Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167736 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Andi Fahmi
"Hubungan antara struktur pasar dan kinerja masih menjadi bahan perbincangan antar ekonom hingga kini. Banyak teori-teori baru bermunculan dengan menggunakan pendekatan dan metodologi yang berbeda, namun dengan satu tujuan untuk mengetahui pola dan arah hubungan struktur pasar dan kinerja yang dihasilkan. Di samping itu, pola hubungan struktur dan kinerja sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana pasar tersebut berada. Hal itu menyebabkan topik hubungan struktur pasar dan kinerja tetap menarik untuk diteliti. Penelitian mencakup penelusuran pustaka sebagai upaya untuk memahami tentang dasar pemikiran hubungan struktur pasar dan kinerja, kedudukannya dalam analisa ekonomi industri, aliran-aliran ekonomi industri yang memiliki persepsi berbeda tentang pola hubungan struktur dan kinerja, serta bukti-bukti empiris yang diajukan ekonom-ekonom organisasi industri dan aliran-aliran yang ada. Studi empiris yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang pola hubungan struktur pasar dan kinerja di dalam industri pengolahan Indonesia. Kerangka analisa yang digunakan merupakan perpaduan antara kerangka SCP tradisional dan semangat Ekonomi Industri Baru, dengan memasukkan peralatan teori permainan, dalam hal ini teori permainan berulang (supergames). Dengan menggunakan metodologi panel, yaitu metode penyatuan data antar-waktu dan antar-individu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara struktur pasar dan kinerja industri pengolahan Indonesia. Hasil estimasi menunjukkan bahwa semakin terkonsentrasi pasar, maka semakin tinggi kekuatan pasar yang diperoleh. Hasil estimasi juga menunjukkan bahwa semakin terdiferensiasi suatu produk, maka semakin tinggi hambatan masuk yang dapat dikenakan perusahaan yang ada di pasar untuk mencegah masuknya perusahaan baru, sehingga semakin tinggi kekuatan pasar yang diperoleh. Kesimpulan lain yang di dapat berhubungan dengan tacit collusion. Semakin terkonsentrasi pasar semakin mudah untuk melakukan kolusi. Selain itu, semakin homogen produk yang dihasilkan, semakin mudah untuk mencapai dan mempertahankan kolusi. Namun kolusi akan lebih susah dipertahankan bila terjadi fluktuasi permintaan, karena kolusi cenderung untuk pecah pada saat permintaan turun."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Robert
"Perkembangan Industri di Indonesia, terutama industri hulu, merupakan suatu studi yang menarik untuk ditelu suri. Perkembangan teori ekonomi industri membawa kita kepada penelitian dalam perkembangan pasar di, industri pemintalan. Pembuktian premise dari teori ekonomi industri yang mengatakan bahwa struktur pasar mempunyai pengaruh terhadap kinerja pasar itu sendiri membawa penulis untuk melakukan pembuktian secal"s statistik untuk membuktikan hal tersebut. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan terlihat bahwa pengaruh dari struktur pasar terhadap kinerjanya, masih perlu untuk mempertimbangkan aspek perilaku pasar. Perilaku inilah yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja pasar tersebut. Hal lain yang perlu untuk dicatat adalah latar belakang terbentuknya struktur pasar itu sendiri juga memainkan peranannya dalam menentukan kinerja. Latar belakang yang dimaksud disini mencakup juga. Aspek perilaku perusahaan-perusahaan didalam industri. aspek-aspek yang tercakup didalam latar belakang ini bisa berupa kesamaan dalam kepentingan di dalam industri, latar belakang sejarah, bahkan latarbelakang yang sifatnya politis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan, Pieter Hans
"Industri layanan Video on Demand berbasis langganan saat ini merupakan salah satu pasar platform yang termasuk baru dan sedang berkembang pesat salah satunya di Indonesia. Persaingan antar platform yang dinamis dan bergantung pada strategi eksklusivitas menimbulkan pertanyaan akan strukrur persaingan dalam pasar serta faktor-faktor yang mempengaruhi loylaitas dan perilaku berlangganan konsumen salah satunya dalam hal multihoming di tengah fragmentasi konten. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk menyelediki karakteristik struktur persaingan pasar SVOD di Indonesia serta kuantitatif inferensial terhadap 211 responden dengan analisis PLS-SEM pada model ekstensi Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT 2) untuk meneliti loyalitas dan perilaku multihoming. Hasil Penelitian menunjukkan struktur persiangan pasar oligopoli Bertrand dengan produk yang terdiferensiasi. Sementara faktor yang berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan SVOD yaitu content, price value, performance expectancy, habit, consumer satisfaction dan social influence. Eksklusivitas juga berpengaruh positif secara tidak langsung melalui variabel content. Selain itu, pelanggan SVOD Indonesia masih cenderung melakukan singlehoming, namun keinginannya melakukan multihoming dipengaruhi oleh faktor performance expectancy dan social influence.

