Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks berisi uraian tentang petilasan Pangeran Wiramanggala, putera Kanjeng Ratu Anyakrawati di Mataram. Selain itu, terdapat juga uraian tentang makam Kyai Krincing Wesi atau Raden Jaka Supana yang terletak di daerah Bantar, Sedayu, Yogyakarta. Naskah karya Jayengwiharja ini diterima pada 24-8-'02 (tahun Jepang) atau tanggal 24 Agustus 1942. Keterangan tarikh penulisan naskah ini tidak ditemukan dalam teks."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.19-W 66.14
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi tiga cerita, yaitu: kisah gua Gulingan peninggalan R. Jaka Puring di lereng Gunung Gulingan, terletak di Kali Bawang, Kabupaten Ciloto; disusul kisah makam Nyai Ageng Bandung di Gunung Tumbal, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta; dan diakhiri kisah Sendang Mrican peninggalan Seh Maulana, terletak di selatan Sungai Krasak, daerah Kedu. Teks sama sekali tidak mencantumkan keterangan penulisan maupun penyalinan, maupun tarikh penerimaan naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.21-W 66.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi enam buah cerita, yaitu: Kisah Gua Senthong, Gua Cermin, Kaum, tentang Tledhek, Gua Langse, Makam Imagiri, Tata cara(?), Makam Banyu Sumurup, Makam Kota Gede, Saliran, dan Sumber Kumuning. Nama-nama tempat dalam naskah ini terdapat di daerah Yogyakarta dan sekitamya. Naskah diterima Pigeaud pada 23 Juli 1941, tidak diketahui secara pasti asal-usul naskah ini, nama penulis maupun tarikh dan tempat penulisannya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.23-W 65.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi kisah Gua Umyang yang berada di Gunung Soka, Gunung Kidul. Gua ini merupakan peninggalan Panembahan Sukanandi, putra Brawijaya V dari Majapahit. Nama Umyang itu sendiri berasal dari sebutan Sukanandi waktu kanak-kanak. Tidak ditemukan keterangan tentang penulisan/penyalinan naskah dalam teks, demikian pula dengan keterangan tentang penerimaan naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.25-W 66.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi keterangan tentang gua dan beberapa petilasan yang terletak di daerah Yogyakarta, yaitu: Guwa Gebangtinatar, Petilasan Gebangkara, Petilasan Kembang Lampir, Guwa Surulanang, Guwa Ngrancangkencana, Sumur Bandung, Sendang Sada, Sendang Wirik, Guwa Lawa, serta Gunung Gentong. Pada bagian depan teks terdapat sepucuk surat bertanggal 17 Juli 1941 (tanggal ini sama dengan saat serah terima naskah). Surat tersebut berasal dari Jayengwiharja ditujukan kepada Mandrasastra, menyebutkan bahwa Jayengwiharja menyerahkan hasil karangannya kepada Dr. Th. Pigeaud melalui R.Ng. Mandrasastra, dan karangan-karangan berikutnya akan dikirim setiap bulan pada tanggal 7 dan 17. Keterangan tarikh penulisan naskah ini tidak ditemukan dalam teks."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.20-W 65.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks yang diterima Pigeaud pada 2 September 1941 ini, terdiri dari sembilan buah cerita tentang sejarah terjadinya beberapa buah petilasan dan cerita-cerita lainnya. Cerita-cerita tersebut adalah: 1. Cariyosipun Seh Ening (h.1); 2. Guwa ing wukir Suracala (h.3); 3. Guwa Sigelung (h.6); 4. Guwa Kidang Kencana (h.7); 5. Guwa Sithotho (h.9); 6. Guwa Ngreneng (h.10); 7. Guwa Bribin (h.12); 8. Cariyosipun R. Jaka Lambang (h.16); 9. Astananipun Kyai Ageng Giring (h.22). Keterangan penulisan/penyalinan maupun penerimaan naskah ini, tidak ditemukan dalam teks."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.24-W 65.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri atas tiga teks yang berbeda, yaitu (a) janantaka, (b) Weda Rsi Ghana dan (c) sasayu paneteg tuuh. Sekalipun berupa satu cakepan yang disalin oleh satu tangan, ketiga teks ini semula diberi kode identifikasi yang berbeda-beda (LT 185, 186 dan 187). Keterangan isi selengkapnya sebagai berikut: Teks janantaka diawali dengan uraian tentang gring (sakit) yang menimpa rakyat secara mengganas. Dimulai dari jenis-jenis gring yang menimpa golongan masyarakat ke bawah, menengah, sampai pada masyarakat kelas utama. Dilanjutkan dengan dewasa tri wikrama, yakni uraian tentang guruning sasih sebagai langkah awal dalam memilih dewasa baik dan buruk berdasarkan pasasanjan tri wara, yang dimulai dari wuku Sinta sampai Watugunung (sebanyak 30 wuku). Diuraikan juga tentang pangunyaning tri wara yang meliputi baik buruknya dewasa untuk melakukan suatu pekerjaan, seperti dewasa rayur wirya (dewasa untuk potong gigi: mamatah); dewasa dewa nglayang (dewasa untuk membangun kahyangan dewa, upacara bayi dan para pitra yang senantiasa berdasarkan sasih dan penanggalan); dewasa mreta kunda lini/dewasa tetanduran/tri mamula (tentang hari-hari baik untuk menanam segala sesuatu