Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59131 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Nurjanati
"Seberapa jauh pelayanan purnajual memberikan kontribusinya dalam pemilihan produk. Tindak lanjut untuk menjaga loyalitas pelanggan. Strategi diferensiasi mampu
memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tinjauan langsung ke
perusahaan penyedia jasa pelayanan purna jual dan perusahaan lain yang berkaitan dengan pengumpulan data, kuesioner dan wawancara, pengumpulan data dan informasi
dari buku, majalah, dan literatur lainnya. Metode Analytic Hierarchy Process. Dalam memilih produk televisi, konsumen melihat teknologi sebagal faktor pertimbangan terpenting utama. Berturut-turut diikuti dengan faktor jasa pelayanan purna jual yang tersedia, merk televisi, harga televisi, dan ukuran televisi. Kualitas teknologi ditentukan oleh aplikasi sistem pada televisi sebagai faktor terpenting utama. Selanjutnya faktor kualitas gambar, dlikuti dengan kualitas suara, dan kemampuan menangkap jumlah channel
siaran. Kualitas reparasi merupakan faktor terpenting
utama dalam menentukan keungg.ulan jasa pelayanan purnajual yang diikuti dengan garansi. Konsumen leblh memiiih ukuran televisi 21 inch. Pelanggan menhlal jasa pelayanan purna jual yang diberikan PT."UEM" cukup balk dan sesual dengan yang diharapkan. Perbandingan unsur jasa pelayanan
purnajual tiga merk televisi menunjukkan Polytron menempati urutan pertama. Konsumen memandang jasa pelayanan purnajual sebagal faktor yang tidak terpisah
dari produk televisi yang mereka beli. Produsen melakukan
diferensiasi pada aspek ini untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya secara total. Diferensiasi untuk mencapal
kepuasan pelanggan sehingga loyalitas konsu.men terjaga
Produsen dan penyedia jasa pelayanan purnajual harus
selalu bekerja sama hingga mampu menghasilkan kinerja
total yang optimal. Vanibél yang berpotensi menjadi kelemahan hendaknya dapat diantisipasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikha Karmel
"Fokus penelitian ini adalah tentang analisis strategi pemasaran Isuzu MU-X di PT. Isuzu Astra Motor Indonesia yang menghadapi persaingan ketat dari kompetitor utamanya. Analisis strategi pemasaran didasarkan pada konsep manajemen strategis industri, dengan menggunakan tiga tahapan kerangka perumusan strategi, yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap desicion. Menggunakan enam alat utama yaitu Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks CPM, Matriks SWOT, Matriks IE (Internal Eksternal), dan Matriks Perencanaan Stratgik Kuantitatif. Alat-alat ini akan digunakan sebagai pembanding satu sama lain saat merumuskan strategi. Ini juga melibatkan metode AHP untuk pembobotan setiap faktor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran terbaik Isuzu MU-X adalah pengembangan produk dan pengenalan mobil dengan reviewer mobil ternama di Indonesia seperti Otodriver, Motomobi, Autonetmagz untuk mendapatkan perhatian lebih dari strategi publik untuk bersaing dengan kompetitor utama. dan untuk meningkatkan volume penjualan

The focus of this research is about the analysis of marketing strategy for Isuzu MU-X at PT. Isuzu Astra Motor Indonesia, which faces high competition from its main competitors. Marketing strategy analysis is based on the concept of industrial strategic management, by using three stages of strategy formulation framework, namely the input stage, matching stage, and desicion stage. Using six main tools which are IFE Matrix, EFE Matrix, CPM Matrix, SWOT Matrix, the IE (Internal External) Matrix, and the Quantitative Stratgic Planning Matrix. These tools will be used as a comparison with each other when formulating strategies. It also involves the AHP method for weighting each factor. The results of this study indicate that the best marketing strategy for Isuzu MU-X are product development and introducing the car with well-known car reviewers in Indonesia such as Otodriver, Motomobi, Autonetmagz to get more attention from public strategy to compete with major competitors and to increase sales volume."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrina Dewani
"Penulisan karya akhir ini dilatarbelakangi penghapusan tata niaga tepung terigu yang menjadi akhir monopoli Bulog dalam industri ini. Implikasi Iebih lanjut dan keputusan pemerintah tersebut adalah pembebasan impor terigu dan gandum bagi Importir Umum, penghapusan subsidi pembelian gandum serta meningkatnya persaingan di dalam industri. Perubahan dalam lingkungan industri tersebut tentunya berpengarub terhadap strategi pemasaran yang diterapkan oleh para pelaku usaha. Dan studi kasus yang dipilih dalam pembahasan karya akhir ini difokuskan pada strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT. ISM Bogasari Flour Mills.
