Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Ringkasan dan catatan lain tentang tiga teks, yaitu Nawaruci (prosa) yang termuat pada naskah PNRI/Br 557; Serat Panitibaya (PNRI/KBG 125); dan Serat Cupak (PNRI/Br 342). Ringkasan ini dibuat oleh R.Ng. Poerbatjaraka (atau stamya) di Batavia. Naskah diterima oleh Pigeaud pada bulan Desember 1931. Lihat dokumen pNRI/R-047 di Koleksi Naskah, Perpustakaan Nasional RI, untuk sebuah eksemplar lain dari naskah ketikan ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.101-L 6.14
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Panembahan Agung
"Buku ini membahas mengenai sejumlah peringatan untuk tidak melakukan tindakan berbahaya yang terutama bisa menyebabkan kematian, agar bisa selamat. Peringatan-peringatan tersebut berjumlah 176 buah."
Kediri: Boekhandel Tan Khoen Swie, 1921
BKL.1052-PW 171
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi catatan tentang teks Serat Panji Jayakusuma yang termuat pada naskah KBG 46. Catatan meliputi cuplikan awal dan akhir teks, daftar pupuh, catatan umum, serta ringkasan alur cerita pupuh per pupuh. Catatan dibuat oleh R.Ng. Poerbatjaraka (atau stafnya) di Batavia. Naskah diterima oleh Pigeaud pada bulan Maret 1931. Walaupun oleh Pigeaud dan Poerbatjaraka dikatakan bahwa cerita Panji ini berasal dari Jawa Timur, mengingat naskah babon dari Cirebon, maka lebih besar kemungkinan teks ini merupakan versi Cirebonan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.35-L 5.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Lontar ini memuat tiga teks, yaitu Tutur Nawarupi, Angkus Prana, dan Carcan Sato. Di bawah ini adalah keterangan isi masing-masing teks tersebut: (1) Tutur Nawaruci (h.1-46), menguraikan perjalanan Bima (Wrekodara) mencari Tirta Pawitra atas perintah Danghyang Drona. Perintah ini adalah upaya licik Drona dan Duryodana untuk membunuh salah seorang Pandawa terutama Bima. Bima yang sifatnya penurut dan setia terhadap guru, segera berangkat ke sumur Sinorangga. Bima mulai memasuki sumur itu untuk menjalankan perintah gurunya yang pertama. Ternyata ada dua ekor naga laki perempuan yang sangat galak. Terjadilah perang sengit, dan naga dapat dicekik lehernya dengan kuku Pancanaka. Kedua naga itu adalah penjelmaan sepasang bidadari yang tengah menjalani hukuman. Perintah kedua, Bima disuruh Drona mengulangi untuk mencari Tirta Pawitra ke Tegal Sihandadawa. Di tempat ini Bima dihadang oleh raksasa besar bagaikan gunung berjalan, bernama Indra Bahu. Terjadilah perang mati-matian antara Bima dengan raksasa Indra Bahu. Dengan keampuhan kuku Pancanakanya, Bima berhasil membunuh raksasa tersebut. Ternyata raksasa itu penjelmaan Dewa Indra yang sedang menjalani hukuman. Kepala raksasa dibawa Bima ke hadapan Drona dan menyampaikan bahwa di tempat itu tidak ada Tirta Pawitra. Drona mengulangi perintahnya yang ketiga, menyuruh Bima mencari Tirta Pawitra di tengah samudra. Drona dan Duryadana yakin bahwa Bima akan menghembuskan nafasnya yang terakhir di tengah samudra, karena dia tidak bisa renang. Demi kesetiaan terhadap guru, Bima pun segera berangkat dan tak berpikir panjang lagi dan segera mencemplungkan dirinya ke tengah samudra. Akhirnya Bima berhasil meraih Tirta Pawitra setelah bertemu dan mendapat petunjuk dari Dewa Nawa Ruci (Sanghyang Acintya), walaupun sebelumnya banyak rintangan yang dia alami. (2) Angkus Prana (47-63); merupakan lanjutan ajaran Sanghyang Acintya kepada Bima, yang di dalamnya menguraikan