Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45866 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Salinan ketikan dari sebuah naskah induk yang ditulis oleh M. Hardjadisastra dan M. Jasasoemarta, guru Pamulangan Djawi di Tawangmangu, Surakarta, pada tahun 1931, dan diterima Pigeaud dari Balai Pustaka, pada bulan Juni 1931. Menurut keterangan di h.i, penyalinan sebanyak empat eksemplar, selain tersimpan di koleksi FSUI ini, salinan lainnya diserahkan kepada Dr. Kraemer dan Panti Boedaja. Keberadaan naskah induk itu sendiri belum diketahui hingga kini. Teks naskah ini berisi keterangan segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung Lawu, dan tempat-tempat penting sekelilingnya. Dalam teks naskah ini diceritakan pula antara lain tentang: bagaimana cara mencapai puncak gunung Lawu dengan selamat, bahaya-bahaya yang mungkin akan dihadapi para peziarah, dan terdapat pula peta dan rute dengan pos-posnya menuju puncak Lawu."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.6-A 23.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan ini berisi teks tentang asal-usul terjadinya Gunung Lawet di Kabupaten Purbalingga yang disusun oleh Siswaharjana, seorang guru di desa Kutawis (Purbalingga). Keterangan dari pengarang tentang penulisan teks ini: ?Sarehning kulo semerep kathahing tiyang ingkang sok sujarah dateng pepunden redi Lawet, pramila kulo merloaken taken-taken ing bab wontenipun redi Lawet wau, mila serat punika lajeng kulo namakaken Serat Babadipun Redi Lawet, sasampunipun kulo mengeti sarta asring mirengaken dedongengan wau lajeng nitik-nitik ing bibliotheek, nanging taksih sepen mila lajeng kulo impun. Naskah ini diketik oleh staf Pigeaud di Surakarta pada tahun 1929."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.11-A 11.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini beris teks yang menceritakan tentang kejayaan Prabu Jayabaya dari kerajaan Daha (Kediri). Pada sampul naskah disebutkan bahwa naskah ini milik GPH. Prabu Winata, Surakarta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.3-KS 48
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 4(1-2) 2003
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut penyalin, naskah ini berisi kumpulan teks sebagai berikut: Serat Ambiya, Tapel Malaikat, Aji Jan-Banujan, Laire Ajisaka, Tapel Adam, Para Nabi, Miyose Kanjeng Nabi Muhammad, Cabolek Mataram, Neptu. Namun dari semua judul yang disebutkan di atas ternyata hanya berisi tiga saja, ialah Serat Ambiya, Serat Seh Siti Jenar, dan Sarasilahipun Karaton Mataram. Naskah disalin oleh R. Gandasutarya, di Suryaputran (Yogyakarta?). Teks pertama adalah Serat Ambiya (h.1-290), tersusun dalam 103 pupuh berikut ini: 1) asmaradana; 2) dhandhanggula; 3) asmaradana; 4) mijil; 5) sinom; 6) pangkur; 7) mijil; 8) dhandhanggula; 9) gambuh; 10) pangkur; 11) megatruh; 12) maskumambang; 13) sinom; 14) megatruh; 15) dhandhanggula; 16) mijil; 17) asmaradana; 18) kinanthi; 19) dhandhanggula; 20) sinom; 21) mijil; 22) dhandhanggula; 23) sinom; 24) dhandhanggula; 25) mijil; 26) kinanthi; 27) dhandhanggula; 28) mijil; 29) sinom; 