Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.R. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BA.58-Bau 20
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [
BA.61-Bau 23
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BA.63-Bau 25
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BA.62-Bau 24
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BA.59-Bau 21
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BA.60-Bau 22
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BA.64-Bau 26
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BA.65-Bau 27
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.M. Suwandi. Semula terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 18 jilid (jilid 7, dengan aksara , hilang) di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, dengan beberapa keterangan tentang asal kata serapan, atau perihal penggunaan kata-kata tertentu. Penulisan maupun penyalinan naskah ini dilakukan sekitar tahun 1930an, atas permintaan Pigeaud. Pada waktu itu, Pigeaud mengirimkan seminggu sekali tu dua minggu sekali, sebendel kartu dengan kata-kata dari kamus Gericke en Roorda kepada beberapa narasumber atau informannya, yakni Mandrasastra, Pujaharja, Sumahatmaka, dan Suwandi. Yang menerima kiriman kartu itu diminta menulis definisi sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Kemudian secara berkala, seluruh tim itu bertemu dengan Pigeaud untuk membahas definisinya bersama. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Pigeaud untuk mengumpulkan data selengkap mungkin tentang bahasa Jawa. Penyusun bahan kamus ini, yaitu R.M. Suwardi, rupanya seorang pengarang dan budayawan yang hidup di Surakarta pada awal abad ke-20. Karangannya antara lain Begawan Senarodra (Surakarta, 1923; dicetak ulang pada tahun 1979, tanpa keterangan yang lengkap, oleh P & K), serat langendriyan Pustakaweni (Kediri; Tan Khoen Swie, 1927; dicetak ulang tahun 1979, tanpa keterangan yang lengkap, oleh P & K), serat bawa sagerongipun (bersama R.M. Mayor Harya Yudapinata; Kediri, t.t.). Serat Gatholoco edisi cetak 1927 adalah suntingan Suwandi (Girardet, 1983; 351). Selain kegiatan di dunia penelitian, Suwandi juga giat dalam menyalin (dan menulis ?) naskah di Kraton Surakarta (lihat misalnya naskah SMP/KS.508 di perpustakaan Sasanapustaka). Suwandi juga membantu Pigeaud dalam beberapa hal, termasuk menyusun informasi mengenai tari Jawa (MSB/T.13=FSUI/ST.1-2) dan permainan judi (MSB/LL.8)."
BA.52-Bau 59
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.M. Suwandi. Semula terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 18 jilid (jilid 7, dengan aksara , hilang) di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, dengan beberapa keterangan tentang asal kata serapan, atau perihal penggunaan kata-kata tertentu. Penulisan maupun penyalinan naskah ini dilakukan sekitar tahun 1930an, atas permintaan Pigeaud. Pada waktu itu, Pigeaud mengirimkan seminggu sekali tu dua minggu sekali, sebendel kartu dengan kata-kata dari kamus Gericke en Roorda kepada beberapa narasumber atau informannya, yakni Mandrasastra, Pujaharja, Sumahatmaka, dan Suwandi. Yang menerima kiriman kartu itu diminta menulis definisi sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Kemudian secara berkala, seluruh tim itu bertemu dengan Pigeaud untuk membahas definisinya bersama. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Pigeaud untuk mengumpulkan data selengkap mungkin tentang bahasa Jawa. Penyusun bahan kamus ini, yaitu R.M. Suwardi, rupanya seorang pengarang dan budayawan yang hidup di Surakarta pada awal abad ke-20. Karangannya antara lain Begawan Senarodra (Surakarta, 1923; dicetak ulang pada tahun 1979, tanpa keterangan yang lengkap, oleh P & K), serat langendriyan Pustakaweni (Kediri; Tan Khoen Swie, 1927; dicetak ulang tahun 1979, tanpa keterangan yang lengkap, oleh P & K), serat bawa sagerongipun (bersama R.M. Mayor Harya Yudapinata; Kediri, t.t.). Serat Gatholoco edisi cetak 1927 adalah suntingan Suwandi (Girardet, 1983; 351). Selain kegiatan di dunia penelitian, Suwandi juga giat dalam menyalin (dan menulis ?) naskah di Kraton Surakarta (lihat misalnya naskah SMP/KS.508 di perpustakaan Sasanapustaka). Suwandi juga membantu Pigeaud dalam beberapa hal, termasuk menyusun informasi mengenai tari Jawa (MSB/T.13=FSUI/ST.1-2) dan permainan judi (MSB/LL.8)."
BA.42-Bau 49
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>