Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5743 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks berisi cerita peperangan antara Arung Bondan dengan prabu Suwelacala, kisah peperangan antara Jenggala dengan Bugis, cerita tentang Siyungwanara/Kamandaka, cerita Menakjingga, cerita Wali Sanga/kerajaan Demak, kisah Jaka Tingkir, penobatan Hardikusuma (?) menjadi Raja Majapait dengan gelar Brawijaya. Teks diakhiri dengan kisah Ratu Kalinyamat. Keterangan penyalinan naskah ini tidak diketemukan dalam teks. Pigeaud membeli naskah ini dari Anerang Kusuma pada 17 Mei 1930 di Surakarta. Naskah telah pula dibuatkan ringkasan dalam bentuk cuptikan pada awal."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.181-NR 79
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks sejarah legendaris berjudul Serat Ajisaka. Secara garis besar berisi cerita peperangan antara Prabu Dewatacengkar melawan Ajisaka (di sini Aji Isaka). Setelah menang, Aji Isaka menggantikan Dewatacengkar menjadi raja di Medhang Kamulan yang kemudian diganti dengan nama Purwacarita dan bergelar Prabu Widayaka. Pada bagian awal berisi kisah tentang kesenangan Prabu Dewatacengkar memakan daging manusia, kisah tentang pertempuran Prabu Dewatacengkar dengan kedua adiknya, Prabu Dewata Pamunah dari Madura dan Prabu Dewata Agung dari Bali, disusul cerita tentang Prabu Anglingdriya setelah bedhah Pengging, yang berputra dua orang dari Dewi Sinta yaitu Jaka Pekik (Suwelacala) dan Jaka Raras (Jaka Pandaya). Cerita berakhir dengan kisah Raden Daneswara (anak Dewatacengkar) yang berniat untuk bertapa setelah kekalahannya dari Aji Isaka. Pada h.i terdapat keterangan bahwa naskah yang semula milik G.B.R.Ay. Kusumadilaga dibeli oleh Pigeaud dari R. Tanaya di Yogyakarta pada 18 Juni 1938. Naskah pernah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada Oktober 1938. Ringkasan tersebut dimikrofilm bersama naskah aslinya. Melihat bentuk tulisannya, naskah ini kemungkinan disalin oleh dua orang (?) sebab mulai h.145 tulisan berubah dari yang semula agak gemuk dan tebal menjadi ramping dan tipis. Walaupun keterangan penyalinan tidak ditemukan, namun berdasarkan jenis kertas serta gaya tulisannya, maka dapat diperkirakan bahwa naskah ini disalin sekitar awal abad ke-20, mungkin di Surakarta. Keterangan selanjutnya dapat dilihat pada: SMP/MN. 180-183, 187, 529.12; MSB/L.286, P.93, S.2, S.15-18, S.20, S.25-26, S.31; Pratelan II: 90; Vreede 1892: 17, 375-376; Juynboll I: 30; Pigeaud 1970: 165-166."
[S.l.] : [S.n.], [date of publication not identified]
SJ.1-NR 318
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini berisi cerita mengenai hidup Arya Sangkala. Dia adalah anak seorang janda di dhukuh Padhadhapan. Dia dikukuhkan sebagai seorang pemberani dikarenakan cincin wasiatnya. Daftar pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) asmarandana; (3) maskumambang; (4) sinom; (5) kinanthi; (6) dhandhanggula."
