Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Chandra Sahala
"Terbukanya suatu perekonomian berarti bahwa perekonomian negara tersebut akan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan yang bersifat eksternal yang selanjutnya juga akan mempengaruhi keseimbangan internal. Oleh karena keseimbangan eksternal menjadi suatu hal yang penting, di mana neraca perdagangan merupakan salah satu indikator keseimbangan eksternal. Perubahan harga yang bersifat eksternal pada komoditi yang diperdagangkan secara internasional dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pada neraca perdagangan, sehingga untuk mengembalikan keseimbangan eksternal perlu diambil tindakan oleh pemerintah dengan mengubah nilai tukar riil. Perubahan harga seperti ini akan mengubah terms of trade. Oleh sebab itu, perubahan terms of trade dan nilai tukar riil akan mempengaruhi neraca perdagangan dengan arah yang berlawanan atau dengan kata lain ada trade off antara keduanya. Untuk mencari nilai trade off antara perubahan terms of trade dengan nilai tukar riil, dibentuk suatu model yang berbasis pada identitas neraca perdagangan, di mana dampak perubahan baik terms of trade maupun nilai tukar riil hanya mempengaruhi sisi ekspor dan impor barang. Pendugaan parameter pada persamaan ekspor maupun impor dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu dengan mengasumsikan harga sebagai variabel eksogen maupun endogen. Hasil pendugaan parameter dari masing-masing persamaan, kemudian dipergunakan untuk menghitung nilai trade off. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kebijaksanaan nilai tukar riil cenderung bersifat overvalued. Ini berarti bahwa kebijaksanaan devaluasi yang diambil oleh pemerintah belum mampu untuk mengembalikan keseimbangan neraca perdagangan. Saran untuk studi lebih lanjut adalah dengan menggunakan metode Computable General Equilibrium, sehingga perubahan nilai tukar riil terhadap neraca modal dapat pula diperhitungkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Asmoro
"Perkembangan perekonomian dunia yang semakin tanpa batas menimbulkan akibat yang positif maupun negatif. Semakin berkurangnya biaya dan cepatnya informasi adalah akibat yang positif dari perkembangan tersebut, sedangkan besarnya gangguan eksternal terhadap suatu negara yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan neraca perdagangan adalah akibat yang negatif dari besarnya pengaruh eksternal tersebut. Skripsi ini mencoba mengangkat fenomena gejolak eksternal yang disederhanakan menjadi gejolak tingkat harga ekspor maupun impor, atau biasa disebut gejolak terms of trade dan pengaruhnya terhadap kebijakan nilai tukar, dalam hal ini nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Terms of Trade merupakan rasio antara indeks harga ekspor terhadap indeks harga impor, yang mencerminkan tingkat daya saing komoditi Indonesia di pasar Internasional. Semakin kecil Terms Of Trade komoditi Indonesia maka akan semakain lemah Pula daya saing komoditi Indonesia. Untuk meningkatkan daya saing komoditi Indonesia, pemerintah biasanya menggunakan kebijakan devaluasi. Tingkat keefektifan kebijakan inilah yang akan dicoba untuk dianalisa dalam skripsi ini. Berapakah sesungguhnya pemerintah harus mendevaluasi mata uangnya akan tingkat daya saing kembali normal ? Hal tersebut akan terjawab dalam pembahasan di dalam. Model yang diangkat disini adalah Model Spenser. Penulis Menyadari sekali akan banyaknya kelemahan dalam model ini, dan., metode yang dipakainya. Di akhir skripsi penulis mencoba menemperlihatkan kelemahan-kelemahan dari model ini. Walaupun ada kelemahan, terutama dari persamaan ekspor dan impornya, namun model ini cukup memberikan gambaran yang jelas bagaimana hubungan antara gejolak terms of trade dan kebijakan nilai tukar yang harus dijalankan. Rentang waktu yang dipakai dalam skripsi ini adalah 1989.1-1998.4. Studi dilakukan dengan teknik regresi Ordinary Least Squares dan Two Stages Least Square."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simorangkir, Arnold Hiras Parulian
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Respati Suta Wibawa
"Tekanan yang terus terjadi terhadap mata uang Rupiah sebagai imbas dari diberlakukannya rezim nilai tukar mengambang bebas sejak 14 Agustus 1997, memberikan dampak tersendiri bagi neraca perdagangan Indonesia dengan negara lain, khususnya Tiongkok. Mencakup sekitar 17 dari total perdagangan atau sekitar 11 dari total ekspor dan 23 total impor di tahun 2016, Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar Indonesia saat ini. Nilai tukar riil Rupiah terhadap Renmibi yang terus mengalami tekanan dari waktu ke waktu memberikan dampak tersendiri bagi neraca perdagangan baik secara agregat maupun sektoral di antara kedua negara. Dengan menggunakan model Autoregressive Distributed Lag ARDL Bounds Testing Approach, peneliti menemukan bahwa depresiasi nilai tukar riil Rupiah terhadap Renmibi memberikan dampak yang beragam dalam jangka pendek dan cenderung negatif dalam jangka panjang terhadap neraca perdagangan sekoral Indonesia dengan Tiongkok. Dampak yang beragam dari depresiasi terhadap neraca perdagangan dibuktikan oleh ditemukannya koefisien yang signifikan dari nilai tukar riil terhadap neraca perdagangan di sejumlah sektor dan bukti keberadaan fenomena J-Curve dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang, depresiasi nilai tukar riil justru memberikan dampak yang cenderung negatif. Hanya sektor kayu serta batu dan kaca yang terdampak positif oleh depresiasi dalam jangka panjang atau memeuhi asumsi Marshall-Lerner Condition. Sektor kayu bahkan teridentifikasi memenuhi kriteria J-Curve berdasarkan pengertian modern, yakni koefisien negatif dalam jangka pendek diikuti oleh koefisien positif dalam jangka panjang.

