Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37219 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Nur Mukmin
"Penelitian yang telah dilakukan dalam penulisan skripsi ini ditujukan untuk mengetahui perilaku konsumen terutama kaum muda terhadap produk minuman Pepsi-Cola secara keseluruhan dan dari hasil penelitian ini maka akan didapat sebuah gambaran tentang tingkat efektifitas strategi distribusi yang dilakukan oleh Pepsi-Cola Indo-Beverages yang. menggunakan strategi ini untuk menggantikan peran strategi positioning terutama dalam menciptakan awareness di benak konsumen. Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu survey perusahaan (PT. Pepsi-Cola Indo-Beverages) dan survey konsumen yang dilakukan di Jakarta dan Yogyakarta. Survey perusahaan digunakan untuk memperoleh gambaran ke dalam tentang strategi pemasaran yang ditempuh oleh Pepsi-Cola Indo- Beverages sedangkan survey konsumen digunakan untuk mengetahui perilaku konsumsi mereka. Hasil penelitian di dalam perusahaan menunjukkan bahwa strategi distribusi yang dilakukan lebih didasarkan kepada sisi ekonomis karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh perusahaan bila menggunakan strategi positioning dengan mengoptimalkan komunikasi pemasaran kepada konsumen lewat berbagai media seperti iklan dan promosi. Dengan strategi distribusi yang hemat biaya ini diharapkan Pepsi-Cola mampu mencuri pangsa pasar yang sudah ada tanpa harus mengadakan pertempuran langsung dengan pemimpin pasar. Sedangkan dan survey konsumen didapat hasil bahwa strategi ini cukup mampu menciptakan awareness dan kemauan untuk membeli dan mencoba produk Pepsi-Cola. Sehingga secara umum strategi distribusi ini memang cukup memberi hasil seperti yang diharapkan terutama untuk menggantikan peran dari komunikasi pemasaran dengan strategi positioning. Untuk membentuk sebuah awareness di benak konsumen ternyata bisa digunakan pula jalur distribusi terutama untuk menghindari pertarungan langsung dengan pemimpin pasar namun serangan yang sifatnya gerilya ini harus ditindaklanjuti dengan strategi yang "semestinya" memang dilakukan yaitu komunikasi pemasaran guna membentuk positioning yang jelas di benak konsumen sebab bila strategi ini tidak dilakukan maka serangan gerilya awal yang telah dilakukan hanya akan memberi keuntungan jangka pendek dan cenderung menjadi strategi yang mahal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Liyandra
"Branding menjadi suatu usaha yang penting untuk membedakan suatu perusahaan dari kompetitornya. Sayangnya, kebanyakan perusahaan business-to-business (B2B) belum memprioritaskan usaha branding karena masih menganggapnya sebatas gimmick pemasaran. Berbeda halnya dengan Qiscus Pte Ltd. Sebagai sebuah perusahaan B2B yang bergerak dalam bidang software-as-a-service (SaaS), Qiscus menyadari pentingnya untuk membangun branding sejak awal berkembangnya perusahaan. Tulisan ini membahas mengenai brand positioning Qiscus sebagai tahap pertama pembentukan branding melalui usaha komunikasi pemasaran terpadu. Strategi tersebut menggunakan delapan elemen bauran pemasaran yang mencakup advertising, sales promotion, events & experience, public relations, direct marketing, interactive marketing, personal selling, dan word-of-mouth marketing. Dalam implementasinya, Qiscus telah berhasil memadukan elemen-elemen tersebut untuk menghasilkan strategi yang terintegrasi dalam skala kecil. Tagar #EnablingConversations menjadi pesan kunci dalam menjalankan strateginya. Usaha yang konsisten tersebut bertujuan untuk membangun brand positioning Qiscus sebagai perusahaan yang menghubungkan berbagai pihak melalui adanya percakapan.

