Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Berlian Mega Sandy
"Koperasi Simpan Pinjam JASA (Kospin JASA), sesuai dengan tujuan pendiriannya, Yaitu membantu para pengusaha kecil dan menengah yang mengalami kesulitan di bidang permodalan berusaha untuk meningkatkan jumlah simpan dalam rangka memenuhi kebutuhan pinjam dari anggotanya. Produk Rekening Koran merupakan produk yang potensial untuk ditingkatkan, selain mempunyai frekuensi penggunaan tinggi juga selama ini menyerap nilai nominal yang besar. Dalam usahanya menarik minat tabung dari anggota dan calon anggotanya Kospin JASA tidak bisa hanya `menunggu', tapi harus memburu dengan berusaha memberi pelayanan yang sebaik-baiknya, yaitu pelayanan yang sesuai dengan harapan nasabahnya. Sementara itu nilai yang diharapkan olah nasabah tidak bersifat tetap/statis tetapi terus berubah. Untuk tetap menjaga kepuasan nasabah itu salah satunya adalah dengan melakukan survai kepuasan nasabah secara terus menerus. Dengan survai itu diharapkan terdapat temuan suatu nilai yang diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat dilihat suatu celah antara nilai perusahaan dengan nilai konsumen. Survai kepuasan dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada sampel nasabah, diantaranya dengan menggali karakteristik pemakai dan selisih antara kinerja perusahaan dengan nilai yang diharapkan nasabah. Nasabah sampel dan lokasi penyebaran kuesioner dapat dilakukan secara purposive. Disain riset dapat dilakukan secara deskriptif, yaitu singgle cross sectional description. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa pengguna produk rekening koran Kospin JASA 90% adalah wiraswastawan, dengan frekuensi pemakaian minimum 1x seminggu, dan dari populasi umumnya tinggal di kawasan perdagangan & industri. Sampel nasabah 65% puas, dengan indeks kepuasan 3,65 yang menunjukkan sikap loyal namun masih mudah berpaling ke pesaing. Kepuasan itu tidak berpengaruh pada frekuensi menabung dan saran penggunaan kepada orang lain. Prioritas untuk produk adalah pada komponen kecepatan pelayanan, untuk harga pada kesesuaian tarif administrasi dengan standar usaha, distribusi pada kestrategisan letak kantor layanan dan untuk promosi pada kontak pribadi. Diantara pilihan prioritas untuk elemen marketing mix tersebut elemen harga tidak mendapat kesepakatan umum dalam pemilihannya dari sampel nasabah. korelasi antara kepuasan keseluruhan dengan kategori perdimensi elemen bauran pemasaran terdapat diantaranya pada sikap kekeluargaan, reputasi kepercayaan dan kestrategisan kantor layanan. Selama ini kinerja Kospin JASA efektif pada komponen sikap kekeluargaan, penawaran produk baru, pesan promosi, kemegahan kantor layanan, kestrategisan letak kantor layanan dan reputasi kepercayaan. Sedangkan celah yang perlu diperhatikan terutama pada komponen keprofesionalan karyawan, kecepatan, nilai yang lebih menguntungkan dari Bank/Kospin lain, kecepatan jasa deliveri dll. Jadi sebenarnya kinerja Kospin JASA selama ini cukup unggul pada fungsi hantaran ke pasar, yaitu dari segi distribusi dan promosi. Namun perlu adanya peningkatan pada fungsi pengembangan produk. Setelah diketahui keunggulan dan kelemahannya dapat disusun suatu formulasi strategi bauran pemasaran. Dengan melihat peluang yang ada pada perusahaan maka perusahaan dapat menggunakan strategi penyesuaian S/O atau strategi pemasaran agresif. Strategi pemasaran agresif yang dapat digunakan diantaranya adalah dengan: memotivasi nasabah lama untuk meningkatkan frekuensi dan jumlah nominal tabungan; diskriminasi harga terhadap iuran pokok dan wajib; pilihan tarif administrasi dan insentif langsung; menyerap captive power di daerah perwakilan; memperluas cakupan distribusi ke daerah baru dan segmen baru serta mengubah sikap sales promotion-nya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdy Fahdrian Suyaka
"Penulis melakukan suatu survey empiris untuk mengetahui pengaruh-pengaruh atribut produk dalam pengambilan keputusan konsumen untuk berlangganan harian Seputar Indonesia. Penelitian ini menganalisa yang menjadi alasan utama konsumen dalam berlangganan harian Seputar Indonesia. Hasilnya menunjukan bahwa atribut Fitur Produk, Gaya dan Desain, dan Merek terbukti memiliki pengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam berlangganan harian Seputar Indonesia. Sementara atribut lainnya seperti Kualitas Produk, Harga dan Pelayanan tidak menunjukan pengaruh yang positif terhadap keputusan konsumen untuk berlangganan.

