Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 227519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Skripsi yang berjudul _Humor dalam Iklan di Televisi dan Hubungannya dengan Sikap Terhadap Iklan (Attitude Toward the Ad)_ ini adalah kajian komunikasi pemasaran. Objek penelitian tesis ini adalah iklan-iklan televisi yang mengandung unsur humor. Penelitian ini dilakukan karena iklan-iklan di televisi memiliki beberapa keunikan, antara lain adalah: (1) memiliki unsur audio dan visual, (2) merupakan wadah yang paling cocok untuk pengiklan mengkreasikan desain iklan dengan kreatif, (3) membutuhkan sebuah unsur atau stopping power yang dapat menarik perhatian penonton karena memiliki kelemahan zapping dan clutter, misalnya dengan menghibur, salah satunya adalah dengan penggunaan unsur humor. Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bagaimana hubungan mediator dan moderator dalam proses terciptanya perceived humor terhadap iklan di televisi, dan (2) mengetahui bagaimana pengaruh perceived humor terhadap attitude toward the ad (Aad) pada iklan di televisi. Untuk mencapai tujuan penelitian ini digunakan rangkuman teori-teori para ahli terdahulu mengenai pemakaian unsur humor dalam kaitannya dengan konsep iklan, media televisi, dan sikap individu terhadap iklan. Penelitian ini dilakukan terhadap 50 responden muda, berpendidikan, dan berkelas menengah ke atas. Cakupan penelitian ini dibatasi pada proses terciptanya humor dan peranannya dalam membentuk sikap penonton terhadap iklan. Sikap terhadap brand produk, sikap terhadap perusahaan, ingatan dan komprehensi penonton adalah di luar jangkauan penelitian ini. Dengan menggunakan metode deskriptif, ANOVA, korelasi dan regresi, diperoleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa schema familiarity tidak mempengaruhi tingkat incongruity dalam berasosiasi dengan surprise; playfulness, ease of resolution dan warmth mempengaruhi hubungan surprise dengan perceived humor; surprise berperan sebagai mediator dari tingkat incongruity ke perceived humor; dan humor yang tinggi memiliki efek positif terhadap sikap terhadap iklan."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S26384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Elvinstella Hanny
"ABSTRAK
Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi brand terhadap konsumennya. Komunikasi yang berhasil dapat ditunjukkan lewat pemahaman konsumen akan produk yang ditawarkan yang berujung pada proses pembelian. Tahapan AISAS dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan pemasar dalam memasarkan produknya. Tentunya ada asek-aspek yang perlu diperhatikan oleh pemasar jika ingin iklannya dapat membuat konsumen melewati tahapan AISAS, mulai dari Attention sampai Share. Jurnal ini akan membahas studi kasus iklan Jangan Kedip yang dikeluarkan oleh Telkomsel untuk memasarkan paket layanan streaming video yang baru diluncurkan, bernama VideoMax. Analisis terkait iklan tersebut akan menggunakan tahapan AISAS sebagai kerangka konsep utama. Kreativitas dalam iklan dan content marketing akan menjadi dua konsep yang melengkapi analisis iklan Jangan Kedip. Hasil dari analisis ini dapat menunjukkan bahwa dengan membuat iklan yang kreatif yang menggunakan content marketing sebagai strategi pemasarannya tentu akan memberikan keuntungan bagi pemasar itu sendiri. Kedua konsep tersebut perlu dipahami jika seorang pemasar ingin membuat iklan atau kampanye yang berhasil.