Branding has become an important aspect for a company to be able to differentiate itself from its competitors. Unfortunately, most business-to-business (B2B) companies still think of branding as a marketing gimmick. But this is not the case for Qiscus Pte Ltd. As a software-as-a-service (SaaS) company which targets business consumers, Qiscus realizes the importance of branding since its early days. This essay analyses Qiscus's brand positioning as the first step of branding through its integrated marketing communication strategy. The strategy consists of eight elements of the marketing mix, which includes advertising, sales promotion, events & experience, public relations, direct marketing, interactive marketing, personal selling, and word-of-mouth marketing. Qiscus has succeeded to combine those elements to become a small-scale integrated strategy. Throughout the implementation, the hashtag #EnablingConversations has been used consistently as a key message to build Qiscus's brand positioning as a company which connects people through communication."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Hapsari
"Penelitian mengenai strategi positioning yang dilakukan ANteve dilatar belakangi oleh karena pesatnya pertumbuhan industri pertelevisian di Indonesia, sehingga stasiun-stasiun televisi membutuhkan strategi pemasaran yang baik untuk dapat bertahan dan berkembang. Dalam industri pertelevisian, ukuran peningkatan suatu stasiun televisi dapat dilihat dari perolehan belanja iklannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas strategi positioning ANteve sebagai stasiun TV untuk generasi muda dalam menguasai segmen pasar untuk meningkatkan belanja iklannya, untuk itu digunakan ukuran penilaian mengenai jenis program acara, rating acara, serta perubahan dalam perolehan iklan. Metode penelitian yang digunakan adalah riset studi kasus dengan didukung metode penunjang seperti riset lapangan dan riset kepustakaan. Dari hasil penelitian didapat bahwa penerimaan belanja iklan untuk media televisi mengalami peningkatan yang sangat besar dibanding dengan media-media lain. Sementara penerimaan iklan untuk ANteve menempati posisi terakhir dibanding dengan stasiun televisi lain. Untuk melaksanakan strategi positioningnya, selain memilih materi program acara televisi yang dianggap dapat mewakili keinginan generasi muda ANteve juga menggelar program off air, seperti Pesta Remaja ANteve- Hai.Hasil rating untuk acara-acara di ANteve masih sangat rendah dibandingkan dengan hasil rating acara stasiun TV swasta lain. Selain itu, effisiensi biaya beriklan di ANteve juga masih sangat rendah. Kemudian ANteve mulai mengubah positioningnya dengan memperluas segmen pasarnya. Perubahan ini berpengaruh pada jenis program acara yang disiarkan ANteve dan ternyata beberapa mata acara berhasil mendapat rating yang tinggi. Hal ini menyebabkan peningkatan dalam perolehan belanja iklan ANteve. Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi positioning ANteve sebagai stasiun televisi untuk generasi muda ternyata tidak efektif untuk menguasai segmen pasar dan memperoleh pangsa iklan yang besar. Perubahan positioning ANteve yang sekarang mendorong meningkatkan penerimaan iklan. Untuk itu pemilihan materi program yang sesuai dengan keinginan dan kehendak khalayak sasaran merupakan langkah strategis yang harus diperhatikan. Karena pada dasarnya preferensi penilaian suatu stasiun TV tergantung pada program-program acaranya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisdianto
"ABSTRAK
Karya akhir ini merupakan sebuah studi analisa positioning Taman Sari Royal
Heritage Spa. Spa milik dari ibu Mooryati Soedibyo dan berlokasi di Tanah Abang
Jakarta ini merupakan salah satu dari sekian pemain di bisnis spa yang sedang
menjamur di Jakarta. Obyek ini sangat menarik untuk diteliti karena dengan semakin
ketatnya persaingan, maka hanya yang memiliki competitive advantage dan
positioning yang kuat yang dapat bertahan dan memenangkan persaingan itu.
Spa adalah singkatan dari bahasa latin, yaitu Sante Par Aqua, yang artinya
terapi dengan air. Tujuan utama perawatan spa adalah agar tubuh menjadi lebih sehat,
segar dan bugar luar dalam, dengan unsur utamanya menggunakan metode pemijatan
dan air. Asal mula perkataan spa sendiri diambil dari nama sebuah desa yang
bernama Spa, yang berada di propinsi Liege, Belgia. Secara umum, spa merupakan
pendekatan terpadu dengan mengkonibinasikan pemakaian sumber daya alam,
termasuk air mineral, yang bertujuan merestorasi kondisi tubuh manusia.
Di Jakarta sendiri terdapat bebenapa spa yang memiliki pendekatan seperti di
atas Sebut saja Taman Sari Royal Heritage Spa, Gaya Spa, atau Quantum Spa.
