Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini berisi teks sastra roman Islam berjudul Seh Malaya, tersusun dalam 19 pupuh. Di dalamnya terdapat berbagai adegan 'rerasan ngelmi,' atau perdebatan, mengenai mistik Islam dan agama dalam tinjauan tasawuf. Teks diawali dengan pengembaraan Seh Malaya hingga bertemu dan menerima ajaran dari Sunan Benang, dilanjutkan pertemuan dengan Nabi Kilir. Dalam teks ini tidak ditemukan keterangan mengenai nama penyalin maupun saat penyalinan. Melihat jenis kertas dan corak tulisan yang dipergunakan, tampaknya naskah ini berasal dari masa awal abad ke-20. Naskah telah disalin oleh lebih dari satu orang. Penggunaan kertas juga tampaknya 'seadanya' saja, lihat h.81-82 yang menggunakan kertas Eropa dengan chain- dan laid lines sementara teks yang lain tidak. Dari keadaan seperti disebutkan di atas, tampaknya naskah ini telah mengalami 'keterlibatan' beberapa orang sebelum terbentuk seperti naskah yang sekarang. Menurut keterangan di luar teks disebutkan bahwa Pigeaud menerima naskah ini dari R.M.Ng. Sumahatmaka di Surakarta pada bulan Februari 1941. Pigeaud juga menganggap Sumahatmaka sebagai pengarang teks ini (1970:149). Untuk informasi biografis mengenai Sumahatmaka lihat deskripsi naskah FSUI/BA.66. Teks-teks Seh Malaya yang lain dapat dilihat dalam keterangan MSB/P.159 (Behrend 1990: 520). Di bawah ini tercantum daftar pupuh naskah ini, lengkap dengan no. urut pupuh, jenis tembang, jumlah bait, serta cuplikan gatra 1 -2 dari masing-masing pupuh. Daftar Pupuh: (1) asmarandana; (2) durma; (3) dhandhanggula; (4) durma; (5) girisa; (6) dhandhanggula; (7) pangkur; (8) pucung; (9) sinom; (10) dhandhanggula; (11) maskumambang; (12) pucung; (13) asmarandana; (14) sinom; (15) dhandhanggula; (16) kinanthi; (17) asmarandana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.103-A 42.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi tiga teks, sebagai berikut: (1) Serat Seh Malaya (kadang-kadang dinamakan Suluk Seh Malaya), yang sebagian besar mengisahkan pengembaraan tokoh Seh Malaya mencari guru. Pengembaraan diawali dengan berguru pada Sunan Benang lalu berlanjut hingga penjelasan dan uraian mengenai mistik Islam, seperti uraian mengenai rasa dan keterangannya, nafas, nufus, tanafas dan masih banyak lagi. Versi teks Seh Malaya ini mirip dengan FSUI/CS.103 pada pupuh 1-4, kemudian menyimpang jauh. Keterangan mengenai teks Seh Malaya lainnya lihat Behrend 1990: 520 tentang MSB/P.159. Di bawah ini tercantum daftar pupuh dari naskah ini, lengkap dengan no. urut pupuh, jenis tembang, jumlah bait, serta cuplikan gatra 1-2 dari masing-masing pupuh. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) durma; (3) dhandhanggula; (4) durma; (5) dhandhanggula; (6) asmarandana; (7) pucung; (8) kinanthi; (9) sinom; (10) maskumambang; (11) megatruh; (12) dhandhanggula; (13) asmarandana; (14) dhandhanggula; (15) asmarandana. (2) Teks kedua adalah cuplikan Mustaka Rancang, berisi ajaran mengenai perlambang dan makna dari rangkaian huruf-huruf Arab, penjelasannya dikaitkan dengan ajaran mistik Islam seperti makna huruf alif dan kedudukannya di tubuh manusia, demikian seterusnya. Yang dikutip hanya satu pupuh, bertembang dhandhanggula sebanyak 26 bait (Puniku pirasating tulis, ingaranan ing Mustaka Rancang). (3) Teks ketiga berupa cuplikan dari piwulang karya Pakubuwana IV, yakni Wulangreh. Cuplikan terdiri atas dua pupuh, sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) maskumambang. Pada