Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ighfar Ulayya Sofyan
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tingkat Exchange Rate Pass-Through (ERPT) pada negara-negara high income dan upper-middle income yang menerapkan kebijakan Inflation Targeting Framework (ITF). Data histori menunjukkan keanehan pergerakan tingkat inflasi selama 3 tahun terakhir. Tren inflasi pada negara pendahulu yang menerapkan kebijakan penargetan inflasi memiliki peningkatan inflasi signifikan pada periode 2020 – 2022 dan diikuti dengan tidak efektifnya kebijakan Inflation Targeting Framework. Dengan menggunakan model Vector Autoregression untuk data panel, penelitian ini mencoba mengkaitkan antara tingkat Exchange Rate Pass-Through dan tingginya tingkat inflasi. Mengingat Exchange Rate Pass- Through yang rendah menandakan bahwa perubahan nilai tukar terhadap harga impor bersifat inelastis yang memungkinkan pengurangan dampak fluktuasi nilai tukar pada inflasi domestik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi penguatan dampak Exchange Rate Pass-Through pada periode sebelum dan saat abnormalitas. Perbedaan karakteristik ERPT dari kelompok negara high income dan upper-middle income membuat tantangan tersendiri dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar. Selain itu juga, penelitian ini menemukan jalur transmisi dari penguatan dampak Exchange Rate Pass-Through pada harga impor menuju tingginya inflasi domestik terutama pada kelompok negara high income.

This study aims to investigate the level of Exchange Rate Pass-Through (ERPT) in high- income and upper-middle-income countries that implement the Inflation Targeting Framework (ITF) policy. Historical data indicates abnormality in inflation movements over the past three years. The inflation trend in pioneering countries that have adopted inflation targeting policies shows a significant increase in inflation during the period 2020 – 2022, followed by the ineffectiveness of the Inflation Targeting Framework. Utilizing a Vector Autoregression model for panel data, this research attempts to establish a link between the level of Exchange Rate Pass- Through and high inflation rates. Considering that a low Exchange Rate Pass-Through signifies that exchange rate changes against import prices are inelastic, this can potentially mitigate the impact of exchange rate fluctuations on domestic inflation. The study concludes that there has been a strengthening of the Exchange Rate Pass-Through effect in the periods before and during abnormalities. The differing characteristics of ERPT between high-income and upper-middle- income countries present unique challenges in managing exchange rate fluctuations. Furthermore, the study identifies a transmission path from the strengthening impact of Exchange Rate Pass-Through on import prices to high domestic inflation, particularly in high-income countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Sahminan Fitria
"Studi ini merupakan analisis hubungan jangka panjang antara nilai tukar riil dengan tingkat bunga riil, output riil, dan inflasi di Indonesia. Yang mana dilatarbelakangi oleh beberapa pertanyaan yakni faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai tukar di Indonesia. Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk menyelidiki pergerakan variabel-variabel nilai tukar riil, tingkat bunga riil, output riil dan inflasi, selain itu apakah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan jangka panjang, dan bagaimana arah perubahan dari variabel-variabel tersebut. Metode analisis yang digunakan pada studi ini adalah metode Least Squares dengan menggunakan teknik Kointegrasi Johansen, kemudian untuk melihat keseimbangan jangka pendeknya digunakan Error Correction Model (ECM) atau Model Kesalahan Eror. Data yang digunakan adalah adalah data-data sekunder yang diperoleh dari terbitan IFS (International Financial Statistic), BPS (Biro Pusat Statistik), BI (Bank Indonesia), dan beberapa data yang diperoleh melalui website yang dikelola oleh World Bank Indonesia, rentang waktu yang diambil adalah dari tahun 1979 :2 — 1996 :4. Hasil estimasi pada studi ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan adalah stasioner dan untuk itu dapat dilaksanakan tes kointegrasi untuk melihat hubungan jangka panjang yang terjadi di antara variabel-variabel tersebut. Hasilnya adalah ternyata hubungan kointegrasi ditemukan, yang mengindikasikan bahwa variabel-variabel nilai tukar, selisih tingkat bunga riil, selisih output riil dan selisih inflasi memiliki hubungan jangka panjang, Kemudian dari basil estimasi dengan Error Correction Model (ECM) untuk melihat hubungan jangka pendeknya didapat bahwa ternyata pengaruh perubahan jangka pendek dalam selisih tingkat bunga nil mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap nilai tukar, sedangkan dua variabel lainnya mempunyai pengaruh yang positif. Secara keseluruhan dari ketiga variabel yang diduga mempengaruhi nilai tukar dalam jangka panjang ternyata signifikan memang mempengaruhi nilai tukar baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ishmael Kamara
