Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8550 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks berisi aneka ragam keterangan, uraian, paparan dan pengetahuan yang berkaitan dengan filsafat keagamaan maupun kehidupan sehari-hari. Naskah ini diperoleh Pigeaud dari Cirebon pada tahun 1932 melalui perantaraan Ir. Moens. Kondisi naskah cukup tua, baik dari jenis kertas yang dipergunakan, maupun paleografi, tata halaman dan gejala-gejala kodikologis yang lain. Yang jelas, naskah disalin oleh beberapa orang, mungkin selama periode yang amat lama. Pada h.36r terdapat catatan kecil yang menyebutkan nama Wirakartah, angka tahun 1838, serta tagal Jawa 16; tagal Walanda 7, Salasa, kemudian disusul dengan beberapa catatan mengenai anaknya (?) yang hampir tak terbaca karena kertas terbakar. Angka 1828 ini diduga angka tahun Jawa, yang bertepatan dengan 1908 Masehi. Tahun tersebut menunjukkan pada saat pencatatan pengetan-pengetan di halaman itu. Tulisan pada naskah bagian ini mat berbeda dan jauh lebih modern dibandingkan tulisan pada bagian pokok (h.iii-20r). Tanpa kolofon, agak sulit menandai tarikh penyalinan bagian pokok itu. Penyunting menduga, bagian teks itu disalin pada pertengahan abad ke-19, mungkin di Pasisir bagian Barat."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.54-NR 204
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi teks yang menerangkan tentang berbagai hal, termasuk: katuranggan perkutut; pengetan lampah-lampah jumenengan dalem Nata Sinuhun PB VII ing Surakarta, pada tahun 1757 Jawa (1830 Masehi); jampi kapal; carakabasa; serat dasanama; candranipun tiyang nginum; candraning tahun miturut angka sirah; candraning taun miturut angka sirah karangkepan kaliyan dhawahing pasaran; ngalamat ratu jumeneng manut satunggal-tunggaling sirah angka taun; aksara repa; rapal warni-warni; petangan dintenkangge ngedegi damel; sengakalan taun pinten-pinten minangka titimangsa; wiwit adegipun Candi Sewu Prambanan dumugi Kraton Surakarta; petangan warni-warni; suluk Seh Tekawardi mumulang dhateng anak putu ing bab angawula; pepali Ki Ageng Sela; tedhakan Asthabrata (Rama mulang ing Wibisana); serat candrasengkala; sambetipun Rama mulang dhateng Wibisana; piwulang angawula anjawekaken saking kitab Sipatul Nitra; angger-angger Nagari Surakarta, dadamelanipun K.R.M.P. Sasradiningrat mupakat kaliyan K.T. Residen pan Prin; Pasatuwan tumrap kangge nagsa adeg-adegan miwah jumenengan; orek-orekan miwah cathetan nama-nama wulan Jawi miwah Welandi; petangan falak; mantra-mantra pangasihan; pasatuwan. Naskah ini memiliki urutan yang sangat kacau, terutama dalam penyusunannya: beberapa teks ditulis dengan aksara Jawa, ada lagi yang ditulis dengan aksara Arab; sebagian teks disusun dalam posisi yang terbalik-balik sehingga mempersulit pembacaan. Naskah disalin oleh banyak orang pada waktu yang berbeda-beda. Berdasarkan gaya tulisan serta jenis kertas yang dipergunakan, penyalinan bagian-bagian pokok diperkirakan di Surakarta pada pertengahan abad ke-19."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.61-NR 295
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks primbon ini berisi tentang petangan, yaitu penentuan hari baik dalam rangka pelaksanaan suatu kegiatan, dan donga serta japa mantra. Berdasarkan informasi yang dapat diketahui dari purwaka di h.1, naskah mulai disalin pada hari Senin Pon, 29 Ramelan, 1827 (2 Juni 1897). Naskah ini dibeli oleh Pigeaud dari seseorang yang bernama Darsasastra, pada tanggal 6 September 1930 di Surakarta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.52-NR 108
