Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5294 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah ini dibeli Pigeaud di Surakarta pada tahun 1930, dan dulu terdapat dalam koleksi FSUI, ternyata kini telah hilang. Namun naskah tersebut telah diringkas oleh Mandrasastra pada bulan Juli 1931. Ringkasan tersebut masih ada, dan tetap dimikrofilmkan oleh proyek naskah FSUI. Berdasarkan ringkasan tersebut diketahui bahwa, naskah yang hilang memuat teks yang menguraikan berbagai hal mengenai ajaran-ajaran filosofi Jawa, di antaranya adalah: ajaran tentang Asta Brata, cuplikan ajaran Nitisruti, manfaat dari mengurangi tidur,petikan dari suatu ajaran yang berguna untuk memantapkan tekad, piwulang Arung Binang. Selain ajaran-ajaran yang disebutkan di atas, juga terdapat mantra-mantra pasirepan, ngelmu pirasat, dan perhitungan hari bagi petani."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.101-NR 116
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Keadaan naskah dalam kondisi banyak tak terbaca. Berisikan doa-doa, rapal-rapal, hari baik dan buruk untuk menananm dan pindah rumah. Berbagai pertanda lain seperti pertanda mimpi, prenjak dan burung, gagak berbunyi, kedutan dan lainnya. Asal koleksi R. Tanojo."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.11-KT 49
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri dari lima teks, yaitu: primbon piwulang (pupuh 1-3, h.3-37); panitibaya (pupuh 4, h.40-49); widyawasita (pupuh 5-7, h.49-60); nitisastra (pupuh 8-9, h.60-70); dan piwulang putra (pupuh 10-15, h.71-87). Kelima teks tersebut secara garis besar berisi piwulang atau ajaran mengenai tatakrama, atau tatacara pergaulan, baik untuk anak maupun orang dewasa. Teks juga membicarakan masalah hubungan antara manusia dengan Allah, serta nasehat kepada orang tua pada saat mengajarkan budi pekerti yang baik kepada anaknya. Daftar pupuh selengkapnya sebagai berikut: 1) dhandhanggula; 2) sinom; 3) gambuh; 4) pangkur; 5) dhandhanggula; 6) kinanthi; 7) dhandhanggula; 8) sinom; 9) dhandhanggula; 10) sinom; 11) asmarandana; 12) mijil; 13) pucung; 14) gambuh; 15) kinanthi. Naskah tampaknya disalin oleh dua orang, hal ini berdasarkan corak tulisannya yang berbeda antara h.3-46 dan h.46-88. Naskah rupa-rupanya terputus pada bagian depan dan belakangnya, karena bait pertamanya tidak lengakap, demikian pula bait terakhir. Pigeaud membeli naskah ini di Surakarta, pada tanggal 8 Juli 1930. Ringkasan naskah dibuat oleh Mandrasastra pada bulan Juni 1932."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.66-NR 127
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan bunga rampai teks wulang yang isinya sebagain besar sudah sangat populer. Rincian teks-teks tersebut adalah sebagai berikut: 1) suluk ngelmu raos, gubahan Sri Suryapranawa (h.1-10); 2) serat wedhatama, gubahan Mangkunagaran IV (10-20); 3) serat kalathida, gubahan R.Ng. Ranggawarsita (21-24); 4) serat wulang putra, gubahan Mangkunagaran IV (24-31); 5) serat salokatama, gubahan Mangkunagaran IV (31-32); 6) serat wirawiyata, gubahan Mangkunagaran IV (32-42); 7) serat tripama, gubahan Mangkunagaran IV (43-44); 8) serat nayakawara (1 bait), gubahan Mangkunagaran IV (45); 9) rerepen pemuji harjaning praja (45); 10) serat wedhatama, gubahan Mangkunagaran IV, salinan R.M. Panji Pringgasaputra (60); 11) serat bratasunu, gubahan R.Ng. Yasadipura (64-95); 12) suluk bayanmani (98-100); 13) suluk johar mungkin (100-116); 14) suluk bayanmaot (116-129); 15) Babad Ranggawarsitan (129-133); 16) gancaran: mantra pengasihan, mantra amrih menang botohan, lan mantra amrih sinungan anak (133-135); 17) gancaran: wirid betal makmur, betal mukaram, betal mukadas, dan wirid tentang kematian (135-150); 18) gancaran: warni-warni bab esmu (151-155); 19) serat kramaleya, membahas perihal ilmu pedalangan (155-164); 20) pawukon, menerangkan nama-nama wuku dan neptu tahun (164-166); 21) serat kalathida, gubahan R.Ng. Ranggawarsita (166-171). Khusus teks wedhatama salinan R. Panji Pringgasaputra, bagian awal dimulai dari h.60 dan mengurut ke depan hingga h.46. Hal ini bukan disebabkan oleh kesalahan penjilidan, melainkan tampaknya merupakan kesengajaan penyalin. Berdasarkan catatan pada halaman awal naskah, dapat diketahui jika naskah ini dibeli oleh Pigeaud dari Van den Gracht di Surakarta, pada bulan Desember 1929. Naskah ini telah dibuatkan ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan November 1930 (terlampir). Keterangan tentang naskah yang memuat berbagai teks suluk dan piwulang lihat deskripsi naskah FSUI/PW.99."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.68-NR 52