30) maskumambang; 31) asmaradana; 32) kinanthi; 33) sinom; 34) kinanthi; 35) megatruh; 36) mijil; 37) pucung; 38) dhandhanggula; 39) pangkur; 40) gambuh; 41) sinom; 42) dhandhanggula; 43) mijil; 44) pangkur; 45) dhandhanggula; 46) asmaradana; 47) pangkur; 48) gambuh; 49) dhandhanggula; 50) mijil; 51) kinanthi; 52) asmaradana; 53) mijil; 54) dhandhanggula; 55) sinom; 56) megatruh; 57) pangkur; 58) dhandhanggula; 59) sinom; 60) kinanthi; 61) pucung; 62) dhandhanggula; 63) gambuh; 64) durma; 65) sinom; 66) mijil; 67) dhandhanggula; 68) pangkur; 69) mijil; 70) dhandhanggula; 71) sinom; 72) asmaradana; 73) gambuh; 74) dhandhanggula; 75) pangkur; 76) sinom; 77) asmaradana; 78) kinanthi; 79) megatruh; 80) mijil; 81) megatruh; 82) pangkur; 83) sinom; 84) pangkur; 85) dhandhanggula; 86) kinanthi; 87) dhandhanggula; 88) mijil; 89) sinom; 90) asmaradana; 91) pangkur; 92) dhandhanggula; 93) gambuh; 94) pangkur; 95) mijil; 96) sinom; 97) dhandhanggula; 98) gambuh; 99) kinanthi; 100) dhandhanggula; 101) durma; 102) sinom; 103) asmaradana. Teks kedua adalah Serat Seh Siti Jenar (h.291-332), terdiri atas 16 pupuh, sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) sinom; 3) asmaradana; 4) sinom; 5) kinanthi; 6) asmaradana; 7) kinanthi; 8) dhandhanggula; 9) sinom; 10) dhandhanggula; 11) mijil; 12) sinom; 13) kinanthi; 14) kinanthi; 15) mijil; 16) pangkur. Teks terakhir adalah Sarasilahipun Karaton Mataram (h.333-450), yaitu serba-serbi tentang sejarah dan silsilah dinasti Mataram, terdiri dari 48 pupuh sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) sinom; 3) mijil; 4) megatruh; 5) asmaradana; 6) pangkur; 7) sinom; 8) pangkur; 9) dhandhanggula; 10) asmaradana; 11) dhandhanggula; 12) sinom; 13) asmaradana; 14) mijil; 15) sinom; 16) maskumambang; 17) megatruh; 18) mijil; 19) sinom; 20) pangkur; 21) dhandhanggula; 22) sinom; 23) asmaradana; 24) gambuh; 25) durma; 26) sinom; 27) durma; 28) kinanthi; 29) mijil; 30) asmaradana; 31) sinom; 32) kinanthi; 33) dhandhanggula; 34) asmaradana; 35) durma; 36) megatruh; 37) asmaradana; 38) dhandhanggula; 39) sinom; 40) dhandhanggula; 41) mijil; 42) kinanthi; 43) dhandhanggula; 44) pangkur; 45) mijil; 46) pucung; 47) sinom; 48) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.21-NR 335
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
S. Dayawiyata
"Buku ini menguraikan peristiwa meletusnya gunung Kelut yang terjadi pada tanggal 20 Juli 1919. Gunung Kelut tersebut berada di dekat kota Blitar. Dirincikan mengenai tanda-tanda akan meletusnya sampai pada puncaknya (ada hujan lahar, hujan abu, dsb), pengungsian untuk penduduk sekitar, pada bagian akhir dikisahkan mengenai dongeng takhayul mengenai gunung tersebut."
Weltevreden: Bale Pustaka, 1922
BKL.0344-LL 28
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Mellema, Toewan R.L.
"Cerita ini diambil dari Serat Babad Demak, yang tersimpan di Museum Nasional di Betawi. Dikisahkan bahwa Ki Pandhanarang seorang yang sangat kaya raya di wilayahnya. Membuka lahan di Tembayat yang kemudian orang-orang dari Semarang menyusul dan ikut pindah ke daerah yang banyak memberi ilmu pengetahuan."