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah dihimpun (atau diketik?) oleh R. Tanaya, di Surakarta, pada tahun 1937. Rincian teks-teks primbon ini, yang semuanya berkaitan dengan masalah pertanian, adalah sebagai berikut: 1) Kawruh uluk salam marang para jin setan kabeh (h.2); 2) Kawruh japane yen nyinggahaken dhanyang (2); 3) Wiwit babad alas (2); 4) Wiwit tandur (3); 5) Japane yen ngurit sarta uluk salam marang bumi (3); 6) Japane yen methik pari panganten (3); 7) mantrane yen ngijabake sajen methik pari panganten (4); 8) Kawite tandur sabarang, miturut dina lan pasaran (4); 9) Manggone paprincen pilihan nenandur sadengah (5-6); 10) Japane ngelih dhengen utawa dhanyang, yen mbedah alas (7); 11) Aji dongane mbedhah alas angker (7-8); 12) Pakem wayang purwa, lakon Mngukuhan, kanggo yen bresih desa (9-13); 13) Carita bab kadadehaning ama (14-16); 14) Dina nuju tumurun lan sumengkaning asu ajag, sapi gumarang, celeng tembalung, kuthila pas, tuwin sri (16-21); 15) Dina nuju tali wangke (21-22); 16) caritaning bangsa ama, lan isarat panulake, apa dene mantra-mantrane, amrih tulusing tanem tuwuh (23-30). Terdapat tiga salinan naskah ketikan ini pada koleksi FSUI, yaitu ketikan asli (A 40.08a) dan dua tembusan karbon (A 40.08-c). Hanya ketikan asli yang dimokrofilmkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.81-A 40.08a-c
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi aneka macam petangan, penanggalan (almanak), pengobatan, watak bayi yang berdasarkan neptu, pawukon, pranata mangsa, ramalan, dan sebagainya, yang disusun secara tidak teratur. Isi selengkapnya naskah ini adalah: 1) Penanggalan (h.1, 3-5, 115-120); 2) Pawukon (h.6-7,12, 57-87); 3) Berbagai petangan mengenai: membuat sumur dan regol (2a-2), membangun rumah dan mendirikan gandhak (20), memberi jamu pada kuda (20), hari perkawinan (22), mempunyai hajat (24,35), hari dan waktu baik atau buruk (8,30-31), naas dan sangar (15,17,27), aras dan sangat (11,32-35,42), taliwangke dan samparwangke (14), jatingarang (16), kalaguru (17), pati dina dan naga dina (13, 23-24), neptu hari, pasaran, bulan tahun pengobatannya berdasarkan hari kelahiran (25,36-41), mencari pekerjaan yang cocok (28), selamatan orang meninggal (27), dan watak dewa astagina (35-36); 4) Pranata mangsa 987-90, 121-123); obat-obatan (42-55); dan 5) ramalan dengan kartu domino (91-113). Pada h.90 terdapat keterangan berkaitan dengan pranata mangsa, yakni menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai mangsa disusun oleh Empu Artati. Tetapi orang sering menyebut Raja Jayabaya di Kediri sebagai penyusun pranata mangsa. Pada jaman Pajajaran muncullah sisitem mangsa bendhet. Sisitem ini kemudian diubah oleh seorang pujangga Belanda yang menjadi juru basa pada jaman Sunan Pakubuwana VII, dan sejak itu mangsa bendhet diberi nama pranata mangsa. Di samping isi teks sebagaimana tersebut di atas, dalam naskah ini terdapat catatan peristiwa (pengetan) dan daftar sejumlah orang berikut alamatnya. Contoh pengetan misalnya meninggalnya seseorang, kemungkinan besar adalah ayahnya si penyalin naskah, pada hari Selasa Pon 19 Sawal, Jimakir 1834 (19 Desember 1904) (56). Sedang contoh mengenai daftar nama (122), misalnya, Mas Ajeng Genawati, putri