Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Munawar
"Situasi krisis moneter disusul krisis ekonomi dan akhirnya berubah menjadi krisis politik yang bermula pada tahun 1997 dan berlanjut pada tahun 1998 telah menyebabkan banyaknya tekanan yang dialamatkan kepada pemerintah. Salah satu institusi pemerintah yang paling banyak disorot adalah Polri. Masyarakat telah kehilangan kepercayaan pada Polri sebagai institusi yang seharusnya mampu memberikan public service. Dalam hal ini ketidakpercayaan masyarakat terhadap Polri telah demikian besarnya akibat akumulasi kesalahan dan disorientasi tujuan organisasi Polri. Ini ditandai dengan makin bencinya masyarakat terhadap personil polisi yakni dengan berbagi penyerangan-penyerangan yang dilakukan baik terhadap individu maupun kantor-kantor polisi. Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap Polri maka mau tidak mau Polri harus memperbaiki kualitas pelayanannya dan mengganti metode dan pendekatan yang sering digunakan selama ini yaitu pendekatan represif dengan pendekatan pelayanan. Pada tanggal 1 April 1999 salah satu perubahan besar yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan dikeluarkannya Polri dari tubuh ABRI. Hal tersebut merupakan langkah awal untuk menyikapi tuntutan perbaikan pelayanan atas jasa atau public goods yang disediakan oleh pemerintah. Terutama jasa pelayanan keamanan yang telah menjadi tugas dan tanggung jawab Polri untuk menyediakannnya. Selama ini dirasalcan bahwa Polri tidak memberikan pelayanan (public service) terbaiknya kepada masyarakat. Polri tidak berlaku sebagai `public servant' sebagaimana layaknya anggota-anggota polisi di negara-negara yang memiliki kepolisian terbaik seperti Jepang, Inggris, Singapura, AS dan sebagainya. Pelayanan oleh Polri sering dijumpai sangat lamban. Baik ketika terjadi suatu kasus, proses penyidikan, maupun dalam melayani masyarakat di tempat-tempat umum atau di kantor-kantor polisi. Belum lagi perilaku oknum (kalau tidak ingin dikatakan sebagian besar) aparat Polri yang sering kurang menghargai masyarakat, sewenang-wenang, kasar, arogan, perilaku yang koruptif, identik dengan pungli, ataupun seringnya dijumpai petugas Polri yang justru penyalahgunaan wewenang (abusive police power). Sehingga timbul praktik-praktik pungli, beking, ataupun anggota Polri yang justru menjadi pelaku kejahatan. Dalam hal ini etika profesi kepolisian perlu ditegakkan secara konsekuen, sebagai salah satu instrumen standar nilai dan norma. Untuk mengembangkan orientasi pelanggan/masyarakat maka mutlak diperlukan sebuah upaya social marketing, dengan bekerja sama dengan pekerja sosial, LSM, universitas dan anggota masyarakat lainnya untuk menggali lebih dalam input-input yang diperlukan bagi perbaikan di tubuh Polri, serta perbaikan sistem pemolisian masyarakat. Disamping merupakan upaya melibatkan masyarakat agar turut bertanggung jawab di dalam perbaikan Polri. Upaya pemasaran jangan hanya yang bersifat humas (public relation) saja. Sebab tidak akan berhasil dan efektif mencapai tujuan yaitu mengembalikan citra positif Polri, tanpa melakukan perbaikan internal organisasi terlebih dahulu. Dan akhirnya Polri dapt mejadikan model Inggris dan Jepang sebagai contoh sistem kepolisian yang terbaik dan mapan, modern, dengan ciri pendekatan yang humanistic dan kekeluargaan. Saat ini Polri telah berupaya mengarahkan sistem pemolisiannya kearah pemolisian yang bersifat community approach."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Shita Listya Dewi
"ABSTRAK
Pemasaran sosial adalah suatu strategi menyampaikan suatu produk
sosial kepada masyarakat yang ditujukan untuk menghasilkan perubahan
menuju pemahaman yang lebih baik mengenai suatu masaiah, sehingga
mendorong tindakan yang diharapkan, dan memotivasi masyarakat untuk
mengadopsinya sebagal suatu perilaku yang baru. Produk soslal tersebut
biasanya merupakan solusi dari suatu permasalahan sosial, dan memenuhi needs
and wants dari masyarakat.
