Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219833 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niftira Jalanti Hanif
"Kualitas yang buruk ternyata menimbulkan biaya yang besar. Berdasarkan kenyataan tersebut, perusahaan mulai merasakan pentingnya untuk mengevaluasi quality cost. Sebagian besar perusahaan mengelompokkan quality cost ke dalam empat kategori besar, yaitu: internal failure cost, external failure cost, prevention cost dan appraisal cost. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan quality cost merupakan hal yang sulit, karena sistim akuntansi yang ada belum memungkinkan untuk menelusuri quality cost secara langsung. Oleh karena itu hams dilakukan estimasi dan perlu dukungan dari semua pihak di dalam perusahaan. Pada PT. Waskita Karya Cabang IV, penghitungan dan pengevaluasian quality cost akan lebih bermanfaat bila dilakukan per proyek, karena setiap proyek memiliki karakteristik khusus. Penulis menyarankan agar disusun anggaran quality cost sebelum proyek dimulai, dan membuat quality cost report secara periodik, agar dapat meningkatkan perencanaan dan pengendalian terhadap biaya yang harus dikeluarkan, untuk memperoleh kualitas yang di inginkan. Dengan pengendalian quality cost yang baik, perusahaan dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan dan mengendalikan kualitas basil pekerjaannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Satu hal yang hams diingat adalah bahwa quality cost bukanlah merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah kualitas. Quality cost hanya merupakan alat manajemen untuk melakukan pengukuran dan penganalisaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Suwandi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"ABSTRAK
Proyek infrastruktur Jembatan Selat Sunda (JSS) dapat meningkatkan gerak laju perekonomian negara Indonesia. Proyek infrastruktur yang investasi dan risikonya tinggi memerlukan upaya penambahan fungsi dan manfaat proyek untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi yang optimum. Dalam mencapai sasaran tersebut, metode rekayasa nilai (value engineering) digunakan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi, menciptakan gagasan kreatif dan inovatif diikuti dengan evaluasi terhadap biaya siklus hidup (Life Cycle Cost ? LCC) proyek sehingga dapat menghasilkan pilihan terbaik. Pengembangan fungsi dasar JSS sebagai fungsi transportasi ditambah dengan fungsi energi, pariwisata, telekomunikasi, kawasan industri dapat menjadi alternatif konseptual desain JSS. Proyek JSS dengan hanya fungsi dasar transportasi menghasilkan IRR 1,41%, sedangkan setelah dilakukan pengembangan fungsi mendapatkan nilai IRR 7,25%.

ABSTRACT
Sunda Strait Bridge (SSB) infrastructure project would be able to increase Indonesia?s national economic growth. This infrastructure project whose high investment and risk needs an effort in adding functions and project benefits in order to get optimum economical added value. In achieving that objective, value engineering method is used to identify the functions creating creative and innovative idea followed by evaluation to its project life cycle cost (LCC) therefore the best alternative can be formed. Developing SSB basic function for transportation with energy, recreation, telecommunication, and industrial estate can be the alternative conceptual design for SSB. SSB project with basic function for transportation resulted 1,41% on its IRR, whilst after the functions have been developed, the IRR increases to 7,25%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan Setiawan
"The Role of Construction Personnel in the Phase of Conceptual Planning in Increasing Construction Project Cost Performance in IndonesiaModern construction has been characterized as a complex and fragmented process. These conditions have been known to lower the quality and cost efficiency of projects. It has been proven that this problem can be partially overcome by implementing constructability, which is based on the integration of construction knowledge into the early stages of planning and design process. Prior research has found a lack of application of constructability by participants in the construction industry, especially general contractors. Because builders can play an important role in implementing constructability, this thesis has addressed constructability as practiced by the general contractors in Indonesia
Constructability since 1986 has been defined as the optimum use of construction knowledge and experience in planning, design, procurement, and field operations to achieve overall project objectives. The effective integration of design and construction offers important benefits and opportunities to achieve project objectives. In order to create maximum benefits, the construction input or constructability, has to be introduced at the earliest stages of the project.
This investigation describes the constructability improvement related to three key issues derived from literature study; developing the project plan, laying out the site, and selecting major construction methods. Project data for analysis were obtained by distributing questionnaires to corporations in the Jabotabek areas and in project locations in Indonesia which were acting as contractors. The sample questionnaires were also directed to a population of contractors categorized by the characteristics of the organization, the type of work performed, and the type of contractual arrangement.
The variables in the questionnaires that were related to constructability and cost performance were assigned scores by the contractor population in the research. The data was then processed for carrying-out correlation and multiple regression modeling analysis. The research proceeded to establish through regressions analysis a non-linear model relating cost performance to two significant constructability variables. Firstly the improvement of construction personnel knowledge and experience for the scheduling preparation, cost estimations and budget. Secondly the improvement of construction personnel knowledge and experience for pre-construction planning as a basic input in the design phase.