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks majemuk, yang mengajarkan berbagai petangan, japa mantra dan pelbagai doa yang berkaitan dengan ajaran mistik Islam Jawa. Japa mantra digunakan untuk mengobati anak-anak yang sakit, untuk membuat sirep. Perhitunga hari dan sifat-sifat manusia berdasarkan perhitungan hari kelahirannya, perhitungan hari untuk berangkat perang atau menikah. Pada h.62 disebutkantentang selesainya penyalinan naskah, yaitu Minggu Kliwon, 23 Jumadilawal, Jimawal 1741 atau (14 Mei 1814), namun melihat jenis kertas dan gaya penulisan yang bervariasi, tidak mungkin bila teks disalin seperti keterangan di atas. Dimungkinkan bila teks-teks itu disalin sekitar awal hingga pertengahan abad ke-19. Dalam teks tidak ditemukan keterangan mengenai nama penyalin dan tempat penyalinan. Keterangan di luar teks menyebutkan bahwa naskah ini diperoleh Pigeaud pada bulan Desember 1929 dan telah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Juni 1930."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.103-NR 54
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi aneka macam petangan, penanggalan (almanak), pengobatan, watak bayi yang berdasarkan neptu, pawukon, pranata mangsa, ramalan, dan sebagainya, yang disusun secara tidak teratur. Isi selengkapnya naskah ini adalah: 1) Penanggalan (h.1, 3-5, 115-120); 2) Pawukon (h.6-7,12, 57-87); 3) Berbagai petangan mengenai: membuat sumur dan regol (2a-2), membangun rumah dan mendirikan gandhak (20), memberi jamu pada kuda (20), hari perkawinan (22), mempunyai hajat (24,35), hari dan waktu baik atau buruk (8,30-31), naas dan sangar (15,17,27), aras dan sangat (11,32-35,42), taliwangke dan samparwangke (14), jatingarang (16), kalaguru (17), pati dina dan naga dina (13, 23-24), neptu hari, pasaran, bulan tahun pengobatannya berdasarkan hari kelahiran (25,36-41), mencari pekerjaan yang cocok (28), selamatan orang meninggal (27), dan watak dewa astagina (35-36); 4) Pranata mangsa 987-90, 121-123); obat-obatan (42-55); dan 5) ramalan dengan kartu domino (91-113). Pada h.90 terdapat keterangan berkaitan dengan pranata mangsa, yakni menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai mangsa disusun oleh Empu Artati. Tetapi orang sering menyebut Raja Jayabaya di Kediri sebagai penyusun pranata mangsa. Pada jaman Pajajaran muncullah sisitem mangsa bendhet. Sisitem ini kemudian diubah oleh seorang pujangga Belanda yang menjadi juru basa pada jaman Sunan Pakubuwana VII, dan sejak itu mangsa bendhet diberi nama pranata mangsa. Di samping isi teks sebagaimana tersebut di atas, dalam naskah ini terdapat catatan peristiwa (pengetan) dan daftar sejumlah orang berikut alamatnya. Contoh pengetan misalnya meninggalnya seseorang, kemungkinan besar adalah ayahnya si penyalin naskah, pada hari Selasa Pon 19 Sawal, Jimakir 1834 (19 Desember 1904) (56). Sedang contoh mengenai daftar nama (122), misalnya, Mas Ajeng Genawati, putri B.R.Aj. Sabrug. Pada h.122 terdapat tulisan berbahasa dan beraksara Arab, yang di duga semacam isim atau jimat. Demikian pula pada h.125-126, terdapat teks pendek beraksara dan berbahasa Arab. Tidak dijumpai mengenai keterangan apa pun yang berhubungan dengan penulisan maupun penyalinan naskah ini. Menurut keterangan yang terdapat pada h.i, naskah ini diperoleh Th. Pigeaud pada bulan Mei 1939 dari R. Ruwiya, Sala. Dugaan penyunting berdasarkan gaya tulisan serta jenis kertas yang dipergunakan, naskah disalin sekitar tahun 1930."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.40-NR 366
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan dari kitab Primbon Surakarta yang ditulis pada tahun 1789 J (±1860 M). Berisi penjelasan bermacam-macam hal seperti pawukon dan jabarannya, aksara Buda yang dipadankan dengan aksara Jawa, primbon berkenaan dengan hari dan pasaran, paringkelan dan neptu, sejarah asal mula berdirinya di tanah Jawa, primbon perangkan untuk menghitung tanggal pernikahan, keluar dari rumah, hubungan suami-istri, racikan jampi Sultan Agung, persatuan salaki rabi, watak tahun dan sedekahan, serta tanggal kelahiran anak. Asal koleksi naskah dari R. Tanojo."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.20-KT 35
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Tanojo
"Buku berjudul Primbon Adji Saka Almanak Pawukon ini berisi uraian mengenai sejarah tahun Jawa, penanggalan tahun Jawa, Wuku, dan Windu."