"Sierra Leone mengalami masalah trade defisit yang persisten. Saat ini terdapat kekosongan literatur yang mengungkap bagaimana interaksi antara variabel makroekonomi telah mempengaruhi trade defisit di Sierra Leone dengan data yang relatif terkini dan metode yang dapat mengatasi isu non-stationarity dan interaksi dinamis antar variabel. Tujuan penelitian ini adalah menguji hubungan antara neraca perdagangan, inflasi, dan nilai tukar Sierra Leone dengan menggunakan data kuartalan dari Q1 tahun 2005 hingga Q3 tahun 2023. Fokusnya adalah pada pemahaman bagaimana nilai tukar dan inflasi berdampak pada neraca perdagangan Sierra Leone baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut, model VAR/VECM digunakan untuk menangkap interaksi dinamis antara neraca perdagangan, nilai tukar, dan inflasi. Kemudian metode Kausalitas Granger digunakan untuk menentukan urutan yang paling tepat di antara variabel-variabel makroekonomi dalam model, dilanjutkan dengan analisis Impulse Response Function (IRF) untuk menguji hipotesis tentang respons neraca perdagangan terhadap guncangan nilai tukar dan inflasi. Hasil empiris mengkonfirmasi adanya kointegrasi, yang menunjukkan keseimbangan jangka panjang antara neraca perdagangan, nilai tukar, inflasi, dan variabel makroekonomi lainnya seperti tingkat PDB riil dan perbedaan suku bunga. Selain itu, analisis dinamis dengan metode IRF mendukung hipotesis kurva-J di Sierra Leone dan mengkonfirmasi bahwa inflasi dapat menurunkan kinerja neraca perdagangan. Temuan-temuan ini menunjukkan perlunya Sierra Leone menerapkan strategi komprehensif yang tidak hanya bertujuan untuk menyesuaikan nilai tukar tetapi juga mengendalikan inflasi guna memperbaiki neraca perdagangan dan meningkatkan stabilitas perekonomian eksternal.

Sierra Leone experiences a persistent trade deficit problem. Currently, there is a vacuum in the literature employing recent data and suitable approaches to address the issue of non-stationarity and dynamic interaction between macroeconomic variables in influencing the trade deficit in Sierra Leone. This study examines the relationship between Sierra Leone's trade balance, inflation, and exchange rate using quarterly data from 2005 Q1 to 2023 Q3. The focus is on understanding how the exchange rate and inflation impact Sierra Leone's trade balance in both the short and long term. To achieve this, the study utilizes the VAR/VECM model to depict the dynamic interaction between the trade balance, exchange rate, and inflation. It also employs Granger Causality analysis to determine the most appropriate ordering among the macroeconomic variables in the model and Impulse Response Function (IRF) analysis to test the hypotheses regarding the trade balance response to exchange rate shocks and inflation. The empirical results confirm the existence of cointegration, indicating a long-term balance between the trade balance, exchange rate, inflation, and other macroeconomic variables such as GDP growth and interest rate differentials. Moreover, the dynamic prediction analysis using the IRF method supports the J-curve hypothesis in Sierra Leone and suggests that inflation can reduce the performance of the trade balance. These findings highlight the need for Sierra Leone to implement a comprehensive strategy to adjust the exchange rate and curb inflation to improve the trade balance and enhance external economic stability. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Loto Srinaita
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Hendry Thomas
"Dalam karya tulis ini, penulis mencoba menganalisis hubungan jangka panjang variabel makroekonomi kurs, inflasi, tingkat suku bunga dan harga komoditas batubara, crude palm oil, minyak mentah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan pada periode 2010 sampai dengan 2016. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi pengaruh variabel kurs, inflasi, tingkat suku bunga, harga batubara. harga crude palm oil, dan harga minyak mentah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Penelitian ini menggunakan Vector Error Correction Model VECM yang diawali dengan uji stasioneritas, penentuan lag optimal, uji kointegrasi, dan uji kausalitas.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan jangka panjang antar seluruh variabel independen terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Variabel kurs, tingkat suku bunga, dan harga minyak mentah berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dan variabel harga batubara, crude palm oil, dan inflasi mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan secara positif dalam jangka panjang.

