Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7971 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Dewa Danda, diawali dengan uraian tentang kewajiban (tat krama) seorang raja dalam memegang tampuk pemerintahan yang didampingi oelh seorang patih. Raja (ratu) dan patih (patuh) selalu berbuat adil terhadap rakyatnya yang dilandasi dengan kemanungggalan pikiran atau tujuan mereka berdua. Dilanjutkan dengan pelaksanaan sangsi (denda)oleh raja terhadap rakyat yang bersalah atau yang melanggar hukum yang berlaku. raja tidak membeda-bedakan hukum terhadap siapa saja sesuai dengan besar kecilnya kesalahan yang dilakukan. Jenis denda ada yang berupa denda uang seperti denda yang dilakukan antar catur wangsa, masing-masing dikenakan denda uang yang berbeda-beda tergantung kesalahan atau terhadap kasta apa mereka lakukan. Uraian lain yang terdapat dalam naskah ini menyebutkan tentang ajaran aji sastra kreta, kebijaksanan seorang pendeta, ajaran Mpu Kuturan dan Begawan Byasa bahwa brahmana sebagai penghulu raja, ksatria sebagai badan raja, wesya sebagai lututnya raja, dan sudra sebagai kakinya raja. Disinggung pula tentang caturloka dala, dharma wicara; dan catur negara yaitu Koripan, Gegelang, Kediri, dan Singosari. Bandingkan naskah LOr 9243 dan Kirtya 283. Hampir semua sisi kanan lempir terdapat cuplikan-cuplikan singkat yang berisi segala hal yang berkaitan dengan segala jenis hukuman (denda). Naskah diapit dengan 1 lempir rontal (sampun depan) dan 2 lempir rontal (sampul belakang) yang baru. Sedangkan lempir nomor 1-37 tampak sangat tua karena kebanyakan lempirnya sudah lepas, berlubang-lubang, berdebu dan warnanya pun telah berubah menjadi coklat tua kehitam-hitaman. Pada h.1a terdapat catatan tambahan dalam tulisan Bali dan Latin, menyebutkan dewa dandha, I.G. Jlantik (t.t.), 1896'. Berdasarkan data ini mungkin naskah disalin (diprakarsai ?) oleh I.G. Jlantik pada tahun 1896. Selain itu data pada no. 37b juga menyebutkan bahwa naskah selesai dengan sempurna pada wuku Uye."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
AH.59-LT 240b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Robinson, Geoffrey
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2006
959.86 ROB dt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vickers, Adrian, 1958-
Singapore: Periplus Editions, 1996
959.86 VIC b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks naskah nitipraja ini berisi tentang ajaran tatacara memerintah sebuah kerajaan. Ajaran-ajaran tersebut meliputi baik tatacara menaklukkan musuh maupun tatacara membina ketentraman dunia (kanuragan rat). Teks diawali dengan kehadiran Raden Suparkadewa di pertapaan Bagawan Ratna Bumi. Maksud kedatangannya adalah untuk minta petunjuk dan sarana sebagai langkah untuk dapat dinobatkan mejdai Raja Ayodya. Permintaan ini dikabulakan oleh Bagawan Ratne Bumi, jika Raden Suparkadewa dapat memenuhi persyaratan seorang abiseka ratu. Raja Suparkadewa segera kembali ke kraton untuk memenuhi persyaratan tersebut. Diceritakan, Prabu Jiwangnyang di kerajaan Danawu Awu, tengah mempersiapkan diri untuk menyerang kerajaan Ayodya. Raden Suparkadewa berangkat ke pertapaan Bagawan Ratna Bumi untuk meminta nasehat. Beliau menerima wejangan tentang tatacara memegang pemerintahan dan tatacara menundukkan musuh atau ajaran nitipraja. Tatacara tersebut di antaranya: tidak boleh membunuh orang yang tidak berdosa, harus bertindak adil dengan memberi ganjaran kepada seseorang dengan perbuatannya, dan tidak boleh pilih kasih kepada siapa pun. Informasi tentang penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas. Kolofon belakang menyebutkan druwen Ida I Gusti Putu Jlantik, ring Singaraja, 1896 (h.33b). Begitu pula data yang terdapat pada sampul depan menyebutkan I G Jlantik (t.t) magang residen Sasak. Berdasarkan data di atas, naskah disalin atau diprakarsai? Oleh Ida I Gusti Putu Jlantik pada tahun 1896, di Singaraja, Bali. Kemungkinan lain, saat itu Jlantik sedang mengabdi (magang) di kabupaten (residen) Sasak-Lombok."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PW.37-LT 156
