Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I. Gede Arimbhawa Yasa
"Investasi asing yang masuk ke Indonesia dan China umumnya mempunyai dua sifat, relokasi industri dan pasar domestik. Tujuan skripsi ini adalah melihat sifat investasi asing yang masuk ke China dan Indonesia dari negara maju (Amerika Serikat dan Jepang), NIE (Singapura, Taiwan, Hongkong dan Korea Selatan). Dalam menganalisa sifat investasi asing di Indonesia dan China, digunakan model regresi Kojima sederhana yang mengkaitkan variabel perdagangan internasional dengan variabel investasi asing, pendapatan nasional dan investasi domestik. Data yang dipergunakan adalah data agregatif sektor non migas. Uji kausalitas di-lakukan untuk mempertajam analisa hubungan variable perdagangan internasional dan investasi asing di Indonesia. Hasil regresi investasi asing di China dan Indonesia umumnya bersifat relokasi industri. Namun bila dirinci berdasarkan asal negara, terdapat perbedaan sifat investasi asing di China dan Indonesia. Investasi asing Singapura di China berorientasi pasar domestik (sama seperti investasi asing Amerika Serikat di Indonesia Indonesia dan China) namun di Indonesia bersifat relokasi industri. Proses relokasi industri secara umum terjadi di Indonesia dan China, dengan perbedaan investasi asing dari Singapura. Namun China berhasil membangun eko-nominya dengan lebih berorientasi keluar. Kebijakan desentralisasi yang terjadi di China mendorong keber-hasilan perekonomian China. Indonesia perlu terus melakukan deregulasi terutama memangkas birokrasi per-ijinan disamping membangun sumber daya manusia yang tangguh."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Setio Budi
"ABSTRAK
Investasi asing Iangsung pada sektor pertanian di Indonesia mengalami
pasang surut. Pada periode tahun 1980-1985, nllai FDI sektor pertanian relatif
rneningkat. Pada periode 1986-1990, nllai FDI sektor pertanian tems menlngkat dan
mencapai angka pada kisaran 100 juta US dolar, meskipun pada tahun 1988,
kembali turun drastis, yang salah satunya dlsebabkan oleh mulai tumbuh pesatnya
sektor Industri di Indonesia. Periode selanjutnya terus mengalami peningkatan, yang
pada puncaknya adalah pada tahun 1996, dlmana nilai FDI sektor pertanian
mencapal nllai tertinggi, yaltu 1521,6 juta US dollar. Dan pada saat krisis tahun
1997, FDI cenderung mengalami penurunan secara signlflkan, meskipun pada
sesekali waktu juga mengalami peningkatan kembali. Pada sisl lain, bersamaan
dengan krisis moneter 1997 sektor pertanian mau tidak mau harus menerima
limpahan tenaga kerja dari sektor industri yang terpaksa berhenti bekerja karena
terkena PHK. Dengan demlklan, pentlng untuk melakukan kajian secara mendalam
tentang FDI sektor pertanian di Indonesia termasuk faktor-faktor apakah yang
mernpengaruhi FDI sektor pertanlan tersebut.
Perumusan masalahnya adalah (1) Faktor-faktor ekonomi apakah yang
mempengaruhi investasi asing Iangsung pada sektor pertanian di Indonesia ? (2)
Sejauh mana faktor-faktor ekonomi tersebut mempengaruhi investasi asing Iangsung
pada sektor pertanian di Indonesia ?. Untuk menjawab permasalahan tersebut,
dlgunakan metodologi literatur review untuk mengetahuan faktor-faktor yang
mempengaruhl FDI, khususnya faktor ekonomi dan anallsts Co-Integrasl, dlmana
persamaan regresi co-integrasinya adalah FDIF, = bg + b1EXAC¢ + b2RGDP, +
b3ERUS, + b.,DINR, + b5FINR, + b5CINP, + s,_Adapun pengujiannya dllakukan dengan
pengujian Unit Root dan pengujian Co-Integrasi dengan mengunakan metode
Johansen Test.
Berdasarkan pada hasil analisis data, dengan pengujlan stasloneritas
dldapatkan bahwa data stasioner pada derajat satu baik untuk pertimbangan
konstan dan konstran dengan trend pada level signilikansi 1%. Sedangkan pada ujf
co-lntegrasl Johansen Test, seluruh variabel signlflkan secara statistik pada level
signilikansi, 5% dan degree of freedom, d.f 23 (25-1-1) terhadap pembentukan FDI.