termasuk pengolahan tanahnya disertai mantra-mantra tertentu); dan dewasa catur laba (tentang baik buruknya hari untuk bepergian). Disebutkan juga tentang dewasa buruk yang hendak dihindari karena diliputi oleh Kala Kundang Kasih, Kala Pundutan, Kala Dangastra, Kala Luwang, Kala Dangu, Kala Lekan, Kala Dasa Muka, Kala Rumpuh, dan lain-lainnya. Diakhiri dengan sebutan hari-hari baik dari ke-30 wuku dan mitra sasatru (dewasa dari segala dewasa). Disebutkan bahwa jika bertemu dengan dewasa di atas bagan akan menemui musuh, sedangkan jika bertemu dengan dewasa di bawah bagan adalah sangat baik karena bertemu dengan teman atau mitra (lihat h.16b). Untuk naskah lain dengan judul janantaka, lihat LOr 9276 dan aslinya, Kirtya 367. Teks ini belum tentu sama dengan FSUI/CL.52. Teks kedua adalah tulisan keagamaan berjudul Weda Rsi Gana, mengungkapkan tentang cara Rsi Gana lengkap dengan sarananya berdasar seluruh penjuru arah mata angin. Tujuannya untuk menetralisir dunia dari gangguan buta kala. Diakhiri dengan uraian sesayut Prayascita lengkap dengan sarana dan mantranya. Teks ketiga adalah sasayut paneteg tuuh, menguraikan tentang cara-cara membuat sesajen yang berbentuk sasayut untuk keselamatan hidup atau panjang umur. Disebutkan pula tentang sasayut jaga satru, sasayut dirga ayu, sasayut panebusan mahapati, dan lain-lain. Khusus sasayut panca lingga dan sasayut dirga yusa bumi yang disebutkan pada akhir naskah ini sangat baik dipakai oleh pendeta dan para ratu yang seyogyanya dihaturkan di Kahyangan Agung. Semua jenis sasayut ini dilengkapi dengan sarana, cara pengolahan, dan mantra-mantra yang dipakai. Teks ini ada kemiripan dengan naskah FSUI/AH.38, baik mengenai jenis-jenis sasayut, sarana, maupun mantra yang dipakai. Keterangan penulisan ketiga teks ini, maupun penyalinannya dalam lontar AH.39 tidak ada."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.39-LT 185-187
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi dua cerita, yang pertama tentang Gua Kiskendha atau Gua Sikandha, dan yang kedua tentang Sendhang Mudal di Sibolong. Tidak diketahui secara pasti tentang nama penulis naskah ini, demikian pula dengan tarikh dan tempat penulisan, maupun tarikh penerimaan naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.22-W 66.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Dewa Danda, diawali dengan uraian tentang kewajiban (tat krama) seorang raja dalam memegang tampuk pemerintahan yang didampingi oelh seorang patih. Raja (ratu) dan patih (patuh) selalu berbuat adil terhadap rakyatnya yang dilandasi dengan kemanungggalan pikiran atau tujuan mereka berdua. Dilanjutkan dengan pelaksanaan sangsi (denda)oleh raja terhadap rakyat yang bersalah atau yang melanggar hukum yang berlaku. raja tidak membeda-bedakan hukum terhadap siapa saja sesuai dengan besar kecilnya kesalahan yang dilakukan. Jenis denda ada yang berupa denda uang seperti denda yang dilakukan antar catur wangsa, masing-masing dikenakan denda uang yang berbeda-beda tergantung kesalahan atau terhadap kasta apa mereka lakukan. Uraian lain yang terdapat dalam naskah ini menyebutkan tentang ajaran aji sastra kreta, kebijaksanan seorang pendeta, ajaran Mpu Kuturan dan Begawan Byasa bahwa brahmana sebagai penghulu raja, ksatria sebagai badan raja, wesya sebagai lututnya raja, dan sudra sebagai kakinya raja. Disinggung pula tentang caturloka dala, dharma wicara; dan catur negara yaitu Koripan, Gegelang, Kediri, dan Singosari. Bandingkan naskah LOr 9243 dan Kirtya 283. Hampir semua sisi kanan lempir terdapat cuplikan-cuplikan singkat yang berisi segala hal yang berkaitan dengan segala jenis hukuman (denda). Naskah diapit dengan 1 lempir rontal (sampun depan) dan 2 lempir rontal (sampul belakang) yang baru. Sedangkan lempir nomor 1-37 tampak sangat tua karena kebanyakan lempirnya sudah lepas, berlubang-lubang, berdebu dan warnanya pun telah berubah menjadi coklat tua kehitam-hitaman. Pada h.1a terdapat catatan tambahan dalam tulisan Bali dan Latin, menyebutkan dewa dandha, I.G. Jlantik (t.t.), 1896'. Berdasarkan data ini mungkin naskah disalin (diprakarsai ?) oleh I.G. Jlantik pada tahun 1896. Selain itu data pada no. 37b juga menyebutkan bahwa naskah selesai dengan sempurna pada wuku Uye."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.59-LT 240b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat tulisan peserta no.1 dalam lomba dialek KBG yang diadakan tahun 1912-1913. Penulis adalah M. Suryasudirja dari Padangan, Rembang (memakai nama samaran S.J.S. Derpa), menguraikan tentang dialek Rembang. Dalam lomba tersebut, tulisan ini meraih juara 1 (kelompok I). Untuk keterangan umum lomba dialek KBG, lihat BA.128. untuk salinan ketikan, lihat BA.128, h.15-66."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.161-Bau 101
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>