Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206303 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hapsari Sinta Rini
"Perencanaan merupakan tahap yang penting bagi tercapainya
tujuan suatu perusahaan. Anggaran merupakan salah satu cara untuk membuat perencanaan menjadi lebih baik dan juga dapat dipakai sebagai alat pengendalian. PT. TELKOM sebagai BUMN penyedia jasa telekomunikasi diharapkan mampu untuk beroperasi dengan iebih baik, salah satu caranya adalah
dengan penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran yang baik.
Metode penelitian yang dipakai berupa wawancara, observasi,
studi kepustakaan serta mempelajari buku-buku petunjuk
yang dikeluarkan oleh PT. TELKOM.
Di dalam penyusunan anggaran PT. TELKOM menggunakan metode partisipatif (middle out) dimana setiap lapisan manajemen
diberi kesempatan untuk memberikan usulan atas program yang akan dilaksankan oleh bagiannya masing-masing Direksi menetapkan target yang akan dilaksanakan oleh perusahaan secara kseluruhan, sedangkan para pelaksana menyusun program yang akan dilaksanakan untuk mencapai target tersebut. Pada tahap pelaksanaan anggaran, masih ada keterkaitan dengan
bagian lain ( misainya untuk pengadaan barang diatas jumlah
tertentu dilaksanakan oleh bagian PerLengkapari). Pengendalian
atas pelaksanaan anggaran telah dilakukan dengan baik yaitu
dengan menggunakan sistem Kartu Penawasan Anggaran dan dibuatnya laporan atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran setiap bulan sekali ke kantor WITEL. Penilaian kinerja dilakukan untuk masing-masing Pusat Pertanggung jawaban sedangkan untuk pemberian reward dilakukan untuk masing-masing kantor, belum sampai pada Pusat Pertanggung jawaban terlebih lagi
pada individu.
Saran yang diberikan menyangkut perbaikan pada hubungan
antara anggaran dan rencana jangka panjang yang lebih dapat
memberikan kesan sebagai Perusahaan yang tanggap akan perubahan, masalah pembagian tanggung jawab serta penilaian kinerja yang akan meinberikan motivasi yang lebih. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beny Sasmito
"Perusahaan jasa berusaha mengkonsentrasikan diri pada konsep pemahaman pasar dan pemuasan pelanggan. Hal ini dapat menjadi acuan dalam penyusunan bentuk dan kualitas jasa dengan didasari oleh Total Quality Management. Perangkat Total Quality Management harus mulai digunakan oleh perusahaan dalam mendisain dan mengukur kualitas produk yang dihasilkannya. Oleh karena itu dibuat penelitian pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang relevan dengan kualitas jasa telekomunikasi pada saat ini. Data ini akhirnya akan diproses dengan perangkat Total Quality Management. Hasil yang diperoleh dari pengolahan data adalah bahterdapat perbedaan pengaplikasian perangkat tersebut untuk perusahaan jasa dibandingkan perusahaan non jasa. Pengukuran kualitas menunjukkan adanya peningkatan kinerja proses kerja. Untuk memperkecil angka Cost of Variability dilakukan usaha dengan secara berkelanjutan penurunan angka Q. Selanjutnya untuk setiap proses terdapat standar yang da pat digunakan untuk menilai kinerja pada proses dan periode tertentu. Strategi yang digunakan dalam peningkatan mute adalah penciptaan yang merupakan strategi yang pro aktif. Saran atas hasil penelitian adalah dalam mengaplikasikan konsep Total Quality Management hendaknya pencatatan kinerja proses kerja dilakukan secara tepat. Selanjutnya sumber daya manusia yang ada harus bisa menunjang agar senantiasa tercipta perbaikan secara berkelanjutan. Perusa haan yang mengaplikasikannya harus memandang para pemasok sebagai mitra kerja jangka panjang dan bukan pihak ketiga yang tidak memerlukan evaluasi. Perangkat yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan dan efisiensi agar hasil nya bermanfaat bagi proses perbaikan secara berkelanjutan. Akhirnya perbaikan yang berkelanjutan jangan dijadikan suatu tujuan tetapi merupakan suatu perjalanan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Anindya Pramesti
