Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161772 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruth Nina Masasulina
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
S26402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmad Dewanto Haris Junaedi
"Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh suatu proses akuntansi merupakan salah satu sumber informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan dalam analisa fundamental suatu saham adalah price/book value (PBV) ratio. Damodaran (1996) menggunakan return on equity, beta, earnings growth, dan payout ratio untuk memperkirakan PBV dalam penilaian saham di NYSE dan AMEX. Dengan variabel bebas yang sama, India Wijaya (1997), Siddharta Utama dan Anto Yulianto (1998) menemukan bahwa hanya return on equity yang berpengaruh signifikan terhadap PBV ratio pada Bursa Efek Jakarta. Studi ini menggunakan determinan masing-masing variabel bebas ke dalam model yang digunakan oleh Damodaran (1996). PBV ratio diperkirakan oleh dua multiple regression. Multiple regression pertama menggunakan profit margin, asset turnover, tax burden, compound leverage, payout ratio, dummy start up, dummy consolidation, dummy product type, dan degree operating leverage sebagai variabel bebas. Multiple regression kedua menggunakan profit margin, asset turnover, tax burden, dan compound leverage sebagai variabel bebas. Multiple regression yang dihasilkan digunakan untuk memperkirakan PBV ratio. Selisih PBV aktual dan PBV perkiraan terendah masuk dalam portfolio undervalued, dan selisih tertinggi masuk dalam portfolio overvalued. Sampel yang digunakan adalah saham perusahaan manufaktur dengan periode pengujian 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, dan periode gabungan 1992-1998. Studi ini menemukan bahwa rasio profitabilitas (profit margin dan asset turnover) memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap PBV ratio dibandingkan rasio leverage (tax burden dan compound leverage). Pada periode 1992-1994, asset turnover, profit margin dan tax burden merupakan variabel yang signifikan dalam mempengaruhi PBV ratio. Pada periode 1996-1998, dummy product type dan profit margin merupakan variabel yang lebih berpengaruh terhadap PBV. Studi menunjukkan dalam kondisi normal, PBV ratio pendekatan fundamental dapat digunakan untuk membentuk portfolio undervalued, yang memberikan return signifikan dengan menggunakan faktor fundamental yang tercermin pada laporan keuangan. Portfolio undervalued yang dibentuk oleh dua multiple regression memberikan beda return yang signifikan relatif terhadap portfolio overvalued pada tahun 1992, 1993, 1994, 1995, dan 1998 (signifikansi 90%)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
S19306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Hendra Yudhana
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S25989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidil Akbar
"Keputusan manajemen untuk berinvestasi didasarkan pada penilaian terhadap suatu aset yang akan dibeli/dijual. Suatu aset yang dinilai undervalue berarti masih memiliki potensi untuk meningkat sampai dengan nilai wajarnya (intrinsik) dan sebaliknya jika nilai aset overvalue berarti nilai aset tersebut berpotensi untuk turun. Penilaian suatu aset didasari oleh informasi yang tersedia. Sehingga terjadinya perbedaan informasi dapat menyebabkan perbedaan hasil penilaian oleh setiap investor. Keterbatasan informasi dan karakteristik yang berbeda dari variabel input sangat rentan terhadap risiko dan ketidakpastian. Metode Simulasi Monte Carlo digunakan untuk menganalisis probabilitas yang terjadi pada variabel input dengan dibatasi oleh suatu distribusi. Penerapan model ini akan memberikan berbagai kemungkinan output (nilai saham) dan variabilitas risiko sehingga memberikan suatu masukan dan rekomendasi yang lebih komunaktif dan variatif untuk investor. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah nilai wajar saham dan simpangannya. Dari informasi tersebut digunakan sebagai kriteria dalam pemilihan investasi pada suatu aset. Penilaian terhadap Holcim Indonesia Tbk menyimpulkan bahwa nilai wajar saham pada Juni 2008 adalah undervalue. Resiko nilai wajar saham dibawah harga pasar adalah sekitar 30%, sehingga kemungkinan kerugian investasi dari hasil simulasi adalah sebesar 30%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6072