Surabaya: Trimurti, [Date of publication not identified]
BKL.0341-PR 25
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah majemuk terdiri atas pelbagai macam teks primbon, suluk, piwulang, sejarah dan lain-lain. Rincian isinya sebagai berikut: 1) Serat panitisastra (h.1-26). Versi teks piwulang ini ternyata masih lain lagi dengan versi-versi yang pernah diteliti oleh Sudewa (1991). Versi baru ini, yang disusun dalam bentuk macapat sebanyak enam pupuh, kemungkinan ditulis di Yogyakarta, berdasarkan fenomena sasmitaning tembang yang diletakkan pada awal tiap pupuh, bukan pada gatra terakhir. Cuplikan gatra seluruh awal pupuh sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) sinom; (3) pangkur; (4) mijil; (5) durma; (6) asmaradana.; 2) Ajisaka wulang (26-73). Teks piwulang, delapan pupuh. Uraian pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) asmaradana; (3) kinanthi; (4) sinom; (5) pucung; (6) dhandanggula; (7) sinom; (8) kinanthi.; 3) Babad sengkala (73-75). Mencantumkan nama-nama serta tarikh naik tahta para raja Jawa, dituangkan dalam enam bait tembang dhandanggula.; 4) babad sengkala (75). Mencantumkan nama para patih, mulai Sinuhun Mangkurat ing Tegal sampai dengan Mangkurat Kartasura, dituangkan dalam dua bait tembang dhandanggula.; 5) Suluk sahadat (75-112). Serangkaian uraian tentang rukun salat, nafi, isbat, mikraj, makna kata islam, malaekat, rapal basmallah, dan lain-lain sebagainya. Uraian ini disalin dari beberapa teks yang berbeda-beda, kemudian di gabung dalam naskah ini karena isinya mirip satu sama lain. Bagian teks ini terdiri atas tujuh pupuh: (1) asmaradana; (2) sinom; (3) dhandanggula; (4) dhandanggula; (5) girisa; (6) dhandanggual; (7) asmaradana.; 6) Enam bait dhandanggula dipetik dari Suluk Dewaruci, iatu tentang Werkudara bertemu dengan Dewaruci di dasar laut. Bait-bait ini pararel pupuh kelima dari teks Dewaruci yang dimuat di h.221-250 naskah ini, ialah teks no. 17 di bawah.; 7) Babad Dipanagara (114-!66). Teks ini dipetik dari riwayat Pangeran Dipanagara, terdiri atar dua pupuh. Rupanya dua pupuh ini dipetik dari versi Babd Dipanegara yang berbeda dengan versi cetak yang dikarang oleh Dipaneraga sendiri (lihat Pratelan I: 150-159). Daftar pupuh yang ada sebagai berikut: (1) sinom; (2) durma.; 8) Katuranggan kuda (166-174). Teks jenis primbon ini, tentang ciri-ciri kuda, bertembang macapat, dua pupuh yaitu: (1) mijil; (2) dhandanggula.; 9) Serat memule (174-186). Teks dalam bentuk prosa.; 10)Pepali-wewaler (186-192). Teks dalam bentuk prosa.; 11) Suluk wiwaha (192-193). Teks dalam bentuk prosa ini bukan suluk biasa, tetapi daftar nama tokoh-tokoh utama dari Arjunawiwaha yang dikerata (diartikan melalui analisis keratabasa). Nama-nama yang ditafsirkan itu termasuk Janaka, Mintaraga, Endrakila, Cipta Ening, Kalanadhah, Sarotama, Semar, Gareng, dan Kanthongbolong.; 12) Beberapa pengetan tentang tanggal dan peristiwa yang penting dalam pemberontakan Mangkubumi (193-194).; 13) Empat bait tembang sinom berisi pujian tentang HB I, berjudul Rumpakan Kaluhuranipun Sri Sultan Ngayogya I (194-195).; 14) Dafatr putra-putra HB I-IV (196-200).; 15) Kidung rumeksa ing wengi (206-213). 26 bait tembang dhandanggula (ana kidung rumeksa ing wengi, teguh ayu luputa ing lara).; 160 Padhanyangan (213-216). 14 bait tembang sinom (ingkang rumiyin bang wetan, Durga neluh Maospait).; 17) Suluk Dewaruci (221-250). Teks macapat terdiri atas enam pupuh sebagai berikut: (1) dhandanggula; (2) pangkur; (3) sinom; (4) durma; (5) dhandanggula; (6) girisa.; 18) Pepali Ki Ageng Sela (250-254). 