The author conducts an empirical survey to determine the effects of product attributes in consumer decision to subscribe Harian Seputar Indonesia. This research analyzes the information that becomes the main reason consumers in subscribing Harian Seputar Indonesia. The result shows that the attributes of Product Feature, Style and Design, and Brand has proved a positive influence on consumer decisions in subscribing Harian Seputar Indonesia. While other attributes such as Product Quality, Price and Service does not show a positive influence on consumer decisions to subscribe."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28099
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Andjar P
"Rekayasa konstruksi baja, termasuk dalam industri yang menerapkan teknologi tinggi. Sektor ini merupakan andalan dalam memenuhi AFTA, dan diharapkan dapat memberikan sumbangan nyata dalam mencapai sasaran utama PJPT II yang memprioritaskan pada era penerapan teknologi tinggi.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk memperoleh gambaran umum usaha rekayasa industri baja di Indonesia serta mempelajari perencanaan dan strategi pemasaran yang diterapkan oleh salah satu pelakuk bisnis ini yakni PT. WIKA
Melalui analisis awal SWOT dan AHP yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diharapkan dapat diformulasikan perencanaan yang baik, khususnya dalam menentukan strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh PT WIKA pada divisi konstruksi industri. Selanjutnya pembahasan analisis SWOT akan dilanjutkan dengan analisis "portofolio" maupun "product life cycle" untuk dapat menggambarkan posisi kompetitif yang dimiliki PT WIKA pada saat ini.
Dari hasil analisis diperoleh gambaran bahwa PT WIKA mempunyai kekuatan yang menonjol dalam sarana dan prasarana produksi yang handal penguasaan pangsa pasar, di samping itu sebagai BUMN ketiga terbesar di Indonesia yang mempunyai sumber dana yang kuat. Sedangkan kelemahan perusahaan meliputi: kemampuan mengolah info pasar, dan kegiatan administrasi proyek. Hal lain adalah pengambangan dan penelitian masalah desain, spesifikasi, juga profesionalisme dalam bidang administrasi keuangan maupun teknis masih harus ditingkatkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, G. Jannen H.
"Yayasan Wisma Jaya Raya salah satu Badan Usaha Nlilik Daerah
(BUMD) mitiki Pemerintah Propinsi DKI Jakarta yang bergerak di bidang
bisnis industri pariwisata. Masalah utama yang dihadapi BUMD tersebut
adalah tidak sebanding antara pangsa pasar dengan kapasitas hunian yang
tersedia, dikarenakan tingginya pesaing pada bisnis yang sama di kawasan
Bogor dan Puncak.
Secara umum tujuan penelilian ini memberikan gambaran
permasalahan yang_ dihadapi disertai dengan rekomendasi berupa saran-
saran dengan melakukan suatu pendekatan analisis secara komprehensif,
lerutama kemampuan daya saingnya, Serta Cara memenangkan persaingan
melalui strategi pemasarannya. Secara khusus tujuan penelitian ini untuk
memperoleh gambaran kinerja BUMD saat ini, kemampuan daya saing, dan strategi pemasaran yang sesuai dalam memenangkan persaingan dalam
bisnis industri pariwisata
Dengan mengetahui faktor Iingkungan intemal dan ekstemal Yayasan
\Msma Jaya Raya dalam melakukan bisnisnya dengan pendekatan analisis
SWOT, diketahui, bahwa kekuatan yang dimiliki pada fungsi manaje-men
terutama manajemen keuangan dan pimpinan (manajer dan asisten manajer
operasional). Sedangkan faktor lingkungan ekstemal adalah tingkat
persaingan yang tinggi, pembeli yang pasti (captive market), dan kondisi
pasar.
