Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128046 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kenia Iskantina
"Memperkenalkan Dual Listing sebagai cara bagi perusahaan untuk memperoleh dana eksternal jangka panjang. Penelitian dilakukan terhadap PT Indosat sebagai perusahaan Indonesia pertama yang melakukan dual listing dengan melihat kepada proses pelaksanaannya, instrumen yang dipergunakan yaitu American Depositary Reciept (ADR), mekanisme dual listing, kemudian kajian mengenai keuntungan serta kendala dan resiko dari dual listing tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber dari PT Indosat sendiri, yaitu melalui wawancara dan dokumen-dokumen yang ada, dan sumber-sumber lain diluar PT Indosat, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek New York. American Depositary Reciept merupakan sertifikat yang mewakili sejumlah saham dari suatu perusahaan dimana saliam aslinya (atau ordinary shares) disimpan dalam deposit pada suatu bank yang disebut local (atau ordinary shares) disimpan dalam deposit pada suatu bank yang disebut local custodian bank. Mekanisme dalam dual listing terbagi menjadi dua : intra market trading dan cross border transaction. Dual listing memiliki beberapa keunggulan dan memiliki beberapa resiko, yaitu besarnya biaya yang dikeluarkan, sulitnya prosedur, dan investor yang sensitif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Anne
"Dengan meningkatnya persaingan antar perusahaan, maka tiap perusahaan harus mengembangkan diri. Untuk itu, perusahaan membutuhkan dana, yang dapat dihimpun melalui pasar modal. Salah satu alternatifnya adalah melakukan dual listing, yaitu mencatatkan saham di lebih dari satu negara. Dengan melakukan dual listing, dana yang dapat dihimpun perusahaan lebih besar, tapi perusahaan dihadapkan pada perbedaan antar negara, diantaranya perbedaan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penelitian dalam skripsi ini dilakukan terhadap PT Indosat, yang adalah perusahaan Indonesia pertama yang melakukan dual listing. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pada saat dual listing PT Indosat hams merekonsiliasikan sejumlah akun agar laporan keuangan yang disajikannya sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Amerika Serikat. Akun yang memerlukan rekonsiliasi adalah Tantiem dan Gratifikasi, Pajak Penghasilan, Dana Pensiun, Hak atas Tanah, Penilaian Kembali Aktiva Tetap, Aktiva dalam Pembangunan, Regulasi, Laba Usaha Per Saham, Laporan Arus Kas, Jaminan Kesehatan Masa Pensiun, Biaya Emisi Saham, dan Piutang Karyawan dalam rangka Program Pembelian Saham oleh Karyawan. Semua rekonsiliasi ini dapat diklasifikasikan ke dalam 3 jenis, yaitu penyesuaian, reklasifikasi dan pengungkapan tambahan. Selain melakukan rekonsiliasi, diupayakan juga untuk melakukan harmonisasi akuntansi. Dengan pembahasan ini dapat dilihat bahwa semakin diperlukan adanya prinsip akuntansi internasional untuk mempermudah proses cross border financing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S18882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S9170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rasyad