25 bait tembang dhandanggula ( kuneng gantya Kya Geng Sela dupi, kapetengan mring jeng Sultan Demak).; 19) Suluk luwang (254-258). 30 bait tembang asmaradana (kasmaran wong doyan guling tan sesirah tur sungkanan).; 20) Suluk Nitipraja (258). 9 bait tembang dhamdanggula (kadya anilem segara geni rasaning driya datan mengkatan).; 21) Suluk rancang (258-259). Suluk kecil ini menerangkan tentang arti rapal bis sebagai unsur dalam kalimat basmallah, lima bait tembang dhandanggula (yata raos ingkang tulis, sangking Kitap Suluk Rancang).; 22) Suluk sirul murtat (259-260). 13 bait tembang megatruh (Suluk sirul murtat kang sekar megatruh, nurun serat suluk ninggih).; 23) Suluk johar mukmin 92560-262). 15 bait tembang dhandanggula (duk rinipta sekar dhandanggula gendhis, Kitab Johar Mukmin kang ginandhang).; 24) Dalil ngelmu bab pasemoning Allah lan Rasul (260-263). 16 bait tembang gambuh (warnanen daliling ngelmu, ing tegese dalil puniku tuduh).; 25) Suluk sirul (264-268). 43 bait megatruh (kang kocapa wau Serat Suluk Sirul, lampahing guru winarni).; 26) Suluk: katrangan bab masalah warni-warni (268-318). Kumpulan teks kecil tentang bermacam-macam masalah berkaitan dengan istilah-istilah Arab, pengertian dan pelaksanaan hukum fiqh, maksud dari hidup dan mati, gagasan-gagasan mistik tentang Allah, dan sebagainya. Teks bagian ini terdiri atas 19 pupuh, sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) pucung; (3) megatruh; (4) durma; (5) pangkur; (6) sinom; (7) pucung; (8) mijil; (9) dhandanggula; (10) girisa; (11) dhandanggula; (12) asmaradana; (13) maskumambang; (14) wirangrong; (15) dhandanggula; (16) maskumambang; (17) dhandanggula; (18) sinom; (19) dhandanggula. Naskah ini tidak terlalu tua. Melihat kertas yang digunakan serta haya tulisannya dapat diperkirakan bahwa penyalinannya berlangsung tahun 1920-1930an, kemungkinan di Yogyakarta. Siapa penyusun atau penyalin naskah tidak diketahui dengan jelas. Namun demukian, dari gejala literer yang sangat khas, yaitu dimuatnya sasmitaning tembang pada gatra pertama setiap pupuh dan bukan pada gatra terakhir sebelumnya, maka dapat diperkirakan bahwa teks-teks ini disusun dan disadur oleh pengarang dari lingkungan Pakualaman, Yogyakarta. Naskah diperoleh Th. Pigeaud pada tanggal 24 Februari 1933. Ringkasan naskah pernah dibuat oleh Mandrasastra, sebanyak 15 halaman, pada bulan Agustus 1933, sekarang tersisip dalam naskahnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.5-NR 233
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan ringkasang dari naskah KBG 681, yang berupa primbon. Ringkasan disusun oleh Mandasastra pada bulan April 1930. Pigeaud memperoleh naskah induk pada tanggal 2 Januari 1930, namun tidak diketahui dari mana beliau memperolehnya. Naskah asli berjumlah 300an halaman yang sebagian besar ditulis dalam bentuk tembang macapat. Isi ringkasan ini antara lain: ajaran raja serta wali terkenal; primbon mengenai letak tanah serta pembangunan rumah; obat-obatan dari macam-macam binatang; aneka ragam jenis perhitungan tentang baik buruknya hari atau saat tertentu; aji-aji dan mantra; pralambanging wuku; angka serta aksara Jawa; sengakalan; ajaran tatakrama; hukum selaki-rabi; hal pewaris; Carakabasa; Pepali Ki Ageng Sela; Jangka Jayabaya; Seh Tekawerdi; kutipan Serat Rama dan Serat Cabolek; perihal keris dan sebagainya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.48-L 8.22
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>