B.R.Aj. Sabrug. Pada h.122 terdapat tulisan berbahasa dan beraksara Arab, yang di duga semacam isim atau jimat. Demikian pula pada h.125-126, terdapat teks pendek beraksara dan berbahasa Arab. Tidak dijumpai mengenai keterangan apa pun yang berhubungan dengan penulisan maupun penyalinan naskah ini. Menurut keterangan yang terdapat pada h.i, naskah ini diperoleh Th. Pigeaud pada bulan Mei 1939 dari R. Ruwiya, Sala. Dugaan penyunting berdasarkan gaya tulisan serta jenis kertas yang dipergunakan, naskah disalin sekitar tahun 1930."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.40-NR 366
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi berbagai teks primbon dan suluk yang juga terdapat dalam naskah primbon majemuk lainnya. Selain itu berisi beberapa teks suluk dan ajaran Islam, termasuk Pustaka. Rancang, Suluk Malang Sumirang, kutipan Tajusalatin, Dewa Ruci, Suluk Purwaduksina, Suluk Malangkarsa, Siti Jenar, dan lain-lain. Naskah disalin oleh R. Riya Wiryapraja pada tahun 1858 di Yogyakarta, dari bahan yang diberikan oleh almarhum ayahnya, Pangeran Mayor K.P.H Natadiningrat. Naskah ini diterima oleh Dr. Th. Pigeaud dari Ir. Moens pada bulan April 1933 (h.i). Naskah dibuat dalam bentuk macapat sebanyak 270 pupuh. Untuk masing-masing pupuh tidak dikutip, karena tulisannya sulit dibaca. Tulisan juga sudah tembus dari balik halaman, banyak halaman dilaminasi dan sobek-sobek. Kondisi naskah yang sudah parah ini, menyebabkan naskah ini tidak dimikrofilmkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.57-NR 240
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah kertas dluwang ini, memuat berbagai macam teks seperti: angger-angger dari Surakarta, bertarikh 1771-1785 Masehi, wangsalan, dasanama, Kidung Padhanyangan (nama-nama Jin dan tempat tinggalnya di Pulau Jawa), aksara sandhi (h.57-59, 102-103), uraian nama-nama bunga, burung, ikan, buah-buahan, katuranggan binatang, corak batik dan rumput-rumputan. Selain itu, teks ini juga memuat berbagai macam doa da rajah. Keterangan penyalinan tidak ditemukan di dalam teks, tetapi melihat corak tulisannya, teks ini manpaknya disalin oleh banyak orang. Gaya tulisan kasar, lain dengan tulisan rapi skriptorium kraton. Berdasarkan kertas serta tulisannya, naskah diperkirakan disalin sekitar (atau sebelum) pertengahan abad ke-19 di Surakarta. Banyak halaman yang rusak akibat digunting atau disilet (lihat h.122-125, 140-141, 188-191, dan 208-215). Menurut keterangan di luat teks, naskah ini diterima Pigeaud dari v.d. Gracht pada bulan Desember 1929 di Yogyakarta. Kemudian oleh Mandrasastra dibuatkan ringkasannya pada bulan November tahun 1930."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.71-NR 56
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan salinan dari Serat Primbon asal Cirebon, yang disalin oleh R. Mandrasastra, pada Agustus 1932, di Yogyakarta. Teks menguraikan tentang: 1) Nama kekuatan kerbau, yang meliputi kekuatan pramana di kaki, kekuatan mahara di telinga, kekuatan sakti di badan, kekuatan mangkurat di ekor; 2) Hari-hari naas tiap bulan; 3) Tahun orang bertani; 4) Rezeki masing-masing hari; 5) Donga ujungan; 6) Puji dina; 7) Kehidupan berumah tangga; 8) Hari-hari naas bulan Jawa. Keberadaan naskah babon asal Cirebon yang disalin oleh Mandrasastra ini, tidak diketahui secara pasti. Menurut salinan h.7, naskah tersebut dibuat di desa Kanduruan pada tanggal 19 Rabingulakir, Ehe 1764 (18 Juli 1836)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.72-A 29.