"Surat sanggup (promes) berkembang pesat terutama setelah perusahaan-perusahaan menggunakannya sebagai salah satu sarana untuk menghimpun dana bagi usahanya. Penjualan surat sanggup (promes) dilakukan untuk menyiasati aturan-aturan dalam bidang perbankan yang membatasi di perolehnya fasilitas kredit dari perbankan, seperti aturan batas maksimum pemberian Kredit. Lembaga Keuangan tertarik untuk membeli surat sanggup (promes) selain karena diperolehnya keuntungan berupa bunga, juga berupa berbagai macam fee. Selain tentu saja karena adanya kemungkinan bagi lembaga Keuangan untuk menghindar dari komitmennya untuk menyelesiakan dana yang cukup untuk membeli surat sanggup (promes) pada Jangka Waktu Penjualan Surat Promes, yang di lain pihak hal ini merugikan perusahaan karena dapat menimbulkan ketidakpastian atas jumlah dana yang diharapkan untuk diperoleh. Surat sanggup (Promes) atau yang biasa di kenal dengan istilah promissory note merupakan salah satu jenis dari surat berharga yang di kenal di negara Indonesia. Surat sanggup (prome) adalah suatu surat kesanggupan tanpa syarat yang di tandatangani oleh pihak yang mengeluarkan surat itu, untuk membayar suatu jumlah uang tertentu kepada seseorang atau pihak lain yang di tunjuk olehnya, pada Hari yang telah ditetapkan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
S20972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdi
"Selama tiga tahun terakhir, reksa dana menjadi instrumen pasar modal yang paling agresif. Tahun 2004 yang lalu merupakan tahun cemas bagi perkembangan reksa dana di Indonesia dimana dana kelolaan reksa dana hingga akhir Desember 2004 mencapai 100,9 triliun. Hal ini menenjukan bahwa para investor di tahun 2004 lebih tertarik menanamkan investasinya pada jenis investasi reksa dana dimana return yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan investasi lainnya seperti deposito. Namun di tahun 2005, sejak awal tahun hingga akhir tahun terjadi redemption (pencairan dana besar-besaran) yang mengakibatkan dana kelolaan sampai akhir Desember 2005 tinggal 28,3 triliun. Hal ini menjadi pertanyaan besar bagi para investor, apakah reksa dana masih bisa dijadikan alternatif instrumen investasi yang menarik dan aman bagi investor. Pemilihan jenis reksa dana menjadi sangat menentukan berapa besarnya risiko dan hasil yang bisa didapat dari investasinya. Banyak investor yang ingin menempatkan dananya pada reksa dana saham, tapi masalah yang dihadapi mereka adalah bagaimana cara mengukur kinerja dari masing-masing reksa dana saham tersebut. Berdasarkan hal tersebut, dilakukanlah penelitian untuk menganalisis kinerja reksa dana saham yang ada di Indonesia sehingga layak untuk dijadikan alternatif investasi. Sampel yang diambil merupakan perusahaan yang menawarkan reksa dana saham untuk periode 2003 sampai dengan 2005. Sedangkan data-datanya didapat dari BAPEPAM, Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta. Kemudian dari data-data tersebut diolah dan diperoleh hasil penelitian bahwa selama kurun waktu 2003 sampai 2005, reksa dana reksa dana saham yang terbaik adalah reksa dana Si Dana Saham yang memiliki nilai Sharpe sebesar 0.583042 (22% diatas kinerja market 0.477710). Pada periode ini terdapat enam reksa dana yang memiliki nilai Sharpe diatas market. Selain reksa dana Si Dana Saham, masih ada reksa dana Rencana Cerdas (0.582370), Dana Megah Kapital (0.555640), Citireksadana Ekuitas (0.499665), Mawar (0.486986), dan Panin Dana Maksima (0.481414).
Reksa dana saham dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif investasi yang menguntungkan walaupun ada beberapa reksa dana saham yang harus dihindari untuk berinvestasi karena memiliki kinerja yang kurang baik. Berdasarkan dari basil penelitian ini, reksa dana saham yang memiliki kinerja terbaik dengan menggunakan Sharpe Measure adalah reksa dana Si Dana Saham. Namun dengan catatan hahwa kondisi dan risiko yang ada sama dengan periode penelitian. Investor sebaiknya melakukan investasi pada reksa dana saham yang memiliki kinerja diatas kinerja market dengan memperhatikan juga risiko dari tiap-tiap reksa dana saham tersebut seperti yang telah diteliti diatas. Di samping itu pula harus dihindari reksa dana yang kinerjanya berada dibawah market.