The ongoing pressure on Rupiah currency as a result of the establishment of floating exchange rate regime since August 14, 1997, had impacted Indonesia rsquo s trade balance with other countries, particularly China. Covering about 17 of total trade or about 11 of total exports and 23 of total imports in 2016, China is Indonesia rsquo s largest trading partner today. The real exchange rate of the Rupiah against Renmibi, which continues to experience pressure over time, has its own impact on the trade balance, both aggregate and sectoral, between two countries. Using Autoregressive Distributed Lag ARDL Bounds Testing Approach model, the study found that the depreciation of the real exchange rate of Rupiah against Renmibi gives diversed short run impact and long run negative impact on most of Indonesia rsquo s sectoral trade balance with China. The diversed impact of depreciation on the trade balance is proven by the discovery of significant coefficient of the real exchange rate on the trade balance in several sectors and the evidence of the existence of the J Curve phenomenon in the short run. While in the long run, the depreciation of the real exchange rate has a negative impact. Only wood stone and glass sectors are positively affected by depreciation in the long run, which fulfill the Marshall Lerner Condition assumption. Wood sector is even identified to meet the J Curve criteria based on modern definition, which proven by the negative coefficient in the short run followed by the long run positive coefficient. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Agustino
"Melihat kenyataan pada periode 1985-1997 tidak dapat dipungkiri lagi bahwa otoritas moneter menggunakan nilai tukar sebagai alat untuk meningkatkan daya swing produk ekspor Indonesia. Devaluasi yang dilakukan membawa implikasi jangka panjang dan jangka pendek terhadap keseimbangan neraca perdagangan, yang mana menurut teori akan berbentuk seperti huruf J (J-Curve effect). Dalam kondisi nyata dapat dilihat bahwa hubungan yang terjadi berkesinambungan antar waktu. Penggunaan teknik ekonometrika VAR memungkinkan untuk melihat hubungan dinamis yang terjadi antara depresiasi dengan neraca perdagangan. Hasil dari penggunaan teknik ini menunjukkan bahwa terjadi fenomena J-Curve selama periode tersebut, keseimbangan neraca perdagangan yang digambarkan melalui Impulse Respon Function menunjukkan penyesuaian yang terlambat dari neraca perdagangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parluhutan, Benjamin
"ABSTRAK
Skripsi ini meneliti dampak jangka pendek dan jangka panjang depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan sembilan mitra dagang utama. Menggunakan, metode Auto Regressive Distributed Lag ARDL dan data triwulanan periode 1997IV hingga 2015IV, terbukti bahwa i dalam jangka pendek, depresiasi Rupiah berpotensi membuat defisit neraca perdagangan bilateral pada empat mitra dagang utama, ii dalam jangka panjang, depresiasi Rupiah berpotensi membuat surplus neraca perdagangan bilateral pada tiga mitra dagang utama dan defisit neraca perdagangan bilateral pada dua mitra dagang utama, iii pola J-curve tidak terjadi pada satu pun mitra dagang utama, dan iv aktivitas ekonomi merupakan determinan signifikan neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan tiga mitra dagang utama terbesarnya.