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Kresnariadi Trisoetjahjo
"Saham merupakan salah satu jenis investasi dari berbagai alternatif investasi. Saham bisa untuk investasi jangka panjang maupun untuk investasi jangka pendek. Untuk investasi jangka pendek diharapkan mendapatkan profit dimana harga jual saham lebih tinggi dibandingkan harga saham ketika membeli saham tersebut. Agar investasi jangka pendek ini dapat berhasil diperlukan alat bantu yang akan memudahkan keputusan kapan harus melakukan pembelian atas suatu saham dan kapan harus melakukan penjualan atas saham tersebut. Walau telah banyak alat bantu peramalan harga saham yang bisa digunakan untuk memudahkan keputusan, namun tidak ada salahnya mencoba suatu metode peramalan baru. Dalam tulisan ini diperkenalkanlah suatu metode baru dalam peramalan harga saham, yaitu Monte Carlo Simulation. Monte Carlo Simulation telah banyak digunakan untuk melakukan analisa Capital Investment. Teknik ini menggunakan elemen probabilitas dan mensimulasikan kejadian sebenarnya. Dengan simulasi ini dapat diketahui kejadiankejadian yang mungkin terjadi. Dalam peramalan harga saham, Monte Carlo Simulation diharapkan mampu menggambarkan pergerakan harga saham. Sehingga metode ini bisa digunakan sebagai salah satu alat peramalan harga saham untuk mempermudah keputusan investasi jangka pendek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esa Mahardhika
"Anomali hari dalam seminggu atau yang lebih sering dikenal dengan Day-of-The-Week (DOTW) Effect, merupakan anomali yang cukup banyak menarik minat orang-orang untuk diteliti karena bisa emberikan manfaat nyata untuk para investor. Kebanyakan penelitian yang sudah ada meneliti anomali DOTW pada imbal hasil. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba mencari tahu apa pengaruh DOTW terhadap volatilitas imbal hasil dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan tujuan untuk membantu investor dalam melakukan manajemen risiko dan untuk membuktikan teori hubungan volatilitas-volume milik Admati and Pfleiderer (1988) serta Foster dan Viswanathan (1990). Penelitian ini menggunakan data imbal hasil dan volume dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan LQ45 dari tahun 2002 hingga tahun 2007. Dengan menggunakan model GARCH dan model ARMA didapat bahwa anomali DOTW pada imbal hasil terjadi untuk IHSG, tetapi tidak terjadi untuk LQ45. Sedangkan anomali DOTW pada volume perdagangan terjadi untuk IHSG dan LQ45. Teori hubungan volatilitas-volume yang terbukti adalah teori Admati dan Pfleiderer (1988), namun teori tersebut hanya terbukti untuk IHSG, tetapi tidak untuk LQ45."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6075
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rina
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk (1) Menganalisis pengaruh Economic Value Added (EVA), Net Operating Profit After Tax (NOPAT), dan Cash Flow Operation (CFO) terhadap return dan abnormal return yang diterima oleh pemegang saham perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. (2) Mengetahui tolak ukur mana yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return dan abnormal return yang diterima oleh pemegang saham. (3) Mengetahui variabel mana yang lebih baik dalam mengukur penciptaan nilai bagi pemegang saham, return atau abnormal return. Penelitian ini menggunakan metode pooled ordinary least square dengan menggunakan data 29 emiten dengan jangka waktu 4 tahun (2000-2003). Adapun hipotesis penelitian ini adalah EVA memiliki kandungan informasi yang lebih dalam menjelaskan variasi return dan abnormal return dibanding dengan NOPAT dan CFO. Berdasarkan hasil regresi disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham adalah EVA, ∆EVA dan CFO. Sedangkan variabel yang berpengaruh signifikan dalam menjelaskan variasi abnormal return adalah EVA, ∆EVA, NOPAT, ∆NOPAT dan CFO. Analisa menunjukkan bahwa variabel abnormal return lebih baik dalam mengukur penciptaan nilai bagi pemegang saham dibanding dengan return.
