Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11730 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Lontar ini berisi teks Rama Parasu, diawali dengan kisah asmara antara Anggaraparna dengan Remuka. Perjumpaan rahasia ini terjadi di Nandanawana, sebuah taman sari berdekatan dengan kraton Indra. Dewa Indra mengutus sejumlah apsara untuk menangkap keduanya. Anggaraparna dapat meloloskan diri, sedangkan Remuka tertangkap dan ditahan di kraton Indra. Anggaraparna mengembara ke hutan dan akhirnya minta perlindungan raja Arjuna Sasrabahu, bersama-sama para raja sekutu, seperti raja Metila, Anggapati, Kamboja, Susena, dan lain-lain. Teks dilanjutkan dengan upacara pesta korban yang diprakarsai Dewa Indra. Upacara dilakukan untuk menangkal bahaya yang mengancam dari pibak Arjuna Sasrabahu beserta para sekutunya. Dalam pesta itu, Dewa Indra mengundang Jamadagni dan berhasil membujuknya untuk mengawini Remuka. Pada sebuah pertapaan di tepi sungai Serayu, Remuka melahirkan seorang putra bernama Rama Bhargawa (Rama Parasu), yang gagah perkasa dan sangat pandai dalam hal memanah. Berita ini terdengar oleh Arjuna Sasrabahu. Akhirnya dengan para raja sekutunya, sang raja bersiap-siap untuk menyerang Indra. Sementara itu, Anggaraparna secara diam-diam pergi ke sungai Serayu dengan maksud untuk bunuh diri. Di sungai ini mereka berjumpa dan melepaskan segala rasa rindu, namun mereka dipergoki sehingga dikejar-kejar musuh. Kejadian ini didengar oleh raja Arjuna Sasrabahu, dan bersama para sekutunya berusaha menolong kedua insan tersebut. Meletuslah perang besar antara pihak Arjuna Sasrabahu dengan pihak Dewa Indra. Dalam peperangan tersebut, Arjuna Sasrabahu dapat dibunuh oleh Rama Bhargawa, yang menampakkan diri sebagai Dewa Wisnu. Untuk teks-teks lain dengan judul Rama Parasu, dapat dilihat pada katalog Girardet, no. 10550, 10640, 30930, 30985, 60680, 60830; Pigeaud 1970: 359; Kirtya no. 586; Juynboll II: 6, 413, 501 (Arjuna Sasrabahu); MSB/W.28. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak disebutkan secara jelas. Pada halaman 88b menyebutkan bahwa naskah ini milik I Gusti Putu Jlantik, di Singaraja tahun 1909. Pada h.la terdapat catatan tambahan dengan tulisan Latin (t.t) dan Bali, menyebutkan rama parasoe, rama prasu wijaya, jlantik, 1895, magang bestir residen. Berdasarkan data tersebut, kiranya naskah disalin atau diprakarsai (?) oleh I Gusti putu Jlantik di Singaraja Bali atau teks disalin pada tahun 1895 dan sejak tahun 1909 naskah ini menjadi milik beliau (Jlantik)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.73-LT 221
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini terdiri dari tiga teks yang berbeda: Teks pertama menceritakan pengembaraan dan petualangan Raden Sejada mencari ilmu. Judulnya kurang jelas. Daftar pupuhnya sebagai berikut: (1) ?; (2) durma; (3) durma; (4) sinom; (5) durma; (6) dhandhanggula; (7) asmarandana; (8) sinom. Teks kedua mengisahkan episode pertempuran Raja Sasrabuwana. Judulnya kurang jelas. Daftar pupuhnya sebagai berikut: (l) durma; (2) pangkur; (3) durma; (4) asmarandana; (5) kinanthi. Teks ketiga adalah Makutharaja Rama, berisi cerita yang mengisahkan peperangan antara Prabu Rama, raja Ayodya yang mempunyai bala tentara kera, melawan Prabu Rahwana (Dasamuka), yang berbala pasukan raksasa, raja Alengka (Diraja). Peperangan tersebut timbul sebagai akibat Sita, isteri Rama diculik oleh Rahwana di tengah hutan Dandaka. Dalam peperangan itu bala tentara Alengka (Diraja) mengalami kekalahan besar, sedangkan Sita berhasil diboyong kembali ke Ayodya. Daftar pupuhnya sebagai berikut: (1) pangkur; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) asmarandana; (5) kinanthi; (6) pangkur; (7) dhandhanggula; (8) pangkur; (9) sinom; (10) dhandhanggula; (11) asmarandana; (12) sinom; (13) dhandhanggula; (14) asmarandana; (15) sinom; (16) pangkur; (17) kinanthi; (18) dhandhanggula; (19) pangkur; (20) asmarandana; (21) dhandhanggula; (22) sinom; (23) pangkur; (24) durma; (25) asmarandana; (26) kinanthi; (27) dhandhanggula; (28) asmarandana; (29) pangkur; (30) sinom; (31) dhandhanggula; (32) asmarandana; (33) dhandhanggula; (34) pangkur; (35) sinom; (36) dhandhanggula; (37) sinom; (38) kinanthi; (39) durma; (40) dhandhanggula; (41) pangkur; (42) durma; (43) dhandhanggula; (44) sinom; (45) dhandhanggula; (46) pangkur; (47) dhandhanggula; (48) sinom; (49) pangkur; (50) asmarandana; (51) dhandhanggula; (52) pangkur; (53) asmarandana; (54) dhandhanggula; (55) pangkur; (56) asmarandana; (57) durma; (58) kinanthi; (59) sinom; (60) dhandhanggula; (61) asmarandana; (62) durma; (63) pangkur; (64) dhandhanggula; (65) sinom; (66) kinanthi; (67) dhandhanggula. Teks ini sangat berbeda dengan Makutharama (Partawigena) yang diuraikan dalam FSUI/CP.54. Naskah ini milik Wangsadikrama, desa Gathak Santren, Muntilan, Magelang, Kedhu, kemudian diperuntukkan bagi Asmareja. Di dalamnya terdapat sebuah lembaran kertas terlepas dari jilidan naskah, berisi surat catatan mengenai pemberian naskah ini dari R. Brata yang sedang mempunyai hajat mantu kepada 'tuannya', untuk meminta 'bayaran'. Si tuan yang dimaksud ialah Pigeaud, yang menerimanya pada tanggal 20 Desember 1930."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.80-NR 176