"Disrupsi teknologi dibarengi pandemi COVID-19 yang melanda dunia menjadi suatu kekuatan dan juga kelemahan bagi perusahaan dengan industri telekomunikasi menjadi industri penting dalam era disrupsi teknologi dan pandemi COVID-19. Namun, peningkatan pemakaian internet selama pandemi dan peningkatan loyalitas serta penurunan ketidakpuasan pelanggan yang dirasakan PT Telkom Indonesia tidak sejalan dengan adanya penurunan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan berdasarkan PSAK 72. Menggunakan teknik pengambilan data dengan metode penelitian triangulasi melalui wawancara dan kuesioner dengan teknik analisis konten, tematik, dan konstan komparatif, wawancara yang dilakukan dengan PIC PSAK perusahaan menghasilkan bahwa penurunan pendapatan yang diakui berdasarkan PSAK 72 dikarenakan adanya penurunan pendapatan dari lini bisnis enterprise dampak dari COVID-19. Hasil ini sesuai dengan penelitian Rahayu (2020) bahwa implementasi PSAK 72 tidak berpengaruh signifikan terhadap perusahaan telekomunikasi, selain itu hasil wawancara juga mengatakan dalam pengaplikasian PSAK 72 dibutuhkan tata kelola perusahaan yang bersinergi untuk menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, peningkatan loyalitas dan penurunan ketidakpuasan pelanggan sejalan dengan hasil kuesioner di mana pelanggan yang diwakilkan responden merasa puas dengan inovasi dan peningkatan layanan internet dibandingkan sebelum pandemi, artinya perusahaan selalu berusaha berkembang dalam era disrupsi teknologi dengan inovasi untuk menjaga loyalitas pelanggan.

Technological disruption coupled with the COVID-19 pandemic that has swept the world has become a strength as well as a weakness for companies with the telecommunication industry being important in the era of technological disruption and the COVID-19 pandemic. However, the increase in internet use during the pandemic and the increase in loyalty and decrease in customers felt by PT Telkom Indonesia is not in line with the decrease in revenue from contracts with customers based on PSAK 72. Using data collection techniques with triangulation research methods through interviews and questionnaires with content analysis techniques, thematic, and constant comparability, interviews conducted with the company's PSAK PIC resulted that the decrease in revenue recognized under PSAK 72 was due to a decrease in revenue from the business line as a result of COVID-19. This result is following Rahayu's research (2020) that the implementation of PSAK 72 does not have a significant effect on telecommunications companies, but the study does not cover the impact of COVID-19 and technological disruption, besides that the results of the interview also said that in the application of PSAK 72, good corporate governance is needed. synergize to face various challenges. In addition, the increase in customer loyalty and decrease in customer loyalty is in line with the results of the questionnaire where customers represented by respondents are satisfied with the innovation and improvement of internet services compared to before the pandemic, meaning that the company is always trying to develop in the era of technological disruption with innovations to maintain customer loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggrini
"Untuk menjamin bahwa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan selaras dengan tujuan umumnya, maka setiap perusahaan membutuhkan suatu sistem pengendalian manajemen. Untuk memantau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, digunakan perangkat pengukuran kinerja atas unit-unit usaha yang menjalankan kegiatan tersebut. Dalam menerapkan sistem pengendalian manajemen daan penilaian kinerja unit usaha, perusahaan acapkali menemukan kesulitan-kesulitan. Kesulitankesulitan tersebut disebabkan karena sistem pengendalian manajemen ini berhubungan langsung dengan perilaku berbagai individu yang berbeda-beda. Dalam perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kesulitan tersebut ditambah dengan adanya komitmen perusahaan terhadap pemerintah yang tertuang dalam tujuan pokok perusahaan, baik dalam jangka panjang maupundalam jangka pendek. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan suatu gambaran atas sistem pengendalian manajemen dan pengukuran kinerja yang dijalankan perusahaan. Studi kasus dilakukan pada PT Telkom, Persero, dengan menggunakan data Pedoman Penilaian oleh suatu suatu BUMN yang berbentuk Kinerja Unit PT Telkom yang telah disesuaikan dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 826/ KMK00/ 1992. Dari informasi tersebut dapat dilihat apakah sistem penilaian kinerja unit usaha yang berlaku dapat dijadikan sebagai alat pengendalian atas pencapaian tujuan umum perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosnita Wirdiyanti
