Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini berupa ringkasan teks bayannullah, berisi berbagai hal yang berkaitan dengan ajaran tasawuf, seperti tatacara berguru, pengalaman penulis teks ini selama mengenbara menuntut ilmu hingga terdampar di Singapura, dan uraian tentang makna mimpi. Ringkasan ini dikerjakan oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1934. Menurut keterangan di luar teks disebutkan bahwa naskah ini berasal dari R. Sastrawijaya di Yogyakarta yang menerimanya dari Dr. H. Kraemer dan J. van de Weg di Juntikulon, Cirebon. R. Sastrawijaya dikenal sebagai seorang yang memiliki 17 orang guru, dan banyak menulis berbagai hal mengenai mistik di Yogyakarta (Pigeaud 1967: 90). Salah satu tulisannya adalah purwa carita Bali, yang menceritakan perjalanannya selama di Bali, dan diterbitkan di Betawi tahun 1875 (Pratelan I: 337)."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PW.103-L 21.19
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah majemuk terdiri atas pelbagai macam teks primbon, suluk, piwulang, sejarah dan lain-lain. Rincian isinya sebagai berikut: 1) Serat panitisastra (h.1-26). Versi teks piwulang ini ternyata masih lain lagi dengan versi-versi yang pernah diteliti oleh Sudewa (1991). Versi baru ini, yang disusun dalam bentuk macapat sebanyak enam pupuh, kemungkinan ditulis di Yogyakarta, berdasarkan fenomena sasmitaning tembang yang diletakkan pada awal tiap pupuh, bukan pada gatra terakhir. Cuplikan gatra seluruh awal pupuh sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) sinom; (3) pangkur; (4) mijil; (5) durma; (6) asmaradana.; 2) Ajisaka wulang (26-73). Teks piwulang, delapan pupuh. Uraian pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) asmaradana; (3) kinanthi; (4) sinom; (5) pucung; (6) dhandanggula; (7) sinom; (8) kinanthi.; 3) Babad sengkala (73-75). Mencantumkan nama-nama serta tarikh naik tahta para raja Jawa, dituangkan dalam enam bait tembang dhandanggula.; 4) babad sengkala (75). Mencantumkan nama para patih, mulai Sinuhun Mangkurat ing Tegal sampai dengan Mangkurat Kartasura, dituangkan dalam dua bait tembang dhandanggula.; 5) Suluk sahadat (75-112). Serangkaian uraian tentang rukun salat, nafi, isbat, mikraj, makna kata islam, malaekat, rapal basmallah, dan lain-lain sebagainya. Uraian ini disalin dari beberapa teks yang berbeda-beda, kemudian di gabung dalam naskah ini karena isinya mirip satu sama lain. Bagian teks ini terdiri atas tujuh pupuh: (1) asmaradana; (2) sinom; (3) dhandanggula; (4) dhandanggula; (5) girisa; (6) dhandanggual; (7) asmaradana.; 6) Enam bait dhandanggula dipetik dari Suluk Dewaruci, iatu tentang Werkudara bertemu dengan Dewaruci di dasar laut. Bait-bait ini pararel pupuh kelima dari teks Dewaruci yang dimuat di h.221-250 naskah ini, ialah teks no. 17 di bawah.; 7) Babad Dipanagara (114-!66). Teks ini dipetik dari riwayat Pangeran Dipanagara, terdiri atar dua pupuh. Rupanya dua pupuh ini dipetik dari versi Babd Dipanegara yang berbeda dengan versi cetak yang dikarang oleh Dipaneraga sendiri (lihat Pratelan I: 150-159). Daftar pupuh yang ada sebagai berikut: (1) sinom; (2) durma.; 8) Katuranggan kuda (166-174). Teks jenis primbon ini, tentang ciri-ciri kuda, bertembang macapat, dua pupuh yaitu: (1) mijil; (2) dhandanggula.; 9) Serat memule (174-186). Teks dalam bentuk prosa.; 10)Pepali-wewaler (186-192). Teks dalam bentuk prosa.; 11) Suluk wiwaha (192-193). Teks dalam bentuk prosa ini bukan suluk biasa, tetapi daftar nama tokoh-tokoh utama dari Arjunawiwaha yang dikerata (diartikan melalui analisis keratabasa). Nama-nama yang ditafsirkan itu termasuk Janaka, Mintaraga, Endrakila, Cipta Ening, Kalanadhah, Sarotama, Semar, Gareng, dan Kanthongbolong.; 12) Beberapa pengetan tentang tanggal dan peristiwa yang penting dalam pemberontakan Mangkubumi (193-194).; 13) Empat bait tembang sinom berisi pujian tentang HB I, berjudul Rumpakan Kaluhuranipun Sri Sultan Ngayogya I (194-195).; 14) Dafatr putra-putra HB I-IV (196-200).; 15) Kidung rumeksa ing wengi (206-213). 