Melalui analisa lingkungan internal dan eksternal, serta lingkungan industri untuk mengidentifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan disusun Matriks TOWS untuk memunculkan strategi yang sesuai. Identifikasi terhadap ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Bogasari memberikan hasil bahwa ancaman yang dihadapi mencakup foreign currency impact & raw material supply; peluang yang dimiliki Bogasari bersumber dari captive market, degress of concentration, degrees of integration, types of competitors, barrier to entry/exit, ecological impact, consumer protection; kelemahan utama terletak pada price competitiveness-, kekuatan bersumber dari size of plants, number of equzment owned, number of specialists, procurement, capacity utilization, market share, company image, planning & control systems.
Ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan yang telah diidentilikasi dimasukkan ke dalam Matriks TOWS. Kombinasi strategi yang dihasilkan berupa strategi TOWS yaitu Strategi SO (optimalisasi kapasitas, memperbesar market share, dan meningkatkan sales melalui ekspor); Strategi WO (memanfatkan economies of scale, meningkatkan etisiensi., dan memberi miai tambah pada produk); Strategi ST (mencari alternatif bahan baku selain gandum, memanfaatkan kapasitas untuk produk tepung-tepungan lainnya); Strategi WT (mendorong pengembangan teknologi budidaya gandum di dalam negeri).
Selain itu, berdasarkan hasil analisa dan evaluasi yang dilakukan melalui in-depth interview dengan perwakilan manajemen Bogasari, maka ditentukan posisi Bogasari dalam matriks Industiy Attractiveness - Business Strengths. Posisi tersebut akan berimplikasi terbadap strategi yang sebaiknya diterapkan oleh Bogasari. Selain itu, berdasarkan hasil analisa juga ditentukan target market, positioning serta implementasi strategi yang diperoleh dati Matrik TOWS & Matriks Industry Attractiveness-Business Strengths yang dijabarkan melalui strategi bauran pemasaran / marketing mix (product, price, place & promotion). Penjelasan strategi bauran pemasaran dikaitkan dan dibandingkan dengan strategi yang telah diterapkan oleh Bogasari sebelum dan setelah dihapuskannya tata niaga tepung tetigu. Data yang digunakan untuk melakukan analisa diperoleh dari berbagal sumber literatur dan juga wawancara dengan pihak PT. Bogasari Flour Mills.
Hasil analisa menunjukkan bahwa posisi Bogasari di dalam matriks Industry Attractiveness Business Strengths adalah pada kuadran "Selective Growth" (high business strengths dan medium industry attractiveness) Implikasi strategi yang ditimbulkan adalah: investasi pada segmen yang atraktif untuk dikembangkan; membangun kemampuan untuk menghadapi persaingan dan mengutamakan pencapaian profitabihtas.
Target market yang disarankan adalab segmen mie (noodle) yang pada tahun 2000 menyerap konsumsi tepung terigu nasional hingga rnencapai 50% dari total konsumsi. Selain itu, pergeseran pola makan masyarakat juga berdampak pada meningkatnya konsurnsi mie instant yang rata-rata mencapai 12% per tahun. Bogasari telah memiliki keuntungan tersendiri dengan memilih segmen ini karena integrasi dengan produsen mie instant terbesar di Indonesia yaitu PT. Indofood Sukses Makmur telah menjamin penyerapan sebesar 17% total produksi Bogasari.
Positioning pemisahaan sebagai pelaku bisnis yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui slogan ?Turut Membangun Gizi Bangsa? dinilai telah cukup baik. Demikian pula positioning produk terigunya secara umum sebagai ?Terigu Istimewa Hasil Sempurna?. Namun, satu hal yang perlu diperhatikan Bogasari dalam penerapan positioning produk-produknya adalah pembedaan jenis terigu berdasarkan fungsinya. Banyak sekali produk Bogasari yang memuiki positioning yang tumpang tindih (Lencana Merah, Segitiga Merah dan Kunci Biru), terutama pada produk-produk baru yang diluncurkan setelah penghapusan tata niaga.
Menimbang kondisi tersebut maka disarankan agar Bogasari menerapkan marketing relationship strategy, untuk mendekatkan hubungan dengan konsumen melalui pelayanan yang diberikan serta mengkomunikasikan fungsì/kegunaan produk yang dihasilkan. Saran lain adalah penetapan orientasi yang jelas untuk pengembangan produk baru melalui new product strategy dimana pengembangan produk baru diarahkan pada segmen yang telah dipilih.