"Pergeseran pandangan dari "product driven" menjadi consumer/market driven" menjadikan harga, mutu, dan layanan sebagai tiga hal pokok dalam usaha pencapaian kepuasan pelanggan. Perusahaan harus dapat menempatkan produk dan jasa pada saat rnereka dibutuhkan sebagai mata rantai utama yang memungkinkan produk dan jasa bergerak secara efisien melalui supply chain ke pelanggan. Bagi perusahaan jasa seperti Telkom yang menanamkan investasi bernilai tinggi dalam jaringan telekomunikasi, suatu manajemen logistik yang efisien dan efektif dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan jaringan telekomunikasi yang prima sehingga kepuasan pelanggan tercapai. Sistem pengendalian internal yang memadai juga diperlukan agar proses logistik sejalan dengan kebijakan perusahaan dan mendukung perusahaan untuk mencapai sasaran-sasarannya. Penelitian dilakukan secara kualitatif dan memakai kasus di Telkom Divisi Regional II Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah apakah strategi-strategi manajemen logistik yang dijalankan Divre II Jakarta berhasil membuat pergerakan barang dan jasa menjadi efisien dan menilai apakah penerapan sistem pengebdalian internal telah memadai untuk mencegah dan mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam proses logistik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksono Budi Satrio
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis secara komprehensif penerapan sistem pengendalian manajemen dengan levers of control framework pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. sebuah perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Dengan menggunakan metode deskriptif penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengapa perusahaan telekomunikasi yang menghadapi banyak ancaman dapat survive dan sangat profitable. Penelitian ini berkesimpulan bahwa PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. telah memiliki sistem pengendalian manajemen yang sangat baik sehingga mampu mengatasi berbagai ancaman.

ABSTRACT
The aim of this research is to comprehensively analyze management control systems using levers of control framework at PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. the largest telecommunication company in Indonesia. Using the descriptive method this research aims to explain why telecommunication company which faces many threats can be survive and very profitable. This research concludes that PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. has had very good management control systems so that it can overcome various threats."
2014
S53900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimalaouw, Felicia Sandra
"Saat ini Indosat sedang melakukan transformasi untuk berkembang menjadi perusahaan telekomunikasi lengkap dan terpadu (Mull network and services provider). Untuk itu, Indosat kini melakukan ekspansi bisnis berdasarkan strategi "4 in 1 ", dimana strategi ini meliputi empat jalur bisnis utama, yaitu sebagai penyelenggara jaringan backbone, telekomunikasi tetap, telekomunikasi bergerak, serta internet dan multimedia. Kesemuanya ini berbasis pada satu teknologi, yaitu teknologi internet (IP-based).
Salah satu fokus pengembangan bisnisnya adalah sebagai penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi domestik (lokal dan SLJJ). Bisnis ini merupakan bisnis yang baru bagi Indosat. Memasuki bisnis ini, saingan terberat dan terbesar yang harus dihadapi Indosat adalah Telkom, yang telah mempunyai pengalaman serta jaringan akses hampir diseluruh Indonesia. Untuk itu, diperlukan suatu strategi bisnis yang tepat agar Indosat dapat tetap bertahan dan memenangkan persaingan.