ABSTRACT
This undergraduate thesis focuses on the impact of Rupiah depreciation on Indonesia rsquo s bilateral trade balance with nine of her major trading partners. Using Auto Regressive Distributed Lag ARDL method and quarterly data from 1997IV to 2015IV, the results show that i in the short run, Rupiah depreciation tends to worsen bilateral trade balance with four major trading partners, ii in the long run, Rupiah depreciation tends to improve bilateral trade balance with three major trading partners and worsen bilateral trade balance with two major trading partners, iii J curve pattern doesn rsquo t appear in the bilateral trade with any of the major trading partners, and iv economic activity is a significant determinant of bilateral trade balance of Indonesia and three of her largest major trading partner."
2017
S67453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahda Sabrina
"Semenjak kebanyakan negara menerapkan nilai tukar mengambang, menganalisa nilai dan pergerakan dari nilai tukar nominal dan riil menjadi ketertarikan seluruh dunia. Dimana tujuan utama mereka ialah menciptakan nilai tukar yang stabil seiring dengan mempertahankan partisipasinya di pasar global. Determinan fluktuasi nilai tukar secara umum ialah gejolak moneter dan inflasi dimana meningkatnya volatilitas jumlah uang yang beredar atau inflasi akan membawa nilai tukar pada tahap yang lebih bergejolak. Bagaimanapun, studi empiris menemukan bahwa kedua indikator ini tidak selalu menjelaskan pergerakan dari nilai tukar. Oleh karena itu, para peneliti mulai mencari indikator selain moneter untuk menjelaskan volatilitas dari nilai tukar, salah satunya adalah keterbukaan perdagangan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara keterbukaan ekonomi terkait perdagangan dengan volatilitas dari nilai tukar riil pada empat negara Asia Tenggara: Indoenesia, Malaysia, Filipina dan Thailand. Dengan menggunakan metode panel, data kuartalan diambil dari Triwulan I-2002 sampai Triwulan IV-2015. Hasil dari penelitian ini menunjukan keterbukaan terbukti memiliki hubungan negatif dengan fluktuasi nilai tukar riil. Sedangkan, indikator dasarnya seperti pergejolakan moneter dan fiskal memiliki hubungan yang sejalan dengan fluktuasi nilai tukar riil. Selain itu, ukuran dari rasio perdagangan ditemukan penting dalam meningkatkan besarnya keterkaitan antara keterbukaan dan volatiltias nilai tukar riil.

Since most of countries gave up their currency to float, analysing the value and movement of both nominal and real exchange rate has become a notorious interest by the rest of the world. Where the sole objective is to create a stable exchange rate while sustain their participation in global market. The common determinants of exchange rate fluctuation are monetary shocks and inflation as higher money supply volatility or inflation will bring exchange rate to a more volatile phase. However, empirical studies have found that these two indicators do not always define all the motions of exchange rate. Therefore, researchers have been in the spirit of tracing non monetary indicators to determine exchange rate volatility, one of them is trade openness. This study aims to clarify the relationship between economic openness in terms of its trade on real exchange rate volatility of four Southeast Asian countries Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand. By using panel analysis, quarterly data gathered from 2002Q1 until 2015Q4 . The results of the study show that trade openness is evidently found to have a negative relationship with exchange rate fluctuations. While the fundamentals ndash monetary and fiscal shocks unsurprisingly in line with the exchange rate volatility. However, the size of trade ratio matters in boosting the magnitude of openness ndash RER volatility linkage. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asriningrum Pujilestari
" China Tiongkok mendukung kebijakan devaluasi dengan menyesuaikan nilai mata uangnya agar tetap bernilai rendah yang menjadi salah satu isu penyebab ketidakseimbangan global. Penelitian ini difokuskan untuk memahami hubungan antara nilai tukar efektif riil REER terhadap neraca perdagangan China Tiongkok dengan mitra dagang melalui penggunaan efek Kurva-J untuk jangka pendek, dan Marshall-Lerner condition untuk jangka panjang menggunakan data kuartal tahun 2001-2015. Metode estimasi yang digunakan adalah metode kointegrasi dan pendekatan Error Correction Model ECM .Hasil penelitian menunjukkan devaluasi nilai tukar efektif riil berpengaruh positif dan signifikan terhadap neraca perdagangan di negara China Tiongkok . Hasil ini menunjukkan adanya gejala Kurva-J namun tidak terbukti sepenuhnya. Lebih lanjut, kondisi Marshall ndash; Lerner terpenuhi pada neraca perdagangan China Tiongkok yang menunjukkan pelemahan nilai tukar efektif riil akan memperbaiki kinerja neraca perdagangan dalam jangka panjang.