Sebagai salah satu pemain lokal, Taman Sari Royal Heritage Spa patut
diperhitungkan. Awal tahun 2001, spa ini telah membuka cabang di Malaysia dan
menyusul di beberapa kota di luar negeri. Spa ini memiliki positioning statement
Rupa Neka Swarga Untuk itu penulis menganalisa kekuatan positioning tersebut di
mata konsumen dan pesaing sejenis, serta menganalisa hubungannya dengan
segmentasi yang ditentukan oleh manajemen. Karena dengan posisi yang kuat maka
Taman Sari Royal Heritage Spa mampu bersaing di bisnis yang sedang berkembang
pesat ini.
Penelitian menggunakan metodologi riset eksploratori dan riset deskriptif.
Penelitian melibatkan 100 partisipan dengan seleksi awal mengenal Taman Sari
Royal Heritage Spa dan pernah mencoba spa minimal dalam 6 bulan terakhir. Setelah
melakukan penyebaran kuesioner, dilakukan tabulasi data untuk mendapatkan
beberapa hasil penelitian dan untuk diambil analisa dan kesimpulan. Untuk
memudahkan analisa, pada beberapa variabel, dilakukan cross tab, sehingga makin
terlihat hubungan satu variabel dengan variabel lainnya.
Hasil yang didapat adalah bahwa sebagian besar partisipan memiliki persepsi
yang sama dengan positioning yang ingin disampaikan oleh Taman Sari Royal
Heritage Spa. Prosentase hasil yang ditunjukkan signifikan, baik yang berasal dan
responden yang memilih Taman Sari Royal Heritage Spa sebagai spa pilihan, maupun
yang tidak Selain ¡tu ternyata setelah dilakukan pemetaan produk, Taman Sari Royal
Heritage Spa juga memiliki positioning yang kuat dibanding pesaingnya di mata
konsumen Dalam hal ¡ni, Taman Sari Royal Heritage Spa dibandingkan dengan 2
pemain sejenis, yaitu Gaya Spa dan Quantum Spa.
Sedangkan implikasi pemasaran bagi Taman Sari Royal Heritage adalah pihak
manajemen harus melakukan improvement dalam perencanaafl strategi pemasarannya
"
2001
T3832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Nurul Hayati
"ABSTRAK
Indonesia ada pasar yang potensial untuk bisnis Teh Kemasan Botol, terlihat dan
semakin semaraknya pemain dalam industri ini, baik murni rasa teh seperti Teh Botol
Sosro dan Tekita, maupun teh dengan rasa dan aroma tambahan seperti Fruit dan Hi-C.
Dalam penelitian ini menghasilkan temuan-temuan berdasarkan data kuesioner dibantu
dengan data primer sebagai penuntun.
Peneltian analisa positioning produk teh kemasan botol dimata konsumen di
Jakarta, peneliti melakukan jugdementaI sampling untuk mendapatkan sample pada
tempat-tempat yang telah ditentukan agar mencakup target market minuman ini yang
hampir menyeluruh. Ternyata data responden yang didapat dari segi gender mempunyai
jumlah yang seimbang, berarti baik pria maupun wanita mempunyai kebiasaan untuk
meminum TKB, namun dari segi usia mayoritas berusia 20-30 tahun yang merupakan
usia yang sangat produktif, dimana pengeluaran dominan sebesar kurang dari Rp.
500.000, yang memang responden dari penelitian ini adalah sebagian dari kalangan
pelajar dan mahasiswa.
Untuk mendapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terbadap konsumen untuk
mengkonsumsi teh kemasan botol, penelitian ini membandingkan 4 merek teh kemasan
botol yang telah beredar di Jakarta, yaitu Teh botol Sosro, Tekita, Hi-C dan Fruit tea.
Dari ke 4 merek tersebut Sosro merupakan pioner dari jenis produk ini, jadi
sepantanyalah kalau Sosro sebagai merek Top of mind dibenak konsumen, tapi TOM
ini belum tentu menunjukan merek yang dikonsumsi. Kemapan Teh botol Sosro ini
ternyata dikarenakan oleh adanya atribut yang diingat dan alasan responden mayoritas
menjawab ingat akan keunikan rasanya yang berbeda dengan merek lain, mereknya yang
mudah diingat dan sudah bertahan lama dan terakhir adalah kemudahan didapat.
sedanglcan merek unaided awareness menunjukan Tekita sebagai merek kedua setelah
Sosro.