In this paper, author try to analyze the long term relationship macroeconomic variables exchange rate, inflation, interest rate and commodity price coal, crude palm oil, petroleum to Composite Stock Price Index on period 2010 ndash 2016. This research aims to predict impact of exchange rate, inflation, interest rate, coal, crude palm oil, petroleum to Composite Stock Price Index. This research uses Vector Error Correction Model which begins with unit root test, determination of optimal lag, co integration test, and causality test.
From this research is obtained that there is long term relationship between all independent variables to Composite Stock Price Index. Exchange rate, interest rate, and petroleum price have negative impact to Composite Stock Price Index in long term period. Coal price, crude palm oil price, and inflation have positive impact to Composite Stock Price Index in long term period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashadi
"Krisis keuangan di Asia tahun 1997/1998 yang terjadi merupakan krisis yang antara lain disebabkan oleh perubahan nilai tukar. Krisis tersebut dapat menjalar dari suatu negara ke negara lain (contagious). Salah satu usaha untuk dapat menghindari terjadinya kembali krisis tersebut adalah melalui pertemuan anggota ASEAN plus China, Jepang dan Korea di Chiang Mai, Thailand bulan Mei tahun 2000 dimana disepakati kerjasama keuangan regional yang lebih aktif diantaranya dengan disepakatinya Chiang Mai Intiative (CMI) dan Economic Review & Policy Dialogue (ERPD). Langkah selanjutnya yang dikaji lebih lanjut dari kerjasama keuangan regional yang aktif tersebut adalah pembentukan Currency Union melalui penggunaan mata uang bersama/common currency sebagai titik kulminasinya. Fleming (1971) menyatakan bahwa salah satu faktor untuk dapat terbentuknya Optimum Currency Area (OCA) adalah kemiripan tingkat inflasi (similar inflation rate). Untuk mencapai kemiripan tingkat inflasi dan meningkatkan konvergensi ekonomi, perlu ditingkatkan koordinasi dalam merumuskan kebijakan ekonomi.