Tesis ini menganalisa mengenai strategi bisnis Indosat dalam memasuki bisnis telekomunikasi tetap domestik (lokal dan SLJJ), dengan menggunakan matriks Internal-Eksternal (IE) dan matriks SWOT.

Today, Indosat has transformed their business to be a full network and services provider. The expansion base on "4 in 1 strategic", with four core business; being backbone network services provider, access network provider, mobile services provider, and internet and multimedia. All four business is based on the one technology, internet technology ( IP-based).
The one focus in their business is as the domestic telecommunication services and network provider, for local and long distance. This is a new business for them. The biggest and the best competitor is Telkom, which has the experience and the network almost all over Indonesia. Therefore, Indosat need to have the best strategic to survive and win the competition.
This thesis analyzing the Indosat strategic business for domestic telecommunication (local and long distance) business, using Internal-External Matrix and SWOT Matrix.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T1483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Noosy
"Perkembangan arah penyelenggaraan telekomunikasi dari monopoli menuju kompetisi membutuhkan dukungan perangkat regulasi yang memadai guna menjamin berlangsungnya persaingan secara sehat dan efektif. Salah satu regulasi tersebut adalah pengaturan interkoneksi termasuk penentuan biaya interkoneksi- Pengaturan interkoneksi harus didasarkan pada prinsip keadilan (fairness), berbasis biaya, tidak membeda-bedakan (non-discrimatory) dan tidak saling merugikan masing-masing penyelenggara. Tarif interkoneksi yang berlaku saat ini di Indonesia belum mencerminkan kondisi kompetisi karena masih didasarkan pada keputusan men§eri No. KM 46/PR.30l/MPPT-98 dan No. KM 37/ l999, yang berarti masih bemaung pada produk Undang-Undang Telekomunikasi yang lama (Undang-Undang no. 3 tahun 1989) yang masih berada pada nuansa monopoli sehingga diperlukan suatu peraturan baru mengenai interkoneksi yang khususnya mengatur mengenai besamya tarif interkoneksi yang baru.
Untuk melakukan perhitungan biaya interkoneksi terdapat beragam metoda seperti : biaya berbasis eceran, pengirim ambil semua, bagi hasil, dan berbasis biaya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Dari berbagai metoda tersebut yang merniliki keunggulan lebih dibandingkan yang lainnya adalah metoda berbasis biaya terutama dengan pendekatan Biaya Peningkatan Jangka Panjang (LRIC) dimana masing-masing operator akan mendapatkan bagian pendapatan dari suatu panggilan secara adil yang sebanding dengan penggunaan sumbemya secara eiisien dalam melayani suatu panggilan.
Hal tersebut didukung dengan hasil simulasi, dimana dengan menggunakan metoda LRIC didapatkan tarif interkoneksi lokal yang sedikit lebih tinggi dibandingkan tarif yang berlaku saat ini namun menghasilkan tarif interkoneksi interlokal jauh lebih murah sehingga kondisi tarif Iokal yang mensubsidi interlokal yang ada saat ini dapat dihapuskan. Diperkuat pula dengan pendapat nara sumber ahli interkoneksi,menyebabkan LRIC menjadi metoda perhitungan interkoneksi yang tepat digunakan pada industri pertelekomunikasian di Indonesia.

Telecommunication industry that has moved towards competition requires a set of regulations that adequately guaranty effective and healthy competition among operators. One of them is interconnection regulation including determination of interconnection tariff. To support effective and healthy competition, interconnection regulation must be made based on faimess, cost base, non discriminatory principles and mutually beneficial to operators. Current interconnection cost applied in Indonesia does not represent competitive condition since it has been derived from Ministerial Decree number 46, 1998 and number 37,l999, which is based on previous Telecommunication Law (number 3,l989) in monopoly era.