Hasil analisa menggambarkan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi teh
kemasan botol terbanyak adalah berkisar antara 3 hingga 4 botol. Pertama kali
mengetahul produk teh yang dikonsumsi saat ini mayoritas diketahui melalui TV, begitu
pula, dengan promosi produk yang paling sering dilihat dan diingat oleh responden
adalah ikian yang ditayangkan melalui TV, hal ini berlaku untuk merek Sosro, Tekita dan
Fruit tea, sedang promosi Hi-C jarang ditemui oleh responden karena kurang gencarnya
promosi yang dilakukan, merck Hi-C ini mengiklankan produknya melalui warung/toko
yang menjual Coca cola dengan box pendinginnya.
Produk teh kemasan botol ini bukanlah produk dengan loyalitas yang tinggi,
mungkin diakibatkan atribut produk yang tidak terlalu jauh berbeda, jadi tingkat
perpindahannya tinggi, seperti perilaku konsumen dalam membeli teh kemasan botol,
ternyata teh yang biasa dibeli tidak ada, ada beberapa alternatif yang dilakukan tapi
mayoritas mereka akan membeli teh kemasan botol lain sedangkan konsumen yang loyal
hanya 33% untuk tidak jadi membeli dan 8.7% untuk mencari ketempat lain. Karena
Dominan konsumen meminum teh botol sosro sebagai pilihan pertama maka Tekita
terhitung sebagai pilihan kedua untuk sesama teh kemasan botol. Sedangkan pilihan
kedua untuk selain teh kemasan botol adalah Coca-cola dan air mineral.
Dari seluruh konsumen (150 orang) yang menjadi responden menyatakan kalau
mereka sudah pernah mengkonsumsi Sosro dan Tekita, sedangkan Hi-C 79 orang dan Fruit tea
104 orang. Alasan mereka untuk mengkonsumsi , masing-masing mempunyai alasan
yaitu, Sosro karena rasanya pas dan sangat mudah untuk didapat, Tekita karena
Volumenya yang lebih besar 330ml (sedangkan Sosro hanya 220ml), Fruit tea karena
rasanya enak dengan rasa tambahannya (jeruk, lemon, apel) sedangkan Hi-C dikonsumsi
konsumen disebabkan karena tidak adanya pilihan lain pada saat mereka ingin membeli.
Dari 8 faktor maka yang dianggap paling penting oleh responden adalah Rasa
dan kemudahan didapat sebagian besar menganggap atribut tersebut sangat penting,
didukung oleb bukti mean dan atribut tersebut.
Merek teh botol Sosro adalab merek yang sudah sangat terkenal, karena sudah
lama bermain dalam industri ini. Sehingga sebagai pioner tentunya merupakan
keunggulan bersaingnya. Persepsi konsumen terhadap merek ini, mempunyai kualitas
produk yang baik dan rasanya yang unik dan pas di lidah masyarakat Jakarta, image
harga teh botol cenderung ke murah yang mayoritas responden mempunyai price
awarenessnya Rp. 1000. sedangkan saluran distribusinya telah terkordinir dengan baik
sehingga konsumen dapat menemukan teh botol Sosro ini sampai ke plosok-plosok,
warung-warung kecil dengan kotak pendinginnya yang khas berwarna oranye
"
2001
T2905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yves Christopher Rumajar
"ABSTRAK
Jumlah penduduk Indonesia sebesar 210,4 juta orang dengan proporsi
berdasarkan jenis kelamin laki-laki 49,9% dan perempuan 50,1% merupakan pasar
yang potensial untuk berbagai macam produk yang ditujukan bagi segmen wanita.
Salah satu bagian yang berkaitan dengan perawatan tubuh adalah kulit waiah
Kategori produk perawatan kulit yang sejak enam tahun terakhir gencar dipasarkan
adalahjenis produk pemutih kulit wajah (whitening). Kulit wanita Indonesia memiliki
karakteristik berwarna kecokiatan, ditambah lagi hidup di alam tropis di mana sinar
matahari mampu mendorong terbentuknya pigmen melanin, yaitu sejems sel yang
membuat kulit berwarna kecokiatan. Oleh karena itu, memiliki kulit wajah yang putih
diyakini merupakan kebutuhan wanita Indonesia.
