Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 298 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini merupakan pasangan naskah FSUI/CL.46, memuat daftar pupuh dengan cuplikan bait awal dan akhir, dari CL.48. Lihat deskripsi naskah CL.46 maupun CL.48 untuk keterangan selanjutnya."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CL.47-L 12.02b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat ringkasan cerita teks naskah CL.48 berjudul Gulisman. Berdasarkan catatan dalam CL.48, disebutkan bahwa orang yang membuat ringkasan cerita ini adalah Suwandi atas pesanan dari Kiliaan-Charpentier pada bulan Desember 1927. Pada bulan yang sama naskah uittreksel ini berpindah tangan kepemilikannya kepada Pigeaud. Keterangan lebih lanjut periksa CL.48. Lihat pula CL.47 untuk pasangan naskah ini, berisi daftar pupuh naskah yang sama dengan cuplikan bait."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CL.46-L 12.02a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah yang berisi teks Gulisman ini termasuk dalam kategori legenda sejarah kuna yang bernafaskan keislaman. Ceritanya menampilkan tokoh juragan yang bernama Gulisman tatkala berpetualang ke tanah Madura dan Jawa. Disebutkan bahwa Gulisman berasal dari daerah Mandras. Kepergiannya ke tanah Jawa berkenaan dengan tugas yang diembankan kepadanya oleh Raja Ngerum, untuk mendapatkan empat buah pusaka milik raja tanah Jawa, yakni Sri, Sadana, Nanggala dan Alugora, yang dianggap memiliki tuah dalam memberi kesuburan, kemakmuran dan kekuatan negara. Pergulatannya dalam usaha memperoleh keempat pusaka kerajaan tanah Jawa tersebut telah membawa Gulisman ke dalam persengketaan pribadi dengan penguasa tanah Jawa. Ketika itu tanah Jawa diperintah oleh Hyang Pramesthi dengan patihnya bernama Hyang. Narada. Gulisman juga terlibat perselisihan dengan penguasa Madura bernama Dewi Duragung beserta putranya Raden Segara. Karena dianggap sebagai pengganggu ketentraman, akhirnya Gulisman dienyahkan oleh Raden Segara yang bertindak atas nama kerajaan Jawa dan Madura. Gulisman menderita kekalahan dan kembali ke Ngerum dengan harus menerima kemarahan atas kegagalan tugasnya itu. Cerita selanjutnya mengisahkan tentang jatuhnya kekuasaan Hyang Guru atas kerajaan Jawa oleh Balakima, seorang prajurit dari Parsi yang menyerang tanah Jawa. Hyang Guru kemudian pergi ke Mekah dan bertemu dengan Nabi Muhammad. Oleh Nabi Muhammad, ia diwejang tentang agama Islam dan diminta pula untuk menyebarluaskannya di tanah Jawa. Sementara itu pemerintahan Balakima tidak berlangsung lama. Hyang Samba, putra Hyang Guru, berhasil merebut kembali kerajaan tanah Jawa. Hyang Guru kemudian kembali ke Jawa, namun sepulangnya dari Arab itu ia tidak melaksanakan amanat yang diminta oleh Nabi Muhammad. Pada bagian akhir dikisahkan tentang legenda pulau Madura dengan mengambil kisah pewayangan, yakni kisah intrik yang terjadi di kalangan kerajaan Mandura, terutama di antara putra-putra Basudewa sendiri, Kakrasana, Narayana, dan Sumbadra di satu pihak, dengan Kangsa di lain pihak. Dalam susunan pupuh teks di bawah ini terdapat dua buah pupuh dengan nama selangit (12) dan nilaprabasa (15) yang juga termasuk dalam kategori tembang cilik atau macapat. Penjelasan tentang kedua metrum ini dapat dilihat dalam Behrend 1987: 380-384. Daftar pupuh: (1) sinom; (2) pangkur; (3) asmarandana; (4) mijil; 5) kinanthi; (6) dhandhanggula; (7) pangkur; (8) sinom; (9) durma; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) sel; (13) durma; (14) dhandhanggula; (15) nil; (16) pangkur; (17) dhandhanggula; (18) mijil; (19) sinom; (20) pangkur. Teks naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Suwandi pada bulan Oktober 1929 (lihat: FSUI/CL.46 dan CL.47). Berdasarkan catatan yang terdapat pada h.i, Pigeaud memperoleh naskah ini dari Killiaan-Charpentier pada bulan Desember 1927."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CL.48-B 3.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Aswinna
"Penelitian ini dilakukan atas dasar terbatasnya jumlah naskah Madura dan rekam jejak kesusastraan Madura lama kuna Objek penelitian ini adalah naskah Juragan Gulisman yang tergolong ke dalam sejarah dan mitologi yang menceritakan legenda Pulau Madura Penelitian filologi ini bertujuan untuk menerbitkan suntingan teks Juragan Gulisman koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Penulis menggunakan metode intuitif sedangkan alih aksara menggunakan edisi standar Dalam penelitian ini dilakukan perbaikan bacaan metrum dan ejaan Cerita dibingkai bahasa Jawa dialek Madura Arab dan Jawa Kuna Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya variasi vokal konsonan dan rangkap konsonan dalam bahasa Jawa dialek Madura.