Dan diketahul bahwa t tabel adalah sebesar 2,069. Sedangkan dllihat dari arah
parameter semua variabel memlliki arah yang sama dengan hlpotesa dalam jangka
panjang, kecuali LCINP. Dalam jangka panjang perilaku pernbentukan FDI
dipengaruhi seberapa besar LEXAC, LRGDP, LERUS, DINR, FINR dan LCINP.
Sehingga diketahui ; kenaikan ekspor sektor pertanian 1% dalam jangka
panjang mengakibatnya kenaikan FDI pertanlan sebesar 2.49%, kenaikan
pertumbuhan ekonomi 1% dalam jangka panjang akan berdampak pada peningkatan
FDI pertanian sebesar 6.5%, depreslasi nilai tukar 1% dalam jangka panjang akan
berdampak pada menurunnya FDI pertanian sebesar 7.44%, kenaikan suku bunga
kredit dalam negeri untuk lnvestasi sebesar 1% dalam jangka panjang akan
berdampak pada kenaikan FDI pertanian sebesar 0.4%, kenaikan suku bunga Iuar
negeri untuk kredlt investasi 1% dalam jangka panjang akan berdampak pada
menurunnya FDI pertanian sebesar 0.8%, dalam jangka panjang kenaikan IHK
sebesar 1% terhadap peningkatan FDI pertanian mencapal 12%. Hal ini dikarenakan
setiap kenaikan harga maslh dapat ditutupi oleh kenaikan pertumbuhan ekonomi dan
selanjutnya tldak berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.

"
2006
T34488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Roberto
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Laura Kartini
"Sistem keuangan internasional telah mengalami perkembangan sejak dua dekade terakhir akibat adanya deregulasi pada pasar keuangan internasional dan semakin tidak ketatnya capital control dari masing-masing negara menyebabkan investasi internasional ikut berkembang. Investasi internasional masing-masing negara ASEAN berkembang seiring perkembangan investasi internasional Amerika Serikat dan Jepang. Penelitian ini mencoba mengkaji lebih jauh determinan-determinan yang mempengaruhi aliran investasi portfolio internasional dan bagaimana investor masing-masing negara anggota ASEAN, Amerika Serikat dan Jepang melakukan pilihan dalam international portfolio holding dengan menggunakan Gravity Model. Pada penelitian ini, aliran investasi portfolio internasional yang akan diteliti dibatasi pada aliran investasi portfolio internasional Indonesia dari negara-negara ASEAN (yaitu Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand), Amerika Serikat dan Jepang. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari institusiinstitusi yang terkait dengan penelitian. Periode data tersebut yaitu dari 1992 sampai dengan 2005. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa Gravity Model tidak dapat menjelaskan dengan baik aliran investasi portfolio internasional Indonesia dari Filipina, Malaysia, Singapura, dan Thailand, Amerika Serikat dan Jepang. Fenomena Home bias ternyata terjadi pada para investor di Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desra Astrella
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari kepemilikan institusi asing terhadap volatilitas imbal hasil saham dengan dikontrol oleh variabel kepemilikan pemerintah domestik, kepemilikan institusi domestik, kepemilikan individu domestik, ukuran perusahaan, turnover saham, dan leverage perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode regresi data panel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusi asing dapat meningkatkan volatilitas return perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia bahkan setelah dikontrol oleh struktur kepemilikan yang lengkap, ukuran perusahaan, turnover, dan tingkat hutang perusahaan.

This study aims to analyze the impact of foreign institutional ownership toward stock return volatility with government ownership, domestic institutional ownership, domestic individual ownership, firm size, stock turnover, and firm leverage as control variables. This study use panel regression method.
The result of this study show that foreign institutional ownership increases stock return volatility of listed companies in Indonesia Stock Exchange even after controlling for a complete ownership structure, firm size, turnover, and leverage.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfirza Dafrin Achmad Ichwani
"Tulisan ini menganalisis secara rinci mengenai inkonsistensi dalam aspek hukum sebagai salah satu bentuk risiko dalam PMA pada proyek pembangunan IKN Nusantara beserta konsekuensi yang dapat terjadi terkait dengan hal tersebut. Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat permasalahan terkait dengan pendanaan proyek IKN, khususnya yang bersumber dari investor asing. Hingga saat ini belum terdapat bukti konkrit PMA di proyek IKN Nusantara. Sebelumnya Pemerintah Indonesia sempat mengklaim bahwa terdapat banyak investor asing yang menyatakan minatnya untuk berinvestasi di proyek IKN. Namun, baru-baru ini justru Pemerintah menyatakan pernyataan yang berkontradiksi dengan klaim pemerintah sebelumnya. Bahwa saat ini belum ada PMA di proyek IKN. Terdapat suatu kejanggalan dalam hal tersebut karena pemerintah sendiri telah memberikan banyak insentif bagi para investor asing yang ingin berinvestasi di proyek IKN. Pemerintah juga pada dasarnya telah berupaya memberikan kepastian hukum bagi para investor dengan adanya UU IKN dan PP 12/2023. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa terdapat suatu inkonsistensi hukum yang dapat mendasari keputusan investor asing untuk tidak atau belum melakukan PMA di proyek IKN. UU IKN dan PP 12/2023 yang penyusunannya dinilai problematik telah menciptakan suatu ketidakpastian tersendiri bagi para investor. Penulis juga memberikan contoh perbandingan kegagalan negara-negara lain dalam memindahkan ibu kotanya dalam tulisan ini untuk memberikan gambaran konkrit terkait permasalahan dalam proyek IKN.