Persaingan di kalangan produsen pemutih semakin meningkat, seiring dengan
meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk pemutih. Hal ini membuat produsen
berlomba-lomba untuk mendiferensiasikan produknya daii produk kompetitor.
Dengan meningkatnya anis informasi, menarnbah pengetahuan konsuinen berkaitan
dengan khasiat dan kemampuan memutihkan maupun efek samping dan bahan
kandungan pemutih yang dapat merusak kulit wajah.
Menghadapi peluang pasar, persaingan yang meningkat, serta ai-us informasi
yang kontra-produktif mengenai produk pemutih, maka untuk memenangkafl
persaingan, pemasar seyogianya melakukan analisis terhadap persepsi dan perilaku
konsumen yang berkaitan dengan konsep diñ (self-image) wanita TujuaflflYa untuk
menemukat preferensi dalam ineinbeli produk pemutib scrt* menentukan posisi yang
tepat dalam bentuk konsumen
Penelitian düakukan dengan pendekatan riset eksploratOñ dan riset deskriptif.
Riset eksploratori dilakukan secan kualitatif untuk mendapatkim informas? awal
mengenai atribut-atribut yang berkaitan dengan konsep din dan perilaku konsumea
Selanjutnya dengan riset deskniptif alcan memberikan jawaban atas pertanYaa)
penelitian Metode pengumpulan data dilakukan dengan suivei self administered
questionnaires yang disebarkan kepada 200 responden yang berdomisili di DKI
Jakarta. Penelitian dalam tesis ini bersifat cross-sectional dalam kurun waktu 2 bulan
(September s/cl Oktober 2000). Prosedur pengambilan sampel nienggunakan metode
non-probability sampling dengan jenis judgement sample. Metode analisis yang
dipakai adalah: descriptive statistics, independent sample t-test, factor analysis,
dusts analysis dan biplot analysis.
Hasil penelitian menunjuickan baht balk wanita yang warna kulítnya
cenderung putih maupun cenderung bitam memiliki persepsi yang positif terhadap
dirinya, hanya saja wanita yang warna kulítnya cenderung putîh merniliki persepsi
yang lebib positif dibandingkan dengan yang wama kulitnya cendenmg hitam.
Penelitian menemukan faktor-faictor yang membentuk citra diii wanita, yaitu: faktor
penampilan, faktor inner beauty, dan faktor feminisme.
Dalam persepsi wanita, apabila ia meniakai pexnutih wajah maka akan
membuatnya kelihatan menarik, kelihatan segar, merasa percaya diri dan kelihatan
cantik. Manfaat pemutih yang paling dipentingkan konsumen adalah kemampuannya
melindungi kulit dan sengatan sinar matahari.
Penelitian yang berdasarkan teori self-image congruence menunjukkan bahwa
semiikin tinggi kesesuaian antara persepsi terhadap pengaruh pemutih (product-user
image) dengan persepsi terhadap din (self-image), maka semakin banyak konsurnen
yang niemiliki persepsi positif terhadap pemutih. Keinginan membeli produk pemutih
dipengaruhi oleh: persepsi terhadap pengaruh produk pemutih, kesesuaian antara
product-user image dengan actual self-image, serta pengalaman sebagai pemakai.
Atribut produk pemutih yang paling dipentingkan adalah bahan kandungan.
Ainbut Iainnya adalah: kecepatan lotion terserap, kemampuan memutihkan dalam 6
minggu, merek dan harga. Perilaku pemakaian dan pembelian konsumen sebagaiafl
besar adalah: memakai <6 bulan dan antara 1-2 tahun, meniakai setiap han dan saat
hendak beraktiVitaS, serta melakukan pembelian di swalayan besar.
Dari peta positioning terhadap 4 merek ditemukan bahwa: Hazeline
dipersepsikan aman digunakan, harganya murah, beraroma segar serta inampu
memutihkan dalam 6 minggu, Nivea dipersepsikan tidak memiliki lotion yang kental,
Pond?s dipersepsikan sebagai merek yang paling populet, desain kemasan yang
menarik, seda lotion yang berwarna putih sedangkafl Oil of Ulay dipersepsikan
ukuran kemasaflflYa sesual dan lotion yang cepat terseraP ke dalam kulit.
Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan 3 hal kepada pemasar yaitu:
melakukan positioning berdasarkan selfimage congrUeflC dan berdasalkan manfaat
dan perilaku pemakaifl positioning terhadaP merek pesaing dengan menentukan
atribut produk yang paling tepat; serta merumus pernyataan positioning.