Stratregi bauran pemasaran yang telah diterapkan Bogasari digambarkan dalam dua masa yaitu sebelum dan setelah deregulasi (penghapusan tata niaga terigu). Perubahan drastis yang dilakukan Bogasan memberikan hasil yang cukup baik dengan mulai meningkatnya penjualan produk pada tahun 2000 (2.010 juta ton) setelah mengalami titik terendah pada tahun 1999 (1.700 juta ton). Namun belum cukup baik jika dibandingkan dengan performa sebelum deregulasi.
Strategi produk diterapkan melalui implementasi product design strategy, new product design dan value marketing strategy; mengutamakan pengembangan produk untuk industri mie dan perbaikan positioning produk. Strategi harga melaiui penerapan pricing strategies for established produclls serta price flexibility strategy. Penerapan strategi distribusi yang telah cukup baik perlu diperkuat dengan pertimbangan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh seperti adaptabiitas, perubahan teknologì dan nilai-nilai sosial budaya. Sedangkan strategi promosi diterapkan melalui gabungan promotion mix dan pemilihan media (media selection strategy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Fadiah
"Saat ini, banyak fashion brand yang menggunakan strategi fast fashion, di mana brand-brand tersebut merespons consumer demand melalui pergantian macam barang dagangan dengan cepat dan menjual produknya dengan harga yang terjangkau. Walau selama ini strategi fast fashion telah model ini telah membawa banyak keuntungan terhadap brand, meningkatnya minat konsumen pada keberlanjutan dapat mengganggu keamanan masa depan mereka.
Situasi ini telah mendorong perusahaan untuk mengakui pentingnya sustainability dan melibatkan aspek tersebut ke dalam strategi mereka. Namun, banyak fashion brand yang masih ragu untuk meninggalkan strategi fast fashion. Situasi ini disebabkan oleh kesulitan yang mereka alami dalam menjual produk sustainable. Hal ini dapat mengarah kepada pertanyaan penelitian: bagaimana sustainability mempengaruhi cara promosi dalam mempertahankan keunggulan kompetitif dalam industri fast fashion? Temuan dalam penelitian ini akan didasarkan pada Dynamic Capabilities dan Stakeholder-based Theory. Hasil dalam penelitian ini adalah co-creation dalam periklanan dan penggunaan konten interaktif di media sosial akan mengarahkan fashion brand kepada keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Today, many fashion brands utilize the fast fashion strategy, where they respond quickly to customers’ everchanging demands, frequently changing their merchandise assortments, and selling their products in affordable price. While this model has been beneficial, the increasing consumers’ interest in sustainability may disturb the security of their future. This situation has prompted companies to acknowledge its importance and incorporate it into their strategy. However, many fashion brands are still hesitating to leave their fast fashion way. The situation is caused by their struggle in selling sustainable product. This leads to the research question: how does sustainability influence promotion in sustaining competitive advantage within the fast fashion industry? The findings in this study will be based on Dynamic Capabilities and Stakeholder-based Theory. The result in this study is co-creation in advertising and the use of interactive content in social media would lead to sustained competitive advantage. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hardius Usman
Depok: LPEM FEUI, 2010
658.83 HAR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Terjadinya penurunan pertumbuhan jumlah pelanggan, penurunan tingkat ARPU, dan penurunan pendapatan perusahaan menimbulkan permasalahan bagi perusahaan jasa telekomunikasi. Sementara pada sisi lain perusahaan harus menghadapi kemajuan teknologi telekomunikasi yang terus berlangsung. Untuk mencapai kinerja yang tinggi pada situasi persaingan yang ketat, perusahaan dituntut untuk mempertahankan keunggulan bersaingnya. Tulisan ini memaparkan fenomena masalah yang berkembang dengan menguji pengaruh kompetensi inti dan strategi bauran pemasaran terhadap keunggulan bersaing pada perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat verifikatif/eksplanatif, yang mengambil sampel sebanyak 84 perusahaan jasa telekomunikasi sebagai responden. Metode analisis yang digunakan adalah path analysis. Hasil analisis menegaskan bahwa kompetensi inti dan strategi bauran pemasaran berpengaruh terhadap keunggulan bersaing. Temuan menunjukkan bahwa kompetensi inti yang handal dan strategi bauran pemasaran yang superior berperan secara signifikan dalam meningkatkan keunggulan bersaing."
620 JURTEL 15:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Sari Zikri
"Pertumbuhan sektor pariwisata selama Pelita V dan tahun pertama Pelita VI ini berkembang dengan cepat sekali. Perkembangan luar biasa yang dicapai sektor ini apat turut mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah, khususnya daerah-daerah tujuan wisata (DTW) yang banyak diminati para wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik seperti Bali, Sumatra Utara, Jakarta, dan Jawa Barat.