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini merupakan ringkasan dari cerita Rama (Ramayana kakawin) yang diperkirakan dikerjakan oleh L. Mardiwarsita."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.1137-CW 46
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi versi Serat Rama, merupakan alih aksara dari sebuah lontar yang tidak diidentifikasikan dengan jelas, walau disebutkan berasal dari Sawabe (?), Yogyakarta. Lihat FSUI/CP.56 yang berisi ringkasan Mandrasastra dari naskah yang sama. Dalam menurun naskah ini, penyalin menambahkan catatan-catatan perbandingan tentang dua naskah lain, ialah Serat Rama Pegon (milik Klaverweiden, mungkin FSUI/CP.66) dan Serat Kandha Rama (milik Scholte, FSUI/CP.60). Naskah ini pada setiap halamannya terbagi atas tiga kolom, sisanya kolom di sebelah kaijan digunakan untuk menulis teks, sedangkan di samping kiri dipakai sebagai catatan pembetulan teks yang ditulis (dengan pensil), karena teks yang ditulis dengan tinta hitam ini banyak sekali kesalahannya, terutama pemenggalan bait dan perubahan kata-katanya. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) sinom; (5) pangkur; (6) asmarandana; (7) dhandhanggula; (8) pangkur; (9) asmarandana; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) asmarandana; (13) kinanthi; (14) sinom; (15) dhandhanggula; (16) asmarandana; (17) pangkur; (18) dhandhanggula; (19) sinom; (20) kinanthi; (21) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.55-A 2.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Catatan tentang tiga naskah milik Bupati Sragen, masing-masing berisikan teks Serat Rama Kawi, Serat Rama Kawi Miring, dan empat cerita wayang. Tentang teks pertama Serat Rama Kawi, diperoleh keterangan bahwa naskah berasal dari Regent Sragen, setebal 292 halaman (folio) dan terdiri dari 2 bagian. Kecuali itu disebutkan juga tentang teks Ramayana Kakawin (sarga VI h. 161-162, sebanyak 100 bait, sarga VIII h.29-168 dan sarga XXIII bait ke-64). Disebutkan juga saat penyalinan pada tahun 1722 J (1796 M), namun kesalahan data kronometris, sehingga tak dapat dirunut secara betul. Nama pemilik naskah juga tertera, ialah Sata Amijaya. Teks kedua adalah Serat Rama Kawi Miring (h.3), diterangkan bahwa naskah setebal 389 halaman folio. Kecuali itu diterangkan juga mengenai akhir penulisan, menyebutkan Ahad Paing, 16 Rejep, Alip 1731(21 Oktober 1804). Teks ketiga adalah kumpulan lakon wayang, diterangkan bahwa naskah diperoleh dari Regent Sragen setebal 648 halaman. Berisi empat lakon wayang, yaitu: Parta Krama (lihat Pratelan I: 366); Srikandi Maguru Manah (Pratelan I: 350); Sembadra Larung, dan Cekel Endralaya (Pratelan I: 131)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.72-L 10.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R. A. A. Martanagara
Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Bacaan [dan] Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,, 1979
899.223 2 MAR w
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
R. A. A. Martanagara
Jakarta : Proyek Penerbitan Buku Bacaan [dan] Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,, 1979
899.223 2 MAR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Sutjipto Wirjosuparto
Djakarta: Bhratara, 1969
899.221 SUT r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Afiati
"Ramayana adalah sebuah epos` besar, disamping Mahabharata serta epos-epos Iainnya. Terkadang ada juga yang menyebutnya kisah Rama dan Sita. Dalam penelitian ini yang menjadi obyeknya adalah cerita Ramayana Jawa Kuno atau kakawin yang terdapat dalam Indonesian Ramayana. Kakawin adalah jenis puisi Jawa KunoZ. Sudah ada beberapa yang meninjau Ramayana dari berbagai sudut pandang penafsiran, misalnya saja moral, karena memang muatan moralnya sangat tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi ringkasan bahasa Belanda mengenas Serat Rama (FSUI/CP.55). Ringkasan dibuat oleh Pigeaud sendiri pada bulan Juni 1926. Pada saat itu Pigeaud sedang bertugas di Surakaita. Teks ditulis dalam dua kolom pada setiap halaman. Kolom kanan merupakan ringkasan pokok, sedangkan kolom kiri berisi tambahan dan perbaikan. Banyak sekali coretan-coretan kata, frase, maupun kalimat, yang kemudian diralat atau diubah oleh Pigeaud. Selanjutnya tentang teks ini lihat FSUI/CP.55, yang berupa saiinan dari naskah yang diringkas di sini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.56-L 3.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>