ABSTRACT
Advertising is one of communication form from brand towards its consumer. A successful communication shown if the consumer have knowledge about the product which leads them to purchase action. AISAS model can be used as one of indicator whether a marketer successful marketing its product or not. Certainly, there are aspects that should be considered by marketer, if they want their consumer going through all AISAS process, started from Attention to Share. This journal discusses case study about Jangan Kedip ad which is issued by Telkomsel to advertise its new product, called VideoMax. Analysis related to the ad will use AISAS model as the main conceptual framework. Creativity in advertising and content marketing will be two supporting concept to enrich this analysis. The result of this analysis shown that by making a creative ad and using content marketing as the strategy, surely will benefits the marketer itself. Those two concepts need to be apprehener if a marketer wants to make a successful ad or campaign. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraeni
"Dalam beberapa tahun terakhir, para pemasar menggunakan media sosial sebagai platform komunikasi pemasaran yang disebabkan oleh pertumbuhan pengguna media sosial. Iklan di Instagram dapat dikategorikan sebagai In Feed Native Advertising yang telah dibuktikan oleh penelitian terbaru sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengatasi permasalahan untuk kecenderungan konsumen untuk menghindari iklan. Namun, penerimaan konsumen terhadap Native Advertising dapat menjadi pedang bermata dua karena potensi penipuan konsumen karena ketidakmampuan konsumen untuk mengenali iklan. Sehingga, FTC memaksa pemasar untuk mengungkapkan jika unggahan nya adalah iklan. Studi terbaru tentang disclosure pada iklan telah difokuskan pada posisi, bahasa, durasi, dan waktu tetapi studi untuk menerapkan disclosure dalam iklan media sosial terbatas. Sehingga, dalam penelitian ini kami menguji pengaruh posisi disclosure pada iklan Instagram pada sikap terhadap iklan, sikap terhadap merek, dan intensi untuk berbagi (eWOM). Sebuah studi eksperimental dilakukan untuk menguji pengaruh posisi disclosure pada bagian atas (Grup A) dan bawah (Grup B) di antara 223 pengguna Instagram. Hasil menunjukkan bahwa respon untuk Grup A memiliki sikap yang lebih rendah terhadap iklan, sikap terhadap merek dan intensi untuk berbagi (e-WOM) karena aktivasi Persuasion Knowledge Model. Studi ini memberikan kontribusi empiris dan implikasi strategis untuk proses pengambilan keputusan pemasar dalam mengimplementasikan disclosure di iklan Instagram mereka.

In recent years, marketers use social media as their marketing communication platform because of the growth of social media users. Ads on Instagram can be categorized as In Feed Native Advertising which have proved by recent studies as the promising solution for ad avoidance. However, consumers acceptance of native advertising can be a double-edged sword due to the potential of deception because of consumers inability to recognize the ad. So that, the FTC enforce the marketer to disclose the ad. Recent studies has focused on position, language, duration, and timing but the study for implementing disclosure in social media ad was limited. So that, in this study we examined the effect of Instagram ad disclosure position on attitude toward ad, attitude toward brand, and intention to share EWOM. An experimental study was conducted to test the effect of top (Group A) and bottom (Group B) disclosure position among 223 Instagram users. Results indicate that response for Group A has lower attitude toward ad, attitude toward brand and intention to share EWOM due to the activation of Persuasion Knowledge Model. This study provides an empirically contribution and strategic implication for marketers in implementing the ad disclosure on their Instagram ad."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Aulia Ardi
"

Humor incongruity resolution (IR) adalah jenis humor yang berfokus pada ketidaksesuaian antara ekspektasi dengan kenyataan. Penelitian quasi experimental ini menggunakan iklan dengan humor IR untuk memprediksi sikap terhadap iklan. Sebanyak 225 partisipan dibagi menjadi dua kelompok (humor IR dan netral), berpartisipasi dalam penelitian daring. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode convenience sampling. Attitude toward the ad scale dan iklan yang dimanipulasi dengan manipulasi humor IR digunakan untuk mengukur sikap terhadap iklan. Data dianalisis menggunakan independent sample t-test, dan menunjukkan ada perbedaan yang signifikan sikap terhadap iklan antara partisipan yang diberi iklan dengan humor IR dibandingkan iklan netral. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa humor IR terbukti mampu meningkatkan sikap terhadap iklan.


