Ditemukan 6722 dokumen yang sesuai dengan query
"Naskah ini berisi kumpulan lakon wayang purwa seperti: lampahan Arjuna wiwaha; serat Rama; Begawan Wisrawa; Sang Kumbakarna. Pada akhir teks terdapat silsilah Sri Susushunan Paku Buwana X yang merupakan keturunan ke-13 Prabu Brawijaya ditulis dengan huruf latin."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.13-KS 56
Naskah Universitas Indonesia Library
R.Ng. (Raden Ngabehi) Ranggawarsita
"Buku ini berisi cerita wayang purwa dengan lakon: Bangbang Swihastha, karya Ranggawarsita. Tokoh Bambang Dwihastha adalah putra Dyah Yogawati dan cucu Bagawan Yogiyasa. Sebenarnya Bambang Dwihastha adalah putra Arjuna. Dwihastha ingin bertemu dengan Arjuna (ayahnya) di tengah jalan bersua dengan Prabu Bisaka yang hendak ke Dwasawati. Prabi bisaka minta pertolongan Kresna untuk berperang melawan Prabu Gajah Marapah yang menguasai istananya. Prabu Gajah Marapah dapat dikalahkan. Bambang Dwihastha dikawinkan dengan Bisawati, putri Prabu Bisaka, dan Bisakesi putri patih Bisakesa."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1927
BKL.0511-WY 19
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Naskah ini merupakan jilid pertama dari seri dua jilid Cariyos Ringgit Purwa yang menyalin dari naskah KBG 679-680. Penyalinan dikerjakan pada tahun 1929 untuk kepentingan penelitian Pigeaud di Surakarta. Keterangan tentang penulis/penyalin naskah tidak ditemukan dalam teks. Teks berisi catatan dan cuplikan daftar pupuh lakon wayang purwa versi Yogya-karta. Lihat Pigeaud dan Moens 1931:335 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.28-L 7.20
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini kelanjutan dari naskah jilid pertama Cariyos Ringgit Purwa. Keterangan selanjutnya lihat deskripsi jilid pertama (WY.28)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.29-L 7.21
Naskah Universitas Indonesia Library
"Buku ini merupakan cerita lakon wayang berjudul Ismaya Laku. Cerita diawali dengan kisah sang Brahmana yang disuruh oleh ayahnya (seorang raja) untuk pergi ke tanah Jawa untuk menaklukkan Kerajaan Astina. Cerita diakhiri dengan kisah Hyang Kala yang memperlihatkan kesaktiannya"
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.1063-CW 34
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII
"Buku ini menyajikan lakon-lakon wayang: No. 41. Gathutkaca menikah dengan Dewi Pergiwa; 42. Sasi Kirana; 43. Raden Catuk (Gathutkaca) menjadi raja; 44. Brajadenta, Brajamusti; 45. Sridenta."
Batavia Sentrem: Bale Pustaka, 1932
BKL.1114-WY 60
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII
"Buku ini berisi lakon-lakon: No. 26. Arjuna Papa; 27. Bondhan Paksajandhu; 28. Bale Sagala-gala; 29. Raden Setakrama; 30. Perkawinan Raden Untara dan Raden Wratsangka."
