Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7243 dokumen yang sesuai dengan query
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.59-Bau 21
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.60-Bau 22
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.62-Bau 24
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.63-Bau 25
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.65-Bau 27
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.58-Bau 20
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [
BA.61-Bau 23
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.64-Bau 26
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mandrasastra
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R. Mandrasastra, terdiri dari 19 jilid. Naskah-naskah ini mencantumkan kata-kata dengan definisi yang cukup mendetail, bahkan di sana sini dilengkapi dengan gambar. Sering dicantumkan pula halaman dalam naskah kamus lainnya kata yang sama. Penulisan kamus maupun penyalinanya dalam naskah ini dilakukan antara tahun 1831-1934, atas permintaan Pigeaud. Pada waktu itu, Pigeaud mengirimkan seminggu sekali atau dua minggu sekali, sebundel kartu dengan kata-kata dari kamus Gericke en Roorda kepeda beberapa narasumber atau informannya, yakni Mandrasastra, Pujaharja, Sumahatmaka, dan Suwandi. Yang memerima kiriman kartu itu diminta menulis definisi sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Kemudian, secara berkala, seluruh tim itu bertemu dengan Pigeaud untuk membahas definisinya bersama. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Pigeaud untuk mengumpulkan data selengkap mungkin tentang bahasa Jawa. R. Mandrasastra merupakan staf Pigeaud sejak akhir tahun 1920an. Selain menyusun data leksikografis seperti dalam naskah ini, ia juga bertugas mengalihaksarakan naskah yang akan diselidiki, dan membuat ringkasan naskah yang dibeli oleh Pigeaud, atau naskah lain dari Leiden dan Batavia yang oleh Pigeaud dianggap penting untuk penelitiannya. hasil garapan Mandrasastra itu sekarang banyak tersimpan di FSUI, MSB, dan Perpustakaan Nasional RI. Selain membantu Pigeaud dalam segala hal, Mandrasastra juga merupakan seorang penulis yang cukup produktif, terbukti dari beberapa karyanya yang diterbitkan pada awal abad ke-20, antara lain; serat ringkesan abad Rasul (Surakarta, 1917 dan 1921), buku kawruh sasaji (Kedhiri, 1927), serat nitipraja (Surakarta, 1934), buku sembahyang (Surakarta, 1917; Semarang: Benyamins,1918), buku nukilan (Surakarta, 1917). Masih ada beberapa karya Mandrasastra yang tidak pernah diterbitakan (masih berupa naskah tradisional). Lihat serat suluk sandipratistha (SMP/MN.316), dan babad nitik Mangkunegaran (SMP/MN.696b)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.10-Bau 28
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mandrasastra
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R. Mandrasastra, terdiri dari 19 jilid. Naskah-naskah ini mencantumkan kata-kata dengan definisi yang cukup mendetail, bahkan di sana sini dilengkapi dengan gambar. Sering dicantumkan pula halaman dalam naskah kamus lainnya kata yang sama. Penulisan kamus maupun penyalinanya dalam naskah ini dilakukan antara tahun 1831-1934, atas permintaan Pigeaud. Pada waktu itu, Pigeaud mengirimkan seminggu sekali atau dua minggu sekali, sebundel kartu dengan kata-kata dari kamus Gericke en Roorda kepeda beberapa narasumber atau informannya, yakni Mandrasastra, Pujaharja, Sumahatmaka, dan Suwandi. Yang memerima kiriman kartu itu diminta menulis definisi sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Kemudian, secara berkala, seluruh tim itu bertemu dengan Pigeaud untuk membahas definisinya bersama. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Pigeaud untuk mengumpulkan data selengkap mungkin tentang bahasa Jawa. R. Mandrasastra merupakan staf Pigeaud sejak akhir tahun 1920an. Selain menyusun data leksikografis seperti dalam naskah ini, ia juga bertugas mengalihaksarakan naskah yang akan diselidiki, dan membuat ringkasan naskah yang dibeli oleh Pigeaud, atau naskah lain dari Leiden dan Batavia yang oleh Pigeaud dianggap penting untuk penelitiannya. hasil garapan Mandrasastra itu sekarang banyak tersimpan di FSUI, MSB, dan Perpustakaan Nasional RI. Selain membantu Pigeaud dalam segala hal, Mandrasastra juga merupakan seorang penulis yang cukup produktif, terbukti dari beberapa karyanya yang diterbitkan pada awal abad ke-20, antara lain; serat ringkesan abad Rasul (Surakarta, 1917 dan 1921), buku kawruh sasaji (Kedhiri, 1927), serat nitipraja (Surakarta, 1934), buku sembahyang (Surakarta, 1917; Semarang: Benyamins,1918), buku nukilan (Surakarta, 1917). Masih ada beberapa karya Mandrasastra yang tidak pernah diterbitakan (masih berupa naskah tradisional). Lihat serat suluk sandipratistha (SMP/MN.316), dan babad nitik Mangkunegaran (SMP/MN.696b)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.11-Bau 29
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>