Dampak nilai tukar terhadap inflasi dalam konteks regional menjadi perlu untuk diketahui sehubungan dengan krisis nilai tukar yang terjadi sebelumnya di tahun 1997/1998 dan wacana common currency yang salah satu faktornya kemiripan tingkat inflasi. Untuk itu, perlu diidentifikasi apakah dampak nilai tukar terhadap inflasi tersebut bersifat homogen (sama) atau heterogen (beragam) di kawasan ASEAN sehingga bisa disusun langkah bersama dalam Usaha memenuhi salah satu kondisi optimum dalam wacana pembentukan Currency Union. Untuk meneliti dampak tersebut, penulis menggunakan variabel kontrol berupa pertumbuhan jumlah uang yang beredar, derajat keterbukaan perdagangan dan tingkat inflasi di negara mitra dagang utama ASEAN-5 dengan data yang diambil dan diolah dari data International Financial Statistics (IFS) pada periode tahun 1993Q1 sampai tahun 2016Q4. Data tersebut kemudian diregresi dengan menggunakan estimasi data panel dengan estimator FGLS (Feasible Generalized Least Squares) menggunakan E-Views 9. Terhadap hasil regresi di atas berupa model homogen dan model heterogen dilakukan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak nilai tukar terhadap Inflasi di ASEAN-5 berdampak heterogen (beragam) di ASEAN-5."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Sulistyowati
"Tesis ini membahas dampak IHSG, nilai tukar rupiah terhadap USD (Kurs USD) dan harga komoditi dunia yang diwakilkan dengan harga emas dunia dan harga CPO dunia terhadap return reksadana syariah campuran. Dengan menggunakan data sekunder mingguan dalam periode penelitian sejak tanggal 13 Januari 2006 sampai dengan tanggal 07 Desember 2007. Penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan uji regresi linier dan model distributed lag terhadap obyek penelitian yaitu empat reksadana syariah campuran yang eksis pada periode penelitian.
Hasil penelitian menyarankan agar Investor dalam mengantisipasi pergerakan return reksadana syariah khususnya yang berbasis campuran agar memperhatikan pergerakan harga komoditi dunia yang diwakili oleh emas dan CPO disamping pergerakan IHSG dan Kurs USD. Karena sampai saat ini sektor perkebunan dan pertambangan merupakan kapitalisasi terbesar dalam reksadana di Indonesia termasuk reksadana syariah.

The focus of this study is about the impact of Jakarta Composite Index, Exchange Rate and Commodities Price in the International Market that are represented by Gold and Crued Palm Oil (CPO) to the Return of Mixture Shariah Mutual Fund. By using weekly secondary data during the research period from the 13th January 2006 until 07th December 2007. This research is quantitave by using linear regression test and distributed lag model to the research objects namely from Mixture Shariah Mutual Fund which exist in the research period.
The research result suggested the investor in anticipating the movement of the return shariah mutual fund, especially which is based on mixture type, to pay attention the movement of commodities price in the international market, represented by Gold and Crued Palm Oil (CPO) beside the movement of Jakarta Composite Index and Exchange Rate."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25345
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Triana
"Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui besarnya risiko nilai tukar yang ditimbulkan dalam penggunaan mata uang dollar AS, euro dan dinar dalam denominasi rupiah jika digunakan sebagai investasi dan alat tukar dalam perdagangan dunia; (2) Membuktikan mata uang yang lebih stabil diantara dollar AS, euro dan dinar dalam denominasi rupiah; (3)Menemukan solusi mata uang yang baik digunakan untuk investasi dan alat tukar perdagangan dunia (alat lindung nilai).
Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain. Data nilai tukar dolar AS dan euro dalam rupiah diperoleh dari Bank Indonesia yang diakses melaui situs www.bi.go.id. Sedangkan data perkembangan harga emas diperoleh dari situs internet www.kitco.com yang melaporkan perkembangan harga emas di Bursa London (The London Fix Gold). Sementara data Indeks Harga Konsumen (IHK) diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui situs www.bps.go.id. Rentang waktu pengamatan adalah 84 bulan (Januari 2002 ? Desember 2008).
Metodologi penelitian yang digunakan untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan dari mata uang dolar AS, euro dan dinar emas adalah pendekatan Value at Risk (VaR) dengan menggunakan metode risk metric. Untuk mengetahui stabilitas dolar AS, euro dan dinar emas diukur dengan standar deviasi dan pembuktiannya dengan Uji Kesamaan Variansi.
Beradasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disimpulkan bahwa pertama, perusahaan menanggung risiko paling kecil jika menggunakan euro sebagai alat tukar perdagangannya. Kedua, dari rata-rata ketiga nilai tukar tersebut terhadap rupiah, dinar emas paling tidak stabil, sementara yang paling stabil adalah euro. Ketiga, penggunaan euro sebagi alat tukar perdagangan internasional dan investasi perlu dipertimbangkan karena penggunaan euro dalam perdagangan internasional masih membutuhkan hedging yang sesuai prinsip syariah untuk melindungi nilai tukar. Hal ini disebabkan euro merupakan uang kertas yang nilai intrinsiknya tidak sesuai dengan nilai nominalnya.