26 bait tembang dhandanggula (ana kidung rumeksa ing wengi, teguh ayu luputa ing lara).; 160 Padhanyangan (213-216). 14 bait tembang sinom (ingkang rumiyin bang wetan, Durga neluh Maospait).; 17) Suluk Dewaruci (221-250). Teks macapat terdiri atas enam pupuh sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) pangkur; (3) sinom; (4) durma; (5) dhandanggula; (6) girisa.; 18) Pepali Ki Ageng Sela (250-254). 25 bait tembang dhandanggula ( kuneng gantya Kya Geng Sela dupi, kapetengan mring jeng Sultan Demak).; 19) Suluk luwang (254-258). 30 bait tembang asmaradana (kasmaran wong doyan guling tan sesirah tur sungkanan).; 20) Suluk Nitipraja (258). 9 bait tembang dhamdanggula (kadya anilem segara geni rasaning driya datan mengkatan).; 21) Suluk rancang (258-259). Suluk kecil ini menerangkan tentang arti rapal bis sebagai unsur dalam kalimat basmallah, lima bait tembang dhandanggula (yata raos ingkang tulis, sangking Kitap Suluk Rancang).; 22) Suluk sirul murtat (259-260). 13 bait tembang megatruh (Suluk sirul murtat kang sekar megatruh, nurun serat suluk ninggih).; 23) Suluk johar mukmin 92560-262). 15 bait tembang dhandanggula (duk rinipta sekar dhandanggula gendhis, Kitab Johar Mukmin kang ginandhang).; 24) Dalil ngelmu bab pasemoning Allah lan Rasul (260-263). 16 bait tembang gambuh (warnanen daliling ngelmu, ing tegese dalil puniku tuduh).; 25) Suluk sirul (264-268). 43 bait megatruh (kang kocapa wau Serat Suluk Sirul, lampahing guru winarni).; 26) Suluk: katrangan bab masalah warni-warni (268-318). Kumpulan teks kecil tentang bermacam-macam masalah berkaitan dengan istilah-istilah Arab, pengertian dan pelaksanaan hukum fiqh, maksud dari hidup dan mati, gagasan-gagasan mistik tentang Allah, dan sebagainya. Teks bagian ini terdiri atas 19 pupuh, sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) pucung; (3) megatruh; (4) durma; (5) pangkur; (6) sinom; (7) pucung; (8) mijil; (9) dhandanggula; (10) girisa; (11) dhandanggula; (12) asmaradana; (13) maskumambang; (14) wirangrong; (15) dhandanggula; (16) maskumambang; (17) dhandanggula; (18) sinom; (19) dhandanggula. Naskah ini tidak terlalu tua. Melihat kertas yang digunakan serta haya tulisannya dapat diperkirakan bahwa penyalinannya berlangsung tahun 1920-1930an, kemungkinan di Yogyakarta. Siapa penyusun atau penyalin naskah tidak diketahui dengan jelas. Namun demukian, dari gejala literer yang sangat khas, yaitu dimuatnya sasmitaning tembang pada gatra pertama setiap pupuh dan bukan pada gatra terakhir sebelumnya, maka dapat diperkirakan bahwa teks-teks ini disusun dan disadur oleh pengarang dari lingkungan Pakualaman, Yogyakarta. Naskah diperoleh Th. Pigeaud pada tanggal 24 Februari 1933. Ringkasan naskah pernah dibuat oleh Mandrasastra, sebanyak 15 halaman, pada bulan Agustus 1933, sekarang tersisip dalam naskahnya."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.5-NR 233
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi kumpulan suluk dan teks-teks lain, di antaranya: suluk purwaduksina, kitab tata malige, kitab usul mobin, sirullah, patekah, kitab anasir, suluk wandhansari, suluk kaki tuwa, suluk luwang, gontor, suluk wujil, sadate para wali, serat lokajaya, serat Seh Malaya, dan teks-teks lain (lihat h.i). Bandingkan teks suluk purwaduksina ini dengan MSB/P.188. Di sana disebutkan adanya serat suluk purwaduksina, terdiri dari 303 halaman, memuat bermacam-macam teks piwulang serta suluk, termasuk suluk purwaduksina, serat lokajaya, serat Seh Malaya dan teks-teks lain. Naskah ini dibeli Pigeaud pada tanggal 21 Juni 1930 di Surakarta, dan telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra (terlampir), pada bulan Oktober 1930. Daftar pupuh sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) dhandhanggula; 3) asmarandana; 4) durma; 5) asmarandana; 6) maskumambang; 7) asmarandana; 8) sinom; dhandhanggula; 9) dhandhanggula; 10) sinom; 11) asmarandana; 12) dhandhanggula; 13) asmarandana; 14) kinanthi; 15) asmarandana; 16) durma; 17) dhandhanggula; 18) maskumambang; 19) dhandhanggula; 20) maskumambang; 21) gambuh; 22) dhandhanggula; 23) asmarandana; 24) asmarandana; 25) dhandhanggula; 26) maskumambang; 27) dhandhanggula; 28) asmarandana; 29) dhandhanggula; 30) asmarandana; 31) dhandhanggula; 32) asmarandana; 33) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PW.70-NR 94
