Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 420 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Surawijaya
"Naskah ketikan ini merupakan alih aksara dari buku Gandrung lan Gambuh, karangan R. Surawijaya (alias Suratman), yang diterbitkan di Batavia pada tahun 1907 oleh Landsdrukkerij (lihat Pratelan II:218, 483), Dalam buku tersebut, Surawijaya, seorang mantri guru di Wanakrama, memberikan penyelasan tentang dua macam tontonan atau komedi yang kerap dipergelarkan di wilayah Surabaya,yaitu tarian Gandrung Bali dan Gambuh Banyuwangi (semacam wayang wong). Penyelasan Surawijaya ini meliputi sejarah, tata cara mempergelarkannya, cerita yang dimainkan,iringan musik, sertaacara-acara yang tepat untuk memainkan pertunjukkan tersebut. Staf Pigeaud membuat salinan ketik ini sebanyak empat eksemplar, pada tahun 1931. Penyalinan ini barangkali dimksudkan untuk menunjang penelitian Pigeaud tentang bahasa Jawa maupun pertunjukan Jawa. Dalam bukunya yang berjudul Javaanse Volksvertoningen (Batavia: Volslectuur, 1938), Pigeaud menyinggung pula tentang buku Surawijaya ini -- Lihat h.319 (&313) dan h.327 (&323)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
ST.6-A 24.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
"Buku Menak Gandrung ini adalah salinan dari naskah tulisan tangan koleksi KGB van Kunsten en Wetenschappen Hs KBG 264 pupuh 205--219. Buku Menak Gandrung adalah salah satu bagian dari rangkaian Serat Menak gubahan Jasadipura I terbitan Bale Pustaka tahun 1934. Adapun rangkaian isinya adalah: 1. Sarsaban takluk pada Wong Agung; 2. Dewi Sekar Kadhaton melakukan ?bela pati? atas kematian putranya; 3. Rd. Maryunani dan ibunya dimakamkan. Rd. Maryunani dimakamkan bersama-sama dengan kudanya yang bernama Kalisahak; 4. Permaisuri di Medayin meminta tolong pada Wong Agung; 5. Wong Agung datang ke Ngabesi memohon dibebaskannya Prabu Nuriswan; 6. Wong Agung terjerumus atau tercebur di rawa beracun; 7. Kadarisman, raja putra di Ngabesi, takluk pada Wong Agung; 8. Negara Kaos kedatangan musuh; 9. Prabu Kobat Sarehas tewas oleh musuh; 10. Dewi Muninggar ikut ?bela pati? atas kematian putranya; 11. Wong Agung sedang jatuh cinta (gandrung); 12. Dewi Muninggar dimakamkan di Mekah; 13. Wong Agung (masih) sedang jatuh cinta (gandrung); 14. Para raja disuruh pulang ke negara masing-masing oleh Wong Agung; 15. Wong Agung akan didatangi musuh dari Parangakik."
Betawi Sentrem: Bale Pustaka, 1934
BKL.0626-CP 22
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
R.Ng. [Raden Ngabehi] Yasadipura I
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1982
899.231 YAS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stebi Julionatan
Bayu Media, 2011
813.6 STE l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stebby Julionatan
Malang: Bayumedia, 2011
899.221 STE l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini menguraikan mengenai sejumlah ?gandrung? sebagai berikut: gandrung nyelir; gandrung sari; gandrung palakrama; gandrung kapegatan kresna; gandrung kayungyun; rumpakan gandrung warni-warni; bantahanipun Pak Besur kaliyan ingkang estri bab royalan wayuh."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.0240-PW 65
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
A. Mustofa Bisri, 1944-
Rembang: Yayasan Al-Ibriz, 2000
899.221 MUS g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Formaggia, Maria Cristina
Jakarta: Yayasan Lontar , 2000
R 792.8 FOR g I
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks naskah ini terdiri dari tiga episode cerita Menak, yakni Menak Gandrung, Kanjun dan Khandabumi. Episode Menak Gandrung mengisahkan tatkala Wong Agung Menak dilanda kedukaan karena kematian istrinya, Dewi Muninggar. Kedukaan itu membuat galau perasaannya, karena dilanda rindu dendam asmara. Episode Menak Kanjun menceritakan perihal peperangan antara Wong Agung Menak dengan Raja Kanjun dan pernikahannya dengan Putri Parangakik. Episode Menak Khanadabumi berkisah tentang pertunangan Wong Agung Menak dengan Dewi Marpijun, adik Dewi Muninggar. Pada teks ini episode Menak Kandhabumi hanya sampai pada cerita ketika pasukan Arab dan Kandhabumi terlibat dalam peperangan. Teks ini sama dengan Serat Menak versi cetak tahun 1884 oleh Van Dorp di Semarang, pupuh 39-49. Untuk ringkasan selengkapnya lihat Pratelan I: 263-267. Menurut kolofon depan, naskah disalin oleh Pak Sakirman di Kampung Tonya, nulai 5 Mei 1892. Penyalin memberitahukan sedikit tentang pekerjaannya, yakni: 'karyanira ana surat, surat kinarya sewan.' Dengan demikian, diketahui bahwa naskah ini berasal dari semacam kamar baca, atau perpustakaan pribadi. Perpustakaan pribadi tersebut menyediakan naskah sewaan bagi masyarakat penggemar sastra Jawa, dengan harga sewa sebesar sakece. Letak Kampung Tonya, yang disebutkan oleh Sakirman dalam kolofonnya, kurang jelas. Namun dari bentuk corak tulisannya dapat diduga bahwa naskah berasal dari kawasan utara Jawa, mungkin di wilayah Semarang. Untuk naskah lain yang ditulis oleh Pak Sakirman, lihat naskah KBG 397. Naskah ini merupakan hadiah dari 'Babah Toeloes, djoeloek Goey ing Siang' di Semarang, yang diserahkan kepada Fakultas Sastra Universitas Indonesia, diterima pada tanggal 18 Oktober 1973. Untuk naskah lain dari koleksi yang sama, lihat FSUI/CI.73 dan CI.99."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CI.62-NR 536
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Minoli, Daniel
Boston: Boston, 1996
004.68 MIN l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>