This paper analyzes regarding the legal inconsistency as a form of risk in Foreign Investment in the Nusantara National Capital development project and the consequences that could occur related to that matter. This research was completed by using doctrinal research method. From the research, it is known that there are problems related to the funding of the Nusantara National Capital project, especially those originated from foreign investors. To date there has been no concrete evidence of Foreign Investment in the Nusantara National Capital project. Previously, the Government of Indonesia had claimed that there were many foreign investors who expressed their interest in investing in the Nusantara National Capital project. However, recently the government has made a statement that contradicts the previous claim. That there is currently no Foreign Investment in the Nusantara National Capital project. There is an inconsistency in this matter since the government itself has provided many incentives for foreign investors who invest in the Nusantara New Capital City project. The government has also tried to provide legal certainty for investors with the existence of Capital City Law and GR 12/2023. Based on that, it is known that there is a legal uncertainty that underlies the decision of foreign investors who decide not to conduct Foreign Investment in the Nusantara National Capital project. The Capital City Law and GR 12/2023, whose formulation is considered problematic, have created uncertainty for investors. The author also provides comparative examples of other countries' failures in moving their capital cities in this writing to provide a concrete overview of the problems in the Nusantara National Capital project."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Anas
"Investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia meningkat pesat selama beberapa dekade terakhir ini. Pada tahun 1980, berdasarkan data Balance of Payment yang diterbitkan IMF, investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia hanya sebesar US$ 138 juta yang meningkat 15 kali lipat atau US$ 2004 juta pada tahun 1993. Dari total investasi asing langsung yang direalisasi sejak tahun 1967 hingga tahun 1994, 64 persen diantaranya merupakan investasi dalam industri manufaktur. Investasi asing dalam industri manufaktur memberikan kontribusi yang tidak kecil dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari bagian nilai tambah yang dihasilkan, perusahaan asing menyumbang 23 persen dari total nilai tambah yang dihasilkan industri manufaktur pada tahun 1975 yang meningkat menjadi 25 persen pada tahun 1992. Perusahaan asing yang bergerak dalam industri manufaktur, yang sebagian besar merupakan perusahaan multinasional memiliki firm specific advantage yang tidak dimiliki oleh perusahaan domestik sejenisnya, seperti akses terhadap modal yang lebih murah, input yang lebih murah dan pengetahunan tentang pasar yang lebih lengkap, sehingga diduga lebih efisien dibandingkan perusahaan domestik sejenis. Disamping itu, mengacu teori yang diajukan Kojima bahwa investasi asing langsung yang ideal adalah investasi asing yang berorientasi perdagangan (trade oriented) karena tidak saja memberikan keuntungan pada negara investor dan negara penerima, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dunia. Dalam tulisan ini penulis akan menguji kebenaran hipotesa tersebut, bahwa perusahaan asing lebih efisien dan lebih berorientasi perdagangan dibandingkan perusahaan domestik sejenis. Untuk menguji hipotesa tersebut, penulis menggunakan tingkat produktivitas tenaga keija dan intensitas modal sebagai ukuran efisiensi dan menggunakan export propensity dan import propensity sebagai ukur orientasi perdagangan. Pengujian dilakukan secara lintas sektoral, 29 industri pada tingkat ISIC 3 digit dengan 17600 perusahaan, denganmengadaptasi model yang digunakan Eric Ramstetter dalam menganalisa perbedaan antara perusahaan multinasional Jepang dan perusahaan lainnya di Thailand dalam artikel Comparisons of Japanese Multinationals and Other Firm in Thailand's Non-Oil Manufacturing Industries yang dimuat dalam Asean Economic Bulletin volume 11 no. 1, Juli 1994. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square(OLS) untuk menguji perbedaan tingkat produktivitas, tingkat upa rata-rata dan intensitas barang modal antara perusahaan asing dan perusahaan lainnya; dan analisa Probit untuk menguji perbedaan trade propensity antara perusahaan asing dan perusahaan lainnya. Dari hasil pengujian yang penulis lakukan pada tingkat perusahaan, membuktikan bahwa produktivitas tenaga kerja pada perusahaan asing lebih tinggi dibandingkan perusahaan lainnya. Disamping itu secara rata-rata perusahaan asing juga memberikan upah yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lainnya. Hasil lain yang penting dalam penelitian ini adalah bahwa perusahaan asing terbukti lebih tradeoriented dibandingkan perusahaan domestik sejenis. Export propensity