Namun, pelaksanaan pemasaran sosial tidak mudah, dan sering
menghadapi berbagal kendala dan tantangan. Penulis menerapkan pendekatan
pemasaran sosial di dalam kampanye ?Kepedulian AIDS? yang dilakukan
Yayasan Peita IImu (YPI) untuk mengidentifikasi kendala dan tantangan yang
dihadapinya. Dalam penelitian ini, penulis melakukan dua jenis metode
penelitian, yaitu penelitian kepustakaan, dan penelitian lapangan.
AIDS adalah suatu penyakit yang fatal, belum ada obatnya, namun
Sebenarnya dapat dicegah. Pencegahannya hanya dimungkinkan jika masyarakat
memiliki informasi yang benar mengenal HIV/AIDS. Oleh karena itu, YPI
memasarkan ?Kepedulian AIDS? sebagal suatu produk sosial.
Setelah melakukan analisis dan evaluasi, penulis menarlk kesimpulan
Bahwa YPI telah berupaya menjalankan manajemen pemasaran soslal dengan
penulis menemukan beberapa kendala YPI, misalnya keterbatasan dana dan
sumber daya manusia, pernyataan misi yang kurang jelas, tidak menetapkan
tujuan organisasi yang konkrit, dan sebagainya. Selain itu, YPI menemui
tantangan birokratis dari Pemerintah, serta sikap diskriminatif dari masyarakat.
Mengingat semakin mendesaknya kebutuhan untuk membagikan
informasi yang benar mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat, maka penulis
memberi saran agar YPI membuat suatu pemyataan misi yang jelas, serta tujuan
organisasi yang terarah; melakukan analisa SWOT yang komprehensif;
mengupayakan efisiensi melakukan promosi yang Iebih gencar melalui sarana
yang memungkinkan melaksanakan riset secara Iebih mendalam; meningkatkan
hubungan komitmen dan jangka-panjang dengan pihak-pihak yang terkait
dengan YPI; mendayagunakan kekuatan yang ada untuk mengatasi kendala;
Serta proaktif menyiapkan alternatif strategi untuk menghadapi tantangan
Eksternal.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Septianxi Merrynda
"Latar Belakang : pesatnya perkembangan bisnis yang mengadaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi mendorong setiap rumah sakit mempunyai inovasi terhadap pengembangan produk yang dijual ke masyarakat. Pengembangan inovasi tersebut salah satunya ialah pemasaran digital. RS Siloam TB Simatupang sudah mengimplementasikan pemasaran digital untuk pengenalan produk layanannya ke masyarakat.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemasaran digital dengan minat masyarakat memilih pelayanan Kesehatan Medical Check Up di RS Siloam TB Simatupang.
Metode: data yang diambil diperoleh melalui data primer dengan instrument pengisian kuesioner, sampel pada penelitian ini ialah 382 orang peserta MCU ataupun pendamping peserta MCU. Pemasaran digital ini dilihat dari aspek informativeness, usefulness, authenticity, entertainment, aesthetics dan variety.
Hasil: hasil analisis menunjunkan adanya hubungan bermakna antara seluruh aspek pemasaran digital dengan minat pengunjung di RS. Entertainment, Authenticity dan Variety memiliki hubungan paling dominan dengan minat pengunjung. Regresi logistic menunjukkan aspek entertainment memiliki hubungan paling signifkan dengan minat pengunjung.
Kesimpulan: RS Siloam TB Simatupang sudah melakukan implementasi penggunaan pemasaran digital namun perlu adanya optimalisasi dalam penggunaan media sosial / digital RS baik dari segi kualitas maupun pelayanan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pengunjung rs.

Introduction: the rapid development of businesses that adapt to the development of information technology encourages every hospital to have innovations in the development of products sold to the public. One of these innovations is digital marketing. Siloam TB Simatupang Hospital has implemented digital marketing for the introduction of its service products to the public.
Objectives: This study aims to determine the relationship between digital marketing and public interest in choosing Medical Check Up health services at Siloam TB Simatupang Hospital.
Methods: the data taken was obtained through primary data with the instrument filling out a questionnaire, the sample in this study were 382 MCU participants or companions of MCU participants. Digital marketing is seen from the aspects of informativeness, usefulness, authenticity, entertainment, aesthetics and variety.