These findings then provided the basis for deriving conclusions and various recommendations on practical applications to improve constructability during the conceptual planning phase for increasing the cost performance of a project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T8982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizaldy Mahapatra
"Memasuki era perdagangan bebas yang semakin dekat, persaingan di industri konstruksi akan semakin ketat. Untuk itu perusahaan yang bergerak di industri jasa konstruksi hendaknya mempersiapkan diri. Untuk dapat bersaing, perlu dilakukan efisiensi di segala sektor kegiatan proyek, dengan jalan meningkatkan kemampuan dan penguasaan terhadap teknologi, manajemen dan informasi. Sehingga resiko-resiko seperti terjadinya keterlambatan (time overrun) dan penyimpangan biaya (cost overrun) dapat dihindari.
Untuk menghindari terjadinya cost overrun, diperlukan adanya suatu proses pengendalian. Hal ini penting sebab pengendalian bertujuan untuk memonitor secara teratur hasil kerja dari pelaksanaan dan dibandingkan dengan standar perencanaan yang telah dibuat, sehingga dapat memperkecil penyimpangan yang terjadi. Pengendalian dapat dilakukan pada tiga hal yaitu pengendalian biaya, pengendalian mutu dan pengendalian waktu. Pada pengendalian biaya, ada beberapa aspek yang perlu dikendalikan antara lain biaya alat, material, terraga kerja, sub kontraktor dan biaya overhead.
Dalam pengelolaan overhead lapangan, banyak sekali faktor-faktor yang rnenjadi penyebab penyimpangan biaya serta dampaknya terhadap kinerja biaya proyek. Masing-masing dampak mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap biaya proyek, ada yang besar pengaruhnya dan ada pula yang kecil pengaruhnya. Untuk itu perlu dicari pola hubungan antara dampak penyimpangan biaya dengan kinerja biaya proyek Hal ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang signifikan paling berpengaruh terhadap kinerja biaya proyek yang dapat menimbulkan cost overrun, sehingga kita dapat mengambil tindakan untuk mengantisipasinya (corrective action).
Dalam pengendalian biaya overhead tidak hanya memantau biaya yang dianggarkan tetapi juga meliputi upaya:
1) Meletakkan struktur overhead pada tempatnya sehingga menguntungkan organisasi dengan mengoptimalkan proses yang rnenambah nilai produk atau jasa.
2) Mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan, mengukur nilai serta biaya dan menghubungkan kegiatan-kegiatan tersebut dengan output organisasi.
3) Melakukan tindakan untuk mendapatkan perbaikan-perbaikan (tindakan koreksi) sebagai proses berkesinambungan yang tergantung pada kondisi yang ada."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T4773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahuja, Hira N.
New York: John Wiley & Sons, 1980
624.068 1 AHU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Melva Rebekka
"Pelaksanaan proyek sesuai anggaran, jadwal dan kualitas yang direncanakan, memerlukan proses pengendalian mencakup: pengukuran, evaluasi dan tindakan koreksi. Pengendalian biaya terdiri atas enam komponen yaitu: material, tenaga kerja, alat, subkontraktor, overhead dan kondisi umum yang sangat kompleks dan masing-masing mempunyai kemungkinan terjadi cost overrun yang mengakibatkan penurunan kinerja biaya kontraktor. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan berupa tindakan koreksi yang dapat dilakukan berdasarkan identifikasi penyebab penyimpangan yang terjadi. Sistem ini diperoleh dari pengalaman para pakar dan dikembangkan menjadi suatu program komputer.
Penelitian ini menggunakan pendekatan pattern recognition driven Hybrid Statistik-Artificial Neural Network untuk menyusun sistem pengendalian biaya subkontraktor dengan urutan indikator-dampak-penyebab-tindakan koreksi. Program yang dihasilkan pada penelitian ini merupakan pengembangan program DSS dengan penambahan fasilitas neural mode, dimana didalamnya digunakan proses Artificial Neural Network (ANN) dampak-penyebab dan proses model regresi dan probabilitas keberhasilan tindakan koreksi yang ditampilkan secara grafik.
Hasil penelitian ini yaitu: pertama, pattern recognition membentuk knowledge base pengendalian biaya subkontraktor; kedua, proses ANN memiliki kemampuan analisis nonlinear dampak-penyebab penyimpangan biaya dengan lebih akurat; ketiga, 94 model tindakan koreksi dapat meningkatkan kinerja kembali normal dengan peluang keberhasilan 53.90-85.13% dengan usaha 3.49-7.09%; keempat, hasil validasi program dengan fasilitas Neural Mode menunjukkan hasil baik, tampilan grafik memperjelas tindakan koreksi dan analisis pattern membentuk pemahaman lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Latief
"Ketidakakuratan dalam estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. Salah satu metode yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya penawaran konstruksi adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Penulisan ini akan membandingkan analisa biaya konstruksi dengan mempelajari penggunaan analisa biaya kontruksi BOW, SNI 2 002 dan SNI 2007 untuk pembangunan perumahan. Metode yang digunakan adalah studi kasus yang dilakukan di salah satu proyek pembangunan perumahan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengumpulan dokumen yang tersedia, kemudian dilakukan analisa terhadap data tersebut. Analisa dilakukan dengan membandingkan harga satuan pada beberapa item pekerjaan untuk membangun perumahan berdasarkan hasil perhitungan konsultan, menggunakan BOW, SNI 2002 dan SNI 2007. Sehingga didapat perbandingan Analisa Biaya Konstruksi antara BOW dengan SNI 2002 serta SNI 2007 terhadap tingkat akurasi perkiraan biaya proyek yang dilakukan konsultan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh konsultan perencana untuk memilih penggunaan analisa biaya konstruksi mana yang lebih akurat.