Dari hasil uji AHP dan analisis General Electric (GE), diketahui posisi
daya saingnya pada kuadran V, artinya posisi bisnis Yayasan Wisma Jaya
Raya berada dalam area hold and maintain alau benahan dan membangun.
Dengan posisi tersebut, upaya yang ditempuh adalah strategi pengembangan
pasar.
Untuk dapat menunjang keberhasilan strategi pengembangan pasar
melalui bauran pemasaran jasa dengan melaksanakan peningkatan produk,
promosi, tempatldistribusi, harga_ sumber daya manusia, sarana fisik, dan
pembenahan prosedur dalam sistem operasi penyampaian jasa"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edelina Melisa
"Peningkatan daya beli di masyarakat mengakibatkan persaingan di pasar menjadi semakin ketat. Produsen harus senantiasa berinovasi dan memberikan added value terhadap produknya agar dapat memenangkan pangsa pasar dan mempertahankan eksistensinya. Salah satu aspek utama dalam strategi pemasaran adalah promosi, dimana promosi menjadi salah satu faktor difusi dalam proses adopsi konsumen terhadap produk baru. Faktor difusi lainnya dalam proses adopsi konsumen adalah adanya fenomena word of mouth yang juga memainkan peran besar.
Skripsi ini menyajikan pemahaman atas pengaruh dan interaksi antara variabel-variabel yang menjadi faktor difusi dalam proses adopsi konsumen yang merupakan pengembangan dari Bass Diffusion Model, dengan pendekatan sistem dinamis. Sehingga sebagai hasilnya akan diberikan strategi promosi yang paling efektif dan efisien untuk produk consumer goods yang baru diluncurkan.

Increase in purchasing power has been causing a tight competition in the marketplace. Producer must constantly innovate and give added value to their products in order to gain market share and maintain its existence through marketing strategy. One of the main aspects in marketing strategy is promotion, which also one of diffusion factors in consumer adoption process. Another diffusion factor in consumer adoption process is the word of mouth phenomenon, which plays a great role in it.
This research presents an understanding of the interaction of variables in diffusion factors and its influence in consumer adoption process using a system dynamics model developed from the Bass Diffusion Model. At the end, the result will be given as a better, effective, and efficient promotion strategy for newly launched consumer goods product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Susanti
"Saat ini ada begitu banyaknya produk retail busana dan aksesori yang dapat dipilih dengan semakin banyaknya merek-merek dari luar negeri yang turut berdatangan meramaikan pasar bisnis mode di Indonesia. Dan setiap organisasi bisnis pasti membutuhkan komunikasi pemasaran untuk memasyarakatkan produk atau jasanya. Kebutuhan akan Strategi komunikasi pemasaran yang efektif juga berlaku bagi produk mode waralaba (franchise) seperti Bebe, waiaupun merek ini sudah amat dikenal secara luas di Amerika Serikat. Namun hal ini belum tercapai sepenuhnya di Indonesia.
Kajian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode penelitian studi kasus. Unit analisis dalam penelitian ini adalah merek Bebe. Aktivitas komunikasi pemasaran Bebe dievaluasi dengan mencemwati proses Bauran Komunikasi yang dilakukan. Metode yang digunakan untuk menganalisa adalah metode pendekatan konseptual Audit Komunikasi dan Decision Sequence Framework Model yang melihat Strategi komunikasi pemasaran dari Analisa Situasi, Sasaran dan Positioning, Strategi Segmentasi-Targeting-Positioning, Implementasi, dan Evaluasi.
Penulis menemukan bahwa strategi komunikasi pemasaran Bebe sebagai produk mode yang menggunakan sistem waralaba (franchise) belum berjalan dengan efektif dan belum mencapai sasaran-sasaran yang dituju. Hai ini disebabkan karena usaha untuk membangun brand awareness dan brand loyalty belum dilakukan secara optimal.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang sedang membuat strategi komunikasi pemasaran, khususnya untuk produk waralaba (franchise) yang memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu. Di sisi akademis, penelitian ini diharapkan mendorong adanya penelitian Iainnya dengan menggunakan metode-metode penelitian lain hingga dapat mengungkapkan faktor-faktor yang tidak terbahas dalam penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T17371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrini Mestika Dewi
"Jasa pelatihan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BPPEI). Melalui jasa pelalihan inilah BPPEI memperoleh pendapatan melalui pembayaran biaya keikutsertaan jasa pelatihan. Pendapatan ini mengalami kenaikan dan penurunan tergantung dari jumlah peserta yang berminat ikut serta harga yang diberikan untuk setiap topik pelatihan.