Humor incongruity resolution (IR) is a humor type that focuses on the discrepancies between expectations and reality. This quasi-experimental research used advertisements with humor IR to predict the attitude towards the ads. A total of 225 participants, divided into two groups (humor IR & neutral), participated in online research. Data were collected using a convenience sampling method. An attitude towards the ads scale and manipulated advertisements were used to measure attitudes toward advertising with IR humor manipulation. Data were analysed using an independent sample t-test, and showed that there was a significant differences on attitudes towards the ads between an advertisement that used humor IR than a neutral ad. It can be concluded that IR humor is able to improve an attitude towards the ads.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daru Linggar Pratikto
"Pengembangan teknologi telah mengubah cara pandang perusahaan dalam menjalankan bisnis mereka khususnya dalam memasarkan produk dan jasa mereka. Perubahan pola pikir perusahaan dari hanya mengandalkan media massa sebagai solusi pemecahan komunikasi pemasaran mereka saat ini telah bergeser ke dalam berbagai media komunikasi pemasaran yang memiliki jangkauan luas, berbiaya murah, interaktif, dan lebih mengenai target konsumen. Salah satu saluran yang perkembangannya sangat pesat yaitu media wireless. Diwakili dengan ponsel, dan PDA, penetrasi yang tinggi dari media selular yang kini telah mencapai mencapai 1,6 milyar pengguna di seluruh dunia pada tahun 2004 (Steinbock, 2005), dan di Indonesia telah mencapai 63,7 juta pengguna pada tahun 2006 (Telkom, 2006) memunculkan suatu optimisme lahirnya suatu saluran komunikasi yang potensial. Ditandai dengan kemunculan mobile commerce, saat ini mulai berkembang layanan mobile marketing yaitu pengiriman berbagai layanan komersial yang ditujukan untuk mempromosikan ide, produk, dan jasa ke dalam media selular. Saluran ini muncul karena keunikan, dan keunggulan dari media komunikasi selular dibandingkan dengan media komunikasi pemasaran lainnya yaitu ubiquity, personalization, localization, convenience, dan interactivity. Namun, pengembangan suatu saluran komunikasi pemasaran sangat tergantung terhadap penerimaan pengguna ponsel terhadap berbagai layanan mobile marketing. Untuk itu, diperlukan suatu penelitian yang menjelaskan faktorfaktor yang menjadi penerimaan konsumen terhadap mobile marketing. Dengan menggunakan model penelitian dari Bauer et.al (2005), maka penelitian ini pun dilakukan untuk menguji penerimaan konsumen terhadap mobile marketing di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer terhadap 356 responden, dan kemudian data ini diolah dengan menggunakan analisa regresi, yang disertai analisa faktor, dan analisa demografis. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan software SPSS 15.0. Hasil dari penelitian ini pun menunjukkan bahwa penerimaan konsumen sangat tergantung pada pengetahuan mereka terdahulu dari media komunikasi selular, attitude mereka terhadap iklan, dan faktor utility dari media selular tersebut. Dari ketiga faktor tersebut, faktor utility sangat berperan besar dalam pembentukan penerimaan konsumen dimana dari faktor-faktor yang membentuk utility, nilai entertainment merupakan faktor utama pembentuk utility. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai entertainment merupakan pendorong utama dalam penerimaan media selular sebagai media inovatif untuk komunikasi iklan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Renard
"Iklan adalah salah satu faktor penentu pemasaran yang terpenting karena iklan bertujuan untuk mempromosikan suatu produk atau jasa kepada masyarakat banyak sebagai konsumen atau calon konsumen. Dari berbagai bentuk iklan yang ada di televisi, iklan yang menggunakan unsur humor sebagai daya tariknya adalah salah satu bentuk yang paling sering dijumpai. Unsur humor banyak digunakan karena telah terbukti dapat menarik perhatian dari pemirsa iklan tersebut. Walaupun demikian, ada pandangan yang beranggapan bahwa tidak semua orang memiliki sikap yang positif terhadap iklan yang menggunakan humor sebagai daya tariknya. Mowen (1995) mengatakan bahwa wanita mungkin memiliki reaksi yang lebih negatif terhadap iklan humor dibandingkan dengan pria.
Dengan berdasarkan hipotesa tersebut maka dilakukanlah penelitian ini dengan harapan hasil yang diperoleh dapat berguna untuk menjawab permasalahan yang ada yaitu apakah memang ada perbedaan sikap antara pria dan wanita terhadap iklan humor ? Untuk meneliti permasalahan tersebut dipilih subyek yang berasal dari golongan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya.
Perbedaan sikap antara pria dan wanita diuji dengan menyebarkan sejumlah kuesioner ke berbagai perguruan tinggi yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Tujuh puluh empat subyek yang terdiri dari tiga puluh empat pria dan empat puluh orang wanita. Usia sampel tersebar antara 18 sampai 24 tahun dan memiliki pengeluaran pribadi yang berasal dari uang saku sebesar minimal Rp 200.000,00 per bulan.
Pengujian dengan menggunakan t-test menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara sikap mahasiswa pria dengan wanita terhadap iklan yang menggunakan humor sebagai daya tariknya sehingga hipotesa alternatif ditolak dan hipotesa nol diterima.