Surakarta: Budi Utama, 1913
BKL.0221-CS 6
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini, yang berasal dari Pesisir Cirebon, ditulis dengan bentuk huruf yang sangat khas, sehingga pantas jika diteliti lebih jauh demi kepenti'ngan studi paleografi Jawa. Naskah berisi sebuah versi Serat Bratayuda yang jauh berbeda dengan redaksi Yasadipura yang disunting oleh Cohen Stuart (1860). Teks terdiri atas 25 pupuh, sebagai benkut: (1) megatruh; (2) asmarandana; (3) durma; (4) sinom; (5) pangkur; (6) pucung; (7) kinanthi; (8) mijil; (9) dhandhanggula; (10) asmarandana; 11) durma; (12) sinom; (13) pangkur; (14) asmarandana; (15) kinanthi; (16) pucung; (17) dhandhanggula; (18) durma; (19) sinom; (20) asmarandana; (21) mijil; (22) durma; (23) sinom; (24) dhandhanggula; (25) asmarandana. Secara singkat, isi teks ini dapat dipaparkan sebagai berikut: Prabu Darmaputra dibantu oleh para raja pergi menuju Tegal Kuru. Dewi Kunti menengok putra-putranya ke Tegal Kuru disertai Yamawidura. Yamawidura kembali lagi ke Astina melaporkan kesiapan para Pandawa. Raden Arjuna ingin membatalkan perang melawan Kurawa, namun Kresna tidak menyetujuinya. Peperangan kemudian dimulai: Wirasangka, Utara terbunuh oleh Raja Mandraka dan Durna. Rukmarata bunuh oleh Seta. Seta terbunuh oleh Bhisma. Irawan terbunuh oleh Bhisma, dangkan Bhisma terbunuh oleh Srikandi. Bogadenta, senapati Astina, terbunuh oleh Arjuna. Kemudian Abimanyu berhasil membunuh Lesana Mandrakumara. Abimanyu juga terbunuh oleh para Kurawa. Gardapati di pihak Kurawa terbunuh sh Arjuna. Wreksasaya juga terbunuh oleh Werkudara. Arjuna kemudian berniat smbunuh Sindurja. Burisrawa, senapati Astina terbunuh oleh Setyaki dan Sindurja terbunuh oleh Arjuna. Werkudara kemudian berhasil membunuh Partipeja, Anggajaksa, dan Sarabasata. Dilanjutkan Gatutkaca berhasil membunuh Lembusana, Kalasrenggi, dan Kalagawira, namun ia pun terbunuh oleh Karna Raja Awangga. Ringkasan ini dibuat berdasarkan uittreksel Mandrasastra yang dibuat pada tahun 1938, tersimpan bersama naskah asli."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.9-NR 310
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi ringkasan naskah milik Moens, tanpa identifikasi lebih jauh. Isinya teks Serat Lokapala, yaitu cerita peperangan Arjunasasrabahu dengan Dasamuka, tetapi diawali dengan silsilah raja-raja Jawa, baik pangiwa maupun panengen. Versi Lokapala yang dimuat dalam naskah ini sama dengan edisi Sindusastran yang berulangkali diterbitkan. Lihat Pratelan I: 475-481 untuk daftar pupuhnya; bandingkan dengan Behrend 1990: 224-226 untuk keterangan umum tentang seluruh korpus Arjunawijaya-Arjunasasrabahu-Lokapala, termasuk referensi penerbitan dan lain-lain. Ringkasan ini disusun sekitar tahun 1930, di Yogyakarta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.30-L 23.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi versi Serat Rama, merupakan alih aksara dari sebuah lontar yang tidak diidentifikasikan dengan jelas, walau disebutkan berasal dari Sawabe (?), Yogyakarta. Lihat FSUI/CP.56 yang berisi ringkasan Mandrasastra dari naskah yang sama. Dalam menurun naskah ini, penyalin menambahkan catatan-catatan perbandingan tentang dua naskah lain, ialah Serat Rama Pegon (milik Klaverweiden, mungkin FSUI/CP.66) dan Serat Kandha Rama (milik Scholte, FSUI/CP.60). Naskah ini pada setiap halamannya terbagi atas tiga kolom, sisanya kolom di sebelah kaijan digunakan untuk menulis teks, sedangkan di samping kiri dipakai sebagai catatan pembetulan teks yang ditulis (dengan pensil), karena teks yang ditulis dengan tinta hitam ini banyak sekali kesalahannya, terutama pemenggalan bait dan perubahan kata-katanya. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) pangkur; (3) dhandhanggula; (4) sinom; (5) pangkur; (6) asmarandana; (7) dhandhanggula; (8) pangkur; (9) asmarandana; (10) dhandhanggula; (11) pangkur; (12) asmarandana; (13) kinanthi; (14) sinom; (15) dhandhanggula; (16) asmarandana; (17) pangkur; (18) dhandhanggula; (19) sinom; (20) kinanthi; (21) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.55-A 2.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi ringkasan bahasa Belanda mengenas Serat Rama (FSUI/CP.55). Ringkasan dibuat oleh Pigeaud sendiri pada bulan Juni 1926. Pada saat itu Pigeaud sedang bertugas di Surakaita. Teks ditulis dalam dua kolom pada setiap halaman. Kolom kanan merupakan ringkasan pokok, sedangkan kolom kiri berisi tambahan dan perbaikan. Banyak sekali coretan-coretan kata, frase, maupun kalimat, yang kemudian diralat atau diubah oleh Pigeaud. Selanjutnya tentang teks ini lihat FSUI/CP.55, yang berupa saiinan dari naskah yang diringkas di sini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.56-L 3.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Salinan naskah Rama ini diperoleh Pigeaud dari J. Scholte, di Banyuwangi. Dalam FSUI/CP.55 terdapat catatan perbandingan antara teks ini dengan dua teks lain yang mirip, yaitu Serat Rama Pegon dan Serat Kandha Rama. Lihat deskripsi naskah tersebut untuk keterangan selanjutnya. Seperti halnya CP.56, teks dalam naskah ini terdapat cukup banyak pembetulan berupa coretan-coretan, penambahan, dan pengurangan kesalahan pada huruf, suku kata, atau kata-kata dalam struktur kalimatnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.60-A 4.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi dua teks. Yang pertama Serat Rama, diawali cerita Prabu Rahwana nemerintahkan anaknya Indrajit agar menggelar pasukan dan berteriak bahwa Dewi Sinta telah meninggal, dan diakhiri dengan cerita Ramawijaya, Lakskamana, dan bala tentara kera berhasil menghanguskan negeri Alengka dan membunuh Rahwana ian bala tentara raksasa. Teks kedua dinamakan Serat Raden Indrapura, diawali iengan cerita Prabu Nur Amad dari negeri Kojrat telah terkabulkan permintaaannya ian mempunyai anak bernama Indraputra kemudian diakhiri dengan cerita Raden Putra bertemu dengan Randha Sumampir yang sangat miskin. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) pangkur; (4) asmarandana; (5) pangkur; (6) asmarandana; (7) dhandhanggula; (8) asmarandana. Naskah dibeli dari Surasa Surasudirja, Banasare, Bandawasa dan dikoleksikan oleh Pigeaud pada bulan Desember 1931 di Yogyakarta. Naskah ini disarikan oleh Mandrasastra pada bula Agustus 1937 disertai daftar tembang, nomor urut, halaman, dan cerita singkat per pupuh dalam bentuk gancaran. Dilihat dari bentuk aksaranya yang sangat khas, dapat diperkirakan naskah ini berasal dari pesisir Jawa Timur."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.68-NR 155
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Ringkasan Mandrasastra tentang naskah MSB/L.42. Lihat Behrend 1990: 235-236 untuk keterangan selanjutnya tentang naskah induk serta daftar pupuh teks ini. Berisi teks yang amat unik, di sini diberi judul Serat Rama-Arjunasasrabahu Sampangkursedangkan dalam Behrend, ibid., disebutkan Serat Arjunasasrabahu saja. Sastra roman ini menceritakan pengembaraan Sri Rama bersama Leksmana pada masa kerajaan Arjuna Sasrabahu di Mahospati, sebelum Sita hilang diculik Dasamuka. Mereka bersama-sama mengunjungi beberapa resi di pegunungan, termasuk Resi Pajarmula, Aji Yaksa Darma, Resi Handrati, Resi Kala, dan Sri Gutama. Dengan dertiikian, rasanya ada kaitan teks ini dengan cerita santri lelana, yang umumnya menggambarkan seorang santri yang berkelana mencari ilmu."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.69-L 15.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>