perusahaan asing lebih tinggi dibandingkan perusahaan domestik sejenis, tetapi ketergantungan terhadap impor, yang diukur dengan import propensity, juga lebih tinggi. Hasil pengujian juga mengisyaratkan bahwa perusahaan asing terbukti memiliki intensitas barang modal yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lainnya. Hal lain yang menarik dalam penelitian ini adalah bahwa tingkat konsentrasi industri memberikan dampak yang buruk terhadap kinerja industri manufaktur secara keseluruhan, begitu juga terhadap perusahaan asing yang terlibat dalam industri manufaktur. Untuk mengoptimalkan manfaat investasi asing langsung di Indonesia, deregulasi yang selama telah dijalankan perlu diikuti dengan konsistensi penerapan di lapangan. Praktek-praktek yang menjurus pada distorsi pasar, seperti praktek monopoli dan oligopoli yang mengakibatkan tingkat persaingan yang tidak sehat merupakan faktor yang menghambat peningkatan kinerja ekonomi yang sudah saatnya diminimisasi. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan skripsi ini untuk memperkuat hasil penelitian yang telah penulis mulai ini, yaitu memperluas sampel observasi dengan memasukkan sektor-sektor lain di luar industri manufaktur dan memperpanjang rentang waktu penelitian."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustanto
Jakarta: Kuwais, 2012
346.092 RUS h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Fithriyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungankausalitas antara FDI dengan perdagangan internasional dan pertumbuhan sektor industri, serta mengetahui pola hubungn antar variabel. Melaluui uji Ganger's Cusality yang ada dalam kerangka analisis metode VAR dapat diketahui apakan FDI dapat menyebabkan perdagangan internasional (ekspor dan impor sektor idustri) dan nilai tambah bruto (NTB) sektor industri dan melalui impulse respond function (IRF) dapat diketahui respon variabel apabila salah satu variabel mengalami gangguan. Penelitian ini juga mengungkapkan apakah kehadiran Multi National Cooperation (MNC) mampu mendorong aktifitas ekspor dan impor industri Indonesia, Variabel yang digunakan adalah realisasi FDI Sektor Sekunder (industri), ekspor dan impor manufaktur (SITC 5-8), serta NTB sektor industri. Hasil menunjukan bahwa realisasi FDI belum mampu mendorong secara signifikan aktivitas perdagangan internasional (ekspor-imor) sektor industri manufaktur, serta belum berperan signifikan dalan NTB sektor industri Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T27715
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Edi Hartono
"Di tengah keterbatasan modal dari dalam negeri, investasi dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) diyakini sangat potensial di dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi perekonomian Indonesia. Di samping itu, kehadiran modal asing khususnya di sektor industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) menjadi sumber perkembangan teknologi, pertumbuhan ekspor dan penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan insentif pajak untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi penanaman modal. Namun, kebijakan pemberian insentif pajak tersebut masih menimbulkan keraguan mengenai keefektifannya dalam menarik investor. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebijakan insentif pajak dengan iklim investasi bagi perusahaan PMA di sektor industri tekstil dan untuk mengidentifikasi kebijakan insentif pajak yang paling sesuai untuk sektor industri tekstil di Indonesia. Insentif pajak merupakan suatu pemberian fasilitas perpajakan yang diberikan kepada investor luar negeri untuk aktifitas tertentu atau untuk suatu wilayah tertentu. Sedangkan iklim investasi mencerminkan sejumlah faktor yang berkaitan dengan lokasi tertentu yang membentuk kesempatan dan insentif bagi pemilik modal untuk melakukan usaha atau investasi secara produktif dan berkembang. Bagi perusahaan di sektor industri tekstil yang sifat produksinya footloose, pajak dianggap sebagai faktor sensitif dalam menentukan lokasi penempatan modal. Untuk menguji signifikansi hubungan antara insentif pajak dengan iklim investasi bagi perusahaan PMA di sektor industri tekstil, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode survei. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang berstatus PMA yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak PMA Empat yang bergerak di sektor industri tekstil. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan SPSS diketahui bahwa hipotesis penelitian (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kebijakan insentif pajak dengan iklim investasi bagi perusahaan PMA di sektor industri tekstil diterima. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai signifikansi hubungan sebesar 0.067 yang lebih besar daripada nilai = 0.05. Analisis tersebut juga mengungkapkan bahwa kebijakan insentif pajak hanya memberikan pengaruh sebesar 4% terhadap iklim investasi bagi perusahaan PMA di sektor industri tekstil. Hal tersebut mengindikasikan bahwa faktor pendorong bagi perusahaan PMA di sektor industri tekstil untuk berinvestasi di Indonesia, 96%-nya lebih berkaitan dengan faktor lain selain insentif pajak. Berkaitan dengan jenis insentif pajak yang sekarang diberlakukan di Indonesia, yang paling diminati oleh perusahaan PMA di sektor industri tekstil adalah pengurangan penghasilan neto atau tunjangan investasi sebesar 30%. Namun insentif tersebut dinilai kalah menarik dengan jenis insentif yang diterapkan di negara China dan Vietnam sebagai pesaing dagang utama di sektor tekstil, karena negara tersebut menerapkan insentif pajak berupa tunjangan investasi dan tax holiday sekaligus. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan insentif pajak yang diterapkan di Indonesia tidak berkorelasi secara signifikan terhadap iklim investasi bagi perusahaan PMA di sektor industri tekstil. Oleh karena itu disarankan agar jenis insentif pajak ditambah dengan pemberlakuan tax holiday yang dipaketkan dengan tax sparing credit dan Pajak Pertambahan Nilai Tidak Dipungut atas penyerahan Jasa Kena Pajak di Kawasan Berikat. Di samping itu, agar kebijakan insentif pajak tersebut tidak sia-sa dan justru merugikan penerimaan negara, maka dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif harus dilakukan dengan membenahi semua faktor yang mempengaruhinya secara menyeluruh dan terintegrasi antar departemen.

In the matter of limitation of domestic capital, Foreign Direct Investment (FDI) is very potential in accelerating the growth of economics transformation in Indonesia. Despitefully, the presence of Foreign Direct Investment specially in textile industry sector will stimulate of technology development, increasing export and absorbtion of labour. Therefore, the government make policy of tax incentive to create conducive investment climate for Foreign Direct Investment. However, policy of giving of the tax incentive still generate doubt concerning the effectiveness of it?s implementation to attract investor. Considering this background, the goals of this research is to know correlation between the policy of tax incentive with investment climate for Foreign Investment Company in textile industry sector, and to identify which policy of tax incentive is the most appropriate for textile industry sector in Indonesia. Tax incentive is taxation facilitation for foreign investment in selected activity or selected region. While investment climate express a number of factors related to certain location which form incentive and opportunity for investor to conduct business or to invest productively in order to expand their business. For company in textile industry sector which nature of the production is footloose, taxation is considered to be a sensitive factor in determining the investment. In order to test the correlation between tax incentive with the investment climate for Foreign Investment Company in textile industry sector, the researcher approach of this research is quantitative, with data collecting technique by survey method. While technique analyse data use correlation analysis of Pearson Product Moment (PPM). Population in this research are companies which their main business are textile industry sector and are registered as tax payers in Tax Service Office of Foreign Investment Four. The hypothesis examination result by using Statistical Package For the Social Sciences (SPSS), shown that there are no significant correlation between tax incentive policy with investment climate for foreign investment company in textile industry sector. The conclusion above is shown from the significance correlation value that is 0.067 larger than value  = 0.05. The analysis also stated that policy of tax incentive only give 4% influence to investment climate for Foreign Investment Company in textile industry sector. This conclusion indicates that the incentive factor for Foreign Investment Company in textile industry sector in Indonesia, 96% is not from tax incentive. The most favorable type of tax incentive that are implemented in Indonesia according to Foreign Investment Company in textile industry sector in this research is 30% investment allowance. However the incentive is not interesting enough since China and Vietnam, as competitive country in textile industry, implement both the tax allowance and tax holiday incentive. According to this research analisys result, the researcher concludes that tax incentive in Indonesia doesn?t have any significant correlation with Foreign Investment Company in textile industry sector. Therefore, the researcher suggests that the tax incentive policy is added by tax holiday including tax sparing credit, and Value Added Tax is not witheld for taxable services in Bonded Zone. In order to create an effective tax incentive policy which will not cause loosing the state income, the policy must be done simultaneously and should be integrated inter departments."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>