Meskipun hasil tersebut tidak mendukung hipotesa yang diajukan, penelitian ini memiliki kendala keterbatasan generalisasi. Jumlah sampel yang relatif kecil menyebabkan adanya kemungkinan bahwa sampel yang diperoleh kurang representatif terhadap populasi seluruh mahasiswa di Jakarta dan sekitarnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Chinta Citra Puspita
"Seiring dengan perkembangan situasi kompetisi dalam industri susu kehamilan dan ibu menyusui. Prenagen sebagai pemegang pangsa pasar utama tidak ingin tinggal diam. Oleh karena itu mulai tahun 2010 Prenagen membuat suatu strategi diversifikasi dengan membuat produk baru pada segmentasi pasar baru yaitu Prenagen Esensis yang diutamakan untuk mereka yang sedang mempersiapkan pernikahan. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata produk ini tidak berkembang dengan baik di pasaran. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian dengan melakukan depth interview kepada 50 orang responden wanita, mulai dari mempersiapkan pernikahan hingga yang sudah memiliki balita dengan metode sampling snowball. Penelitian ini bertujuan mengetahui secara mendalam hal apa yang membuat produk tersebut memiliki tingkat kesadaran yang rendah. Penelitian ini dilakukan dengan meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidaksuksesan Prenagen Esensis, serta apa yang diharapkan oleh konsumen terhadap strategi komunikasi yang dilakukan oleh Esensis. Penelitian ini menghasilkan beberapa bentuk kegiatan yang tergabung dalam suatu kampanye #MyWeddingDream. Perancangan kampanye ini dilakukan dengan menggunakan AISAS model yang dikembangkan oleh biro iklan Dentsu.

As the time goes the competitive situation is getting harder in Pregnant and Lactating Industry. Because of that reason, Prenagen as a market leader is trying to do diversification strategy in 2010 by introducing Prenagen Esensis. Esensis is the only one product for preparing nutrition during pre-pregnant time. Their main target is for bride to be . As the time goes by, this product is failed in market with a decreasing sales time over time. Because of that reason, I would like to do a research by doing depth interview to 50 women which the responden comes from bride to be to mom whom had a baby with snowball as the sampling method. The objective of this research is to knowing depth what kind of factors that make Esensis has low awareness in their market, and to know what‟s is consumer expectation from respondent. This research is come with the result to built a campaign called #MyWeddingDream that consist of many event as a marketing communication whether from respondent, searching, or brainstorming to any other people. The campaign design is based on AISAS model which develop by Dentsu advertising adgency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32240
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasia Carissa
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak relatedness, atau keterkaitan antara humor dengan argumen iklan Matthes, 2013 terhadap sikap terhadap iklan, dan interaksi keduanya dengan need for cognition, atau kecenderungan seorang individu untuk terlibat dalam, dan menyukai sebuah proses berpikir Cacioppo Petty, 1982. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan 248 individu berusia 18-23 tahun yang berdomisili di Jabodetabek sebagai partisipan. Pengukuran relatedness dilakukan menggunakan cek manipulasi yang diadaptasi dari Matthes 2013, sementara sikap terhadap iklan diukur menggunakan alat ukur yang dikembangkan Cline, Altsech, dan Kellaris 2003, humor strength diukur menggunakan cek manipulasi yang dikembangkan oleh Cline dan Kellaris 2007, dan NFC diukur menggunakan Need for Cognition Scale oleh Cacioppo, Petty, dan Kao 1984 . Melalui kuesioner daring, partisipan diberikan salah satu poster iklan minuman soda dengan humor yang related atau tidak related secara acak. Kontrol terhadap konten iklan serta kontrol statistik dilakukan. Hasil penelitian menemukan bahwa humor related menimbulkan sikap terhadap iklan yang lebih tinggi secara signifikan daripada humor tidak related, bahkan setelah mengontrol humor strength. Penelitian ini juga menemukan bahwa NFC memoderasi hubungan relatedness iklan dan sikap terhadap iklan, namun efek moderasi tidak ditemukan setelah mengontrol humor strength.