Results: the results of the analysis showed a significant relationship between all aspects of digital marketing with visitor interest in the hospital. Entertainment, Authenticity and Variety have the most dominant relationship with visitor interest. Logistic regression shows the entertainment aspect has the most significant relationship with visitor interest.
Conclusion: Siloam TB Simatupang Hospital has implemented the use of digital marketing but there is a need for optimization in the use of social media / digital hospitals both in terms of quality and service, this aims to increase the trust and satisfaction of hospital visitors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Pradipta
"Penelitian ini adalah studi kasus pada kampanye lingkungan hidup yang dilakukan lembaga negara yang memiliki tugas dan fungsi sebagai penyelenggara Keantariksaan, yaitu LAPAN. Studi ini melihat bagaimana pemasaran sosial dilakukan dalam mengampanyekan isu lingkungan hidup; yaitu polusi cahaya. Penerapan prinsip-prinsip pemasaran sosial dan manajemen kampanye pemasaran sosial menjadi fokus utama studi ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa lembaga negara telah menerapkan prinsip-prinsip pemasaran sosial pada kategorisasi change agent, cause, channels, dan change strategies. Namun lembaga negara masih perlu memperdalam pengkategorisasian target adopter. Penelitian ini juga menemukan bahwa lembaga negara perlu menerapkan proses manajemen pemasaran sosial dalam kampanyenya agar social product yang ditawarkan dapat diterima dengan baik oleh publik.

This is a case study on environmental issue campaign conducted by a state institution having the job and function to fulfill the Space Conduct, namely National Institute of Aeronautics and Space. This study sess on how social marketing is performed in the campaign of enviromental issues, namely light pollution. The application of social marketing principles and the social marketing management process are the main focuses of this research. From the result of the study, it is found that the state institution has applied social marketing principles on some categories which are change agent, cause, channels, and change strategies. Yet, the state institution has to deepen the categorisation of target adopter. With this research, it is also found thah the state institution need to apply social marketing manajemen processes so that the social product offered is perceived and conducted by the public.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Sakti Andarini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media sosial dalam kampanye pemasaran sosial oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia di era New Wave Marketing, dengan memperhatikan social media marketing dan model adopsi yang sesuai, sehingga diharapkan proses adopsi produk sosial semakin besar. Menggunakan metode kualitatif dan strategi studi kasus, penelitian ini menunjukkan elemen social media marketing yang diterapkan yaitu communitization, confirming, clarifying, commercialization, co-creation, coding, caring, character, dan collaboration. Jenis media sosial yang dimanfaatkan dan sesuai dengan model adopsi learn-feel-do yaitu website, facebook dan mailing list; model do-feel-learn yaitu facebook, website, mailing list, twitter dan youtube; dan model adopsi learn-do-feel yaitu facebook.

This research conducted to understand social media utilisation in social marketing campaign by Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia in New Wave Marketing Era, using social media marketing and adoption model of social product. The study was conducted with qualitative methods using a case study as strategy. Research shows that social media marketing which is used by organization are communitization, confirming, clarifying, commercialization, co-creation, coding, caring, character, and collaboration. Social media types which is used learn-feeldo model are website, facebook, and mailing list; learn-feel-do model is used by facebook, website, mailing list, twitter and youtube; and learn-feel-do model is used by facebook."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Widjanarty
"Indonesia kini menghadapi tingkat epidemi HIV/AIDS yang sangat tinggi di Asia. Pencegahan paling efektif adalah pemakaian kondom secara konsisten. Departemen Kesehatan meluncurkan program sosialisasi kondom beberapa tahun yang lalu namun faktor budaya diakui menjadi kendala utama sehingga program tersebut tidak efektif. Akhirnya program ini di-outsource-kan kepada DKT, sebuah organisasi non profit yang berbasis di Amerika Serikat, untuk dilanjutkan.
Sejak beroperasi tahun 1996, DKT Indonesia telah berhasil memperluas pasar kondom melalui program pemasaran sosial yang komponen utamanya adalah perubahan perilaku. Meluasnya pasar kondom dalam konteks ini berarti bahwa kondom dapat diakses secara luas dalam masyarakat umum maupun khalayak konsumen yang dituju. Tujuan penulisan tesis ini adalah untuk mengkaji penerapan pemasaran sosial yang dilakukan oleh DKT Indonesia dalam mengubah perilaku khalayak konsumen guna memperluas pasar kondom dan mengkaji strateginya dalam menanggapi tantangan budaya yang dihadapinya dalam merubah perilaku guna memperluas pasar kondom.