"
2002
T6306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Isnaniar
"Perkembangan obat tetes mata di Indonesia saat ini cukup pesat, hal ini ditandai dengan banyaknya obat yang beredar di pasaran, baik yang dapat dibeli dengan resep dokter (ethical), maupun beli secara bebas (OTC: Over The Counter). Banyak perusahaan farmasi mulai tertarik untuk penetrasi dan mengembangkan portofolio di segmen OTC. Karena dengan dijual bebas, berarti memiliki kesempatan pasar yang lebih luas dan pusat-pusat penjualan akan bertambah banyak. Salah satu keberhasilan suatu perusahaan dalam mengembangkan produk baru adalah memperhatikan persepsi konsumen. Persepsi konsumen dipengaruhi berbagai macam faktor diantaranya adalah faktor kualitas produk, faktor kebiasaan konsumen dalam menggunakan suatu produk, brand image dan faktor lingkungan.
Alcon Indonesia yang merupakan perusahaan farmasi yang bergerak di bidang mata terutama di bidang ethical, mengeluarkan sebuah produk Tears Naturale yang dipasarkan secara OTC. Tears Naturale belum diketahui masyarakat secara luas karena beberapa keterbatasan seperti distribusi dan aktivitas promosi yang terbatas. Penyebab lain adalah sudah adanya brand yang kuat seperti Visine dan Insto, semakin banyaknya pemain baru sehingga Tears Naturale harus berhati-hati dalam menentukan strategi pemasaran supaya dapat meraih pasar.
Untuk itu penulis akan mclihat bagaimana positioning antara merek obat mata khususnya merek Visine, Insto, Insto Moist, Tears Naturale dan Rohto yang bersaing di pasar terhadap atribut-atribut yang dimiliki merek-merek tersebut melajui analisis persepsi dan perilaku konsumen pemakai obat tetes mata. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metoda exploratory research dan descriptive research. Metode pengumpulan data menggunakan Self Administered Survey yang dilakukan pada lokasi perkantoran, apotik dan moderen outlet. Fonnat kuesioner yang dipakai adalah Close Ended Question dan Scale Respon Question. Skala yang digunakan adalah skala nominal, skala ordinal da.1 skala interval. Sampling frame dipilih adalah konsumen berusia 25 - 50 tahun. Pengarnbilan sampel menggunakan metode Convenience Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 105 orang sebagai responden. Hasil survey kemudian dianalisis dengan menggunakan metode frekuensi distribusi, crosstab analysis, analisis atribut dan biplot analysis.
Temuan yang didapat dari penelitian ini adalah:
- Atribut kemanjuran adalah atribut terpenting di mata responden.
- Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa ketujuh atribut yang ada dapat terwakili oleh dua faktor/dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi pendukung.
- Persepsi terhadap tingkat kepentingan atribut kemanjuran, temyata dipengaruhi secara signifikan oleh jenis pekerjaan konsumen. Sementara itu tingkat kepentingan atribut rekomendasi dokter, ternan dan keluarga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan;. Usia mempengaruhi tingkat kepentingan atribut iklan dan aktivitas dan promosi. Jenis kelamin mempengaruhi tingkat kepentingan konsep. terhadap atribut kenyamanan.
Berdasarkan temuan diatas strategi positioning yang direkomendasikan untuk Tears Naturale adalah membangun kedekatan asosiasi merek dengan atribut kemanjuran, kemudian atribut rekomendasi dokter, teman dan keluarga Saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada Tears Naturale sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendukung kedekatan asosiasi merek dengan kemanjuran dan juga rekomendasi dokter, ternan dan keluarga, dalam aktivitas promosinya Tears Naturale dapat menyertakan dokter maupun hasil riset untuk memperkuat bahwa merek ini sepenuhnya direkomendasikan oleh dokter dan sudah diakui secara klinis. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk Tears Naturale.
