis, dan cucu bernama Rara Kumenyar. Ia bercerita pada istrinya bahwa ketika menyabit rumput di desa Babadan, ada banteng dan burung tiung yang dapat berkata seperti manusia, banyak kepandaiannya. Desa Babadan dapat menjadi lebih makmur karena keduanya. Tersebutlah Raden Jaka Makala yang berbentuk menco bertapa di dekat Dukuh Babadan. Ia mendapat bisikan dari dewa agar menghadap kakak sepupunya yaitu Raden Jaka Pramana agar segera berjalan ke Pagelen dan hendaknya berganti nama menjadi Jamang. Jamang kagum akan kecantikan Rara Kumenyar yang sedang tidurmakemudian bersenandung. Rara Kumenyar terbangun dan melihat ke kanan kiri, tetapi tak ada orang. Rara Kumenyar mengira bahwa itu adalah suara peri parayangan. Jamang hinggap di para-para dan berkata kalau ia yang bersuara. Rara Kumenyar baru yakin kalau ada binatang yang dapat berlaku seperti manusia. Tak lama kemudian Jamang pulang dan berjanji akan kembali. Jamang bercerita kepada Raden Jaka Pramana tentang Rara Kumenyar. Mendengar ceritanya, Jaka Pramana jatuh hati pada Rara Kumenyar. Suatu hari Jamang disuruh membawa cincin manik arja kepada Rara Kumenyar dan dipesan agar segera terbang ke langit. Jamang menyerahkan cincin pemberian tuannya kepada Rara Kumenyar. Setelah diperiksa tampak seorang satria. Lama ia tak berkata-kata. Kemudian cincin diusap-kan pada wajahnya, maka gambaran Jaka Pramana hilang dan berganti menjadi Rara Kumenyar. Rara Kumenyar menyesal, menangis, dan pingsan, jatuh di batu. Jamang pulang ke hutan kembali, bertemu dengan dua burung tiung, di mana yang satu pernah dipelihara orang dan yang lain belum. Jamang berkata-kata dengan mereka memakai bahasa burung tiung. Ketiganya kemudian menghadap Jaka Pramana. Jaka Pramana melepas cincin yang terikat pada leher Jamang dan terlihat wajah Rara Kumenyar. Kedua burung tiung tersebut kemudian diberi nama Cundhuk dan Sumping. Cincin kemudian diusapkan ke wajahnya kembali, dan terlihat mereka berdua. Jamang disuruh segera ke Babadan kembali dan menyerahkan akar beringin pada Kyai Cemporet agar ditanam di wilayah desa Babadan. Akar beringin ditanam hingga membuat para nahkoda bingung untuk keluar dari Babadan dan akhirnya menetap. Babadan kemudian menjadi kota yang ramai dan semakin makmur. Prabu Sri Manuhun dihadap Raden Jaka Pratama dan Raden Jaka Sengara. Prasanta dan Jarudi disuruh Raden Jaka Pramana menyampaikan pesan pada Sri Manuhun. Sri Manuhun melihat ada dua ekor burung tiung yang bermain di istana, lalu dipanah, yang satu mati dan yang lain terbang. Jaka Pramana marah dan segera mendatangi Babadan. Jaka Sangkala, putra raja Prambanan yang berwujud banteng mendapat bisikan dewa agar menghadap kakaknya Jaka Pramana. Sewaktu ia menolong orang yang membawa beban berat, ia bertemu dengan adiknya yang berwujud burung tiung. Kyai Cemporet dihadap istrinya. Kemudian datang dua burung tiung dengan banteng menyampaikan permohonan agar Rara Kumenyar bersedia menikah dengan tuannya Jaka Pramana, putra raja di Bagelen. Sri Sadana di Jepara mendengar berita kalau Kyai Cemporet mempunyai menantu. Prabu Sri Kala di Prambanan menyuruh Patih Anirpringga mencari anaknya yang berubah bentuk dan sekarang sedang bertapa. Raden Jaka Pramana menjadi raja di negara Cengkalsewu/Mendhangsewu bergelar Prabu Dewasraya. Kemudian datang Raden Jatiwisesa, putra raja di Majagaluh yang mengembara karena diusir ayahnya, karena ingin menundukkan Prabu Dewasraya. Kemarahan Jatiwisesa dihadapi burung tiung dan banteng. Akhirnya burung tiung dan banteng dipanah, dan berubah menjadi manusia. Keterangan bibliografl lihat SMP/KS.313. Tentang daftar lakon wayang madya selengkapnya lihat FSUI/WY.79."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.53-A 19.03a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan yang berisi dua adegan peperangan yang dipetik dari siklus cerita Rama. Naskah disalin oleh Sumahatmaka pada tahun 1937. Bagian pertama berisi cuplikan tentang gugurnya Indrajit, Dasamuka, dan Dewi Sinta, disalin dari MSB/L.47. Bagian kedua tentang Prabu Parajana Manimantaka beradu dengan para Pandhawa, mungkin disalin dari MSB/L.296, pupuh 4. Bandingkan dengan FSUI/CP.63 yang merupakan ringkasan dari teks bagian pertama naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CW.1-A 40.07
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Keterangan pewayangan terdiri dari dua bagian, yaitu Bab Wandaning Ringgit Purwa dan Pratelan Namaning Ringgit Purwa Dalah Wanda-wandanipun ingkang Kawujudaken Gambar Corekan Cacah 81 Iji. Bagian pertama berupa ulasan tentang penampilan dan watak (pasang-pasemon) untuk 33 tokoh pokok wayang purwa, disertai nama dan penjelasan mengenai masing-masing wanda serta penggunaannya dalam adegan tertentu, menurut tradisi Surakarta. Artikel ini ditulis oleh R. Tanaya. Bagian kedua merupakan lampiran berisi daftar nama tokoh wayang purwa yang oleh R. Cremamlaya (abdidalem panatah ringgit ing Karaton Surakarta) telah disediakan gambarnya, yaitu 33 tokoh dengan 81 jenis wanda. Namun yang ada pada naskah ini hanya daftar saja, tanpa sketsa yang dimaksud. Penulisan teks maupun pembuatan sketsa dilakukan antara Februari 1935 dan Maret 1936, di Surakarta. Sedangkan penyalinan naskah ini dikerjakan oleh R. Tanaya pada tahun 1942, di Yogyakarta. Naskah babonnya adalah MSB/W.l. Tentang naskah tersebut lihat Behrend 1990:106. Adapun MSB/W.l sendiri masih berupa ketikan tanpa gambar. Identifikasi naskah asli dengan gambar Cremamlaya belum diketahui. Sebagaimana dinyatakan di atas, naskah ini merupakan turunan MSB/W.l. Naskah LOr 10.830 samadengan W.l tersebut, sedangkan MSB/W.2 sama dengan FSUI/WY.l ini, yaitu salinan tahun 1942. Keterangan selengkapnya, lihat MSB/W. 1 -4 dan LOr 11.660 (1)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.1-G 188
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>