teks terakhir itu juga terdapat keterangan mengenai saat penyalinan yang menyebutkan hari Kamis Wage, 10 Rabingulakir, Be 1808 (3 April 1879). Tempat penyalinan tidak disebutkan. Pigeaud membeli naskah ini di Yogyakarta pada tanggal 16 Maret 1932, dengan perantaraan J.L. Moens. Menurut catatan Pigeaud pada h.l, ringkasan naskah pernah dibuat oleh Mandrasastra, tetapi ringkasan tersebut tidak ditemukan lagi dalam koleksi naskah FSUI. Pada halaman awal juga terdapat hiasan berbingkai dengan motif sulur berbunga (lung-lungan) dibuat dengan pensil dan tinta. Selain teks yang telah disebutkan di atas, juga ditemukan beberapa teks lain, seperti cuplikan dari kisah Patih kerajaan Medang (h.ii) atau mengenai catatan hutang piutang yang ditulis lengkap oleh pemilik naskah (h.iii). Ada juga daftar nama orang dan daftar nama bulan dalam penanggalan Masehi tahun 1907 (h.iv). Yang tak kalah penting adalah catatan mengenai meninggalnya seorang raja Yogyakarta pada hari Jumat Paing, tanggal 4 Rejeb, warsa Je, pada tahun 1901 M (h.v). Catatan mengenai jenis-jenis besi yang digunakan dalam pembuatan sebuah keris juga disebutkan (h.vi). Sedang pada h. 113 terdapat keterangan mengenai surat seseorang."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.102-NR 166
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku suluk Seh Malaya mengisahkan perjalanan Seh Malaya, sejak berguru pada Sunan Bonang, serta bertapa hingga diwejang oleh Nabi Kilir mengenai iman hidayat yang sempurna."
Solo: De Bliksem, 1931
BKL.0115-CI 1
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi cerita kisah Seh Subakir, seorang ulama penyebar agama Islam yang menetap di Pulau Jawa bersama orang-orang keeling untuk mengusir roh-roh halus di Gunung Tidar. Menceritakan juga pemberontakan yang harus ditanggulangi oleh Mataram antara lain dari Dipati Ukur dan Ki Ageng Mangir."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.2-KC 7/KB 7
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi keterangan tentang makam Seh Majagung di Kintelan, Yogyakarta, dan cerita tentang Panembahan Landoh. Naskah karangan Jayengwiharja ini, diterima Pigeaud pada 10 Mei 1941."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.37-W 65.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Seh Amongraga dhaup kaliyan Tambangraras. Sebuah cerita santri lelana dari fragmen cerita Centhini. Isinya mengisahkan pernikahan Syeh Amongraga dengan Dewi Tambangraras putri Ki Bayi Panurta. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Gambuh; 2. Sinom; 3. Gambuh; 4. Asmaradana; 5. Kinanti; 6. Girisa; 7. Duduk; 8. Gambuh; 9. Wirangrong; 10. Pucung; 11. Lonthang; 12. Timbul; 13. Jurudemung; 14. Dandanggula; 15. Maesa; 16. Brangti; 17. Gambuh; 18. Sinom; 19. Pucung; 20. Pangkur; 21. Dandanggula; 22. Dandanggula; 23. Maskumambang; 24. Kinanti; 25. Megatruh. Asal koleksi naskah dari RM. Sajid."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.2-KS 20
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
London: HMSO, 1995
959.5 MAL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purcell, Victor, 1896-1965
London: Oxford University Press, 1967
951.059 5 PUR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Drewes, Gerardus Willebrordus Joannes, 1899-
The Hague : Martinus Nijhoff, 1969
001.3 DRE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purcell, Victor, 1896-1965
London: Victor Gollancz, 1954
335.459 5 PUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>