Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah berisi teks cerita Jaka Tarub, berawal dari pertemuan Jaka Tarub dengan Dewi Nawangwulan sampai menikah. Pada bagian akhir berisi cerita tentang Wali Sanga (Sunan Kalijaga). Pada h.181 terdapat keterangan bahwa naskah berasal dari R. Gandasutarya, Suryasaputran. Naskah dibeli oleh Pigeaud pada tanggal 26 November 1938 dengan harga 0,75 gulden. Berikut ini adalah daftar pupuhnya: (1) sinom; (2) kinanthi; (3) mijil; (4) dhandhanggula; (5) asmarandana; (6) kinanthi; (7) pangkur; (8) asmarandana; (9) dhandhanggula; (10) pucung; (11) dhandhanggula; (12) asmarandana; (13) pangkur; (14) dhandhanggula; (15) sinom; (16) asmarandana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.51-NR 349
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Serat Jaka Ma'il (atau Jaka Ismangil), tersusun dalam 35 pupuh tembang macapat. Menurut kolofon, naskah disalin oleh R.M. Puspasudirja, sedangkan pemiliknya adalah Mas Behi Mangunseduta. Tempat penyalinan tidak disebutkan. Informasi mengenai pengarang teks tidak ada. Teksnya menceritakan tentang Jim Sakar yang dihukum oleh Nabi Sulaiman dimasukkan ke dalam cupu timah lalu dibuang ke laut. Anak-anaknya, Sakarjan dan Sakarji, ingin menolong namun tidak dapat, mereka kembali ke rumah. Setibanya di rumah mereka bertengkar memperebutkan warisan orangtuanya. Adalah seorang penjala ikan bernama Satruna yang mendapat cupu timah. Setelah dibuka keluarlah jim Sakar. Jim Sakar berniat membunuh penjala ikan namun dengan tipu muslihat jim dapat dimasukkan kembali ke dalam cupu lalu dibuang ke laut. Ma'il, anak penjala ikan Satruna, semenjak kematian orangtuanya segera pergi mengembara berguru pada Kyai Dul Basir di bukit Wora-Wari. Oleh gurunya Jaka Ma'il akan dijodohkan dengan putrinya Sawiyah, namun murid-murid Kyai Dul Basir, Kasan Umar dan Dul Jalil, berniat menipu Jaka Ma'il agar Sawiyah tidak tertarik pada Jaka Ma'il. Mereka menggunakan gendam. Walaupun telah menikah Sawiyah tidak tertarik pada Jaka Ma'il. Jaka Ma'il pamitan pada mertuanya untuk pergi. Di tengah hutan ia bermimpi bertemu ayahnya yang memerintahkan untuk pergi ke Timur. Jaka Ma'il bertemu dengan Ki Luka lalu diajarkan tentang hubungan suami istri. Ki Luka ingin menjodohkan anaknya Rara Sri Wulan dengan Jaka Ma'il. Setelah pernikahan Sri Wulan masih berhubungan dengan Gendruwo sehingga Jaka Ma'il menjadi kecewa. Paginya Jaka Ma'il pamitan pergi. Di tengah hutan Jaka Ma'il mendengar pertengkaran Jim Sakarjan dan Sakarji perihal warisan, oleh Jaka Ma'il persoalan itu dapat diselesaikannya. Jaka Ma'il mendapat bagian pedang Sabab Malang, yang sangat sakti. Dengan pedang itu Jaka Ma'il terbang mengembara. Di suatu hutan Jaka Ma'il menolong orang yang melahirkan, anaknya segera diambil dan diberi nama Maknawiyah. Setelah besar Maknawiyah diambil istri oleh Jaka Ma'il. Seorang putra Raja Rum, Sayid Abas, terpisah dari rekan-rekannya yang pergi berburu di hutan. Sayid Abas tiba di rumah Jaka Ma'il. Iatertarik dengan Maknawiyah, lalu mereka berhubungan badan. Jaka Ma'il yang tiba dari udara tidak menemukan Sayid Abas, namun ia curiga karena ada terompah yang tertinggal. Maknawiyah ditanya tentang siapa yang datang, tidak memberi tahu. Sayid Abas mencoba merayu Maknawiyah agar Jaka Ma'il mau menyerahkan pedangnya, namun Jaka ma'il selalu menolak. Jaka Ma'il telah menemukan persembunyian Sayid Abas, malah ia senang karena Sayid Abas sangat tampan. Jaka Ma'il kembali mengembara dan diam di pohon besar. Sayid