The Subscription-based Video on Demand (SVOD) industry is currently one of the fastest growing emerging platform market, including in Indonesia. The dynamic competition between platforms that relies on exclusivity strategy raises the question of the current market structure as well as the factors affecting consumer loyalty and subscribing behavior especially in the case of multihoming in the face of fragmented content. This research applies quantitative descriptive analysis to investigate SVOD market structure characteristics in Indonesia, while also analysing the loyalty and multihoming behavior of 211 respondents using extended UTAUT2 model with PLS-SEM approach. The result of the study suggests Bertrand oligopoly with differentiated product as the current SVOD market structure in Indonesia. Meanwhile, the factors affecting SVOD consumer loyalty includes content, price value, performance expectancy, habit, consumer satisfaction, as well as social influence. Exclusivity as part of product diferentiation strategy also affects continuance intention indirectly through content. In addition, based on the survey result, SVOD subscribers in Indonesia still tend to singlehome, but the intention to multihome is affected mainly by the performance expectancy of multiple subscription as well as social influence."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Wulansari
"The dynamics of insurance agency in indonesia have fed to changes in the market structure of the life and property insurance industry in indonesia. This study examines the influence of market structure on profitability in life and property insurance companies in indonesia. Based on Concentration Ratio. this study found that from 1996-2004 the life and property insurance industry in indonesia was an oligopoly. The market structure of the life insurance industry had on average moderate concentration levels while the market structure of the property industry had on average low concentration levels. The regression model was constructed using pane! data and showed that the market structure positively influenced company profitability in both the life and property insurance industries. Yet this Positive influence was due more to efficiency than market power."
2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kurniati
"Masih besarnya potensi industri AMDK di Indonesia menjadi daya tarik bagi perusahaan baru (incumbent) untuk memasuki industri ini. Tidak hanya perusahaan dalam negeri bahkan perusahaan luar negeri pun ikut bergabung, yaitu dengan masuknya Danone mengakuisisi AQUA dan The Coca Cola Company mengakuisisi AdeS. Untuk melihat dampak akuisisi, dilakukan analisis kinerja menggunakan kerangka kerja Structure-Conduct-Performance dan rasio keuangan; analisa kekuatan perusahaan melalui rasio pertumbuhan, rasio keuangan, dan rasio usaha; dan hambatan masuk melalui iklan yang diterapkan dua perusahaan tersebut.
Metodologi yang digunakan adalah metode ekonometri dengan menggunakan panel karena terbatasnya data. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengumpulan data sekunder dari perusahaan AQUA dan AdeS, ASPADIN (Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan Indonesia), BPS (biro Pusat Statistik), dan Departemen Perindustrian dari tahun 1991 sampai 2005. Pengolahan data menggunakan metode dummy variabel untuk membandingkan kondisi perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. Sedangkan analisa kualitatif menggunakan metode Structure-Conduct-Performance (SCP) untuk menganalisa pengaruh akuisisi perusahaan terhadap industri.
Sesuai dengan teori ekonomi industri, hasil estimasi akuisisi yang diukur dengan kerangka kerja SCP berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan hasil estimasi akuisisi yang diukur dengan tingkat keuntungan (ROA) tidak selalu menambah kinerja perusahaan. Besarnya nilai intersep yang negatif dan dampak akuisisi yang rendah menunjukkan bahwa pengambilalihan tidak selalu menambah kinerja perusahaan yang diukur oleh rasio keuangan. Sesuai dengan penelitian Andrew P. Dickerson; Heather D. Gibson, dan Euclid Tsakalotos, bahwa pengambilalihan tidak selalu menambah kinerja perusahaan. Hal tersebut bergantung pada kondisi kesehatan perusahaan yang diukur dengan rasio keuangan.
Menurut teori SCP, kinerja tidak hanya diukur dari rasio keuangan saja. Faktor lain seperti teknologi, kondisi persaingan dengan perusahaan lain, hambatan masuk merupakan faktor yang cukup signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan. Dan hubungan antara pengeluaran iklan dengan keuntungan perusahaan yang diukur dengan tingkat pengembalian investasi (ROI) berhubungan negatif. Diduga pengukuran tingkat pengembalian investasi berasal dari investasi dalam teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penjualannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S26378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bomo Setyanto
"Industri gula di Indonesia secara umum dibagi ke dalam dua kelompok industri. Pertama, industri gula yang diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan konsumsi langsung masyarakat. Industri ini disebut industri gula putih (gula kristal putih). Kedua, industri gula yang diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan bahan baku imdustri makanan dan minuman. Industri ini disebut industri gula rafinasi.