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Isi naskah primbon ini merupakan bunga rampai tentang masalah batin, khususnya mengenai ajaran etika dan moral yang bersifat religius, yang terangkum dalam wirid dan suluk; serta kumpulan doa dan japa mantra sebagai kekuatan magi dari kata-kata tertentu yang bersifat adikodrati. Secara lengkap isi naskah sebagai berikut: (1) serat wirid, sebanyak enam pupuh, berisi tentang keberadaan Allah sebagai dzat yang esa (berkaitan dengan rukun Iman yang pertama, beriman kepada Allah Yang Esa), kisah penciptaan manusia, dan kisah tentang peristiwa ajal atau maut hingga penggambaran alam kubur atau barzakh (h.1-30); (2) nukilan tembang dhandhanggula berjudul serat wafat nabi, menceritakan mengenai wafatnya nabi Muhammad (30-44); (3) nukilan serat suluk sujinah, bertembang asmarandana (44-57); (4) suluk perihal sahadat dan shalat, bertembang dhandhanggula (57-65); (5) cuplikan serat She Malaya, bertembang dhandhanggula (67-68); (6) kitab memule (sesajen) (70-74); (7) primbon jampi-jampi, gancaran (74-75); (8) sejarah sejak nabi Adam hingga Raden Patah di Demak, sebanyak tiga pupuh (75-83); (9) nulikan serat wulangreh, pupuh pucung (83-85); (10) nukilan serat sifat nabi khususnya mengenai watak nabi Muhammad, bertembang dhandhanggula (85-94); (11) bab sifat kalihdasa, yakni sifat-sifat yang dimiliki Allah; teks ini, dan semua teks berikutnya, berbentuk gancaran (94-100); (12) petunjuk shalat hajat (h.100-101); (13) tentang sedekah sebagai salah satu usaha untuk menolak datangnya bencana (101-102); (14) bacaan syahadat sebagai keyakinan terhadap ajaran agama Islam (102); (15) bacaan niat untuk mandi sebagai sarana untuk keselamatan (102); (16) bacaan syahadat yang dibaca pada saat datangnya ratu adil (103-104); (17) mantra-mantra yang dapat dijadikan penolak terhadap segala sesuatu yang bersifat jahat (104-106); (18) mantra (tidak dijelaskan kegunaannya) (107-110); (19) tafsir mengenai suara burung prenjak (110); (20) perhitungan angka Jawa, Arab dan Belanda (110-112); (21) doa-doa (tidak dijelaskan kegunaannya) (112-116); (22) penjelasan secara rinci tentang rukun shalat (116-132; 134-161); (23) perhitungan waktu, khususnya mengenai puji dina (132-134); (24) japa mantra untuk menjauhkan bayi dari sakit ingatan dan epilepsi (161); (25) aneka japa mantra untuk menghindari sakit ingatan dan epilepsi (162). Bagian-bagian naskah ini disalin oleh beberapa tangan pada kurun waktu yang berbeda. Salah satu bagian terdapat catatan mengenai penyalian, berbunyi 3 Ruwah 1748 (6 Mei 1821), yaitu di h.105 di tengah sebuah teks tentang memulai untuk keramat para wali. Tempat penyalinan tidak diketahui dengan tepat, tetapi gaya tulisan yang ada menunjukkan ciri-ciri Jawa Tengah, di wilayah pengaruh Surakarta. Sebagian naskah disalin dalam dluwang, dan sebagian memakai kertas Eropa. Naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Juni 1930. Ringkasan tersebut dimikroflim bersama naskah. Naskah ini dibeli Pigeaud (h.i) pada bulan Desember 1929."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.115-NR 55
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan tulisan tangan Pigeaud sendiri yang menyalin dari sebuah naskah lontar. Berisi teks primbon sebanyak tujuh bait, bertembang dhandanggula. Pigeaud memperoleh naskah lontar tersebut dari R. Danukusuma, seorang bupati di Sumenep, Madura. Kemungkinan babon yang dimaksud adalah MSB/LL.21."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.45-L 10.11
