Ditemukan 2867 dokumen yang sesuai dengan query
Paduka Tuwan El Peneng
"Buku ini berisi kisah seorang Yahudi yang begitu sangat mempertahankan atau membela agamanya berperang atau bermusuhan/melawan orang Siria. Orang Yahudi ini hidup sebelum lahirnya Nabi Isa. Nabi Isa akan lahir terhitung 50 (lima puluh) tahun dari kehidupannya yang kemungkinan orang Yahudi tersebut sudah sangat tua usianya. Orang Yahudi sendiri ada yang percaya pada Nabi Isa dan ada yang tidak percaya."
Weltevreden: Pisser, [date of publication not identified]
BKL.0223-AK 11
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Paduka Tuwan El Peneng
"Buku ini berisi mengenai orang Yahudi dilihat dari bagaimana mereka dalam memeluk dan menganut agamanya dan peperangannya dengan kaum Siriyah."
Weltevreden: Pisser, [date of publication not identified]
BKL.0532-LL 58
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Paduka Tuwan El Peneng
"Menceritakan bangsa Yahudi dalam kegigihannya mempertahankan agamanya. Berperang melawan bangsa Siria."
Weltevreden: Fisser, [date of publication not identified]
BKL.0795-LL 98
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Paduka Tuwan El Peneng
"Buku ini berisi kisah kehebatan orang Yahudi dalam memperkuat (mempertahankan) akan agamanya, berperang dengan musuh dari negeri Siria."
Magelang: Deng Cun Gwan, 1924
BKL.1015-LL 137
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Set lima naskah ketikan ini, merupakan alih aksara dari naskah KBG 613 yang dikerjakan oleh M. Kusrin tahun 1930an. Berisi saduran cerita Menak yang digubah di Kraton Kartasura pada akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18 (?). Oleh karena itu, oleh Poerbatjaraka dinamakan Menak Kartasura untuk membedakannya dari versi Menak yang lain, termasuk versi Yasadipuran dan pelbagai redaksi pasisiran. Menurut Poerbatjaraka (1964: 110) babon transliterasi ini adalah naskah Menak tertua yang masih bertahan. Disebutkan ceritanya sangat dekat dengan Hikayat Amir Hamzah dalam tradisi naskah Melayu. Rincian isi kelima naskah ini sebagai berikut: Cerita Menak Kartasura ini bertokohkan Amir Hamzah yang juga disebut dengan nama Wong Agung Jayengrana; Prabu Nursewan raja di Medayin; dan Dewi Muninggar, putri Prabu Nursewan. Lihat Poerbatjaraka (1940a: 9-33) untuk ringkasan maupun cuplikan pupuh selengkapnya teks ini. Dari kolofon depan dapat diketahui bahwa naskah babon disalin pada tahun 1715, atas prakarsa permaisuri Sinuhun Pakubuwana I yang bergelar Kanjeng Ratu Balitar. Sedangkan orang yang mengerjakan penyalinannya bernama Ki Carik Narawita."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.79-G 137
Naskah Universitas Indonesia Library
Raden Tedjohadisumarto
"Buku Mbombong Manah jilid V ini berisi lagu-lagu (sekar gendhing) khususnya berisi gerongan. Lagu-lagu tersebut ditujukan untuk para pembaca yang hendak belajar “nyekar” (seni suara) bukan belajar “gendhing”."
Jakarta: Djambatan, 1958
BKL.1130-SS 38
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Serat menak jilid 5 ini bercerita mulai dari permulaan Menak Jayengrana berperang melawan Raja Maliyat Kuspar raja dari Kubarsi, ada di negara Kusniya Malebari. Sampai pada Wong Agung. Menak berperang melawan raja Johanpirman di negara Tasmiten."