During three last years, mutual fund becomes the most aggressive capital market instrument. In the last 2004 represent the gold year for growth of mutual fund in Indonesia where total fund until December 2004 reaching 100, 9 trillion. This involve investors in 2004 more interested to invest at mutual fund where return bigger than deposit. But in 2005 since early year-end year happened redemption and make fund to the last December 2005 only 28, 3 trillion. This becomes the big question for investors, what is mutual fund still interesting as investment instrument alternative for investor. Choosing type of mutual fund become very determining how big is the risk and result can be obtained from its investment. A lot of investor wishes to place its fund at equity fund, but the problem how to measure the performance from each the equity fund, based on that, a research to analyze the performance of equity fund in Indonesia as an alternative investment. The sample represents the company offering equity fund for the period of 2003 to 2005. While its data from BAPEPAM, Bank of Indonesia and Jakarta Stock Exchange. Then from the data, the result of research during 2003 until 2005, the best equity fund is Si Dana Saham with Sharpe value 0.583042 ( 22% above market performance 0.477710). Also in this period there are six equity funds with Sharpe value above market. Besides Si Dana Saham, there are Rencana Cerdas (0.582370), Dana Megah Kapital (0.555640), Citireksadana Ekuitas (0.499665), Mawar (0.486986), and Panin Dana Maksima (0.481414). Equity Fund can be made as one of beneficial alternative investment although there are some Equity fund must he avoided for the investment because under performance.
From this research result, the best equity fund by using Sharpe Measure is Si Dana Saham. But with the note that existing risk and condition is equal to research period. Investor should invest at equity fund with performance above market by paying attention to the risks from every equity fund such as have been checked above. Besides that, investor should avoid equity fund with performance below/under market."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hakim
"Pasar modal sebagai wahana guna menghimpun dana bagi perusahaan dalam menunjang pembiayaan pembangunan nasional memang merupakan alternatif yang tepat. Pada awalnya kegiatan pasar modal baru diramaikan dengan sembilan perusahaan yang melakukan emisi. Namun dari waktu kewaktu kegiatan pasar modal menunjukkan kegairahan yang sangat menakjubkan. Hingga pertengahan bulan Maret 1995, kegiatan pasar modal telah diramaikan oleh 223 perusahaan yang mencatatkan efek untuk diperjualbelikan pada bursa efek Jakarta dengan total kapitalisasi mencapai 104 trilyun rupiah. Saat ini perusahaan kecil menengah telah dapat turut berkiprah pada bursa reguler yang mulai membenahi diri dengan pola otomatisasinya. Peranan pemodal asing juga membawa dinamika bagi kegiatan pasar modal. Go-public BOMN baik melalui bursa domestik, internasional maupun transnasional adalah juga dalam rangka memperbaiki struktur permodalan BUMN serta guna memprediksikan penjadwalan pembayaran hutang luar negeri. Pertumbuhan ekonomi yang mapan, stabilitas politik yang mantap adalah merupakan faktor pendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia. Agar ada kepastian hukum bagi para pelaku pasar modal, maka Undang-undang Pasar Modal yang saat ini sedang dibahas di DPR-RI memang sangat urgent kehadirannya."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Melati Yohanna Ratnawardhany
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
S23653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harumi Cempaka