Dalam kurun waktu enam tahun terakhir (sejak tahun 2002), industri gula rafinasi mengalami perkembangan yang lebih besar dibandingkan dengan perkembangan yang terjadi di dalam industri gula putih (gula kristal putih). Penelitian ini akan berfokus pada pembahasan di dalam industri gula rafinasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan industri gula rafinasi melalui teori SCP (structureconduct- performance). Perkembangan industri gula rafinasi diproksikan dengan menggunakan tingkat profitabilitas. Seiring waktu, industri gula rafinasi mengalami permasalahan di dalam struktur pasar yang bersifat uncontrollable. Namun, selain struktur pasar yang bersifat uncontrollable, terdapat struktur pasar yang bersifat controllable yang mempengaruhi tingkat profitabilitas industri gula rafinasi.
Dengan menggunakan kedua sifat struktur pasar tersebut sebagai variabel independen, dapat diketahui mana yang lebih berperan di dalam perkembangan industri gula rafinasi. Kemudian, setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode panel (panel data), hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa perkembangan industri (tingkat profitabilitas) gula rafinasi lebih dipengaruhi oleh struktur pasar yang bersifat uncontrollable."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
6167
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Pritahayu Ratih Daniyati
"Indonesia merupakan negara penghasil bijih kakao terbesar ketiga di dunia. Namun ironisnya, Indonesia bukanlah negara pengolah bijih kakao terbesar ketiga di dunia. Banyak permasalahan yang menghadang berkembangnya industri pengolahan ini, antara lain keberadaan hama penyakit tanaman kakao, peraturan pemerintah yang tidak kondusif, perebutan bahan baku antara pedagang bijih kakao yang akan langsung mengekspor bijih kakao ke luar negeri dengan industri pengolahan kakao, buruknya kualitas bijih kakao Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apa saja pengaruh pertumbuhan perusahaan pegolahan kakao yang signifikan. Studi ini diterapkan pada negara Indoensia dengan menggunakan data panel dari 107 perusahaan yang bergerak di bidang ini. Data yang digunakan kemudian disensor untuk mendapatkan perusahaan yang dapat bertahan hidup dari satu periode ke periode lain. Variabel bebas yang digunakan dalam makalah ini adalah besar modal, jumlah tenaga kerja, status kepemilikan perusahaan, umur perusahaan, jumlah output perusahaan, dan presentase output perusahaan yang kemudian diekspor sebagai variabel pertumbuhan internal perusahaan, harga bijih kakao sebagai proxy faktor pertumbuhan eksternal perusahaan, serta luas areal perkebunan kakao di tiap propinsi dimana perusahaan tersebut berada sebagai proxy terhadap faktor pertumbuhan lokal perusahaan. Data yang digunakan berasal dari BPS.
Penelitian ini juga menguji tentang firm survival yang merupakan bagaimana kemampuan perusahaan untuk berada di industri dengan menggunakan variabel bebas sama dengan untuk pertumbuhan perusahaan. Pengolahan data dan analisa studi ini menggunakan metode ekonometrika, yaitu dengan menggunakan metode cross-section dan regresi probit. Awalnya penulis membuat hipotesa awal beserta rancangan model kemudian mengolah data untuk mendapatkan hasilnya. Kemudian dilakukan pengujian Goodness of fit serta signifikansinya, baik secara individu maupun secara uji serempak. Diuji pula di sini asumsi-asumsi ekonometrika agar menghasilkan kesimpulan yang tidak misleading. Dengan demikian dapat mengasilkan kesimpulan yang berguna bagi penentuan faktor pertumbuhan dan firm survival perusahaan industri pengolahan kakao Indonesia. Beberapa hasil pengujian ini sesuai dengan hipotesa awal penulis yang didasarkan pada teori Gibrat dan dikembangkan dari model yang pertama kali dikembangkan oleh David S. Evans. Namun beberapa variabel penjelas lainnya tidak sesuai dengan hipotesa awal penulis. Hasil penting dari penelitian ini adalah penerimaan terhadap teori Gibrat, yaitu bahwa besar perusahaan ternyata tidak mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, khususnya di industri pengolahan kakao Indonesia. Selain itu hasil penting lainnya adalah penolakan teori Evans mengenai faktor pengaruh kemampuan perusahaan untuk bertahan di industri tersebut. Hal ini dikarenakan banyak dari faktor-faktor tersebut yang tidak signifikan, meskipun arah pengaruh yang tidak signifikan tersebut sesuai dengan teori Evans.