BPPEI berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan pendapatan dari jasa pelatihan Iebih daripada pendapatan dari jasa lainnya, yang pada tahun 2002 telah mempunyai perbandingan sebesar 1 : 1.33. Dan hal ini didorong pula oleh adanya kecenderungan penurunan dari rata-rata jumlah peserta per angkatan pelatihan yang disebabkan oleh tidak tercapainya target peserta untuk beberapa topik pelatihan.
Terdorong oleh adanya permasalahan ini maka penulis bermaksud untuk meneliti tentang hal yang berhubungan dengan pemasaran jasa pelatihan ini yaitu untuk mengetahui apa yang menjadi leverage factor di bidang pemasaran sehingga pendapatan dari jasa pelatihan dapat meningkat. Disamping itu pula ingin disusun suatu strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh BPPEI agar kemampuan pendapatan dari jasa pelatihannya dapat meningkat.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode systems dynamic. Metoda ini merupakan simulasi komputer untuk membentuk model yang sesuai dengan kondisi nyata yang kemudian dengan pengujian dapat membentuk alternatif variabel yang sensitif terhadap perubahan hasil yang diharapkan, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menyusun strategi. Permodelan dalam system dynamic ini dapat dibentuk melalui tahapan system thinking terlebih dahulu yaitu suatu pembuatan hubungan sebab akibat antara variabel di dalam unsur pemasaran yang bermuara ke tujuan yang sama yaitu peningkatan pendapatan jasa pelatihan.
Sesuai dengan hasil penelitian, tersusunlah sebuah model causal loop untuk kegiatan pemasaran BPPEI yaitu dengan adanya unsur promosi yang terdiri dari advertising dan direct sales yang dapat menyebabkan dieprolehnya market share bagi jasa pelatihan BPPEI, yang kemudian menyebabkan terjadinya penjualan dan dengan adanya penjualan maka diperolehlah pendapatan. Variabel pendukung berikutnya adalah product features, dimana variabel tersebut akan menyebabkan daya tarik produk yang berpengaruh untuk membentuk market share BPPEI, yang kemudian mengakibatkan penjualan dan pendapatan pula. Sebagai variabel berikutnya adalah kapasitas strategy staff yang dimiliki oleh BPPEI, yang dibatasi dengan adanya standar prosedur kerja sehingga mengakibatkan batasan kapasitas yang mampu ditangani pada saat ini. Kapasitas ini mempengaruhi akan jumlah market share yang dapat ditangani pula.
Terhadap model yang telah terbentuk dilakukan berbagai pengujian untuk membuktikan bahwa model telah valid sehingga bisa mewakili kondisi nyata. Berdasarkan uji sensitifitas diperoleh leverage factor terhadap pendapatan jasa pelatihan yaitu: sebagai variabel amat sangat sensitif adalah product features, variabel sangat sensitif adalah price, variabel sensitif berikutnya adalah advertising, variabel kurang sensitif yaitu sumber daya manusia, dan variabel amat kurang sensitif adalah direct sales.
Berdasarkan sensititifas variabel tersebut maka penulis menyusun strategi di bidang pemasaran yang kiranya dapat digunakan oleh BPPEI untuk meningkatkan pendapatan dari jasa pelatihan. Strategi tersebut adalah : meningkatkan tingkat daya tarik produk melalui perbaikan dan penyempurnaan product features, memperhitungkan kenaikan harga jual yang sesuai dengan nilai manfaat yang diperoleh pembeli, meningkatkan volume advertising dan memperhatikan pemilihan media advertising, memperhitungkan jumlah strategy staff yang tersedia dengan kemampuan menangani pelatihan untuk setiap strategy staff tersebut, serta memperbaiki mutu isi surat penawaran agar komunikatif dan atraktif.