Berdasarkan sifat dari tujuan penelitian ini, yaitu mengkaji proses pemasaran sosial, maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, termasuk browsing terhadap sejumlah situs internet, dan kliping koran. untuk mendapatkan data primer penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara dengan pihak-pihak terkait dari DKT Indonesia yaitu Country Director, Communication Manager dan Safes & Distribution Advisor.
Keberhasilan DKT terletak pada strategi aplikasi bauran pemasaran komersil yang dipadukan dengan beberapa bauran pemasaran sosial, serta kekuatan distribusi non-konvensionalnya yang berhasil menjangkau khalayak konsumen yang tidak terjangkau oleh jalur distribusi resmi. Kegiatan kampanye perubahan sosial dilakukan dengan bekerjasama dengan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tersebar di seluruh Indonesia, melakukan koordinasi dengan lembaga nasional dan asing yang bergerak dalam bidang yang sama, serta penerapan harga yang berpatokan pada pendapatan khalayak konsumen yang dituju. Strategi ini berhasil memperluas pasar kondom. Tetapi Survei Surveilans Perilaku yang dilakukan oleh Depkes dan BPS membuktikan bahwa tingkat perubahan perilaku, terutama pada kelompok yang berisiko masih belum memenuhi harapan sebagaimana ditargetkan dalam program pemasaran DKT.
Tantangan budaya dan kesadaran yang rendah dalam khalayak konsumen yang telah ditanggapi dengan menggiatkan kegiatan kampanye sosial dan pendekatan personal oleh task force yang direkrut bersama dengan LSM masih perlu ditingkatkan lagi. DKT Indonesia perlu mengkaji kembali aplikasi pemasaran sosialnya dengan mempertimbangkan penerapan bauran politics dan policy guna memperkuat dukungan makro bagi programnya.

Indonesia is facing a crisis of concentrated HIV/AIDS epidemic at the highest level in Asia. The most effective prevention, consistent condom use, has been practiced worldwide and Indonesian Ministry of Health had initiated condom socialization programs couples of years ago with least success. The main impeding factor appeared to be cultural barriers, which adversely affected the program success. The government out sources the program to DKT, a non-profit organization based in the United States to take over the effort.
Since its operation in Indonesia in 1996, the organization, assuming local name DKT Indonesia has been successfully expanding condoms' market through a social marketing program. The main component is behavior change. Expanded condoms' market means that everybody can access the product with ease. The objective of this thesis was to analyze DKT Indonesia's Social Marketing Implementation in changing behavior and expanding condoms' market, and to review its strategies in addressing the very cultural challenges in making those happen.
Given such nature, for the objective of this thesis, the writer used qualitative approach. Secondary data was obtained through desk research, including browsing of a number of articles from the internet, and newspaper clipping. The primary data for the study was obtained from interviews with key persons of the organization in question namely the Country Director, Communication Manager and Sales & Distribution Advisor.
The research proved that DKT's success lies on its strategies for applying the commercial marketing mix, combined with social marketing mix, strengthening the non-conventional distribution channel that managed to reach the unreachable. This turned to be fruitful. Condoms' market expanded. Social change campaign activities were matters of sustaining and expanding cooperation and coordination with Hugh number of NGOs nation-wide, maintaining coordination with foreign institutions that share the same concern, and consumers-based pricing. The strategies turned out to be effective in expanding condoms market. However, the Behavioral Surveillance Survey conducted by the Ministry of Health in cooperation with the National Bureau of Statistics and with the support of donors revealed that expected behaviors have not been fully adopted by target consumers of the Social Marketing Program.