Abdurrahman mencuri putri Syam bernama Dewi Mayang Mekar. Dalam perjalanan ia istirahat dan tidur di bawah pohon tempat Jaka Ma'il tinggal. Ketika Sayid Abdurrahman tertidur, Mayang Mekar mengeluarkan kekasihnya yang disembunyikan yaitu Sayid Umar Saharsan, mereka berkasih-kasihan berdua. Sayid Abdurrahman yang terbangun segera mencari Mayang Mekar. Mayang Mekar cepat-cepat menyembunyikan kekasihnya. Sayid Abdurrahman melanjutkan perjalanan, tetapi Jaka Ma'il memanggil dan mempersilakan agar mampir ke rumahnya. Maknawiyah diperintahkan menyediakan makanan untuk 6 orang, lalu Jaka Ma'il mulai membuka semua rahasia dari para wanita itu. Kekasih Maknawiyah Sayid Abas dikeluarkan dari tempat persembunyiannya demikian juga dengan kekasih Mayang Mekar, Umar Saharsan. Setelah memberi nasehat Jaka Ma'il pergi dengan Abdurrahman mengembara ke negara Kayu Areng. Negara Kayu Areng tak memiliki raja, sehingga ada sayembara siapa yang didatangi oleh gajah putih kendaraan raja terdahulu, maka ia akan menjadi raja. Gajah mendatangi Ma'il dan Ma'il menjadi raja di negara Kayu Areng dengan gelar Prabu Jaka Ma'il, sedangkan Abdurrahman diangkat sebagai patih. 1) asmaradana; 2) sinom; 3) megatruh; 4) dhandanggula; 5) pangkur; 6) gambuh; 7) durma; 8) pucung; 9) sinom; 10) mijil; 11) maskumambang; 12) kinanthi; 13) dhandanggula; 14) blabak; 15) dhandanggula; 16) sinom; 17) dhandanggula; 18) wirangrong; 19) dhandanggula; 20) asmaradana; 21) mijl; 22) sinom; 23) megatruh; 24) gambuh; 25) dhandanggula; 26) mijil; 27) kinanthi; 28) sinom; 29) pucung; 30) blabak; 31) wirangrong; 32) girisa; 33) dhandanggula; 34) swadana; 35) basonta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.25-NR 286
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Serat Jaka Rasul (atau Suluk Jaka Rasul), menceritakan tentang seorang anak bernama Jaka rasul putra Ki Iman Mulkiyah dari desa Karang Tengah. Jaka Rasul memiliki sifat buruk yaitu suka menganggu orang dalam perjalanan. Pada suatu saat ada seseorang bernama Ki Sasmita yang sedang melakukan perjalanan, ia dihadang oleh Jaka Rasul namun Ki Sasmita berhasil menyadarkan Jaka Rasul. Selanjutnya Jaka Rasul beristrikan Endang Sara putri Ki Mutakalimun dari desa Ardi Cendana. Cerita ini banyak berisi ajaran-ajaran filosofis tentang makna kehiudpan. 1) dhandanggula; 2) asmaradana; 3) maskumambang; 4) sinom; 5) mijil; 6) kinanthi; 7) megatruh; 8) girisa; 9) dhandanggula; 10) asmaradana; 11) pucung; 12) gambuh; 13) asmaradana; 14) megatruh; 15) asmaradana; 16) durma; 17) pangkur; 18) blabak; 19) sinom; 20) mijil; 21) dhandanggula; 22) wirangrong; 23) kinanthi; 24) jurudemung; 25) asmaradana; 26) dhandanggula; 27) sinom; 28) asmaradana; 29) maskumambang; 30) mijil; 31) gambuh; 32) pucung; 33) asmaradana; 34) mijil. Dalam teks ini tak ditemukan keterangan tentang penulisan teks. Tentang penyalinannya, terdapat sebuah sandiasma pada h.1, menyebutkan nama Raden Sastrapuspita, Gedhongen. Terdapat pula suatu cap berikut tanda tangan dari pemilik (?) naskah, ialah R.M.H. Suryaningrat, Bupati Keraton. Penyunting menduga bahwa naskah disalin di Yogyakarta sekitar akhir abad 19. Bandingkan deskripsi naskah MSB/P.174, 174a, dan 175 dalam Behrend 1990: 526-527 untuk dua naskah lagi berisi judul yang sama."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.37-CT 19