Setiap strategi memiliki kegiatan pelaksanaannya, sedangkan urutan prioritas pembiayaan, waklu pelaksanaan serta pokok perhatian dan pihak manajemen dapat disesuaikan dengan urutan sensitititas dari setiap variabel.
Penyelesaian suatu masalah dengan menggunakan systems thinking dan diuji dengan system dynamics, menurut penulis merupakan cara untuk melihat permasalahannya secara mendasar yang tentunya akan mempengaruhi pula cara penyelesaiannya yang tidak bersifat quick tix."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnadi Krisnanda
"Komunikasi pemasaran terpadu akan menghasilkan pesan yang lebih konsisten dan pengamh penjualan yang lebih besar. IMC memberikan tanggung jawab pada seseorang yang sebelumnya tidak ada untuk menyatukan citra merek dan pesan perusahaan yang datang melalui ribuan kegiatan perusahaan. IMC akan memperbaiki kemampuan perusahaan dalam menjangkau pelanggan yang tepat dan pesan yang tepat pada saat yang tepat dan di tempat yang tepat Citra adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu obyek. Citra tidak selamanya mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya atas suatu hal, karena citra semata-mata terbentuk berdasarkan informasi yang tersedia. Dengan demikian, informasi yang benar, akurat, tidak memihak, lengkap dan memadai im benar-benar penting bagi munculnya citra yang tepat. Variasi informasi mengakibatkan variasi citra walaupun subjek yang terlibat sama. Oleh karena itu diperlukan suatu komunikasi pemasaran terintegrasi untuk meningkatkan citra perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi komunikasi pemasaran terintegrasi AJ. Central Asia Raya diimplementasikan dalam pendekatan anallsis SOSTAC untuk meningkatkan citra perusahaan dan untuk mengetahui efektivitas komunikasi pemasaran terintegrasi PT. A.J. Asia Raya dalam meningkatkan citra perusahaan.
Penelitian ini bersifat kualitatif. Data diperoleh diperoleh langsung dari sumbernya melalui observasi dan wawancara (interview). Metode penelitian menggunakan analisis SOSTAC (Situation, Objectives, Strategy, Tactics, Action dan Control).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi persaingan perusahaan pada saat ini mempunyai tingkat persaingan yang sangat ketat, hal ini disebabkan oleh adanya 10 perusahaan asuransi jiwa yang terbilang besar yang memiliki teknologi dan informasi yang canggih. Sedangkan pada saat ini selain konsumen individu, perusahaan juga bermain di segmen konsumen kumpulan yang menyebabkan konflik. Namun demikian pemasukan premi perusahaan PT. AJ. Central Asia Raya merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai peluang pangsa pasar yang cukup besar serta kinerja keuangan perusahaan mendapai predikat "sangat baik". Sedangkan berdasarkan bauran pemasaran (marketing mix) yaitu strategi produk perusahaan memiliki produk yang beragam dan inovatif, strategi harga perusahaan melakukan diskriminasi harga dengan memberikan diskon yang berbeda antara konsumen individu dengan konsumen kumpnlan (korporasi). Strategi tempat (distribusi) perusahaan memperkerjakan tenaga pemasaran untuk memasarkan produk-produk asuransi jiwa agar konsumen individu lebih mengenal. Sedangkan strategi promosi masih kurang sehingga menyebabkan nama perusahaan kurang dikenal oleh konsumen langsnmg, yang menyebabkan mereka ragu terhadap profesionalitas perusahaan. Oleh karena itu perlu Iebih meningkatkan strategi promosi uniuk meningkatkan cina perusahaan. Dengan demikian strategi pemasaran memang sangat diperlukan oleh perusahaan dalam meningkatkan citra perusahaan.Taktik perusahaan difokuskan pada strategi komunikasi pemasaran dalam upaya peningkatan citra diantaranya adalah menggunakan tenaga pemasaran profesional, differentiation product, kebijakan terhadap harga, melakukan segmentasi terhadap konsumen, meningkatkan saluran distibusi dan meningkatkan strategi promosi. Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi PT. A.J. Central Asia Raya sangat dibutuhkan dalam meningkatkan citra perusahaan. Dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran terintegrasi perusahaan menggunakan push straregy yaitu dengan melakukan personal selling, membuka cabang-cabang, membuka jaringan kerjasama dan membuka jaringan kerja sama dengan rumah sakit dan klinik. Kedua menggunakan pull strategy yaitu dengan word of mouth, advertising yang terdiri dari surat kabar, majalah dan televisi, serta perusahaan juga menggunakan sponsorship untuk acara ulang tahun, olah raga dan Iain-lain. Dengan demikian komunikasi pemasaran yang terintegrasi akan memberikan kemudahan baik bagi perusahaan maupun konsumen untuk mendapatkan informasi yang dapat melahirkan citra positif.