Cultural challenge and public low perception of risk have been addressed by promoting social campaign. At the same time, personal approach by task forces which have been recruited with focal NGOs need to be prioritized and intensified. On top of that, DKT as a social agent needs to review its social marketing application, with the inclusion of politics and policy in the marketing mix to gain macro-level support to the whole program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Amalia Badri
"Tugas Karya Akhir ini secara umum membahas tentang kegiatan pemasaran sebuah kedai kopi lokal bernama Kopi Nyantai. Tugas Karya Akhir ini berisi berbagai perencanaan serta contohcontoh implementasi program pemasaran yang diharapkan dapat menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh Kopi Nyantai, salah satunya adalah rendahnya awareness dari khalayak sasarannya. Berdasarkan analisa atas kondisi, kegiatan pemasaran, dan potensi yang dimiliki Kopi Nyantai, maka penulis memilih untuk menggunkan strategi komunikasi pemasaran terpadu yang terdiri atas periklanan, pemasaran internet, pemasaran langsung, dan promosi penjualan. Melalui program ini diharapkan dapat meningkatkan awareness yang kemudian dapat berimplikasi pada kenaikan penjualan sebesar 20%.

This proposal generally discusses the marketing activities of a local coffee shop called Kopi Nyantai. This proposal contains various steps and examples of the program implementation that are expected to be able to answer some of the problems related to Kopi Nyantai, one of which is the low brand  awareness. Based on the situation analysis, marketing activities, and the opportunity  of Kopi Nyantai, the authors chose to use an integrated marketing communication strategy consisting of advertising, internet marketing, direct marketing, and sales promotion. Through this program, it is expected to increase awareness, which can then have implications for the increase of sales by 20%. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Esrom
"Pertanian Indonesia menghadapi berbagai problema yang cukup mengkhawatirkan, salah satunya adalah menurunnya minat kaum muda pedesaan untuk menekuni pertanian. Kaum muda menganggap pertanian identik dengan keterbelakangan, kekumuhan, kemiskinan, dan berbagai pencitraan negatif dan atribut inferior lainnya. Pada sisi lain, mayoritas petani terutama di Pulau Jawa sudah berusia tua di atas 50 tahun. Mayoritas rumahtangga petani hanya memiliki lahan di bawah 0,5 ha.
Regenerasi pertanian perlu dilakukan dengan Cara melakukan pemasaran sosial pertanian bagi kaum muda pedesaan. Metode pertanian yang dipasarkan adalah pertanian alamiah yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di desa. Metode ini membuat biaya produksi pertanian lebih murah dibandingkan pupuk dan pestisida. Pertanian alamiah juga produktif di lahan sempit. Pertanian alamiah mempunyai keunggulan untuk dipasarkan dan diadopsi.
Tulisan ini meneliti kelompok petani di Desa Paseh, Kecamatan Banjarmangu, Kabupateri Banjarnegara, Jawa Tengah. Kelompok petani ini sudah memulai mempraktikkan pertanian alamiah. Berdasarkan hasil penelitian itu, penulis merancang strategi pemasaran sosial yang dikombinasikan dengan strategi pengembangan komunitas (community development- CD) dan kewirausahaan bagi generasi muda pedesaan.
Pertanian alamiah ini merupakan inovasi yang praktis, murah, produktivitas tinggi, ramah lingkungan, dan dapat diterapkan pada usaha petemakan, perikanan, dan tanaman. Dengan menggabungkan usaha pertanian alamiah dan kewirausahaan, kaum muda diharapkan tertarik menekuni dan memulai usaha bisnis pertaniannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Toni H.
"Tesis ini membahas tentang pelaksanaan Kampanye Multimedia Rumah Aman Gempa, yang dilaksanakan oleh Yayasan IDEP, atas dukungan AIFDR (Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction) ? AusAID. Di dalamnya dijelaskan tentang bagaimana sebuah kampanye dilihat dari konsep pemasaran sosial, dengan mempertimbangkan berbagai aspek dalam menentukan pelaku, pesan, saluran dan target dan strategi kampanye. Dengan fokus pada pelaksanaan kampanye dari sudut pandang kampanye perubahan sosial dan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Weakness), penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sejumlah hal yang dapat diambil sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perlu ada tahapan pengembangan pesan yang matang dalam sebuah kampanye pemasaran sosial. Strategi kampanye media yang dikemas multi-jenjang dan menggunakan sejumlah medium dapat membantu memastikan pesan-pesan kunci disebarkan secara luas, dikenali, dipahami dan sedapat mungkin diadaptasi oleh publik yang menjadi target kampanye. Selain itu juga penting untuk mendapat perhatian bahwa pendekatan lokal/setempat, dengan penggunaan istilah, tokoh, media dan saluran komunikasi tradisional mempunyai peran yang signifikan dalam sebuah kampanye perubahan perilaku. Kapasitas lokal, dalam kampanye komunikasi yang sifatnya teknis penting untuk melibatkan pakar dari negeri sendiri. Agen perubah dari komponen teknis dan ilmiah, disiapkan dan menjadi faktor yang signifikan dalam keberhasilan kampanye.