tentang kebenaran sejati serta awal mula terciptanya bumi dengan segala isinya atau mulai adanya Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit. Berdasarkan ajaran inilah Bima mulai sadar dan mengenal dirinya sendiri dan dapat bertemu dengan kebenaran sejati atau guru sejati yakni Dewa Nawaruci (Sanghyang Acintya). (3) Carcan Sato (1-10); menguraikan beberapa Carcan Sato seperti Carcan Kuda; Carcan Banteng (sapi); Carcan Asu (anjing); dan Carcan Meyong (kucing). Masing-masing carcan ini menyebutkan nama dan jenis-jenis sato (binatang) tersebut berdasarkan warna, ciri dan pengaruhnya terhadap kehidupan pemiliknya. Untuk teks-teks lain dengan judul Nawaruci lihat LOr 9636; Kirtya/1129, yang berbentuk geguritan dan kidung, sedangkan FSUI/CS.100 ini berbentuk prosa. Menurut kolofon dan catatan pada naskah (h.9b, lOa, 46a, 63b), dapat diketahui bahwa naskah disalin pada tahun 1900, dan dinyatakan milik Ida I Gusti Putu Jlantik, Singaraja, Bali, pada tahun 1903."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.100-LT 225
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi saduran cerita wayang purwa dalam tembang macapat. Teks mengisahkan Prabu Ramawijaya yang bertahta di negeri Ngayodya, pernikahan Dewi Trijatha dengan Bambang Ekawarna sampai keturunan Prabu Ramawijaya yang menjelma kembali menjadi Sri Bathara Kresna di negeri Dwarawati. Naskah ini disalin untuk Pigeaud pada tahun 1928, dari babon yang tidak diketahui, namun diduga, naskah asli teks salinan ini berasal dari istana Mangkunagaran. Sedangkan mengenai pengarang tidak dikatakan dengan pasti (h.l). Ada dua eksemplar naskah ini pada FSUI (A 6.06a dan b)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.23-A 6.06a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks sejarah legendaris berjudul Serat Ajisaka. Secara garis besar berisi cerita peperangan antara Prabu Dewatacengkar melawan Ajisaka (di sini Aji Isaka). Setelah menang, Aji Isaka menggantikan Dewatacengkar menjadi raja di Medhang Kamulan yang kemudian diganti dengan nama Purwacarita dan bergelar Prabu Widayaka. Pada bagian awal berisi kisah tentang kesenangan Prabu Dewatacengkar memakan daging manusia, kisah tentang pertempuran Prabu Dewatacengkar dengan kedua adiknya, Prabu Dewata Pamunah dari Madura dan Prabu Dewata Agung dari Bali, disusul cerita tentang Prabu Anglingdriya setelah bedhah Pengging, yang berputra dua orang dari Dewi Sinta yaitu Jaka Pekik (Suwelacala) dan Jaka Raras (Jaka Pandaya). Cerita berakhir dengan kisah Raden Daneswara (anak Dewatacengkar) yang berniat untuk bertapa setelah kekalahannya dari Aji Isaka. Pada h.i terdapat keterangan bahwa naskah yang semula milik G.B.R.Ay. Kusumadilaga dibeli oleh Pigeaud dari R. Tanaya di Yogyakarta pada 18 Juni 1938. Naskah pernah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada Oktober 1938. Ringkasan tersebut dimikrofilm bersama naskah aslinya. Melihat bentuk tulisannya, naskah ini kemungkinan disalin oleh dua orang (?) sebab mulai h.145 tulisan berubah dari yang semula agak gemuk dan tebal menjadi ramping dan tipis. Walaupun keterangan penyalinan tidak ditemukan, namun berdasarkan jenis kertas serta gaya tulisannya, maka dapat diperkirakan bahwa naskah ini disalin sekitar awal abad ke-20, mungkin di Surakarta. Keterangan selanjutnya dapat dilihat pada: SMP/MN. 180-183, 187, 529.12; MSB/L.286, P.93, S.2, S.15-18, S.20, S.25-26, S.31; Pratelan II: 90; Vreede 1892: 17, 375-376; Juynboll I: 30; Pigeaud 1970: 165-166."