Therefore new interconnection law particularly related to new interconnection cost is required. Several method can be applied in calculating the tariiff such as : retail-based charges, sender keep all, revenue sharing, and cost based, with all its beneits and weakness in each method. From all the method mentioned earlier, its considered that cost based method with Long Run Incremental Costing (LRIC) approach will gives more benefit than others where each operators will cam revenue share in proportion with efficient resourse utilization for serving a call.
Supported with an outcome from the simulation used in calculating the LRIC method, resulting a slight higher local interconection tariff (compare to existing tariff) but much lower tariff on long distance interconection, therefore, there will be no more subsidized tariff from local interconection to long distance interconection. It is also supported with judgement from several experts on interconection assuring that LRIC method is an appropriate use on Indoensian telecomunication industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Chandra Nangkok Tua
"Kebijaksanaan taiif pulsa telepon di Indonesia menggunakan sistem subsidi silang
dimana tarif pulsa percakapan SLJJ (Sambaungan Langsung Jarak Jauh) ditetapkan tinggi untuk mensubsidi taiif percakapan lokal yang rendah. Tanpa adanya evaluasi kembali atas hal tersebut, akan merugikan balk Telkom sebagai produsen Inaupun masyarakat sebagai konsumen. Penetapan taiif yang tidak sesuai akan menyebabkan produksi pulsa telepon yang tidak optimal dan juga tingkat pendapatannya. Skripsi mi bertujuan untuk melihat apakah kebijaksanaan penetapan taiif pulsa yang dilakukan saat mi telah tepat dan apakah
terdapat altematif lainnya yang dapat dipakai.Perhitungan taiif pulsa telepon menggunakan pendekatan anggaran yang
berdasarkan pada perhitungan alokasi biaya yang teijadi. Penelitian mi menggunakan
alokasi biaya berdasarkan nilai penjualan yang dihasilkan dan produksi pulsa telepon untuk periode tahun 1992.Hasil perlutungan menunjukkan bahwa tarif pulsa percakapan SLJJ menuliki margm diatas harga pokok produksi (HPP) 10 kali lebih besar dibandmg percakapan lokal Subsidi silang yang terlalu besar mi tentunya sudah perlu diseimbangkan kembah mengingat akibatnya. Model Total Long Run Jncremental Cost (TLRIC), Average Jncremental Cost (AIC) dan program Rebalancmg dapat digunakan sebagai alteniatif perhitungan taiifpulsa.
Saran yang dapat diberikan adalah untuk melihat juga faktor ékstemal seperli
pennintaan pasar dan tingkat persaingan, selain memperdalam evaluasi terhadap faktor
internal seperti biaya, tujuan perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmad Kartikahadi
"ABSTRAK
Dengan adanya perubahan-peruhahan dilingkungan bisnis telekomunikasi di
Indonesia yang ditandai dengan perubahan Undang Undang Telekomunikasi [1],
tuntutan pasar bebas dan kebutuhan akan layanan telekomunikasi dengan teknologi
sesuai dengan kebutuhan masa depan (seperti internet, broadband, multimedia,
seluler dan satelit). penyebaran fasilitas telekomunikasi, harga yang terjangkau,
keragaman layanan dan sebagainya maka diperlukan suatu strategi bisnis dan
sumber dana yang memadai untuk pengelolaan dan investasi baru.
Dalam hal ini BUMN (Badan Usaba Milik Negara) pengelola layanan
telekomunikasi harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan tuntutan tersebut diatas. Salah satu strategi bisnis yang dapat
diterapkan adalah dengan merger / penggabungan secara horisontal antara PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk (yang selanjutnya disebut sebagai PT Telkom) dan
PT Indosat. Dengan adanya penggabungan tersebut diharapkan akan terjadi suatu
peningkatan efisiensi, peningkatan sinergi (bidang infrastruktur dan layanan),
peningkatan struktur modal dan hal-hal lain yang akan menambah kemanfaatan
bagi pemerintah, perusahaan, pemegang saham, karyawan ataupun masyarakat
pengguna.