Strategi komunikasi pemasaran yang terintegrasi hasil akhirnya adalah adanya kesesuaian dalam pelaksanaan strategi dan taktik komunikasi pemasaran yang dapat meningkatkan citra perusahaan seperti yang dilakukan perusahaan adalah evaluasi melalui briefing secara bersama-sama dan integrated control yaitu semua aktivitas komunikasi pemasaran harus dipantau dalam rentang waktu tertentu untuk meningkatkan citra perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T17366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Supriyadi
"ABSTRAK
PT. Swadharma Duta Data (SDD) adalah perusahaan teknologi informasi yang memiliki produk utama Sistem Informasi Dana Pensiun (SIDP) yang memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi yang berkembang dengan pesat mendorong Dana Penisun untuk memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut dalam membantu melakukan perubahan cara berbisnis untuk tujuan efisiensi. Perubahan cara berbisnis tersebut membutuhkan perubahan proses bisnis dan perubahan aplikasi SIDP yang dapat mendukung perubahan proses bisnis tersebut, seperti interkonesi sistem otomasi Dana Pensiun dengan perusahaan asuransi, sekuritas, internet, bank, dan lain-lain.
Produk SIDP saat ini belum dapat digunakan untuk tujuan interkoneksi, karena aplikasi Dana. Penisun yang ada baik milik SDD maupun pesaing, hanya dimaksudkan untuk membantu di bidang akuntansi dan adnministrasi saja. Untuk dapat menjawab tantangan di atas, maka diperlukan suatu sistem Dana Penisun yang memiliki arsitektur otomasi client-server dan sistem otomasi terbuka.
Pengembangan aplikasi yang memiliki arsitektur otomasi client-server dan sistem otomasi terbuka, membutuhkan keahlian jaringan komputer selain kemampuan pemrograman dan analisa proses bisnis yang baik. SDD sebagai salah satu penyedia aplikasi Dana Pensiun belum memiliki keahlian tersebut, sehingga tidak dapat mengembangkan aplikasi Dana Pensiun yang dapat menjawab tantangan di atas.
Studi ini mengusulkan suatu arsitektur strategi yang dapat memberikan arah bagi pengembangan kemampuan inti jaringan komputer, sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan produk SIDP yang dapat menjawab tentang tersebut di atas. Arsitektur strategi yang diusulkan pada studi ini dibuat dengan skala waktu hingga tahun 2003. Pada tahun 1999 hingga tahun 2000, SDD membangun kemampuan inti jaringan komputer. Setelah memiliki kemampuan inti jaringan komputer, maka pada tahun 2000, kemampuan inti tersebut digunakan untuk mendesain dan membangun produk SIDP menjadi produk yang memenuhi sistem otomasi terbuka, dan diluncurkan pada tahun 2001. Pada tahun 2001 hingga tahun 2002, SDD mengintegrasikan kemampuan inti jaringan komputer dengan kemampuan analisa proses bisnis untuk mendesain dan membangun produk SIDP agar memiliki arsitektur otomasi client-server, dan diluncurkan pada tahun 2003.
Karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki SDD, maka cara yang paling mungkin dalam membangun kemampuan inti jaringan komputer adalah dengan melakukan aliansi dengan pihak lain pada fungsi pemasaran. Penulis mengusulkan SDD melakukan aliansi dengan 3Com yang merupakan perusahaan multinasional dan pemimpin pasar dalam bidang jaringan komputer lokal (Local Area Network I LAN), hal ini karena SDD sudah sedikit banyak mengetahui produk 3Com melalui kerjasama dengan perusahaan lokal penyedia produk jaringan komputer 3Com dalam mmberikan solusi total kepada pelanggan, dan 3Com memiliki komitmen yang cukup baik untuk ikut menyukseskan aliansi yang dibentuk dengan SDD.