Indonesia is the 3rd world?s biggest cocoa seed producer. Ironically, Indonesia is not the 3rd world?s biggest cocoa confectionary. There are lots of problems that hinder the development of this confectionary industry, such as the cocoa?s tree problem non-conducive government rule, the fight for raw materials between cocoa seed trader, who will directly export the cocoa seed abroad, with cocoa confectionary industry, the low quality of Indonesia?s cocoa seed. This research aims to see what the factors influences significantly the growth of cocoa confectionary. The study located in Indonesia using panel data of 107 firms in this industry. Data used then censored to get the firms that can survive from one year to another year. The independent variables are capital, labor, ownership, age of firm, output of firm, and export percentage of output as internal factor of firm growth, price of cocoa as proxy to external factor of firm growth, and how big the estate is in each province where the firm?s located as proxy to local factor of firm growth. Data comes from BPS. This study also test the firm survival which is how good the firm manage himself to remain alive in the industry, using the same independent variable as the firm growth measurement.Data management and this analysis use econometrics methods, which are the cross-section and probit regression. The author made the null hypothesis and economic modeling then running the data to get the result.
Then the result is tested for the goodness of fit and its significance, both individually and simultaneously. The econometrics assumptions are tested as well, so that the decision will not be misleading. Therefore the result is useful in determining the growth and survival factor in cocoa industry in Indonesia. Some of the result is in accordance with the null hypothesis based o Gibrat?s theorem and developed from model that first developed by David S. Evans. Nevertheless some other explanatory variables are not in accordance with the null hypothesis. The important result of this research is the acceptance of Gibrat theorem, which is the big of the firm does not affect the firm growth, especially in cocoa confectionary industry in Indonesia. Beside, other important result is the decline of Evans theorem on factor that affecting the ability of the firm to remain in the industry. This is because a lot of those factors are insignificant, though they give the same direction of that insignificance influence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Yusianto
"Secara historis, kenaikan kontribusi industri pengolahan terhadap output dan tenaga kerja yang menyertai peningkatan pendapatan per kapita dan penurunan relatif kontribusi di sektor pertanian adalah merupakan generalisasi yang terbaik mengenal pembangunan (Chenery, 1986, p.l).
Menurut Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1988, pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan ekonomi jangka panjang untuk mencapai struktur ekonomi yang semakin seimbang di mana sektor industri yang maju dan didukung oleh sektor pertanian yang tangguh. Selanjutnya, proses industrialisasi harus mampu mendorong berkembangnya industri sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru, sumber peningkatan ekspor dan penghematan devisa, penunjang pembangunan daerah, penunjang pembangunan sektor-sektor lainnya serta sebagai wahana pengembangan dan penguasaan teknologi. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa pembangunan ekonomi Indonesia mempunyai harapan yang besar terhadap sektor industri sebagai motor pembangunannya.
Data dari World Development Report 1990 menunjukkan bahwa Indonesia pada tahun 1988 memiliki produk nasional bruto (PNB) per kapita sebesar US $ 440. Dari 121 negara yang dikumpulkan, Indonesia masuk dalam kelompok negara berpendapatan rendah.
Dilihat dari pendapatan per kapitanya, Indonesia masih di atas rata-rata kelompok negara tersebut. Jika dibandingkan tahun 1965, Indonesia mengalami pertumbuhan PNB per kapita sekitar 4,3 persen pada periode 1965-1998. Laju pertumbuhan tersebut termasuk tinggi. Bila melihat struktur produksinya: (a) kontribusi sektor pertanian terhadap PDB mengalami penurunan, yakni dari 56 persen (1965) menjadi 24 persen (1988). Dibandingkan kelompok negara berpendapatan rendah lainnya, penurunan kontribusi ini termasuk cepat; (b) kontribusi sektor industri terhadap PDB mengalami peningkatan, yakni dari 13 persen (1965) menjadi 36 persen (1999); (c) Kontribusi sektor Industri pengolahan terhadap PDB mengalami peningkatan, yakni dari 8 persen (1965) menjadi 19 persen (1988). Menurut klasifikasi UNIDO, suatu negara dikatakan dalam proses industrialisasi jika rasio nilai tambah industri pengolahan terhadap PDB nya adalah antara 10 hingga 20 persen (Moh. Arsjad Anwar, 1987, p. 411). Dengan demikian, jika Indonesia dimasukkan dalam klasifikasi UNIDO tersebut, maka Indonesia masuk dalam kelompok negara dalam proses industrialisasi (industrializing country).