"Pengambilan keputusan untuk berinvestasi dalam saham selama jangka waktu menengah dan panjang tentunya membutuhkan pedoman yang efektif dan efisien yang didasari pada landasan Analisa Sekuritas Fundamental. Skripsi ini bertujuan memberikan suatu alternatif pedoman, yang di dalamnya tercakup data-data relevan dan metode-metode yang dapat mengakomodasinya, berikut cara penyajian yang sistematis. Alternatif pedoman ini disajikan dalam suatu studi kasus pada sebuah perusahaan farmasi, PT X. Metode yang digunakan untuk menganalisa industri (industri farmasi) adalah Model Structure-Conduct-Performance, kemudian daya tariknya dianalisa dengan Model 5 Kekuatan Michael E. Porter dan Environmental Scan pada tingkat industri berdasarkan faktor-faktor eksternal. Setelah diketahui daya tank industri, kemudian ditelaah posisi kompetitif perusahaan (PT X) dengan metode Strategic Group Analysis dan Analisa Rasio Keuangan (cross-sectional). Setelah mengetahui daya tank industri dan posisi kompetitif PT X, penulis melakukan penilaian perusahaan (valuation of the firm) menggunakan metode discounted free cash flow, yaitu, menghitung nilai perusahaan dengan mendiskonto free cash flow perusahaan dengan tingkat diskonto yang disebut weighted average cost of capital (WACC). Analisa over atau undervalue didasarkan pada analisa industri dan perusahaan yang telah dilakukan sebelumnya. Kesimpulan skripsi ini adalah berupa metode yang dapat mengakomodasi data yang relevan, yang disajikan secara sistematis, yang kemudian diikuti dengan berbagai saran yang dapat lebih menyempurnakan analisa investor dalam membuat keputusan investasi jangka menengah dan panjang dalam saham."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Widyantara Priambodo
"[Pendanaan perusahaan merupakan hal yang esensial dan krusial dari berjalannya suatu kegiatan perusahaan, baik sebagai bentuk dari upaya perusahaan untuk menjalankan atau bahkan memperluas kegiatan usahanya. Selain melalui pinjaman, perusahaan dapat mewujudkan usahanya untuk menghimpun modal melalui Pasar Modal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penjualan kepemilikan atas perusahaan berupa saham yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat yang selanjutnya akan bertindak sebagai pemodal/investor melalui Penawaran Umum yang didahului dengan penjualan saham yang dilakukan pertama kali, disebut sebagai Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (“IPO”) dan berdasarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, perusahaan yang melakukan Penawaran itu disebut dengan Emiten. Dengan statusnya yang terdaftar sebagai Perusahaan Terbuka, perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan-keuntungan yang hanya dapat didapat oleh Perusahaan Terbuka, salah satunya adalah kesempatan untuk menghimpun dana dari masyarakat melalui penjualan Efek lewat Pasar Modal. Namun selain keuntungan, terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan antara lain proses yang cukup kompleks, biaya yang besar, dan keterbukaan informasi mengenai perusahaan yang harus dipenuhi oleh Emiten baik sebelum maupun sesudah dilakukannya IPO. Dalam menyiasati hal tersebut, para pelaku usaha berusaha agar Perusahaan Tertutup dapat menikmati keadaaan selayaknya Perusahaan Terbuka tanpa melakukan IPO dimana hal tersebut dikenal dengan istilah backdoor listing. Penelitian ini membahas mengenai terjadinya transaksi backdoor listing di Pasar Modal Indonesia, dimana hingga saat ini belum ada definisi, pengaturan, maupun penegakan hukum secara spesifik ditujukan terhadap backdoor listing. Selanjutnya guna menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode pedekatan hukum normatif yang dapat diinterpretasikan sebagai penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan berdasarkan pada data-data sekunder.Berdasarkan pemaparan dari penelitian ini, dapat disimpulkan melalui contoh kasus PT BW Plantation Tbk. bahwa suatu backdoor listing dapat dilakukan salah satunya melalui cararights issue yang dilanjutkan dengan proses akuisisi dari Perusahaan Terbuka. Hal ini dapat berpotensi menimbulkan ketidakpastian hukum, mengingat tidak ada kewajiban-kewajiban tertentu dari calon Emiten yang terlibat dalam suatu backdoor listing, mengingat hingga saat ini belum terdapat peraturan tersendiri yang mengatur tentang itu dan hingga saat ini, pelaksanaan backdoor listing dijalankan berdasarkan pengambilalihan dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal serta Peraturan Bapepam-LK (OJK) sebagai peraturan pelaksanaannya.

