Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182798 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erma Avianti Supono
"Skripsi ini menganalisa kebijakan dan strategi penetapan harga dari "PT. PACPEN" ditinjau dari aspek pemasarannya mengingat pentingnya harga dalam situasi ekonomi dengan tingkat tekanan dan persaingan yang tinggi seperti sekarang. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melihat dan mengevaluasi sampai sejauh mana "PT. PACPEN" melaksanakan program kebijakan dan strategi penetapan harganya. Metode penelitian yang dilakukan adalah studi kepustakaan berupa pengumpulan data dari berbagai sumber serta studi lapangan yang mencakup penelitian langsung ke perusahaan maupun pihak-pihak lain yang terkait untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. gram Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam membuat prokebijakan dan strategi penetapan harga, perlu dilakukan analisa terhadap profil perusahaan dan lingkungan eksternal dimana perusahaan berada, dengan menempatkan persyaratan yang realist's tentang kemampuan dan sumber daya internalnya terhadap kondisi lingkungan persaingan yang ads. "PT. PAC PEN memiliki program kebijakan dan strategi penetapan harga berdasarkan biaya dengan struktur harga dan tingkat harga yang cukup lengkap dan ditujukan kepada semua seamen pasar yang ada dengan tingkat pencapaian tujuan perusahaan yang cukup baik. Skripsi ini mengusulkan agar program kebijakan dan strategi penetapan harga yang dibuat harus dijelaskan kepada semua pihak yang terkait untuk menghindari kesimpangsiuran informasi agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan, terkoordinasi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Givrey
"Dengan meningkatnya persaingan dalam bidang-bidang usaha, dalam hal ini pada usaha surveyor, manajemen membutuhkan data perhitungan biaya per jasa yang ditawarkan yang akurat, untuk dapat melakukan pengambilan keputusan dalam hal penentuan tarif yang tepat. Dengan menggunakan metode penghitungan biaya yang hanya memperhitungkan biaya langsung saja dapat terjadi tidak semua biaya dapat tertutup, sehingga perusahaan tersebut dapat terancam kelangsungannya dimasa datang. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memberikan alternatif perbaikan sistem penghitungan biaya suatu jasa dengan melihat kemungkinan penerapannya dalam perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan dan metode penelitian lapangan. Penelitian lapangan dilakukan dengan tanya jawab, wawancara, dan pengumpulan data-data tertulis. Dan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa PT Sucofindo yang selama ini belum melakukan penghitungan biaya per unit dengan tepat dari jasa-jasanya perlu melakukan penghitungan tersebut. Namun hal tersebut memerlukan alokasi biaya yang baik serta koordinasi antar bagian pada perusahaan ini, untuk pengakumulasian biaya tiap jasa."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Safarini
"Tingginya kebutuhan akan sarana perumahan dan terbatasnya lahan yang tersedia serta gaya hidup masyarakat perkotaan yang sudah menyamai masyarakat di kota-kota besar lainnya di dunia menyebabkan bisnis apartemen/kondominium merupakan lahan bare dalam bisnis properti yang mempunyai pangsa pasar yang baik. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan analisa terhadap harga pokok dan harga jual unit kondominium dari sudut pandang developer untuk mengetahui apakah harga jual yang ditetapkan dapat memberikan laba dan menciptakan insentif bagi para pembeli. Dalam melakukan pembahasan penulis menggunakan pendekatan studi kasus terhadap proyek kondominium Fr. XYZ, dan studi kepustakaan untuk mendapatkan dasar pemikiran dari topik yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya harga jual unit apartemen/kondominium adalah antara lain: fasilitas yang ditawarkan, lokasi, capital gain yang diharapkaan dapat diraih dari investasi dalam bentuk unit apartemen/kondominium, dan status sosial yang melekat pada pemilik unit apartemen/kondominium. Dari hasil penelitian oleh suatu badan periset pasar dapat dilihat bahwa dalam kondisi pasar yang stabil tingkat pengembalian investasi (ROI) yang dapat diraih dari bisnis properti ini adalah cukup tinggi (sekitar 15-40 persen). Harga pokok apartemen/kondomimium PT XYZ ini terdiri dari biaya perizinan, biaya konstruksi gedung, biaya pembuatan fasilitas-fasilitas rekreasi, biaya tenaga ahli, pengeluaran pra konstruksi, biaya perolehan dan pematangan tanah, biaya pembuatan prasarana pendukung dan biaya pemasaran. Sedangkan sumber pendanaan proyek tersebut berasal dari beimacam sumber, yaitu : pinjaman dari bank, modal kerja dari penanam modal dan uang muka serta cicilannya dari para calon penghuni. ROI yang didapatkan dari proyek ini adalah sebesar 30,2 persen. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan topik ini adalah bahwa bisnis properti dalam bidang apartemen/kondominium ini berbeda dengan bisnis properti dalam bentuk perumahan (real estate) karena pangsa pasar untuk penjualan unit-unit apartemen ini masih terbatas pada kalangan-kalangan tertentu seperti tenaga kerja asing atau penduduk lokal yang ingin menjadikannya sebagai sarana investasi, sehingga para developer sebelumnya harus melakukan studi pasar dengan cermat mengenai lokasi, fasilitas dan harga yang memang sesuai dengan keinginan target market. Penetapan harga jual yang umumnya ditetapkan per meter persegi memudahkan pengalokasian biaya-biaya konstruksi yang merupakan gabungan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung yang masing-masing terdiri dari upah langsung, bahan langsung dan subkontraktor untuk biaya langsung, dan untuk biaya tidak langsung mencakup bahan bakar, transportasi, personalia, umum dan lainnya. Sedangkan saran yang diajukan adalah melakukan penetapan harga jual unit apartemen/kondominium dengan berdasarkan pada tipe unit-unit yang ditawarkan, dimana biaya konstruksi bangunan apartemen dialokasikan berdasarkan luas unit-unit yang ada. Sedangkan untuk bagian-bagian apartemen yang dimiliki bersama, total biaya konstruksi dan biaya-biaya dikapitalisasikan atas bagian tersebut dibagi dengan jumlah unit yang ditawarkan. Dengan demikian pengalokasian biaya dapat lebih akurat dan dapat menghasilkan penghitungan biaya yang benar-benar mencerminkan harga pokok dari masing-masing tipe unit apartemen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suminarno
"Penetapan harga jual produk merupakan kegiatan perusahaan yang penting untuk kelangsungan dan pengembangan perusahaan. Kebijaksanaan penetapan harga harus betul-betul dipahami oleh setiap manager agar perusahaan tetap survive dan berkembang. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat bagaimana penetapan harga jual termasuk penetapan harga pokok perumahan real estate terhadap konsep penetapan harga pokok dan penetapan harga jual, terutama konsep joint cost. Untuk tujuan dengan menggunakan pada PT "X" selaku tersebut penulis melakukan penelitian studi kepustakaan, survey dan tanya jawab developer perumahan real estate. Penulis mendapatkan bahwa Perusahaan tersebut menggunakan estimated cost dan standart cost dalam penetapan harga pokok dengan kalkulasi pendahuluan dan menggunakan cost plus pricinng dalam penetapan harga jual. Perusahaan dalam menetapkan harga pokok tanah tidak menggunakan konsep penetapan harga pokok, yaitu konsep joint cost. Dalam penetapan harga pokok tanah tersebut, perusahaan mengkaikuiasi semua biaya yang berhubungan dengan pematangan tanah dibagi luas tanah efektif, menghasilkan harga pokok tanah per M2 yang sama untuk semua jenis kavling. Sedangkan penetapan harga jual per M2 untuk jenis kavling tanah ( 119 M2, 126 M2 dan Ruko ) berbeda-beda. Akibatnya terjadi overcosted dan undercosted pada jenis produk kavling tanah tersebut. Perusahaan seharusnya menggunakan konsep penetapan harga pokok joint cost dalam menghitung harga pokok tanah dengan memakai metode rata-rata tertimbang. Dan beban untuk tanah parkir dan biaya pembangunannya harus dibebankan pada kavling Ruko. Apabila Perusahaan mempertahankan profit margin secara keseluruhan dari penjualan, menyebabkan penetapan harga jual lebih rendah pada kavling tanah 119 M2 dan 126 M2, sebaliknya harga jual tanah Ruko lebih tinggi. Strategi ini akan meningkatkan penjualan, sehingga Perusahaan akan tetap survive dan berkembang pesat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S9169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bambang Fahmi