Namun, apakah indikator UNIDO ini yang mengklasifikasikan Indonesia sebagai negara dalam proses industrialisasi telah menunjukkan jenis transforrnasi struktural dalam perekonomian Indonesia ? Terutama dengan adanya fasilitas-fasilitas yang diberikan pemerintah terhadap perkembangan sektor industri pengolahan ini bila dikaitkan dengan kebijaksanaan perdagangan.
Pemberian fasilitas tersebut terutama bersifat proteksi, baik tarif maupun bukan tarif. Adapun pemberian fasilitas-fasilitas tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga di negara-negara sedang berkembang lainnya. Hal tersebut berkaitan dengan the infant industry argument, yakni pemberian perlindungan sementara bagi industri-industri yang masih baru dalam menghadapi persaingan pasar dunia. Hal tersebut juga berkaitan dengan Inward-looking strategy yang umumnya juga berlaku di negara-negara sedang berkembang. Masalahnya sekarang adalah apakah perlindungan tersebut masih dalam batas-batas yang dapat diterima atau tidak ? Adapun toleransinya dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: waktu, besar dan caranya proteksi diberikan.
Masalah lain yang cukup pokok bagi Indonesia adalah masalah ketenagakerjaan. Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1988 mengemukakan bahwa penciptaan lapangan kerja bagi angkatan kerja yang jumlahnya makin besar merupakan tantangan utama pembangunan. Di mana kebijaksanaan perluasan lapangan kerja dalam Repelita V dimaksudkan tidak saja hanya sebagai realokasi tenaga kerja semata dari sektor pertanian ke sektor non pertanian melainkan juga untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di berbagai sektor.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Sandra Dewi O.
"Industri mebel kayu merupakan salah satu industri yang sangat berkembang dan diunggulkan Indonesia. Namun pada kenyataannya, banyak permasalahan yang dihadapi oleh industri mebel kayu indonesia. Walaupun begitu, perkembangan perusahaan mebel kayu Indonesia selalu bertambah setiap tahunnya. Oleh karena itu, penelitian ini ingin melihat performa dinamis perusahaan-perusahaan dalam industri mebel kayu berdasarkankarakteristik yang dimiliki industri ini. Dan untuk melihat performa perusahaan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan analisis pertumbuhan perusahaan dan kemampuannya bertahan dalam industri mebel kayu Indonesia. Berdasarkan hasil analisis mengenai pertumbuhan perusahaan di industri mebel kayu Indonesia, yang mempengaruhi pertumbuhan perusahaan secara signifikan adalah variabel usia perusahaan (negatif), ukuran perusahaan (negatif), pangsa pasar perusahaan (positif), dan ekspor perusahaan (positif). Sedangkan hasil analisis mengenai kemampuan perusahaan dalam bertahan di industri mebel kayu Indonesia menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi probabilitas perusahaan dapat bertahan secara signifikan adalah variabel usia perusahaan (positif), ukuran perusahaan (positif), pangsa pasar perusahaan (negatif), dan roduktivitas tenaga kerja perusahaan (positif)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6174
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arizal Muhammad S.
"Skripsi ini menguji validitas hipotesis Structure-Conduct and Performance (SCP) dan hipotesis Efficiency Structure (ES) dalam menjelaskan kinerja industri batubara di Indonesia pada periode 2003 s.d. 2012. Teknik estimasi model penelitian menggunakan random effect model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ES lebih dapat menjelaskan kinerja perusahaan di industri batubara dalam konteks profitabilitas dibandingkan hipotesis SCP. Dengan kata lain efisiensi lebih berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan batubara di Indonesia dibandingkan tingkat konsentrasi pasar. Hasil penelitian juga mengindikasikan pasar batubara di Indonesia sudah mendekati persaingan sempurna.

This thesis tested the validity of the hypothesis of Structure-Conduct-Performance (SCP) and the Efficiency Structure (ES) in explaining the performance of the coal industry in Indonesia in the period 2003 until 2012. Research model estimation technique used a random effect model. The results showed that the hypothesis can explain the ES hypothesis over the company's performance in the coal industry in the context of profitability compared to the SCP hypothesis. In other words, the efficiency has more influence on the profitability of the coal companies in Indonesia compared to the level of market concentration. The results also indicated an Indonesian coal market is approaching perfect competition.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>