Un-accuracy in estimation can give negative effect at all construction process and all stakeholders. One of methode applied to do estimation expense of offer of construction is calculate in detail work unit price based on index value or coefficient for material cost analysis and labourage. This writing wil compare analysis expense of construction by analysis study usage of BOW methode, SNI 2002 and SNI 2007 for housing development. Method applied is case study in one of project of housing development. Data collecting with interview and gathering of available document, then analysis to the data. Analysis with comparing unit price at some work items to build housing based on result of calculation consultant, BOW method, SNI 2002 and SNI 2007. So is gotten comparison of cost construction analysis between BOW method, SNI 2002 and SNI 2007 to level of accuration of cost estimation of project by consultant. Result of this research is that use SNI 2002 and SNI 2007 at calculation cost estimation of the unit price at design phase has level of higher level accuration compared to analysis BOW. Results of this research can be a reference by consultant to select the use of construction cost analysis is more accurate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Frans Agustinus
"Mengukur dan menganalisa biaya kualitas (Cost Of Quality) adalah suatu langkah awal dalam program manajemen kualitas. Sistem COQ adalah batu loncatan dalam peningkatan kepentingan dikarenakan COQ-related activities mengkonsum sebanyak 25% atau lebih dari sumber daya yang digunakan oleh perusahaan.
Akutansi biaya tradisional, dimana yang menjadi fungsi utamanya adalah penilaian inventori dan penentuan pendapatan untuk laporan finansial eksternal, sehingga tidak dapat melingkupi informasi COQ yang dibutuhkan. Namun, kekurangan-kekurangan ini dapat dengan mudah diatasi dengan activity-based costing (ABC). ABC menggunakan dua langkah prosedur untuk mendapatkan akurasi biaya dari bermacam objek-objek biaya dan melacak sumber dari biaya pada aktivitas dan kemudian melacak biaya dari aktivitas pada objek biaya.
Kegagalan-kegagalan kegiatan pengendalian di PT. X dalam mengurangi kegagalan produk, antara lain adalah kurangnya kegiatan pencegahan dan penilaian dalam mengantisipasi kegagalan produk yang terjadi, dan kegiatan pencegahan yang dilakukan cenderung lebih bersifat mencegah, tidak khusus dilakukan menangani kegagalan utama yakni waste, serta belum dilakukannya pembuatan data lengkap mengenai kegiatan pada biaya kualitas sehingga informasi yang diperoleh kurang lengkap.

Measured and analyze Cost Of Quality (COQ) is a first step in management quality program. Cost Of Quality system is a stepping stone in upgrading priority because cost of quality-related activities consume 25 % or more of using company resources.
Traditional Cost Accounting which is the main goal is inventory assess and income statement for external financial report, so this analyze system cannot covered all of cost of quality information needed. Nevertheless, this lack of information can be easily overcome by using Activity-Based Costing (ABC). ABC has two steps of procedure for gathering cost accuration from many of cost object and tracing sources from cost to activities and then trace activities to cost object.
Restraint activities failures in PT. X can cause defect product, these are minimum prevention and appraisal activities in anticipating defect product that occur, prevention activities was consider only to- prevent, not prior for solving major failure in this matter is waste and bad filling data activities for cost of quality so the information have it is not quite comprehensive.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Sukma
"Skripsi ini merupakan aplikasi atau penerapan value engineering dengan metode 'paired comparison' dengan studi kasus pada bangunan gedung berlantai empat 'Office Park' Bandung, Jawa Barat. Dengan melakukan tahap -tahap value engineering yang terdiri dari tahap informasi, kreatif, analisis dengan metode 'paired comparison', pengembangan dan rekomendasi dimunculkanlah dua alnternatif desain plat beton baru yang bertujuan untuk efisiensi rencana anggaran biaya agar biaya yang dikelurkan bisa diminimalisir, kemudian dengan analisa fungsi matriks didapatkanlah desain alternatif baru yang memungkinkan untuk diaplikasikan di lapangan dengan memperhitungkan berbagai macam kriteria desain dan faktor di lapangan.

This final assignment is both real application and implication of engineering value by using paired comparison method. This relates with the case study of a fourth floor building named Office Park in Bandung, West Java. This is also done by following the value engineering steps which is divided into four parts such as information path, creative path, analytical path based in the paired comparison, developing path, and recommendation path. Then appeared two alternative designs of a concrete plate which can reduce the budgeting plan. By having the matrix analytical function itself, we are having a big opportunity to make an appropriate design which is able to consider many design criteria and factor in the project field. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S692
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>