Metode yang digunakan untuk menganalisa penggabungan PT Telkom dan
PT Indosat meliputi: Analisa Pendahuluan dan Analisa Penggabungan. Yang
termasuk dalam Analisa Pendahuluan adalah: analisa faktor-faktor yang
berpengaruh pada penggabungan, analisa data histonis, analisa trend teknologi
telekomunikasi masa depan, dan analisa perhitungan rencana investasi. Sedangkan
yang termasuk dalam Analisa Penggabungan adalah Analisa Perbandingan
Kuantitatif, Analisa SW-SW (Strengths Weaknesses - Strengths Weaknesses),
Analisa Untung Rugi dan Analisa Internal-Eksternal. Maksud dari penulisan ini
diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemenintah tentang kemungkinan
apakah PT Telkom dan PT Indosat Iebih baik atau lebih menguntungkan jika
digabung / merger atau tetap berdiri sendiri seperti semula.
Setelah dilakukan analisa maka secara keseluruhan merger dapat memberikan
suatu peningkatan keragaman di bidang infrastruktur dan layanan, pemanfaatan
kekuatan yang ada pada salah satu perusahaan untuk menutupi kelemahan pada
perusahan Iainnya, serta tambahan kemanfaatan bagi pemenintah dan perusahaan.
Sedangkan merger kurang memberikan nilai tambah bagi costumer, pemegang
saham / investor dan sangat merugikan bagi keuangan PT Indosat dan karyawan di
kedua perusahaan. Demikian juga strategi merger kurang sesuai untuk menghadapi
berbagai ancaman eksternal yang ada.
Sehingga sinergi atau tambahan keuntungan yang diharapkan dengan
melakukan merger antara PT Telkom dan PT Indosat sulit dicapai, disebabkan
adanya beberapa faktor yang tidak mendukungnya, karena seluruh faktor yang
dianalisa diasumsikan saling berhubungan dan saling melengkapi untuk terciptanya
suatu sinergi baru.

ABSTRACT
TelecommunIcation business environment in Indonesia have been transformed,
signify by enactment of new Telecommunication Law[1], demands for free market,
necessity on telecommunication services agree with new future technology (such as
internet, broadband multimedia, celular, and satellite), dissemination of
telecommunication facilities, reachable fare and financial support to manage new
investment.
Telecommunication stated-owned company has to anticipate in addition to fulfil
above necessities and demands. One of business strategic can applied is the merger
between PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (PT Telkom) and PT indosat. The
expectation of the merger is to enlargement of efficiency, synergy, capital structure, etc
and benefits improvement to government, investor, employees, company and customer.
The method that was applied to analyze the merger between PT Telkom and PT
Indosat included The Preparation Analysis and The Merger Analysis. The Preparation
Analysis included analysis on factors that influential on the merger, analysis on historical
data, analysis on new ftiture telecommunication technology and analysis of planning
investment calculation. The Merger Analysis included: Quantitative Comparison
Analysis, SW-SW (Strengths Weaknesses- Strengths Weaknesses) Analysis, Advantage-
Disadvantage Analysis and Internal-External Analysis. The direction of this thesis is to
give input to government on the possibility or impossibility on the merger between PT
Telkom and PT Indosat.
The analysis has come out with a conclusion that in overall, the merger can provide
infrastructure and services variety enhancement, strengths utilization of one party to
cover the other party?s weaknesses, and benefits improvement for government and
company. On the other hand, the merger is not so beneficial from the costumer?s and
investor?s point of view, and is not so adventegous for PT Indosat finance, and both
parties empolyees either. Moreover, the merger strategy is not so suitable to overcome
the external threats.
After all, the expected synergy and benefits improvement from executing the merger
between PT Telkom and PT Indosat will hard to achieved, because there are many
Unsupporting factors (assumed that all analyzed factor are corresponding and
implementing to each other for creating of new synergy).
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T3767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>