Weltevreden: Bale Pustaka, [date of publication not identified]
BKL.1113-WY 59
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
"Menurut daftar naskah koleksi FSUI, naskah SJ.163 ini berjudul Babad tanah jawi (begint Watugunung), namun judul ini tidak sesuai dengan yang terdapat pada punggung naskah yaitu serat pakem ringgit purwa. Isi teks ternyata juga tentang cerita wayang. Oleh karena itu, penyunting membuat judul baru yang sesuai dengan judul pada punggung naskah dan isi teks. Kemungkinan judul lagi adalah Serat Kandha. Bagian awal naskah ini tidak bisa dibaca karena kerusakan pada lembar halaman naskah. Teks berisi kisah Resi Gana yang enggan menikah. Kisah Prabu Watugunung dari Gilingwesi. Kisah Dewi Sri dengan Dasamuka. Kisah Arjunasasrabahu. Kisah Subali dan Sugriwa. Cerita Pandudewanata dari Astina. Kisah Dewa Wisnu dengan Boma. Kisah tentang kelahiran Gatotkaca dan pertarungannya dengan Brajamusti. Beberapa episode cerita tentang Arjuna. Diakhiri dengan kisah putra dari Patih Suwenda yang menikah dengan seorang putri dari Cempa. Daftar pupuh: (1) ..., ... ; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) asmarandana; (5) durma; (6) dhandhanggula; (7) sinom; (8) durma; (9) dhandhanggula; (10) durma; (11) asmarandana; (12) dhandhanggula; (13) mijil; (14) asmarandana; (15) wirangrong; (16) pangkur; (17) sinom; (18) dhandhanggula; (19) durma; (20) pangkur; (21) durma; (22) sinom; (23) asmarandana; (24) kinanthi; (25) sinom; (26) pangkur; (27) maskumambang; (28) asmarandana; (29) mijil; (30) megatruh; (31) dhandhanggula; (32) sinom; (33) pangkur; (34) durma; (35) dhandhanggula; (36) sinom; (37) durma; (38) sinom; (39) durma; (40) asmarandana; (41) sinom; (42) dhandhanggula; (43) pangkur; (44) kinanthi; (45) asmarandana; (46) kinanthi; (47) dhandhanggula; (48) wirangrong; (49) sinom; (50) asmarandana; (51) mijil; (52) durma; (53) pangkur; (54) sinom; (55) dhandhanggula; (56) mijil; (57) pangkur; (58) kinanthi; (59) durma; (60) sinom; (61) dhandhanggula; (62) sinom; (63) asmarandana; (64) pangkur; (65) durma; (66) sinom; (67) dhandhanggula; (68) pangkur; (69) wirangrong; (70) asmarandana; (71) durma; (72) pangkur; (73) mijil; (74) asmarandana; (75) dhandhanggula; (76) durma; (77) kinanthi; (78) pangkur; (79) durma; (80) dhandhanggula; (81) asmarandana; (82) sinom; (83) asmarandana; (84) pangkur; (85) durma; (86) mijil; (87) asmarandana; (88) sinom; (89) pangkur; (90) sinom; (91) dhandhanggula; (92) durma; (93) asmarandana; (94) pangkur; (95) durma; (96) asmarandana; (97) sinom; (98) dhandhanggula; (99) pangkur; (100) durma; (101) dhandhanggula; (102) sinom; (103) mijil; (104) durma; (105) kinanthi; (106) pangkur; (107) dhandhanggula; (108) asmarandana; (109) durma; (110) pangkur; (111) dhandhanggula; (112) durma; (113) sinom; (114) pangkur; (115) kinanthi; (116) dhandhanggula; (117) asmarandana; (118) sinom; (119) durma; (120) dhandhanggula; (121) pangkur; (122) sinom; (123) pangkur; (124) girisa; (125) maskumambang; (126) kinanthi; (127) durma; (128) dhandhanggula; (129) asmarandana; (130) dhandhanggula; (131) durma; (132) asmarandana; (133) mijil; (134) dhandhanggula; (135) asmarandana; (136) pangkur; (137) durma; (138) dhandhanggula; (139) sinom; (140) pangkur; (141) durma; (142) dhandhanggula; (143) durma; (144) pangkur; (145) durma; (146) pangkur; (147) dhandhanggula; (148) durma; (149) dhandhanggula; (150) pangkur; (151) durma; (152) pangkur; (153) durma; (154) kinanthi; (155) durma; (156) asmarandana; (157) pangkur; (158) durma; (159) kinanthi; (160) dhandhanggula; (161) asmarandana; (162) sinom; (163) pangkur; (164) dhandhanggula; (165) durma; (166) dhandhanggula; (167) mijil; (168) durma."