Company’s financing is essential and crucial from the passage of a company's activities, both as a form of the company's efforts to run or even expand their business activities. Other than through loans, the company can realize its efforts to raise capital through the capital market. This can be done by selling the ownership of the company in the form of shares issued by the company in the form of securities to the public who will then act as financiers / investors through a Public Offering which was preceded by the sale of shares is done first, referred to as IPO or Initial Public Offering ("IPO") and based on Law No. 8 of 1995 on the Capital Market, companies that do offer it is called by the Issuer. With its status as a listed public company, the company is getting the benefits that can only be obtained by a public company, one of which is the opportunity to raise funds from the public through the sale of securities through the capital market. However, there are benefits, there are some things that need to be taken into consideration, among others, the process is quite complex, huge costs, and disclosure of information about the company that must be fulfilled by the Issuer either before or after doing an IPO. In around this, entrepreneurs trying to make the Company closed the circumstances should be able to enjoy public company without doing an IPO where it is known as a backdoor listing. This study discusses about the backdoor listing transaction in Indonesian Capital Market, where until now there is no definition, regulation, and law enforcement is specifically directed against the backdoor listing. Furthermore, in order to address these problems, the authors use the method of normative approach which can be interpreted as a legal research literature conducted based on secondary data. Based on the presentation of this study, it can be concluded that based on case study PT BW Plantation Tbk, a backdoor listings can be done through a rights issue, followed by the acquisition of a public company. This could potentially lead to legal uncertainty, since there is no certain obligations of the Issuer candidate signaled in a separate regulation and to date, the implementation of backdoor listing is run by the takeover of the Act No. 40 Year 2007 on Limited Liability Companies and Law No. 8 of 1995 on Capital Markets and Bapepam-LK (now known as Otoritas Jasa Keuangan/OJK) as its implementing regulations., Company’s financing is essential and crucial from the passage of a company's activities, both as a form of the company's efforts to run or even expand their business activities. Other than through loans, the company can realize its efforts to raise capital through the capital market. This can be done by selling the ownership of the company in the form of shares issued by the company in the form of securities to the public who will then act as financiers / investors through a Public Offering which was preceded by the sale of shares is done first, referred to as IPO or Initial Public Offering ("IPO") and based on Law No. 8 of 1995 on the Capital Market, companies that do offer it is called by the Issuer. With its status as a listed public company, the company is getting the benefits that can only be obtained by a public company, one of which is the opportunity to raise funds from the public through the sale of securities through the capital market. However, there are benefits, there are some things that need to be taken into consideration, among others, the process is quite complex, huge costs, and disclosure of information about the company that must be fulfilled by the Issuer either before or after doing an IPO. In around this, entrepreneurs trying to make the Company closed the circumstances should be able to enjoy public company without doing an IPO where it is known as a backdoor listing. This study discusses about the backdoor listing transaction in Indonesian Capital Market, where until now there is no definition, regulation, and law enforcement is specifically directed against the backdoor listing. Furthermore, in order to address these problems, the authors use the method of normative approach which can be interpreted as a legal research literature conducted based on secondary data. Based on the presentation of this study, it can be concluded that based on case study PT BW Plantation Tbk, a backdoor listings can be done through a rights issue, followed by the acquisition of a public company. This could potentially lead to legal uncertainty, since there is no certain obligations of the Issuer candidate signaled in a separate regulation and to date, the implementation of backdoor listing is run by the takeover of the Act No. 40 Year 2007 on Limited Liability Companies and Law No. 8 of 1995 on Capital Markets and Bapepam-LK (now known as Otoritas Jasa Keuangan/OJK) as its implementing regulations.]"