"Perusahaan sering mengabaikan masalah spoiled dan defective product, karena jumlahnya tidak material dibandingkan total produksi. Padahal dengan prosedur penetapan harga pokok yang benar dan sistem pengendalian biaya yang baik produk-produk mutu kedua tersebut dapat dihindari sehingga perusahaan dapat beroperasi pada tingkat yang paling efisien. Penulis mencoba menelaah prosedur penetapan harga pokok (costing), sistem pengendalian biaya (cost control), serta penetapan harga jual (pricing) spoiled dan defective product PT "X". Untuk itu penulis melakukan studi lapangan dan melalui interview dan pengumpulan data dari Cost Accountant serta Human Relation perusahaan, memformulasikan dan mengevaluasi pemecahan masaiah yang ada pada sistem tersebut, lalu menelaah kebaikan dan kelemahan sistem yang ada berdasarkan teori akuntansi biaya dan management serta mencoba membuat format baru costing, cost control dan pricing untuk product mutu kedua perusahaan. Dari hash studi, analisa variance budgeted cost baru sebatas pada material dan labor variance dan agar lebih informatif perusahaan perlu memperluas analisa pada masing-masing variance mana yang disebabkan kenaikan harga (price variance) dan mana yang disebabkan oleh ineffisiensi (efficiency variance). Pengalokasian hanya normal spoilage cost, bukan seluruh unfavorable variance (yang mencakup abnormal spoilage cost), ke product costs (finished goods) lebih tepat sebab unsur costbasenya tidak kebesaran dengan abnormal spoilage cost yang disebabkan ineffisiensi. Penerapan contribution margin dalam pricing PT "X" lebih tepat, sebab perusahaan memproduksi beraneka ragam / jenis sepatu dengan mutu yang berbeda (kualitas "A" dan "B") dibandingkan pemakaian standard full-costing yang hanya menambahkan mark-up atas absorption cost plus marketing dan administrative expenses. Hal ini disebabkan dalam contribution margin approach perilaku biaya dapat diamati sehingga lebih mudah dikendalikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S10167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumiur Diana
"ABSTRAK
PT. CSM adalah sebuah perusahaan agen tunggal dan produsen-produsen di
luar negeri yang memasok berbagai bahan kimia yang dibutuhkan oleh pabrik
pabrik enamel, keramik dan gelas yang tersebar di seluruh Indonesia. PT. CSM
memiliki tiga divisi yang bergerak di bidang industri enamel, keramik dan gelas,
oleh sebab itu sesuai dengan bidangnya divisinya dibagi menjadi Divisi Enamel,
Divisi Keramik dan Divisi Gelas.
Seiring dengan terjadinya perubahan kondisi pasar dan persaingan,
perusahaan dituntut untuk mengembangkan kegiatannya untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan tersebut sambil tetap mencapai target laba perusahaan.
Strategi yang ditempuh perusahaan adalah menambah satu divisi lagi yaitu
Divisi Resale yang bertugas untuk melayani berbagai kebutuhan bahan kimia
dan pelanggan-pelanggan yang sudah ada dengan kuantitas pesanan yang
relatif kecil dan harus dipenuhi dalam waktu yang singkat. Dengan adanya Divisi
Resale, PT. CSM dikategorikan sebagai perusahaan dagang. Untuk mendanai
pengembangan ini, perusahaan menyisihkan sebagian dananya untuk membeli
barang persediaan.
Dalam pasar persaingan yang ketat dan era perdagangan bebas,
perusahaan harus mempunyai keunggulan dari segi biaya, mutu, waktu dan
inovasi. Bagi perusahaan, segi mutu berada diluar kendali perusahaan
(uncontrollable) karena mutu dan barang yang diimpor telah ditentukan oleh
pemasok atau produsen di manca negara dan konsumen. Walaupun demikian
perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen dalam waktu singkat
dengan mengadakan persediaan (stock) lokal seperti yang dilakukan oleh Divisi
Resale. Perusahaan dapat mengikuti inovasi terbaru dengan turut berpartisipasi
dalam berbagai pameran dan eksibisi yang diadakan di manca negara. Dengan
demikian masalah yang terpenting bagi perusahaan pada saat ini adalah
melakukan efisiensi biaya, karena biaya berada dalam kendali perusahaan atau
controllable.