This study aimed to investigate the impact of humor relatedness on attitude towards the ad, and how need for cognition influenced the relationship. An experimental study involved 248 participants, aged 18 24 and resided in Jabodetabek. Four measurements were used in this study, namely, relatedness Matthes, 2013 attitude towards the ad Cline, Altsech, and Kellaris, 2003 humor strength Cline and Kellaris, 2007 and the Need for Cognition Scale Cacioppo, Petty, Kao, 1984. Each responden participated in an online experiment and be randomly given one advertisement of a soda product, either with related or unrelated humor. The result showed that individuals were given ads with related humor had significantly higher attitude toward the ad than individuals who were given ads with unrelated humor, even after controlling humor strength as a covariate variable. This research also found that NFC moderated the relationship between relatedness and attitude towards the ad, where individuals with higher NFC showed significantly lower attitude toward the ad in unrelated ads compared to those with lower NFC, but this moderation effect did not show after controlling humor strength."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalista Adi Darmawan
"Dalam pasar yang penuh dengan kompetitor, pemasar harus merumuskan dan melaksanakan strategi pemasaran yang tepat dan efektif. Namun saat ini mendapatkan pelanggan saja tidak cukup, pemasar harus mampu menciptakan dan menjaga loyalitas pelanggan mereka agar dapat memenangkan persaingan. Sales promotion merupakan salah satu alat dalam komunikasi pemasaran terpadu yang tidak jarang digunakan oleh pemasar dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Sales promotion dinilai mempunyai keuntungan tersendiri jika dibandingkan dengan berbagai komunikasi pemasaran terpadu lainnya. Go-Jek, salah satu perusahaan e-hailing di Indonesia sering kali menjadikan sales promotion dalam strategi pemasarannya. Tulisan ini berusaha melihat peran sales promotion dalam menciptakan dan menjaga loyalitas pelanggan Go-Jek dengan cara menganalisis pelaksanaan sales promotion yang dilakukan Go-Jek. Analisis tersebut menunjukkan bahwa selain mampu untuk mendorong trial, re-purchase, dan meningkatkan pembelian, sales promotion juga memiliki dampak jangka panjang yang positif dalam menciptakan dan menjaga loyalitas pelanggan.

In this current market full of competitors, marketers must formulate and implement an effective marketing strategy. Now days, being able to get new customer is not enough. Marketers must be able to gain and retain customer loyalty so that they can win the competition. Sales promotion is a part of Integrated Marketing Communications (IMC) which often used in marketing strategies. Sales promotion has its own advantages compared to the other tools of IMC. Go-Jek is an e-hailing company that often uses sales promotion in its marketing strategy. This journal aims to see the role of sales promotion in creating and retaining Go-Jek's customer loyalty. The analysis shows that sales promotion not only is able to increase trial, re-purchase, and sales, but also has positive long term impact on creating and retaining customer loyalty."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mandang, Richard D.
"Perkembangan pemasaran maupun periklanan global menyebabkan tampilnya tema pesan global yang seragam dari negara ke negara tanpa penyesuaian dengan konteks budaya lokal. Dalam kampanye periklanan seperti ini tampak yang paling menonjol adalah tema Amerika. Permasalahannya kemudian adalah bagaimana kecenderungan sikap khalayak terhadap iklan-iklan beratribut Amerika ini, apakah pesan-pesan yang beratribut Amerika tersebut dapat diterima oleh khalayak yang berbeda latar budayanya. Untuk mulai menggambarkannya, maka penelitian survei yang bersifat deskriptif ini berusaha menguraikan dalam batasan konteks sikap khalayak terhadap pesan iklan beratribut Amerika. Responden yang ditentukan adalah mahasiswa FISIP UI sejumlah 100 orang dengan obyek penilaian adalah salah satu iklan cetak dari seri iklan Ford dan iklan Lucky Strike. Sikap Khalayak dilihat dalam konteks konsep Hirarki Efek yang dikemukakan Levidge dan Steiner, yang proses penerimaan dari seseorang terhadap Dari data yang diperoleh, setelah didapat hasil bahwa iklan-iklan Ford dan Lucky Strike cenderung memiliki respon kognitif yang tinggi, lebih merupakan objek tertentu. diintepretasikan dan dianalisis, itu atribut-atribut yang dibawa ke dua iklan tersebut yang dianggap mewakili gambaran Amerika, ternyata juga mendapat penilaian yang positif. Kenyataan ini juga mengisyaratkan bahwa atribut-atribut Amerika meski bukan merupakan atribut budaya lokal namun sudah bukan merupakan atribut yang asing. Hasil penelitian menunjukkan iklan-iklan beratribut Amerika telah diterima secara luas bahkan memiliki citra yang positif. Bahkan semakin kuat bobot keamerikaan atribut cenderung juga semakin tinggi bobot penilaian kemenarikan atribut tersebut. Menyimpulkan kenyataan ini, maka kampanye periklanan yang berbeda penampilan atribut budaya dengan khalayak setempat (lokal), yang dalam konteks penelitian ini adalah dengan pendekatan atribut budaya Amerika, tetap dapat menghasilkan efek yang positif bagi khalayak. Di sisi lain kenyataan ini makin mempertegas bersenyawanya budaya Amerika dalam keseharian kita. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S3945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>