Surakarta: De Bliksem, 1929
BKL.0609-CH 14
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifa Syifaa Urrahmah
"Mitos yang masih bertahan dewasa ini merupakan kepercayaan masyarakat dari berbagai kisah dan tindakan hasil kebudayaan Jawa pada zaman sebelum adanya agama Hindu, kebudayaan Jawa saat masuknya agama Hindu, dan kebudayaan Jawa saat kedatangan agama Islam. Hal tersebut terlihat dari karya pujangga dan sastrawan Jawa seperti cerita wayang. Pada cerita pewayangan Jawa terdapat tokoh bernama Aswatama. Aswatama diketahui memiliki panah sakti bernama cundhamani. Penelitian ini mengkaji sebuah naskah berjudul Cariyos Kina Mula Bukanipun Nama Redi Arjuna (selanjutnya disingkat CKM). Teks tersebut menceritakan Prabu Aji Pamasa yang pergi ke Gunung Udarati untuk mencari cundhamani. Oleh sebab itu ditemukan masalah penelitian yaitu bagaimana mitos cundhamani dalam CKM?. Tujuan penelitian ini menjelaskan mitos cundhamani dalam CKM dan nasihat yang dapat diambil dari teks tersebut. Metode penelitian ini menggunakan langkah kerja filologi dan motif cerita dalam Motif-Index of Folk Literature (1966) oleh Stith Thompson. Keunikan dari teks CKM pada halaman ke-11 dan 12 terdapat kutipan dari Serat Ajipamasa pupuh XXV (pucung) bait ke-78 sampai dengan bait ke-81. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mitos dalam teks CKM merupakan sebuah permata yang dapat berubah menjadi panah api dengan melakukan puja samadi. Adapun perubahan tersebut dikaitkan dengan motif cerita D452.1.11. Transformation: stones to weapons dalam Stith Thompson. Selain itu juga terdapat motif cerita B200. Animals with human traits dan A165.1.1. Birds as messengers of the gods. Motif cerita tersebut berasal dari burung maliwis yang dapat berbicara dengan memberi pesan kepada Prabu Ajipamasa untuk mencari cundhamani atas perintah dari dewa. Nasihat yang dapat diambil dari teks adalah apabila manusia melakukan sesuatu dengan penuh konsentrasi dan menghilangkan nafsu indrawi maka akan mendapatkan kehendak yang diinginkan.

The myth that still survives today is the public's belief from various stories and actions of the results of Javanese culture in the era before the existence of Hinduism, Javanese culture at the entry of Hinduism, and Javanese culture at the arrival of Islam. This can be seen from the work of Javanese poets and writers such as wayang stories. In the Javanese puppet story there is a character named Aswatama. Aswatama is known to have a magic arrow called cundhamani. This research examines a manuscript entitled Cariyos Kina Mula Bukanipun Nama Redi Arjuna (hereinafter abbreviated as CKM). The text tells the story of Prabu Aji Pamasa who went to Mount Udarati to find cundhamani. Therefore, a research problem was found, namely how is the cundhamani myth in CKM?. The purpose of this research is to explain the cundhamani myth in CKM and the advice that can be taken from the text. This research method uses philological work steps and story motifs in the Motif-Index of Folk Literature (1966) by Stith Thompson. The uniqueness of the CKM text on the 11th and 12th pages is an excerpt from the Ajipamasa pupuh XXV (pucung) verse 78 to the 81st verse. The results of the research show that the myth in the CKM text is a gem that can turn into a fire arrow by doing puja samadi. The change is associated with the motive of the story D452.1.11. Transformation: stones to weapons in Stith Thompson. In addition, there is also a B200 story motif. Animals with human traits and A165.1.1. Birds as messengers of the gods. The motive of the story comes from a maliwis bird who can speak by giving a message to King Ajipamasa to look for cundhamani on the orders of a god. The advice that can be taken from the text is that if humans do something with full concentration and eliminate sensory desires, they will get the desired will."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berbentuk dialog kakak beradik, yang masing-masing menjabat sebagai demang dan kebayan. Pembicaraan membahas tentang keanehan makam Nyai Demang yang meninggal ketika sedang hamil tua. Keanehan tersebut adalah dengan keluar masuknya seorang bayi melalui sebuah lubang yang terdapat di makam tersebut. Ternyata bayi tersebut merupakan anak Nyai Demang. Keanehan lainnya adalah ketika kubur tersebut dibongkar, ternyata mayat Nyai Demang tinggal tulang, tetapi pada bagian dada sebelah kiri masih tampak segar, dan saat itu sang bayi sedang menyusu ibunya. Anak tersebut kemudian diasuh oleh saudara perempuan Kyai Demang, dan diberi nama Tuhusih. Setelah dewasa, Tuhusih diambil selir oleh Pakubuwana V dan mempunyai anak laki-laki bernama Pangeran Harya Panular. Adapun makam Nyai Demang tersebut terletak di desa Karangturi, kecamatan Tegalreja, Magelang. Naskah ini merupakan salinan ketikan dari sebuah naskah yang mendapatkan hadiah utama dalam sayembara yang diadakan oleh Poesaka Djawi tahun 1927 Penyalinan diprakarsai Th. Pigeaud pada tahun 1928. Bandingkan FSUI/LS.12, 42, 45, 46, dan 87 untuk contoh lain tulisan para peserta lomba tersebut. Keberadaan naskah induk itu sendiri tidak diketahui hingga kini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.43-A 12.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Panuju, Redi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997
302.259 RED s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>