[S.l.] : [S.n.], [date of publication not identified]
SJ.1-NR 318
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi ringkasan naskah milik Moens, tanpa identifikasi lebih jauh. Isinya teks Serat Lokapala, yaitu cerita peperangan Arjunasasrabahu dengan Dasamuka, tetapi diawali dengan silsilah raja-raja Jawa, baik pangiwa maupun panengen. Versi Lokapala yang dimuat dalam naskah ini sama dengan edisi Sindusastran yang berulangkali diterbitkan. Lihat Pratelan I: 475-481 untuk daftar pupuhnya; bandingkan dengan Behrend 1990: 224-226 untuk keterangan umum tentang seluruh korpus Arjunawijaya-Arjunasasrabahu-Lokapala, termasuk referensi penerbitan dan lain-lain. Ringkasan ini disusun sekitar tahun 1930, di Yogyakarta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.30-L 23.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi versi Serat Rama, merupakan alih aksara dari sebuah lontar yang tidak diidentifikasikan dengan jelas, walau disebutkan berasal dari Sawabe (?), Yogyakarta. Lihat FSUI/CP.56 yang berisi ringkasan Mandrasastra dari naskah yang sama. Dalam menurun naskah ini, penyalin menambahkan catatan-catatan perbandingan tentang dua naskah lain, ialah Serat Rama Pegon (milik Klaverweiden, mungkin FSUI/CP.66) dan Serat Kandha Rama (milik Scholte, FSUI/CP.60). Naskah ini pada setiap halamannya terbagi atas tiga kolom, sisanya kolom di sebelah kaijan digunakan untuk menulis teks, sedangkan di samping kiri dipakai sebagai catatan pembetulan teks yang ditulis (dengan pensil), karena teks yang ditulis dengan tinta hitam ini banyak sekali kesalahannya, terutama pemenggalan bait dan perubahan kata-katanya. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) sinom; (5) pangkur; (6) asmarandana; (7) dhandhanggula; (8) pangkur; (9) asmarandana; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) asmarandana; (13) kinanthi; (14) sinom; (15) dhandhanggula; (16) asmarandana; (17) pangkur; (18) dhandhanggula; (19) sinom; (20) kinanthi; (21) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.55-A 2.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks naskah ini berisi cerita tentang kesedihan Bathara Indra karena khayangan hendak diserang oleh pasukan raksasa yang dipimpin oleh Prabu Niwatakawaca. Arjuna yang sedang bertapa di gunung Indrakila diperintah oleh dewa untuk melawan raksasa tersebut dan akan diberi perhiasan dan tujuh bidadari. Arjuna menang dan dia dinikahkan dengan Dewi Supraba dan mendapat senjata panah Pasopati. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Asmaradana; 2. Sinom; 3. Dandanggula; 4. Kinanthi; 5. Pangkur; 6. Durma; 7. Dandanggula; 8. Mijil; 9. Dandanggula; 10. Maskumambang; 11. Sinom; 12. Pangkur; 13. Asmaradana; 14. Durma; 15. Sinom; 16. Mijil; 17. Dandanggula. Asal koleksi naskah dari RM. Sajid."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.11-KS 83
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini berisi cerita mengenai hidup Arya Sangkala. Dia adalah anak seorang janda di dhukuh Padhadhapan. Dia dikukuhkan sebagai seorang pemberani dikarenakan cincin wasiatnya. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) asmarandana; (3) maskumambang; (4) sinom; (5) kinanthi; (6) dhandhanggula."
Surakarta: Budi Utama, 1913
BKL.0221-CS 6
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>