Kata kunci: Economic Value Added, Net Operating Profit After Tax, Cash Flow Operation, Return, Abnormal Return

The purposes of this study are (1) to analyze the influence of economic value added, net operating profit after tax, and cash flow operation to the shareholders` return and abnormal return of the public companies listed on Jakarta Stock Exchange. (2) to know which of the three performance measures have the most significant effect to the shareholders` return and abnormal return. (3) to know which of the two measures is better to measure the creation of shareholders` wealth, return or abnormal return. This study used the pooled ordinary least square method or panel data on 29 Indonesia-listed companies in Jakarta Stock Exchange over the period 2000-2003. The hypotheses was economic value added has more information value in explaining the variances of shareholders` return and abnormal return. The regression models revealed that EVA, CFO and ∆NOPAT are closely associated with stock returns. EVA , ∆EVA, CFO, NOPAT and ∆NOPAT are associated closely with abnormal returns. The analysis also revealed that abnormal return is better in measuring shareholders` wealth than return.
Keywords: Economic Value Added, Stock return, Abnormal Return, Net Operating Profit After Tax, and Cash Flow Operation
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ramel Yanuarta R.E.
"Dalam penelitian ini, penulis menguji kinerja return jangka panjang dari 39 perusahaan yang melakukan lnitiai Public Offering (IPO) dari tahun 1999-2001. Pengujian bettujuan untuk melihat apakah kinmja saham-saham IPO tersebut Iebih rendah dibandingkan dengan kinerja pasar (imderperform) seperti yang ditemukan peneliti lain di mancanegara scbagai "new issues puzzle". Penulis juga menguji konsistensi beberapa metode pengukuran kinerja terhadap hipotesa underperform, serta melihat teori mana yang dapat menjelaskan fenomena underperform tersebut diantara tiga teori ; the divergence of opinion, the impresario dan the windows of oppotunity hypothesis.
Pengujian dilakukan Secara event study dan cross section. Event study digunakan untuk melihat pergerakan harga saham-saham IPO dengan parameter abnormal rerun: secara kumulatif dan stratcgi buy-and-hold dengan pembobotan seimbang dan berdasarkan value. Sedangkan analisa cross section digunakan untuk melihat teori yang mempengaruhi return dengan strategi buy-and-hold.
Dalam analisa ini digunakan model regresi berganda dengan variabel bebas initial return hari pertama saham-saham IPO, size perusahaan dan return pasar enarn (6) bulan sebelum IPO juga dimasukan variabel variabel dummy selector keuangan. Secara keseluruhan diperoleh kesimpulan bahwa kinerja yang underperjorm hanya terjadi pada emiten non keuangan dalam penode satu, dua maupun tiga tahun.
Dari metode pengukuran yang digunakan, diperoleh hasil dan kekuatan pengujian yang berbeda Penulis juga menemukan dalam analisa cross section bahwa hanya variabel initial return hari pertama saham-saham IPO dan dummy sektor keuangan yang mempunyai pengaruh signifikan dengan I1 5-10% terhadap kinerja jangka panjang saham-saham IPO.
Hasil ini sesuai dengan teori The impressario hypothesis dari Shiller (1990) dan Debont &. Thaler (l985,I98'?) yang menjelaskan bahwa IPO merupakan subyek yang bisa diatur untuk menciptakan excess demand. Penulis melihat dipacunya perkembangan BEJ dengan pesat melalui proses IPO yang relatif mudah dan orientasi trading investor yang jangka pendek, membuka peluang pengaturan dalam IPO. Sehingga dalam jangka panjang kinerja return saham-saham IPO tersebut akan jelek. Namun hal ini sulit teljadi pada emiten-emiten hesar yang mempunyai fundamental yang kuat. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Rinaldi Jan Darmawan
"Penelitian ini membahas kinerja portofolio yang dibentuk berdasarkan Model Investasi Warren Buffet dan penerapannya pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil sampel 45 saham yang terdaftar pada Indeks KOMPAS100 periode tahun 2008 ndash; 2015. Betting Againt Beta dan Quality Minus Junk memberikan kriteria pemilihan saham yang murah, risiko rendah, dan berkualitas sesuai dengan Model Investasi Warren Buffet. Portofolio yag dibentuk berdasarkan kriteria investasi Warren Buffet mampu menciptakan alpha yang lebih baik apabila dibandingan dengan return pasar atau Indeks Harga Saham Gabungan. Portofolio yang dibentuk berdasarkan Quality Minus Junk mampu memperoleh Sharpe ratio sebesar 0,65. Portofolio yang dibentuk berdasarkan kriteria Investasi Warren Buffet mampu memperoleh Sharpe ratio sebesar 0,59. Dari hasil penelitian ini, faktor Betting Against Beta dan Quality Minus Junk mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap beberapa saham individual maupun terhadap portofolio yang dibentuk sehingga Model Investasi Warren Buffet ini dapat diterapkan di Bursa Efek Indonesia.