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi catatan tentang teks Jaka Singkarah yang termuat dalam naskah KBG 111. Catatan meliputi cuplikan awal dan akhir teks, daftar pupuh (sebanyak 8 pupuh), catatan umum, serta ringkasan alur cerita pupuh per pupuh yang dibuat oleh R.Ng.Poerbatjaraka (atau stafnya) di Batavia. Naskah diterima oleh Pigeaud pada bulan Desember 1931. Daftar pupuh, sebagaimana tercatat pada naskah ketikan ini, sebagai berikut: 1) asmaradana; 2) maskumambang; 3) kinanthi; 4) dhandanggula; 5) pangkur; 6) mijil; 7) asmaradana."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.39-L 6.13
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Handayani Hasan
"ABSTRAK
Dalam khazanah sastra lisan, cerita rakyat merupakan bentuk yang menarik untuk diteliti. Terkadang terdapat persamaan motif cerita rakyat di satu daerah dengan cerita rakyat di daerah lainnya. Hal tersebut merupakan hal yang menarik untuk diteliti baik dari segi unsur-unsur intrinsik yang ada dalam cerita, maupun ditelusuri asal-usul dan penyebarannya. Salah satu bentuk motif yang sering muncul dalam cerita rakyat di Indonesia yaitu motif tentang penipuan terhadap suatu tokoh. Motif ini muncul pada cerita rakyat Jaka Tarub yang berasal dari Jawa Barat, dan Air Tukang yang berasal dari Maluku. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam kedua cerita tersebut. Melalui perbandingan kedua cerita tersebut, maka dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara kedua cerita rakyat yang berbeda latar belakang wilayahnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu bersifat kualitatif dengan pengumpulan data berupa studi pustaka. Hasil dari penelitian yaitu cerita Jaka Tarub dan Air Tukang memiliki persamaan pada segi tema, amanat, alur dan latar; dan perbedaan dari kedua cerita muncul pada segi penokohan dan latar."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmah Az Zahra
"Penelitian ini mengkaji perbandingan penokohan dan tema dalam cerita rakyat Namukkunkwa Seonyeo dari Korea dengan cerita rakyat Jaka Tarub dari Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode close reading dengan analisis penokohan dan tema dalam cerita rakyat dilihat dari pengaruh kebudayaan masyrakat tempat kedua cerita rakyat berasal. Hasil dari penelitian ini adalah perbedaan penokohan dalam kedua cerita rakyat dipengaruhi oleh nilai dan kebudayaan pada masyarakat sumber cerita rakyat berasal, sedangkan persamaan yang ada dalam kedua dongeng dipengaruhi oleh struktur geografis tempat kedua cerita rakyat berasal yang cenderung mirip sehingga menimbulkan beberapa persamaan nilai kebudayaan dalam masyarakat tempat cerita rakyat berasal.

This research is focused on comparing the characters and themes between Korean folklore Namukkunkwa Seonyeo with Indonesian folklore Jaka Tarub. The method that used in this thesis is close reading method with analysist about the characters and themes of folklores judging from culture of people in folklores origin place. The result of the study is the difference between this two folklore affected by the value and culture of people in the origin place where this two folklores came, whilst the equation between this two folklore affected by the similarity in geographic where the origin places of this two folklore so as some of the culture between the origin places have similarity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Cerita rakyat merupakan bagian dari kebudayaan suatu
maayarakat. Mengukur nilai keindahan atau kesakralan sebuah
carita rakyat tidak dapat dilakukan begitu saja. Setiap
masyarakat memiliki ukuran-ukuran tersendiri yang satu eama
lainnya tidak dapat disamakan.