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini terdiri dari tiga teks yang masing-masing menguraikan hal yang berbeda-beda, namun ditulis oleh satu orang, yaitu R.Ng. Wiryadinangga. Teks pertama memuat primbon katuranggan, berisi uraian ciri-ciri kuda yang bagus dan jelek. Teks ini selesai dikerjakan pada hari Jumat, 29 Robiulakhir, Dal 1855 (9 Desember 1923). Teks kedua memuat Serat Wedhasana, berisi riwayat hidup penulis sendiri. Secara singkat diceritakan bahwa pada tahun Je 1806 (1877), pada saat penulis berusia 17 tahun, beliau diangkat menjadi abdi dalem mantri carik kambeng (kambeng=kalang), dan mendapat nama Mas Rangga Sastramargasa. Kemudian pada tahun Jimawal 1813 (1883), beliau naik pangkat menjadi abdidalem mantri ajidan kambeng (mantri anom), dan berganti nama menjadi Mas Ngabehi Darmacaraka. Pada tahun Wawu 1849 (1918), beliau naik pangkat lagi menjadi abdidalem mantri gedhong tengen, dan berganti nama menjadi Mas Ngabehi Wiryadinangga. Pada saat berjabat itulah beliau berkesempatan mengabdi kepada R.T. Wreksanagara, dan mendapat pengetahuan tentang rahasia membangun sebuah rumah agar membawa keselamatan bagi pemiliknya (kawruh kalang). Adapun pengetahuan tentang kuda beliau dapatkan secara langsung dari orang tuanya yang bernama Mas Ngabehi Jaksapradata, abdi dalem panewu jaksa atau Mas Ngabehi Wiradika sebelum menjabat sebagai jaksa. Teks kedua ini mulai dikerjakan oleh Wiryadinangga pada tanggal 15 Robiulakhir, Dal 1855 (25 November 1923). Teks ketiga berisi uraian tentang pembangunan sebuah rumah, disajikan dalam bentuk percakapan antara R.T. Wreksanagara, M.Ng. Darmamargasa, dan Rangga Sastramargasa. Pengetahuan tentang rumah yang diuraikan antara lain tentang: molo rumah tidak boleh diganti atau bahkan dipotong karena membawa kesengsaraan dan bahkan kematian pemiliknya. Rumah yang sudah diganti atau dipotong molonya tidak dapat digunakan lagi, sebaiknya dirusak saja dan bahan bangunannya dapat digunakan untuk keperluan lain. Kemudian juga dijelaskan arah kayu yang benar yaitu, pangkal kayu ada di Timur, Selatan dan di bawah, jadi ujungnya ada di Utara, Barat dan di atas. Kekeliruan arah kayu akan membawa celaka pemilik rumah. Di akhir teks terdapat gambar bentuk kerangka rumah yang baik dan benar. Teks diakhiri dengan candra sengkala yang berbunyi tata tata griyaning tiyang yang berwatak 1955. Angka tahun ini merupakan tahun penulisan teks. Penyunting menduga ada kesalahan dalam membuat angka tahun tersebut karena selisih angka tahun tersebut dengan dua teks sebelumnya sangat besar. Penulisan teks ketiga ini kemungkinan dikerjakan pada tahun Dal 1855 (1923 M). Naskah ini diperoleh Pigeaud dari Ir. Moens pada tahun 1929 di Yogyakarta. Oleh stafnya, naskah ini kemudian dibuatkan salinan ketikannya sebanyak dua eksemplar. Untuk salah satu salinan tersebut, lihat FSUI/PR.77a, salinan lainnya dikirim Pigeaud kepada Th.G. Galestin."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.77-A 20.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah PR.77a ini merupakan salinan alih aksara ketik dari naskah FSUI/PR.77. Penyalinan dikerjakan oleh staf Pigeaud pada tahun 1929 di Surakarta. Untuk keterangan selanjutnya, lihat deskripsi naskah babonnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.77a-A 20.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>