This research aims to (1) Know the exchange value risk which appear in using US dollar, euro and dinar in rupiah denomination if it is used as investment and exchange rate in the world trade; (2) Prove which the most stabil currency among US dollar, euro and dinar in rupiah denomination; (3) Find the good currency for investment and exchange rate in the world trade (hedgeing).
The data used in this research is secondary data taken from other source. The data of US dollar and euro in rupiah are taken from Bank Indonesia which accessed by www.bi.go.id. And the data of fluctuate of gold price is taken from www.kitco.com which report fluctuate of gold price in The London Fix Gold. And the data of Consumer Price Index (CPI) is taken from Badan Pusat Statistik (BPS) by www.bps.go.id. The time period of observation is 84 months (January 2002 ? December 2008).
Research methodology used to measure the value risk which appeared from US dollar, euro and gold dinar is the Value at Risk (VaR) approach with using risk metric method. To know the stability of US dollar, euro and gold dinar is by measuring deviation standard and to prove it is by Variance Similar Test.
Base on the result of the research, it is concluded that first, the company will have the lowest risk if it uses euro as exchange rate in its trade. Second, from the average of those three currencies to rupiah, gold dinar is the most instable, but the most stable is euro. Third, the using of euro as exchange rate in international trade and investment still need to be considered since the using of euro need hedging which comply to sharia principles to protect the exchange value. It is because euro is paper money, which the intrinsic is value not same with its nominal value."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fetnayeti
"ABSTRAK
Memperahankan nilai tukar ini BI sering melakukan operasi pasar sehingga
dikhawatirkan cadangan devisa akan terkuras untuk operasi pasar tsb. Akhirnya BI
menetapkan sistem nilal tukar mengambang terkendali dengan memberikan toleransi
devaluasi rupiah terhadap US$ sebesar 3-5%.
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kinerja nilai tukar rupiah
terbadap mata uang negara mitra dagang utama. Negara mitra dagang utama yang
diambil adalah lima negara yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Singapura dan
China yang diambil dari laporan Litbang Depperindag.
Secara umum kinerja nilai tukar rupiah terhadap lima negara mitra dagang
utama cenderung melemah, kecuali untuk nilai tukar rupiah terbadap Rmb China
dimana nilai tukar rupiah cenderung menguat Kondisi ini terliliat dari perbandingan
hasil ramalan nilai tukar yang diperoleh dari perhitungan melalui Purchasing power
Parity (PPP) dan Interest Rate Parity (IRP) dengan nilai tukar rupiah yang
sesungguhnya terjadi di pasar. Keadaan membalik terjadi sejak tahun 1995 dimana
nilai tukar rupiah terlihat cenderung menguat terhadap US$, Yen, DM maupun dolar
Singapura.
Namun apa yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 adalah rupiah
mengalami goncangan di pasar sehingga menyebabkan kepanikan pelaku ekonomi
dan otoritas moneter di Indonesia. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi ini
telah menimbulkan rentetan penistiwa yang menimbulkan kerugian ekonomi baik
mikro maupun makro. Kondisi ini yang pada akhirnya otoritas moneter menetapkan
sistem nillai tukar mengambang dimana nilai tukar sepenuhnya diserahkan pada
kekuatan pasar.
lmplikasi dengan melemahnya rupiah terhadap mata uang asing terutama
US$ seharusnya memberikan momen yang tepat untuk meningkatkan ekspor
Indonesia. Karena salah satu permasalahan yang memperparah krisis mata uang
sekarang adalah buruknya kinerja neraca perdagangan, sedangkan cadangan devisa
merupakan kunci utama untuk mencegah kemelut mata uang.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>