Tidak seperti divisi yang lain, Divisi Resale dipandang memiliki prospek
yang baik di masa mendatang. OIeh sebab itu perusahaan banyak memberikan
perhatian kepada Divisi Resale sebagai satu divisi yang diharapkan memberikan
banyak kontribusi pada laba perusahaan. Namun, Divisi Resale memiliki
masalah yang dipandang perlu untuk dianalisis Iebih teliti, yaitu divisi ini sering
kehilangan order hanya karena harga produk yang ditetapkan oleh divisi ini
terlalu mahal dibanding harga yang ditetapkan oleh pesaing, padahal dari segi
kualitas produknya tidak ada masalah.
Selama ini penetapan harga pokok pada tiap kelompok produk dibuat
dengan cara membebankan biaya langsung ditambah dengan biaya overhead
yang dibebankan secara seragam kepada tiap kelompok produk. Perusahaan
tidak pernah memperhatikan apakah tiap kelompok produk tersebut
menggunakan sumber daya perusahaan secara seragam. Masalah iniIah yang
akan dianalisis apakah telah terjadi kurang kalkulasi biaya produk (product
undercosting) atau Iebih kalkulasi biaya produk (product overcosting) melalui
penelusuran biaya overhead berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi
oleh tiap kelompok produk. Analisis ini lebih dikenal dengan istilah activity based
costing.
Evaluasi kinerja pada tiap divisi selama ini diakukan pada bidang
keuangan saja, yaitu dari total penghasilan aktivanya dibandingkan dengan
budgetnya. Sehingga ada kepala divisi yang merasa dirugikan karena rasio
penghasilan per penjualannya relatif rendah. Hal ini terjadi karena penghasilan
yang diterima merupakan presentase dari penjualan, dan presentase penjualan
rendah ini telah dìtetapkan sesuai dengan agreement yang dibuat antara
perusahaan dengan produsennya sejak dahulu. Untuk menjamin perlakuan adil
terhadap setiap divisi yang dinilai, dalam karya akhïr evauasi kinerja ini
diakukan dua pendekatan, yaitu pendekatan keuangan dan non keuangan.
Evaluasi kinerja dengan pendekatan keuangan, meninjau rasio penghasilan
terhadap biaya yang berada dibawah kendali tiap kepala divisi. Evaluasi kinerja
dengan pendekatan non keuangan, meninjau dengan balanced scorecard.
Dari hasil analisis terhadap penetapan harga pokok, dapat disimpulkan
bahwa telah terjadi lebih kalkulasi terhadap produk A dan B, dan terjadi kurang
kalkulasi terhadap produk C. Walaupun produk A telah dibebani biaya overhead
yang sesuai dengan konsumsinya terhadap penggunaan sumber daya
perusahaan, tetapi harga pokok yang baru masih tetap Iebih tinggi dari harga
pasar, oIeh sebab itu disarankan untuk mengeluarkan produk A ini dan
kelompok produk yang akan dijual dan menggantinya dengan produk lain yang
harga pokoknya lebih rendah daripada harga pasar, dan penetapan harganya
disarankan agar menggunakan sistem biaya yang baru diusulkan.
Analisis evaluasi kinerja dan bidang keuangan diperoleh kesimpulan
bahwa, kînerja yang terbaik ditunjukkan oleh divisi Enamel. Hasil ini memang
sudah diperhitungkan karena divisi Enamel ini telah ada sejak awal berdirinya
perusahaan. Untuk sementara divisi Keramik tidak dapat menunjukkan kinerja
yang baik, karena divisi ini harus banyak menggunakan sumber daya
perusahaan untuk mendanai biaya perjalanan pemasaran untuk berpartisipasi
dalam pameran keramik di luar negeri. Mengikuti pameran di luar negeri ini
dianggap penting karena inovasi produk dan teknologi pada bidang keramik
berkembang sangat pesat. Untuk memperbaiki penghasilan divisi Keramik,
disarankan untuk melakukan analisis dengan pendekatan extended value chain
yaitu dengan cara mengadakan kerja sama dengan salah satu mitra kerja.
produsen di luar negeri untuk memproduksi bahan kimia di Indonesia.
Selanjutnya evaluasi kinerja dari bidang non keuangan diperoleh kesimpulan
bahwa model baru balanced scorecard Iayak dipertimbangkan untuk diterapkan
di perusahaan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>