Ditemukan 12403 dokumen yang sesuai dengan query
"Isi teks ini merupakan lanjutan dari teks serat lakat 1. Cerita diawali dengan tewasnya Amir Hamzah ketika melawan Raja Lakat dan Raja Jenggi oleh karena timbunan atau lemparan batu. Raja Lakat dan Raja Jenggi menyaksikah jenazah Amir Hamzah, kemudian membelah dada Amir Hamzah. Diakhiri dengan cerita tentang Dewi Kuraisin putri Amir Hamzah yang bersiap-siap menyerang Raja Jenggi untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. -; 2. Dhandhanggula; 3. Durma; 4. Asmarandana; 5. Sinom; 6. Durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.23
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini adalah sastra roman Islam berisi cerita yang merupakan bagian dari siklus cerita Menak, yakni Menak Lakat. Cerita diawali dengan persiapan Raja Lakat bersama bala tentaranya hendak melakukan penyerangan ke Madinah. Diakhiri dengan cerita mengenai Raja Lakat dengan dibantu oleh Raja Jenggi berperang melawan Amir Hamzah. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Asmarandana; 2. Sinom; 3. Pangkur; 4. Durma; 5. Asmarandana; 6. Sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.22
Naskah Universitas Indonesia Library
"Buku Menak Lakat jilid II adalah salah satu bagian dari seri atau rangkaian Serat Menak terbitan Balai Pustaka tahun 1937. Adapun rangkaian isinya: 1. Lanjutan mengenai Raja Lakat yang dibantu oleh Raja Jenggi (hlm.3); 2. Prajurit Raja Jenggi berperang (hlm.5); 3. Raja Jenggi mengeluarkan kesaktiannya (hlm.18); 4. Wong Agung diajak berperang (hlm.23); 5. Kangjeng Nabi bersembunyi di dalam gua (hlm.27); 6. Kangjeng Nabi ditemukan oleh Jabarail (hlm.36); 7. Bagenda Ali menyusul ke medan perang (hlm.43); 7. Bardanas menceritakan kesaktian Bagenda Ali (hlm.51); 8. Raja Lakat diikat dengan Bagenda Ali (hlm.58); 9. Prajurit Lakat semua takluk (hlm.70); 10. Gunung Kut menjadi tempat penginapan Wong Agung (hlm.76)."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1937
BKL.0655-CP 51
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Buku Menak Lakat adalah salah satu bagian dari rangkaian Serat Menak terbitan Bale Pustaka tahun 1937. Adapun ringkasan isinya: 1. Wong Agung dijadikan Senapati (hlm.3); 2. Kangjeng Nabi berangkat berperang di gunung Kut (hlm.8); 3. Prajurit Arab berperang melawan Prajurit Lakat (hlm.15); 4. Raja Lakat jatuh cinta pada boneka tiruan putri Medayin (hlm.24); 5. Kangjeng Nabi berperang (hlm.29); 6. Raja Lakat berperang (hlm.39); 7. Prajurit Lakat dikalahkan (hlm.48); 8. Wong Agung menerima surat tantangan (hlm.55); 9. Pasukan Arab berperang melawan tentara Lakat (hlm.61); 10. Wong Agung mencari Patih di Lakat (hlm.67); 11. Raja Lakat dibantu oleh raja Jenggi (hlm.74)."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1937
BKL.0654-CP 50
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
L. Mardiwarsita
"Buku ini merupakan alih aksara dan terjemahan bagian 2 dari Serat Rengganis Koleksi Perpustakaan Universitas Leiden dengan nomor kode Or. 1870."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.1147-LL 155
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Raden Ngabehi Pujaharja
"Buku ini berisi sambungan dari serat Sarawungan. Menceritakan perjalanan Gus Banthong yang berkelana hingga akhirnya menjadi seorang yang santun (budiman)."
Solo: Boekhandel M. Tanojo, 1926
BKL.0719-CS 12
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Raden Ngabehi Jasadipura I
"Buku ini bercerita mulai dari kelahiran Dasamuka dan juga kelahiran Rama dan saudara yang lainnya. Rama mengikuti sayembara untuk mendapatkan Dewi Sinta. Rama naik tahta tapi kemudian diusir ayahnya karena Dewi Kekayi menagih janji anaknya yang akan menjadi raja. Sinta diculik oleh Rahwana. Anoman menjadi senapati dari Rama. Cerita berakhir pada mengamuknya Indrajid sambil melepaskan senjata Nagapasa. Semua terkena hanya Wibisana yang dapat bertahan tidak goyah dalam serangan tersebut."