This thesis discussed on the implementation of the Multimedia Campaign Build Back Better (Rumah Aman Gempa) implemented by IDEP Foundation with support from the AIFDR (Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction) - AusAID. Research on how a campaign being implemented viewed from the social marketing perspective, which also put attention on selection of the source, message, channel, target and campaign strategy. Focused on the social change campaign concept and SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Weakness) analysis, this study is using descriptive qualitative research approach. Highlight on this study include, that a well designed message development assessment study is strongly needed during the initial phase of the campaign. Multi-tiered campaign and using selected targeted media, can help to ensure that key messages is well broadcast, acknowledge and raising community awareness to the campaign, which will also lead to adaption of the message. Local wisdom and local knowledge, and the use of the local approaches of language and idioms is giving a significant impacts to the campaign result. Building capacity by using local expertise, will add credibility to the echnical aspect of the campaign, and lead to campaign success.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31148
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stevi Larasati
"Pada era web 2.0, penggunaan internet berkembang pesat dibandingkan web 1.0. Perubahan ini mengacu kepada cara berkomunikasi pengguna internet yang tadinya dari satu sumber ke banyak pengguna berubah menjadi dari banyak sumber ke banyak pengguna. Perubahan ini mempunyai pengaruh yang signifikan bagi pengguna dan pengembang aplikasi internet sampai lahirnya social media. Hal ini dibarengi dengan kemajuan teknologi komunikasi seperti seperangkat yang mendukung untuk mengakses social media. Sehingga pengguna social media merasa dapat melakukan aktivitas sosial tanpa adanya batasan ruang dan waktu.
Temuan ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai bidang disiplin ilmu, salah satunya adalah pemasaran. Oleh karena itu, munculah bidang disiplin ilmu baru yaitu social media marketing. Pengguna social media, dari mulai individu, UKM, sampai ke perusahaan-perusahaan besar menerapkan pemasaran melalui social media. Salah satu perusahaan, KASKUS, juga menerapkan social media marketing pada strategi komunikasi pemasaran nya. Sebagai situs jejaring sosial, KASKUS menggunakan jejaring lainnya yang terintegrasi dengan situs KASKUS, www.kaskus.co.id, sebagai salah satu strategi menghadapi semakin banyaknya pesaing di dunia jejaring sosial. Penerapan social media marketing ini digunakan KASKUS dengan harapan www.kaskus.co.id mampu bertahan menjadi market leader dalam bisnis situs jejaring sosial.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan evaluasi proses sebuah studi kasus. Penelitian ini menunjukkan bahwa social media marketing merupakan sarana komunikasi pemasaran yang cukup efektif khususnya dalam mencapai objectives yang telah ditentukan KASKUS. Hal ini berhubungan dengan teori New Wave Marketing beserta elemen-elemen social media marketing.

In web 2.0 era, Internet usage activity improving from web 1.0. This improvement is changing the way of internet user to communicate, from one to many become many to many communication. This change have a significant impact for internet users and software developer. And finally social media is born. This improvement is following by technology of communication which is commnication device can be use for social media. There is no limitation to communicate using social media.
Social media can be use for any dicipline science, one of them is marketing science. From that, social media marketing is born as new dicipline science. Social media users doing a marketing using social media marketing, starts from individual to big company. One of the company, KASKUS, also doing a social media marketing as its marketing communication strategy. As a social media networking, KASKUS use other social media integrated into www.kaskus.co.id, as one of their strategy to face the increasing number of competitors in social media networking, with so, www.kaskus.co.id could survive as a market leader.
The study was conducted with qualitative methods using a case study evaluation process. Research shows that social media marketing is an effective tools to reach the objectives that has been determined by KASKUS. This is related to the theory of the New Wave Marketing and also the elements of social media marketing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T34803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>