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks suluk aspiya, yaitu ajaran tentang cara memerintah dan ajaran yang lainnya. Ajaran-ajaran ini diperoleh oleh Pakubuwana IV ketika berguru kepada Kyai Jamsari, Kaji Menbab di Gabudan, Surakarta, Kyai Aspiya dan Kyai Sayang di Mangkunegaran. Selain teks ajaran dari beberapa guru PB IV, juga terdapat teks mengenai perdebatan para wali, yang disebut suluk musawaratan. Dalam teks tidak terdapat keterangan mengenai penulis teks asli dan saat penulisannya. Namun melihat keterangan pada h.1, yang menyebutkan PB IV dan Adipati Sastradiningrat, diduga bahwa teks ini ditulis atau disalin oleh Adipati Sastradiningrat pada zaman pemerintahan PB IV, di Surakarta. Selain teks suluk aspiya, di dalam naskah juga terdapat teks laporan seorang anggota polisi detasemen Kartasura, bahwa ia telah berhasil menyelesaikan pendidikannya di Mangkunagaran selama tiga tahun (h.iv). Pada bagian depan (h.v), juga terdapat keterangan mengenai perjalanan PB IV dalam berguru pada Kyai Jamsari hingga Kyai Sayang di Mangkunagaran. Selain itu juga terdapat keterangan tentang larangan ?memasukkan ke dalam hati? apa yang telah di baca dalam teks ini selanjutnya. Pigeaud juga memasukkan teks ini ke dalam daftar teks-teks suluk dan menyebutkan bahwa teks ini asli berasal dari Surakarta (Pigeaud 1967:87). Teks ini juga telah dibuat ringkasannya, berupa petikan bait pertama, kedua dan terakhir tiap pupuhnya oleh staf Pigeaud pada bulan Oktober 1929, di Surakarta (terlampir). Naskah FSUI/PW.100 berisi teks yang sama dengan ringkasan teks ini. Berikut daftar pupuh: 1) dhandhanggula; 2) mijil; 3) kinanthi; 4) pucung; 5) sinom; 6) asmarandana; 7) maskumambang; 8) pangkur; 9) sinom; 10) dhandhanggula; 11) maskumambang; 12) durma; 13) kinanthi; 14) pangkur 15) pucung; 16) dhandhanggula; 17) dhandhanggula."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PW.101-NR 41
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri atas tiga teks yang berbeda, yaitu (a) janantaka, (b) Weda Rsi Ghana dan (c) sasayu paneteg tuuh. Sekalipun berupa satu cakepan yang disalin oleh satu tangan, ketiga teks ini semula diberi kode identifikasi yang berbeda-beda (LT 185, 186 dan 187). Keterangan isi selengkapnya sebagai berikut: Teks janantaka diawali dengan uraian tentang gring (sakit) yang menimpa rakyat secara mengganas. Dimulai dari jenis-jenis gring yang menimpa golongan masyarakat ke bawah, menengah, sampai pada masyarakat kelas utama. Dilanjutkan dengan dewasa tri wikrama, yakni uraian tentang guruning sasih sebagai langkah awal dalam memilih dewasa baik dan buruk berdasarkan pasasanjan tri wara, yang dimulai dari wuku Sinta sampai Watugunung (sebanyak 30 wuku). Diuraikan juga tentang pangunyaning tri wara yang meliputi baik buruknya dewasa untuk melakukan suatu pekerjaan, seperti dewasa rayur wirya (dewasa untuk potong gigi: mamatah); dewasa dewa nglayang (dewasa untuk membangun kahyangan dewa, upacara bayi dan para pitra yang senantiasa berdasarkan sasih dan penanggalan); dewasa mreta kunda lini/dewasa tetanduran/tri mamula (tentang hari-hari baik untuk menanam segala sesuatu termasuk pengolahan tanahnya disertai mantra-mantra tertentu); dan dewasa catur laba (tentang baik buruknya hari untuk bepergian). Disebutkan juga tentang dewasa buruk yang hendak dihindari karena diliputi oleh Kala Kundang Kasih, Kala Pundutan, Kala Dangastra, Kala Luwang, Kala Dangu, Kala Lekan, Kala Dasa Muka, Kala Rumpuh, dan lain-lainnya. Diakhiri dengan sebutan hari-hari baik dari ke-30 wuku dan mitra sasatru (dewasa dari segala dewasa). Disebutkan bahwa jika bertemu dengan dewasa di atas bagan akan menemui musuh, sedangkan jika bertemu dengan dewasa di bawah bagan adalah sangat baik karena bertemu dengan teman atau mitra (lihat h.16b). Untuk naskah lain dengan judul janantaka, lihat LOr 9276 dan aslinya, Kirtya 367. Teks ini belum tentu sama dengan FSUI/CL.52. Teks kedua adalah tulisan keagamaan berjudul Weda Rsi Gana, mengungkapkan tentang cara Rsi Gana lengkap dengan sarananya berdasar seluruh penjuru arah mata