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi teks yang menerangkan tentang berbagai hal, termasuk: katuranggan perkutut; pengetan lampah-lampah jumenengan dalem Nata Sinuhun PB VII ing Surakarta, pada tahun 1757 Jawa (1830 Masehi); jampi kapal; carakabasa; serat dasanama; candranipun tiyang nginum; candraning tahun miturut angka sirah; candraning taun miturut angka sirah karangkepan kaliyan dhawahing pasaran; ngalamat ratu jumeneng manut satunggal-tunggaling sirah angka taun; aksara repa; rapal warni-warni; petangan dintenkangge ngedegi damel; sengakalan taun pinten-pinten minangka titimangsa; wiwit adegipun Candi Sewu Prambanan dumugi Kraton Surakarta; petangan warni-warni; suluk Seh Tekawardi mumulang dhateng anak putu ing bab angawula; pepali Ki Ageng Sela; tedhakan Asthabrata (Rama mulang ing Wibisana); serat candrasengkala; sambetipun Rama mulang dhateng Wibisana; piwulang angawula anjawekaken saking kitab Sipatul Nitra; angger-angger Nagari Surakarta, dadamelanipun K.R.M.P. Sasradiningrat mupakat kaliyan K.T. Residen pan Prin; Pasatuwan tumrap kangge nagsa adeg-adegan miwah jumenengan; orek-orekan miwah cathetan nama-nama wulan Jawi miwah Welandi; petangan falak; mantra-mantra pangasihan; pasatuwan. Naskah ini memiliki urutan yang sangat kacau, terutama dalam penyusunannya: beberapa teks ditulis dengan aksara Jawa, ada lagi yang ditulis dengan aksara Arab; sebagian teks disusun dalam posisi yang terbalik-balik sehingga mempersulit pembacaan. Naskah disalin oleh banyak orang pada waktu yang berbeda-beda. Berdasarkan gaya tulisan serta jenis kertas yang dipergunakan, penyalinan bagian-bagian pokok diperkirakan di Surakarta pada pertengahan abad ke-19."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.61-NR 295
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini berisi cerita yang dianggap demikian penting diambil dari acuan kitab Adam. Makna cerita tersebut berkaitan dengan ilmu hitungan yang dihubungkan dengan hal-hal tertentu. Walaupun seseorang sudah banyak memiliki pengetahuan tertentu tetapi kadang masih memakai hitungan gugon tuhon tersebut. Diantaranya adalah: mengenai pemilihan yang berkaitan dengan keadaan tanah; hitungan mengenai pembuatan rumah dicari wetonnya (perhitungan hari dan pasarannya); bisa mengetahui barang yang hilang betul atau tidak; bisa mengetahui barang yang hilang bisa ditemukan cepat atau tidak; hitungan Siti Jenar menggunakan hitungan sastra Arab."
Kediri: Tan Khoen Swie, 1928
BKL.0241-PR 17
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Bundel naskah berjudul primbon lan sapanunggalane berisi antara lain: kumpulan gambar-gambar (3 helai), primbon yang berisi berbagai hal, antara lain cara merawat kuda, mengenai asal mula tanah Jawi dan lain-lain. Keadaan kertas sangat rusak, dan berjamur sehingga sulit untuk dibaca."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.16-KT 59
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Karta Asmara
"Buku inimembahas mengenai kata-kata yang berkaitan dengan candrasangkala yang merujuk pada tulisan-tulisan dari: 1. Suryanagaran (Ngayogyakarta); 2. Panembahan (Ngayogyakarta); 3. Surakarta; 4. Bali. Rujukan ini mengenai semua kata-kata yang memiliki watak satu hingga sepuluh, dan watak windhu (candrasangkala nungswa bali)."
[Place of publication not identified]: Sumadijaya, [Date of publication not identified]
BKL.0484-PR 33
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini berisi mengenai primbon rajah disertai dengan gambar. Juga berisi mengenai aji-ajian kekuatan yang dimiliki oleh R. Ng. Nitipura abdi dalem di Kadipaten Mataram."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PR.23-KT 7
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>