The focus of this strudy is to understand the stock portfolio based on Warren Buffet Investment Model and its application in Bursa Efek Indonesia. The data sampled from 45 stocks which are selected in KOMPAS100 index for the period 2008 ndash 2015. Betting Againts Beta and Quality Minus Junk Factor give the criteria of cheap, low risk, and high quality stocks. Portfolio which are selected based on Warren Buffet Investment Model criteria could create positive alpha compared to market return. Quality Minus Junk portfolio could reach Sharpe ratio of 0.65 and Warren Buffet portfolio could reach 0.59. From this study Betting Againts Beta and Quality Minus Junk Factor could effect the individual stocks return and the portfolio return which could be applied in Bursa Efek Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Dhita Permata
"Fenomena yang diambil dari Bursa Efek Indonesia pada periode krisis pandemi Covid-19, dimana kondisi ekonomi mengalami perlambatan namun kinerja Pasar Modal Indonesia mencatatkan kemajuan yang positif dengan nilai IHSG all-time high, nilai transaksi yang meningkat signifikan dan juga bertambahnya jumlah investor. Beberapa kebijakan diambil oleh Pemerintah guna menjaga stabilisasi Pasar Modal di Indonesia, yang berimbas kepada pengimplementasian kebijakan pemendekan jam perdagangan di yang efektif pada 30 Maret 2020.  Penelitian terdahulu yang menganalisis reaksi pasar terhadap kebijakan yang dibuat selama periode pandemi menghasilkan bahwa terdapat penurunan return dan abnormal return pada saham dan sektor tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak atas kebijakan pemendekan jam perdagangan dengan menggunakan 10 indeks yang dijadikan basis investasi dengan menggunakan metode event study, penelitian ini mengambil event window 20 hari dan 10 hari sebelum dan setelah implementasi pemendekan jam perdagangan serta normalisasi jam perdagangan dan menganalisis cumulative abnormal return (CAR) yang dihasilkan dari masing-masing indeks pada periode pengamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat inkonsistensi perbedaan CAR pada tiap event window sehingga hubungan antara pemendekan jam perdagangan dengan CAR indeks sampel tidak permanen. Dari 10 indeks sampel, JII merupakan indeks yang masih mengalami pertumbuhan pada periode pengamatan.

During the period of Pandemic Covid-19, which is regarded as a period of global crisis, the Indonesia Capital Market experienced phenomenal growth, which strengthened the Indonesian economy. The Jakarta Composite Index (JCI) has reached an all-time high, and both transaction volume and the number of investors are growing significantly. The Indonesian government implemented a new policy in response to the stabilization of the economy, which impacted the capital market. IDX instituted shortened trading hours on March 30, 2020. During a pandemic, not only Indonesia but also several other exchanges employ a shortened trading hours policy. Previous research using the event study method examined market reactions during the pandemic period and discovered that return and abnormal return on specific sectors plummeted. The purpose of this study was to examine the impact of shortened trading hours implementation on 10 investment indices using event study and a 20-day and 10-day event window before and after the implementation of shortened trading hours and normalization trading hour, so that investors may consider whether this shortening of trading hours has a permanent or transient effect on the abnormal returns of the JCI and Investment Index when making investment decisions. This study will examine the cumulative abnormal return (CAR) from each sample indices and its relationship to the shortened trading hours policy. As a result, since the policy was implemented during the early stages of the pandemic, there is no significane difference and correlation between shortened trading hours and CAR. Furthermore, JII is one of the indices that is growing during the event window. Adding knowledge of trading hours policy effect to achieve higher market performance during the global crisis period, so that investors know which indices to use for investment and consider employing shortened trading hours policy after pandemic."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>