Lengkap +
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.163-NR 399
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks berisi kisah Kurawa yang berusaha membunuh Pandawa. Pertama-tama Bratasena dibuat mabuk, dan dimasukkan ke sumur Jalatunda. Saudara-saudara Bratasena diundang ke Astina, dengan alasan akan diadakan penyerahan separuh negara. Sambil menunggu kedatangan Bratasena, Puntadewa disuruh mengatur ketandan, Arjuna menjual kapur sirih, Nakula dan Sadewa menggembalakan kambing dan itik. Raksasa Batangsidalancang, penjaga gada kepunyaan Bratasena, marah ketika gada itu diangkat oleh Kurawa untuk dipukulkan kepada Puntadewa. Pihak Kurawa mengadakan sayembara untuk mencari orang yang sanggup mengangkat gada itu. Hyang Antaboga menyuruh Bratasena mengikuti sayembara tersebut dengan minta imbalan separuh negara Astina. Bratasena kemudian diubah wujudnya menjadi anak berusia sembilan tahun. Teks berakhir dengan kisah penyerangan para Kurawa ketika Bratasena berusaha menagih janji setelah berhasil mengangkat gada tersebut. Cerita ini juga disebutkan dalam MSB/W.25 dan W.28, dengan judul Lakon Pandawa Dulit. Dalam sumber-sumber lain, teks juga dikenal dengan judul Lakon Bondhan Paksa Jandhu. Keterangan penyalinan naskah ini tidak ditemukan."
Lengkap +
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.23-A 41.03
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini merupakan salinan ketikan jilid I dari naskah induk yang tidak diketahui keberadaannya. Penyalinan sebanyak empat eksemplar, tiga diantaranya kini terdapat di koleksi FSUI (G 172a.l-3). Hanya (a.l) yang dimikrofilm. Pada koleksi FSUI ini juga dijumpai salinan ketikan jilid II, yaitu FSUI/WY.41. Nama penyalin maupun data tentang babon naskah salinan ini tidak dijumpai dalam teks. Teks jilid I ini memuat 34 lakon wayang, yaitu: l. Watugunung jumeneng ratu Gilingwesi (h.25); 2. Watugunung rampung, wuku 30 (h.46); 3. Wisnu rabi Pretiwi (h.50); 4. Gutama rabi (h.52); 5. Mingsrawana lair (h.57); 6. Maliawan (h.61); 7. Dasamuka lair (h.67); 8. Subali tapa (h.79); 9. Mingsrawana mati, Bisawarna (h.88); 10. Wisnu Sri nitis (h.99); 11. Bukbis lair (h.104); 12. Dasarata rabi (h.113); 13. Dasarata dadi ratu (h.118); 14. Arjunawijaya tapa (h.126); 15. Jumeneng Arjunasasra (h.149); 16. Dasamuka teluk, kasarat kreta (h. 176); 17. Saradan (h. 179); 18. Regawa lair (h. 182); 19. Sinta lair (h.190); 20. Rebutan cupu, Subali lan kadang (h.201); 21. Sakutrem rabi (h.217); 22. Sakri rabi (h.223); 23. Palasara tapa lajeng rabi (h.237); 24. Anggada balik, Rama obong (h.246); 25. Basukethi lair (h.261); 26. Basukethi rabi (h.265); 27. Sentanu rabi trus jumeneng (h.272); 28. Dewabrata lair (h.284); 29. Abiyasa sampun lair (h.285); 30. Basudewa rabi (h.309); 31. Narasoma (h.326); 32. Pandhu rabi (h.339); 33. Ugrasena rabi (h.345); 34. Pecahing bungkus (h.351)."
Lengkap +
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.40-G 172a
Naskah Universitas Indonesia Library