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asniari Lindayani
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah mengubah pola pikir masyarakat Indonesia. Banyaknya perubahan ? perubahan yang terjadi juga telah merubah nilai nilai kehidupan masyarakat yang pada gilirannya merubah pula pola-pola hidup dan tabungan investasi masyarakat. Di bidang ekonomi, khususnya di bidang investasi, instrumen investasi yang ada sudah sangat beragam dan menjanjikan keuntungan yang maksimal. Masyarakat dapat memilih berbagai alternatif instrumen investasi yang ada seperti tabungan, asuransi, déposito berjangka, obligasi, saham, reksadana dan berbagai sekuritas keuarigan Lainnya.
Perkembangan dana pensiun di Indonesia pun dari waktu ke waktu terus meningkat sejalan dengan pesatnya perkembangan ekonomi. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Rl No.78/KMK/017/1995, para pengelola dana pensiun telah diberi kesempatan dalarn memperluas diversifikasi investasinya termasuk juga dimungkinkan berinvestasi di pasar modal. Oleh karena itu reksa dana sebagai salah satu alternatif instrumen investasi jangka panjang diharapkan mampu menarik minat dana pensiun dalam mengalokasikan asetnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi apakah penempatan dana pada reksadana sebagai alternatif instrumen investasi jangka panjang yang telah dilakukan oleh Dana pensiun Krakatau Steel, sudah tepat sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap total investasi yang telah dilakukan.
Penelitian in melakukan perbandingan antara kinerja reksadana dengan pembandingnya yang disiisun berdasarkan market index strategy. Adapun metode perbandingan yang dilakukan adaiah secara langsung serta dengan menggunakan Safety First Model dengan pendekatan kriteria Roy. Peneliti melakukan perbandingan langsung antara kinerja reksadana pendapatan tetap yang dilakukan oieh dana pensiun yaitu pada reksadana yang dikeluarkan oleh Indovest Securities (Reksadana Indovest Dana Obligasi) dengan 100 % investasi pada deposito berjangka 6 bulan sebagai pembandingnya . Sedangkan untuk investasi pada reksadana pendapatan tetap dan PNM Securities, dilakukan perbandingan langsung dengan return pasar yang dihitung dan Indeks Haga Saham Gabungan (THSG) dan Deposito bank pemerintah 6 bulan secara proporsional yang sesuai dengan rata-rata komposisi portfolionya.
Dalam melakukan penilaian kinerja reksadana dan pembandingnya selanjutnya digunakan utility model yaitu safety first model dimana kriteria ini membatasi terjadinya resiko mernperoleh hasil yang buruk, Kriteria Roy memilih alternatif portfolio yang dapat meminimkan probabilitas bahwa return portfolio tersebut akan lebih kecil daripada return yang diharapkan. Datam penelitian ini return minimal yang diharapkan dianggap sebesar tingkat suku bunga investasi yang diharapkan oieh pengelola Dana Pensiun Krakatau Steel yaitu sebesar 12,5 % per tahun.
Dari perhitungan perbandingan Iangsung maupun rnenggunakan parameter dibandingkan dengan passive strategy atau market index strategy didapat bahwa kinerja reksadana tidak selalu memberikan return yang Iebih balk dibandingkan passive Strategy yang disusun berdasarkan market indeks.
Namun demikian, dan penelitian yang telah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa reksadana memang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif investasi jangka panjang bagi Dana Pensiun. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya tingkat keuntungan (return) yang diperoleh Dana Pensiun tersebut dimana telah melebihi tingkat return yang diinginkan ( required rate of return ) perusahaan.
Selain itu, dalam melakukan penempatan dana pada reksadana sebagai alternatif investasi jangka panjang, Dana Pensiun perlu memperhatikan beberapa faktor yang secara umum mempengaruhi strategi investasi yang optimal, yang antara lain adalah tujuan melakukan investasi, jenis reksadana yang dipilih, faktor eksternal yang mempengaruhi serta pemilihan manajer investasi yang mengelola reksadana tersebut. Hal ini perlu diperhatikan agar tujuan dan dana pensiun yaitu membayar pensiun dengan tepat jumlah dan tepat waktu dapat tercapai dengan baìk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T3941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>