Dengan adanya aliansi tersebut, selain mendapatkan manfaat untuk mengembangkan kemampuan inti jaringan komputer, SDD juga memiliki peluang untuk menambah lini produknya dengan produk jaringan komputer yang memiliki permintaan pasar yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kontribusi yang harus diberikan oleh SDD kepada aliansi agar dapat berlangung dalam jangka waktu yang lama, adalah dengan memenuhi target volume penjualan yag telah ditetapkan oleh pihak 3Com. Sedangkan kontribusi dari 3Com adalah memberikan pelatihan, informasi, transfer keahlian jaringan komputer yang dapat dipergunakan oleh SDD untuk mengembangkan produk SIDP yang memiliki arsitektur otomasi client-server dan sistem otomasi terbuka."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrul Riza
"Kemajuan teknologi pangan oleh perusahaan besar dan menengah dan keinginan untuk memenuhi selera konsumen telah menghasilkan ratusan jenis produk yang bersaing dengan ketat di pasaran dan saling bemsaha merebut hati konsumen.
Salah satu jenis produk yang bersaing ketat saat ini adalah mie instan dalam kemasan (mie instan) dimana saat ini terdapat sekitar 50-an merek mie instant dengan berbagai macam tawaran rasa dan ukuran.
Meskipun persaingan yang ketat, namun tidak menyurutkan perusahaan lain untuk terjun ke dalam bisnis ini. Salah satu faktor yang mendukung keberanian tersebut karena diperkirakan pertumbuhan pasar mie instant masih menggiurkan yang diproyeksikan permintaan akan mencapai 100 miliar bungkus pada tahun 2010.
Ditambah lagi dengan perkiraan produksi gandum dunia yang akan meningkat. Bagi merek baru, tujuan dalam jangka pendek adalah mampu untuk bertahan menghadapi rintangan masuk yang dimiliki oleh pemimpin pasar dan juga sesama pendatang baru yang memasuki ceruk pasar. Sedangkan dalam jangka panjang, sebuah merek baru memerlukan suatu strategi yang tepai guna, untuk meningkatkan penjualan, membentuk konsurnen yang loyal dan menambah jumlah konsumen dengan cara menarik perhalian konsumen baru dengan strategi pemasaran yang dilakukan.Untuk itu perlu diketahui apa landasan utama konsumen dalam memilih mie instant. Juga ingin diketahui bagaimana posisi mie sedap dimata para konsumen mie instant.
Thesis ini membahas faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih suatu merek mie instan dan menggambarkan posisi masing masing merek mie instan yang terdapat di pasaran saat ini dalam suatu peta persepsi. Dari uji hipotesis terbukti bahwa brand awareness, brand image dan distribusi mempengaruhi pemilihan konsumen terhadap suatu merek.
Hasil perhitungan dengan correspondence analysis menunjukan distribusi merupakan faktor terpenting dalarn pemilihan merek, distribusi dapat dikuasai dengan sendirinya jika merek tersebut mulai disukai dan dicari oleh konsumennya. Namun untuk tahap awal ini, kiranya cukup bagi Mie Sedaap untuk memperkuat distribusinya pada supermarket.
Selanjutnya dalam menghadapi persaingan yang ketat, PT Wings sebagai produsen dari Mie Sedaap harus selalu menekankan pada strategi pemasaran yang mencangkup Availability, Acceptability, dan affordability.
Availability artinya mie Sedaap harus mudah didiperoleh di tempat-tempat pembelian Acceptability berkaitan dengan baiknya mutu produk dan mereknya telah dikenal atau popular di mata masyarakat, dan affordability artinya mie Sedaap harus menjaga rentang harganya agar terjangkau oleh target pasar namun tidak terkesan murahan. Oleh karenanya sangat perlu bagi manajemen PT. Wings untuk terus menjaga kesinambungan iklan yang ditayangkan pada media dan pada tempat-tempat pembelian seperti toko dan supermarket. Karena dalam pembelian mie instant proses pengambilan kepulusan bersifat low involvement, maka strategi promosi pada tempat-tempat pembelian ini sangat efektif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T16999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>