This research written due to limitation of the number of Madura manuscript and ancient Madurese literature Data that is used is Juragan Gulisman history and mithology a manuscript which tells about the legend of Madura Island The aim of this research is publishing an edited text of Juragan Gulisman Perpustakaan Nasional Republik Indonesia collection Author used intuitive method whereas transcription that is based on standard edition This research shows correction text metrum and spelling of the story which is formed Javanese with dialect Madurese Arabic and Old Javanese To conclude author states that Javanese dialect Madurese can be identified from its vowel consonant variation as well as the present double consonant Edited text history and mithology Juragan Gulisman legend Madura manuscripts philologi.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah CI.11b merupakan jilid terakhir dalam satu set yang terdiri dari tiga naskah kecil, CI.11a-c. Naskah ketiga ini berisi daftar pupuh teks Asmarakhandi dan Jaka Semangun yang termuat pada naskah KBG 703. Keterangan selanjutnya lihat pada deskripsi naskah CI.11a. Lihat juga dokumen P-025 untuk salinan naskah ini."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CI.11c-L 8.44c
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan bagian dari teks Centhini Kadipaten, meliputi pupuh 238-280. Teks bagian Centhini ini pernah dimuat dalam edisi cetak (Batavia, 1914), jilid VII-VIII, h. 109-213. Untuk ringkasan cerita lihat Pratelan II: 350-355, Pigeaud 1933: 51-53, dan Sumahatmaka 1981: 242-251 (jilid IX, pupuh 52-93). Daftar pupuhnya dapat dibaca pada Pratelan dan Pigeaud 1933: 80-81. Informasi selanjutnya tentang Centhini Kadipaten khususnya, dan korpus Centhini pada umumnya, terdapat dalam keterangan bibliografis FSUI/CS.14. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun berdasarkan jenis kertas serta gaya tulisan (gaya Kadipaten) maka diperkirakan secara kasar naskah disalin di Surakarta sekitar tahun 1890 (?). Pada h.i terdapat catatan, huruf Jawa, menyatakan bahwa naskah ini merupakan 'kagungan Purbadipuran'. Barangkali Purbadipura yang dimaksud ialah ayah almarhum Prof. Dr. Poerbatjaraka yang ternama itu."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CS.24-CT 26
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan bagian dari teks Centhini Kadipaten, memuat pupuh 237 sampai dengan 310. Sebagian dari teks ini (pupuh 237-280) pernah dimuat dalam edisi cetak Serat Centhini (Batavia, 1914), jilid VII-VIII, h.107-215. Untuk ringkasan cerita lihat Pratelan II: 350-355, Pigeaud 1933: 51-53, dan Sumahatmaka 1981: 242^251 (jihd DC, pupuh 51-93); daflar pupuhnya dapat dibaca pada Pratelan dan Pigeaud 1933: 80-81. Informasi selanjutnya tentang Centhini Kadipaten khususnya, dan korpus Centhini pada umumnya, terdapat dalam keterangan bibliografisFSUI/CS.14. Informasi tentang penyalinan naskah terdapat pada beberapa catatan di h.436, yang menyebutkan nama penyalin 'Sudinem', tanggal 16-3-32 (angka Jawa) dan sengkalan 'Kumpuling Sarira Tri Sinembah' (1832). Yang dimaksud ialah tanggal 16 Rabingulawal 1832 (23 Juni 1902), yaitu tanggal naskah selesai disalin. Penanggalan ini cocok dengan jenis kertas yang dipergunakan. Tempat penyalinan tidak diketahui. Di h.437 terdapat catatan lagi, huruf Jawa, berbunyi Hngkang nyerat kula: P. Maryana.' Karena catatan ini jelas merupakan tambahan belakangan dengan pensil, sedangkan catatan yang menyebutkan nama Sudinem masih satu warna tinta dan satu gaya tulisan dengan bagian teks pokok, maka kami lebih cenderung percaya pada informasi di h.436 dibandingkan dengan di h.437. Naskah ini diperoleh Ir. Moens di Surakarta dan kemudian diberikan kepada Pigeaud sekitar tahun 1929. Menurut catatan Pigeaud di h.i, naskah pernah dibuat ringkasan, tetapi ringkasan tersebut rupanya sekarang tidak ada lagi dalam koleksi FSUI. Pada tahun 1930 di Surakarta Pigeaud menyuruh stamya membuat alih aksara dari sebagian naskah ini, yaitu pupuh 281-310 (h. 177-436). Alih aksara tersebut masih ada pada koleksi Fakultas Sastra UI (FSUI/CS.40). Naskah ini kebetulan dimikrofilm dua kali oleh FSUI. Selain rol mikrofilm yang tercantum di atas, lihat pula rol 33.01."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CS.25-NR 44
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan fragmen teks Centhini Kadipaten yang rupanya dibuat pada tahun 1931 oleh Sumahatmaka (h.l) untuk membantu Pigeaud dalam penelitiannya tentang Serat Centhini. Teks naskah ini memuat pupuh 311-319, yaitu sebagian dari teks yang dinamakan 'Centhini Tunjungbang' oleh Pigeaud. Untuk ringkasan cerita lihat Pigeaud 1933: 55-56 dan Sumahatmaka 1981: 257-259 (Jilid X, pupuh 31-39); daftar pupuhnya dapat dibaca pada Pigeaud 1933: 82. Informasi selanjutnya tentang Centhini Kadipaten khususnya, dan korpus Centhini pada umumnya, terdapat dalam keterangan bibliografis FSUI/CS.14.