Pada masyarakat tertentu, miaalnya Seperti masyarakat
Jawa cerita rakyat menjadi bagian dari kehidupan mereka
sehari-hari. Oleh karenanya_ketika masyarakat Jawa menyusun
sebuah oerita atau hikayat tentang negerinya, mereka memasuki
cerita rakyat sebagai bagian dari riwayat negerinya- Dalam
keadaan seperti ini seorang peneliti harue hati-hati
melihatnya, tidak memakai ukuran yang berbeda. Ada beberapa
hal yang harus diindahkan.
Cerita Jaka Tarub adalah cerita rakyat. Pada mulanya
cerita ini merupakan cerita lisan rakyat yang sangat digemari
oleh eemua lapisan maeyarakat Jawa. Cerita Jaka Tarub ini
berkait erat dengan mitos-mitos rakyat yang berakar kuat dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu cerita ini selalu
menjadi bahan beroerita bagi juru cerita di masyarakatnya.
Di dalam Babad Tanah Jawi yang merupakan cerita/riwayat
mepgenai negeri Jawa menurut pandangan orang Jawa, cerita Jaka
Tarub memiliki tempat yang penting. Cerita ini dianggap
sebagai sebuah cerita sakral yang ikut menentukan riwayat
negeri Jawa ini.
Cerita Jaka Tarub yang terkenal itu setelah menjadi
bagian dari cerita yang ada dalam Babad Tanah Jawi kemudian
menjadi sumber penulisan bagi naskah cerita Jaka Tarub yang
berdiri sendiri. Tentu saja dalam naskah pengembangan dari
yang sumbernya cerita Jake Tarub Jauh lebih lengkap dari pada
yang aslinya. Pengembangan cerita dari yang aslinya kepada hasil pembangunan "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LAPEN 02 Les c
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini terdiri dari 2 pupuh yang terputus karena naskah rusak pata. Asal koleksi milik R. Tanojo. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Dhandhanggula; 2. Pangkur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CH.8-KT 36
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Stm. Atmasoemarta
"Buku ini berisi pelajaran mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan tembang dan titiraras, antara lain: swara wilahan gangsa, pelajaran mengenai raras pelog pathet 6, dan sebagainya."
Surakarta: Boekhandel Stm, 1937
BKL.1071-SS 34
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi kisah Ismail putra Raja Abdul Jalal di Balsorah Arab. Ismail pergi mengembara ke berbagai tempat untuk mencari ilmu. Dalam perjalanannya itu Ismail menikah dengan putri-putri cantik. Kisah berakhir dengan sampainya Ismail di negeri Bagdad. 1) sinom; 2) dhandanggula; 3) gambuh; 4) asmaradana; 5) pangkur; 6) mijil; 7) kinanthi; 8) maskumambang; 9) pucung; 10) mijil; 11) pangkur; 12) sinom; 13) dhandanggula; 14) asmaradana; 15) durma; 16) maskumambang; 17) mijil; 18) sinom; 19) dhandanggula; 20) asmaradana; 21) duduk; 22) sinom; 23) asmaradana; 24) kinanthi; 25) pangkur; 26) sinom; 27) durma; 28) pangkur; 29) dhandanggula; 30) sinom; 31) asmaradana; 32) mijil; 33) sinom; 34) dhandanggula; 35) asmaradana; 36) sinom; 37) kinanthi; 38) duduk; 39) mijil; 40) pangkur; 41) dhandanggula; 42) sinom; 43) mijil; 44) asmaradana; 45) pucung; 46) pangkur; 47) sinom; 48) mijil; 49) sinom; 50) pangkur; 51) dhandanggula; 52) asmaradana; 53) sinom; 54) dhandanggula. Naskah ini tidak memuat keterangan apapun tentang angka tahun maupun nama pengarang/penyalin. Namun berdasarkan kertas yang digunakan untuk menyalin naskah, penyunting menduga naskah disalin pada awal abad 20. Pada h.i terdapat keterangan nama R.M. Atmasutirta, Surakarta, Januari 1935. Nama tersebut diduga sebagai pemilik naskah ini sebelum menjadi koleksi Pigeaud. Mandrasastra telah membuat ringkasan naskah ini pada bulan Mei 1936. Ringkasan sebanyak 11 halaman tersebut dimikrofilm bersama naskah ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.23-NR 280
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>