Semarang: G.C.T. van Drop, 1929
BKL.0071-CP 4
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Tiq-tiq Iyiq
"Pada jilid V, cerita diawali tentang tokoh Soesilosewojo seorang guru di Pasuruan. Orang tuanya berharap ia segera berumah tangga. Susilo adalah pemain bola yang handal. Dalam pertandingan melawan klub dari Surabaya, Susilo cedera. Ia ditolong oleh seorang dokter dengan dibantu oleh seorang gadis. Susilo jatuh hati pada perawat tersebut yang ternyata adalah Soeminten yang sedang membantu ayah angkatnya yaitu dokter Oetomo. Cerita diakhiri dengan pertemuan antara Soeminten dengan ibunya yang kebetulan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah Susilo. Susilo dan Soeminten akhirnya hidup berumah tangga."
[Place of publication not identified]: Pendidikan Ra'yat saka Persatoean Bangsa Indonesia, , [date of publication not identified]
BKL.0322-CL 10
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"Buku Menak Malebari V ini adalah salinan dari naskah tulisan tangan koleksi KGB van Kunsten en Wetenschappen. Buku Menak Malebari V adalah salah satu bagian dari rangkaian Serat Menak gubahan Jasadipura I terbitan Bale Pustaka tahun 1935. Adapun rangkaian isinya adalah: 71. Prabu Sayid Ibnu Ngumar berada di taman Burudangin; 72. Sayid Ibnu Ngumar kalah berperang; 73. Sayid Ibnu Ngumar perang dengan Dewi Mreduwati; 74. Wong Agung perang dengan raja Jurudangin; 75. Wong Agung beristirahat di Bale Kambang; 76. Wong Agung kawin dengan putri Burudangin; 77. Prabu Ruktayilpolad dikeroyok oleh para raja; 78. Para raja pasukan Malebari berperang; 79. Pangeran Kelan pamit berperang; 80. Prabu Rukyatilpolad, berperang melawan Pangeran Kelan; 81. Para raja sedang berpesta (makan); 82. Wong Agung pulang dari Buruangin; 83. Prabu Rukyatilpolad kalah dari Wong Agung; 84. Prabu Nusirwan mengungsi ke Purwakandha; 85. Prabu Rukyatilpolad tewas, dicor dengan timah; 86. Wong Agung marah kepada Umarmaya; 87. Prabu Seh Siyar mempersembahkan putrinya kepada Wong Agung; 88. Prabu Banarungsit berperang lawan pasukan Prabu Nusirwan."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1935
BKL.0639-CP 35
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"Buku Menak Cina V ini adalah salinan dari naskah tulisan tangan koleksi KGB van Kunsten en Wetenschappen Hs. KBG 91 pupuh 316--332. Buku Menak Cina V adalah salah satu bagian dari rangkaian Serat Menak gubahan Jasadipura I terbitan Bale Pustaka tahun 1934. Adapun rangkaian isinya adalah: 60. Membahas tentang pemakaman putri Cina; 61. Jenazah putri Cina akan dimakamkan di Parangakik; 62. Prabu Nuriswan pergi ke Cina, kemudian dirampok; 63. Permaisuri Medayin hatinya sangat kesal; 64. Permaisuri Medayin minta tolong kepada putranya: Wong Agung; 65. Wong Agung menyusul Prabu Nuriswan; 66. Raja Mutub takluk pada Wong Agung; 67. Wong Agung berdiam di keraton Mukub; 68. Prabu Nuriswan kekurangan dana; 69. Prabu Nuriswan hendak melanjutkan ke Cina; 70. Perjalanan Prabu Nuriswan; 71. Prabu Nuriswan mengebdi pada janda penjual roti; 72. Prabu Hong Tete mendengar kabar mengenai meninggalnya sang putri; 73. Wong Agung dan Raja Mukub mengabdi pada janda penjual roti; 74. Prabu Nuriswan bertemu dengan Wong Agung; 75. Mencari kayu untuk sesaji; 76. Wong Agung menantang Prabu Hong Tete."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1934
BKL.0634-CP 30
Buku Klasik Universitas Indonesia Library