China supports the devaluation policy by adjusting the value of its currency to remain undervalued, giving rise to the issue of the cause of global imbalances. This study focuses on understanding the relationship between real effective exchange rate REER and the trade balance between China and its trading partners through the use of the J Curve effect for the short term, and Marshall Lerner conditions for the long term with the observation period from 2001Q4 2015Q4.Using cointegration method and Error Correction Model ECM approach, the result shows that devaluation of real effective exchange rate has positive and significant effect on trade balance in China. These results indicate symptoms of the J Curve but are not proven significantly. Furthermore, Marshall Lerner 39 s condition is found in China 39 s trade balance which shows the weakening of real effective exchange rate will improve the performance of the trade balance in the long run."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T47765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Pangeran Noorsaman
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kausalitas atau hubungan antara Inflasi, Ekspor, Impor, dan Trade-Balance di Indonesia, serta efeknya saat sebelum dan sesudah krisis finansial global 2008. penelitian ini menggunakan metode regresi granger causality selama kurang lebih enam belas tahun yaitu dari Januari 2000 hingga Desember 2015 menggunakan data bulanan. penelitian ini menemukan bahwa inflasi, Ekspor, Impor dan Trade-balance berpengaruh secara signifikan kepada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Dengan nilai koefisien masing-masingnya secara berurutan -20.542 untuk inflasi, -2.396 untuk impor, -1,258 untuk ekspor dan 0.31 untuk neraca perdagangan maka akan mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. penelitian ini juga menemukan adanya hubungan kausalitas yang juga berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah di Indonesia.

This study aims to examine that there is causality relationship between inflation, export, import and trade balance in Indonesia, also the impact before and after global financial crisis 2008. this study uses time series data methodology, using annual data for about 16 years from January 2000 until December 2015 using monthly basis data. this result of the study shows that inflation, export, import and trade balance are individually affected exchange re ate of Rupiah. these variables coeffisien value are 20.542 for inflation, 2.396 for import, 1.258 for export and 0.31 for trade balance, so these value wll affects Rupiah 39 s exchange rate. this study also finds that there is a causality relationship, which also significantly takes effect towards exchange rate of rupiah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Sukmaningrum
"Penelitian ini berfokus pada hubungan harga minyak, nilai tukar nominal, dan return saham perusahaan subsektor Crude Petroleum & Natural Gas Production yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2009-September 2013 menggunakan metode Vector Autoregression (VAR). Lima perusahaan yang menjadi objek penelitian secara individual adalah PT. Energi Mega Persada, Tbk. (ENRG), PT. Medco Energi Internasional, Tbk. (MEDC), PT. Elnusa, Tbk. (ELSA), PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk. (RUIS), dan PT. Ratu Prabu Energi, Tbk. (ARTI).
Berdasarkan uji unit root, secara keseluruhan semua variabel stasioner pada first difference. Berdasarkan uji panjang lag, kelima perusahaan menggunakan lag 2. Dalam uji kausalitas Granger, harga minyak mempengaruhi return saham ENRG dan ARTI, nilai tukar nominal berpengaruh terhadap return saham ENRG, dan return saham ENRG dan ELSA terhadap harga minyak.
Hasil uji Impulse Responses, stock return tidak secara langsung responsif terhadap oil price dikelima perusahaan. Stock return dipengaruhi oleh oil price dan exchange rate pada kelima perusahaan dengan tingkat yang beragam. Hasil uji Variance Decomposition, harga minyak menjelaskan return saham lebih baik dibandingkan nilai tukar nominal.

This study focused on relationship between oil prices, nominal exchange rate, and stock return of Crude Petroleum & Natural Gas Production subsector companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period of January 2009-September 2013 using the Vector Autoregression (VAR). There were five companies used and observed individually in this research, namely PT. Energi Mega Persada, Tbk. (ENRG), PT. Medco Energi Internasional, Tbk. (MEDC), PT. Elnusa, Tbk. (ELSA), PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk. (RUIS), and PT. Ratu Prabu Energy, Tbk. (ARTI). Based on the unit root test, all variables stationary in first difference.
Based on the lag testing, found that five companies used lag 2 furthermore. In Granger Causality test, oil prices affect stock return of ENRG and ARTI, nominal exchange rate affect stock return of ENRG, and also stock return ENRG and ELSA affect oil prices.
The result of Impulse Responses, stock return is not directly responsive to oil price in five companies. Stock return is influenced by the oil price dan exchange rate in five companies with various levels. The result of Variance Decomposition, oil prices explains stock return better than the nominal exchange rate.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>