Weltevreden: Bale Pustaka, 1925
BKL.0173-CW 2
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
M. Sastra Utama
"Serat Yudayana Jilid II ini diawali dengan cerita mengenai Prabu Gendrayana setelah diangkat menjadi raja di Ngastina menggantikan ayahnya Sang Raja Yudayana. Bagian akhir cerita mengisahkan kakek Prabu Gendrayana yaitu Prabu Gandra Prawa datang berkunjung. Kedatangannya ke istana karena hatinya merasa khawatir akan terjadi bahaya. Tidak lama kemudian, timbul huru-hara, karena seekor gajah mengamuk, merusak semua yang dijumpainya di kerajaan Ngastina. Sang Gendrayana turun, ia berusaha menangkap gajah tersebut. Gendrayana diserang oleh gajah, badannya dilempar oleh belalai gajah. Sudarsana datang membantu, belalai gajah dipegang kuat, kepalanya dipukul pecah, Sudarsana jatuh ke tanah. Resi Siddhikara datang bersama Prabu Gandra Prawa ke alun-alun, tampak Gendrayana dan Sudarsana terbaring tewas. Sang Resi Siddhikara memercikkan tirta Kamandanu ke tubuh Gendrayana dan Sudarsana. Keduanya bangun kembali, dan seterusnya."
Surakarta: N. V. Sie Dhian Ho, 1912
BKL.0382-CP 11
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Set lima naskah ketikan ini, merupakan alih aksara dari naskah KBG 613 yang dikerjakan oleh M. Kusrin tahun 1930an. Berisi saduran cerita Menak yang digubah di Kraton Kartasura pada akhir abad ke-17 atau awal abad ke-18 (?). Oleh karena itu, oleh Poerbatjaraka dinamakan Menak Kartasura untuk membedakannya dari versi Menak yang lain, termasuk versi Yasadipuran dan pelbagai redaksi pasisiran. Menurut Poerbatjaraka (1964: 110) babon transliterasi ini adalah naskah Menak tertua yang masih bertahan. Disebutkan ceritanya sangat dekat dengan Hikayat Amir Hamzah dalam tradisi naskah Melayu. Rincian isi kelima naskah ini sebagai berikut: Cerita Menak Kartasura ini bertokohkan Amir Hamzah yang juga disebut dengan nama Wong Agung Jayengrana; Prabu Nursewan raja di Medayin; dan Dewi Muninggar, putri Prabu Nursewan. Lihat Poerbatjaraka (1940a: 9-33) untuk ringkasan maupun cuplikan pupuh selengkapnya teks ini. Dari kolofon depan dapat diketahui bahwa naskah babon disalin pada tahun 1715, atas prakarsa permaisuri Sinuhun Pakubuwana I yang bergelar Kanjeng Ratu Balitar. Sedangkan orang yang mengerjakan penyalinannya bernama Ki Carik Narawita."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.76-G 134
Naskah Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Yasadipura I
"Menak Kalakodrat II adalah salah satu bagian dari ringkasan Serat Menak terbitan Bale Pustaka tahun 1936 gubahan Yasadipura I. Adapun ringkasan isinya: 16. Lanjutan Patih Baktiyar berdusta kepada Prabu Irman; 17. Prabu Gulangge dan Prabu Salsal menyerang Wong Agung; 18. Prabu Irman bersekutu dengan Prabu Gulangge dan Prabu Salsal, hendak melawan Wong Agung; 19. Prabu Urmas dijadikan Senapati Wong Agung; 20. Pembahasan dalam rangka akan berperang; 21. Berbohong menemui kesengsaraan; 22. Raja Unukmarjaban berperang; 23. Prajurit raja Unukmarjaban banyak yang tewas; 24. Prabu Unukmarjaban siap berperang; 25. Seh Wahas menemui Prabu Unukmarjaban; 26. Raja berperang melawan raja; 27. Prabu Unukmarjaban pulang ke Kalakodrat; 28. Prabu Irman bertobat; 29. Prabu Irman ?disahadatkan? lagi (diIslamkan lagi?)."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1936
BKL.0646-CP 42
Buku Klasik Universitas Indonesia Library