angin. Tujuannya untuk menetralisir dunia dari gangguan buta kala. Diakhiri dengan uraian sesayut Prayascita lengkap dengan sarana dan mantranya. Teks ketiga adalah sasayut paneteg tuuh, menguraikan tentang cara-cara membuat sesajen yang berbentuk sasayut untuk keselamatan hidup atau panjang umur. Disebutkan pula tentang sasayut jaga satru, sasayut dirga ayu, sasayut panebusan mahapati, dan lain-lain. Khusus sasayut panca lingga dan sasayut dirga yusa bumi yang disebutkan pada akhir naskah ini sangat baik dipakai oleh pendeta dan para ratu yang seyogyanya dihaturkan di Kahyangan Agung. Semua jenis sasayut ini dilengkapi dengan sarana, cara pengolahan, dan mantra-mantra yang dipakai. Teks ini ada kemiripan dengan naskah FSUI/AH.38, baik mengenai jenis-jenis sasayut, sarana, maupun mantra yang dipakai. Keterangan penulisan ketiga teks ini, maupun penyalinannya dalam lontar AH.39 tidak ada."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
AH.39-LT 185-187
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Karnad, Girish Raghunanth
New Delhi: Oxford University Press , 2006
828.993 5 KAR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat tulisan peserta no.1 dalam lomba dialek KBG yang diadakan tahun 1912-1913. Penulis adalah M. Suryasudirja dari Padangan, Rembang (memakai nama samaran S.J.S. Derpa), menguraikan tentang dialek Rembang. Dalam lomba tersebut, tulisan ini meraih juara 1 (kelompok I). Untuk keterangan umum lomba dialek KBG, lihat BA.128. untuk salinan ketikan, lihat BA.128, h.15-66."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BA.161-Bau 101
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat tulisan peserta no. 20, 21, 22 dan (?) dalam lomba tulis dialek KBG yang diadakan tahun 1912-1913. Rincian isi teks-teks ini sebagai berikut; 20. Lijst van woorden, die wel te Jogjakarta, doch niet te Soerakarta worden gebruikt, enz. (a en b), dikarang oleh ?Brahmavidya?; asli BA.170 (h.3-33); ketikan pada BA.129, h.1083-1107 dan BA.175. 21. Dialect Urur-Séwu (woordenlijst), dikarang oleh ?Oeroet-Sewoe?; asli BA.170 (h.34-36); ketikan pada BA.129, h.1109-1113. 22. Dialect Tegal, dikarang oleh Mas Wiryawiyata (nama samaran D); juara 3 (kelompok III); asli BA.170 (h.37-52); ketikan pada BA.129, h.1115-1134. (?). Terdapat satu tulisan lagi, tanpa halaman depan atau belakang (penomoran halaman asli, 2-21), sehingga tidak diketahui judul maupun nomor pesertanya. Teks ini disusun dalam bentuk dua kolom: kolom kiri terdapat kata yang dimaksud, sedangkan kolom kanan berisi contoh-contoh pemakaiannya. Naskah aslinya adalah BA.170 (h.53-72), sedangkan ketikannya belum diketahui. Untuk keterangan umum lomba dialek KBG, lihat BA.128."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BA.170-Bau 113
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini memuat tulisan peserta no. 32, 34, 35, 36, dan 36a-c dalam lomba tulis dialek KBG yang diadakan tahun 1912-1913. Rincian naskah sebagai berikut: 32. Dialect Palembang, res. Pekalongan, dikarang oleh Neptunus; asli BA 171 (h.1-77); ketikan pada BA.130, h.1487-1511. 34. Dialect Tulungagung, dikarang oleh Sang Putri Angajom Ganda...; asli BA.171 (h.93-185); ketikan pada BA.130, h.1511-1576 dan BA.179. 35. Woordenlijst Dialect Pasisir, Surakarta, dikarang oleh Jawa Lugu; asli BA.171 (h.187-227); ketikan pada BA.130, h.1577-1594. 36. Dialect Serang, Banten, dikarang oleh Wulang Martani; asli BA.171 (h.247-426); ketikan pada BA.130, h.1595-1670 dan BA.178. 36a. Temboeng Banjoemas toelen, dikarang oleh Nartim; asli BA.171 (h.429-463); ketikan pada BA.130, h.1671-1684. 36b. Dialect basa Djawi Ngajogjakarta, dikarang oleh Aedjasoewita, Sem Agustinus dan Soedi (nama samaran Tjantrik Triguna); asli BA.171 (h.469-581); ketikan pada BA.130, h.1685-1716 dan BA.183. 36c. Dialect Pasisir Djapara, dikarang oleh Saekor burung ditangan...; asli BA.173a; ketikan pada BA.130, h.1717-1765. untuk keterangan umum lomba dialek KBG, lihat BA.128."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
BA.171-Bau 114
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>