2. Tears Naturale sebaiknya melakukan edukasi pasar terhadap penyakit mata kering dan pentingnya menjaga kesehatan mata.
3. Sebaiknya Alcon Indonesia secara rutin melakukan berbagai kegiatan riset pasar untuk mengetahui secara cepat perubahan yang terjadi di pasar, adanya pergeseran selera konsumen dan pengembangan strategi pesaing, sehingga dapat dideteksi dan diatasi dengan cepat.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang timbul dari keterbatasan peneliti. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah metode sampling yang digunakan tidak memiliki tingkat keacakan yang teruji dan jumlah merek yang diuji hanya 5 merek, sehingga ada kemungkinan hasil yang diperoleh tidak bisa mewakili persepsi dan perilaku semua konsumen pemakai obat tetes mata di Jakarta. Selain itu dalam penelitian ini tidak membedakan kategori obat tetes mata untuk iritasi ringan dengan artificial tears dengan pertimbangan karena peneliti bermaksud melihat perilaku konsumen pengguna obat tetes mata secara umum, juga karena masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang sindrom mata kering dan obat tetes mata ynng beredar bebas di pasaran. Untuk itu disarankan penelitian lanjutan mengenai riset perilaku konsumen dengan mengkhususkan pada kategori produk artificial tears."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Emilia Abby
"Penelitian ini membahas tentang analisa positioning KidZania Jakarta dengan studi kasus pada program TeenZania, sebuah program yang dibuat sebagai strategi marketing untuk menghadapi situasi pandemi COVID-19. Namun, program ini tidak sesuai dengan positioning KidZania sebagai themepark untuk anak usia 2-16 tahun dengan konsep edukasi. Pada penelitian ini, peneliti menganalisa strategi komunikasi pemasaran KidZania menggunakan konsep dari Kotler (2020) dan positioning KidZania sebagai themepark dengan konsep edukasi untuk anak usia 2-16 tahun menggunakan konsep positioning Kotler & Armstrong (2021). Penelitian ini menggunakan paradigma post positivistic dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan narasumber, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa KidZania mengkomunikasikan positioning sebagai themepark dengan konsep edukasi untuk anak usia 2–16 tahun, dan walaupun KidZania membuat program TeenZania untuk remaja hingga dewasa yang merupakan suatu program yang berhasil, namun KidZania masih mempertahankan positioning nya dengan melakukan strategi komunikasi pemasaran lainnya agar KidZania masih erat dengan anak-anak di benak target market nya.

This research discusses the analysis of KidZania Jakarta's positioning with a case study on the TeenZania program, a program created as a marketing strategy to deal with the COVID-19 pandemic situation. However, this program is not in accordance with KidZania's position as a theme park for children aged 2-16 years with an educational concept. In this study, researchers analyzed KidZania's marketing communication strategy using the concept from Kotler (2020) and positioning KidZania as a theme park with an educational concept for children aged 2-16 years using the positioning concept of Kotler & Armstrong (2021). This study uses a post-positivistic paradigm with qualitative research methods. Data collection techniques were carried out by in-depth interviews with sources, observation, and documentation. The results showed that KidZania communicated positioning as a theme park with an educational concept for children aged 2–16 years, and even though KidZania made the TeenZania program for teenagers to adults which was a successful program, KidZania still maintained its positioning by implementing other marketing communication strategies so that KidZania still closely with children in the minds of its target market."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bustanul Arifin
"Tesis ini membahas mengenai Positioning produk simpanan perbankan sekaligus mengevaluasi Positioning produk simpanan bank BRI berdasarkan persepsi masyarakat. Evaluasi Positioning produk simpanan Bank BRI ini digunakan menyusun strategi komunikasi yang digunakan untuk memenangkan persaingan antar produk tabungan simpanan di antara Bank di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada area rural, sub urban dan urban di Daerah Jakarta Barat dan Tangerang dengan metode kuantitatif. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa Bank BRI harus menyusun strategi komunikasi yang dilakukan secara komprehensif untuk membentuk persepsi yang sesuai dengan yang direncanakan, mendesain produk, mengembangkan komunikasi pemasaran yang efektif, untuk dapat tetap memenangkan persaingan dan menyesuaikan kegiatan pemasaran yang saat ini dilaksanakan

This thesis discusses about the Positioning of savings products and evaluating the Positioning of BRI’s Savings Product based on public perception. The research conducted by distributing questionnaires in the rural areas, sub-urban and urban areas in West Jakarta and Tangerang with quantitative methods. The results of this research suggest the Bank BRI should develop communication strategy comprehensively to establish perception as planned, designing products in order to win the competition, and supporting marketing activities currently being undertaken.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>