Babon naskah ini tidak disebutkan, tetapi kemungkinan sama dengan naskah yang diringkas oleh Sumahatmaka sekitar tahun 1930 dan kemudian diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1981 (lihat FSUI/CS.52 dan MSB/L.l19).
Ada satu naskah lagi di koleksi FSUI, ialah FSUI/CS.28, yang juga merupakan petikan sebagian kecil dari Serat Centhini Kadipaten yang disalin oleh Sumahatmaka dan diberikan kepada Pigeaud.
Naskah ini pernah dialihaksarakan oleh staf Dr. Pigeaud di Surakarta. Lihat FSUI/CS.43 untuk alih aksara tersebut.
"
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CS.26-HA 12
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan bagian dari teks Centhini Kadipaten, memuat pupuh 342-371 (bait 15). Bagian teks ini oleh Pigeaud dinamakan 'Centhini Jurangjangkung, sedangkan naskah ini sendiri memakai judul Centhini Ragasmara (h.v). Untuk ringkasan cerita lihat Pigeaud 1933: 60-62 dan Sumahatmaka 1981: 264-272 (jihd XI, pupuh 24-53); daftar pupuhnya dapat dibaca pada Pigeaud 1933: 83. Informasi selanjutnya tentang Centhini Kadipaten khususnya, dan korpus Centhini pada umumnya, terdapat dalam keterangan bibliografis FSUI/CS.14. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun berdasarkan jenis kertas yang dipergunakan serta gaya tulisannya, maka dapat diperkirakan naskah disalin sekitar tahun 1885. Tempatnya belum dapat diketahui. Di h.348 terdapat satu bait tambahan, ditulis dengan gaya yang lain daripada bait-bait sebelumnya, menyebut nama Jayadimeja sebagai orang yang membuatkan turunun. Akan tetapi, karena informasi ini ditulis oleh orang yang lain, bukan oleh penyalin naskah asli, maka informasi dalam bait tambahan ini tidak dapat dikaitkan dengan penyalinan naskah. Naskah ini diperoleh Pigeaud dari 'Koedaboedjantaka' [sic] pada tahun 1930; nama pemilik yang dimaksud terdapat pada sebuah catatan di h.v yang berbunyi 'gadhahanipun Kudabujantara'. Pada tahun 1930 pula, seorang staf Pigeaud bernama Mandrasastra membuat ringkasan sebanyak 36 halaman tentang isi naskah ini. Untuk ringkasan tersebut lihat FSUI/CS.61. Pada waktu yang sama juga dibuatkan daftar cuplikan gatra pertama dari tiap-tiap pupuh naskah ini. Daftar tersebut terlampir pada naskah asli. Naskah pernah dibuat alih aksara pada jaman Panti Boedaja. Alih aksara tersebut dapat dibaca pada MSB/L.108 (mikrofilm MSB reel 77 no. 4). FSUI sendiri memi-liki transliterasi yang lebih lengkap, meliputi seluruh isi naskah ini ditambah 250an halaman lagi dari naskah yang lain: lihat FSUI/CS.51."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CS.27-NR 76
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan fragmen teks Centhini Kadipaten yang rupanya dibuat pada tahun 1931 oleh Sumahatmaka (h.l) untuk membantu Pigeaud dalam penelitiannya tentang Serat Centhini. Teks naskah ini merupakan lima pupuh terakhir, yaitu pupuh 390-394. Bagian teks ini oleh Pigeaud disebut 'Centhini Telamaya.'' Untuk ringkasan cerita lihat Pigeaud 1933: 64-65 dan Sumahatmaka 1981: 278-279 (jilid XII, pupuh 29-33); daftar pupuhnya dapat dibaca pada Pigeaud 1933: 84. Informasi selanjutnya tentang Centhini Kadipaten khususnya, dan korpus Centhini pada umumnya, terdapat di keterangan bibliografis FSUI/CS.14. Babon naskah ini tidak disebutkan, tetapi kemungkinan sama dengan naskah yang diringkas oleh Sumahatmaka sekitar tahun 1930 dan kemudian diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1981 (lihat FSUI/CS.52 dan MSB/L.119). Ada satu naskah lagi di koleksi FSUI, ialah FSUI/CS.26 yang juga merupakan petikan sebagian kecil dari Serat Centhini Kadipaten yang disalin oleh Sumahatmaka dan diberikan kepada Pigeaud. Naskah ini pernah dialihaksarakan oleh staf Dr. Pigeaud di Surakarta. Lihat FSUI/CS.49 untuk alih aksara tersebut."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
CS.28-HA 17
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>