Pada tahun 1994 yang lalu jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 4 juta orang dan telah berhasil melampaui Sfisaran tertinggi sebesar 3,95 juta orang dengan meraih devisa sebesar US $ 4,6 miliar. Hingga akhir Pelita VI mendatang (1998) diperkirakan Indonesia akan mampu menjaring 6,5 juta wisatawan dengan jumlah pemasukan sedikitnya US $8,9 miliar.
Pendapatan masyarakat kota besar di Indonesia yang semakin meningkat dan perubahan jumlah hari kerja dari 6 hari menjadi 5 hari juga tutut memiliki andil dalam meningkatnya jumlah wisatawan yang mengunjungi DTW di Indonesia. Semakin besamya golongan menengah di Indonesia, ditambah dengan kehidupan kota besar yang serba cepat dan melelahkan, menyebabkan kebutuhan akan berlibur semakin dirasa penting oleh masyarakat kota besar.
Melihat gejala ini, maka jelas peluang dalam bisnis perhotelan semakin menarik untuk digarap. Peluang tersebut, tampaknya selama ini telah diantisipasi oleh investor. Dalam dua tahun terakhir ini terlihat investasi dalam sek.1or perhotelan memperlihatkan tendensi yang semakin meningkat. Ditjen Parpostel pada periode bulan Januari hingga Februari 1995 lalu mencatat 28 perusahaan berminat membangun hotel di wilayah Indonesia dengan lokasi terbanyak di Jawa Barat, disusul DKI Jakarta, serta Jawa Timur dan Bali.
Sejalan dengan semakin banyaknya hotel yang dibangun, maka intensitas persaingan dalam industri perhotelan semakin ketat dalam menjaring tamu. Untuk dapat memenangkan persaingan diperlukan konsep yang berbeda (different) dalam membangun sebuah hotel.
Dalam karya akhir ini pentilis mengetengahkan konsep Boutique Hotel yaitu hotel dengan jumlah kamar sedikit (<100) tetapi memiliki keunikan pada disain interior dan mengutamakan pelayanan yang personal untuk para tamunya sehingga mereka merasakan suasana yang lain dari hotel lainnya. Dengan mengacu pada strategi diferensiasi yang merupakan salah satu strategi generik, maka dengan konsep boutique hotel ini hotel X yang akan dibangun di daerah Pelabuhan Ratu, Jawa Barat dapat memiliki keunggulan bersaing dalam industri perhotelan.
Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan informasi melalui metode pengisian kuesioner dan tanya jawab dengan pihak manajemen Boutique Hotel yang telah berdiri, guna memperoleh gambaran operasi dari setiap fungsi organisasi. Metode kuesioner juga digunaka terhadap konsumen dari Boutique Hotel itu sendiri untuk mendapatkan persepsi mereka tentang Boutique Hotel dan hasil kuisioner tersebut diolah dengan menggunakan metoda Multi Dimensional Scalling (MDS) dengan software MDPREF.
Studi literatur dan pengumpulan data baik dari media cetak, komputer (CD ROM), maupun sumber data sekunder lainnya dilakukan untuk mengidentiftkasi peluang dan ancaman yang terdapat dalam industri perhotelan ini. Setelah komponen-komponen dalam lingkungan internal maupun ekstemal diidentiftkasi dilakukan pembobotan terhadap komponen-komponen tersebut berdasarkan kepentingannya masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi, dengan menggunakan metode Analitical Hierarchy Process (AHP). Metode ini akan menggambarkan posisi Boutique Hotel X didalam diagram SWOT, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan analisis penentuan strategi yang akan dijalankan. Analisis Keuangan juga dilakukan penulis untuk melihat feasibilitas dari proyek tersebut, dengan menggunakan asumsi-asumsi yang biasa digunakan dalam menganalisis feasibilitas sebuah hotel.
Dengan jurnlah kamar 30 buah berbentuk bungalow /vila yang didisain unik dan mewah, pelayanan yang personal dan fasilitas yang baik, Boutique Hotel X diharap dapat menarik konsumen dari golongan menengah ke atas dengan sewa kamar rata-rata US$ 250 pada tahun pertama pengoperasian (1998). Investasi sebesar US$ 6,3 juta dengan struktur pendanaan 30 : 70 dan tingkat bunga 10% pertahun., memiliki payback periode selama 5 tahun dan IRR sebesar 24%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achiriyanto rachmad
"ABSTRAK
Carbon black adalah salah satu bahan untuk membuat ban
dan produk karet lainnya. Fungsinya adalah sebagai bahan
pengisi karet untuk memperbaiki sifat-sifatnya, sepertí
ketahanan aus, ketahanan panas dan kelenturannya.
Carbon black dibuat dan feedstock oil, yaitu residu
miriyak bumi. Feed stock oil dipanaskan dalam suatu reaktor,
dan kernudian pernbakarannya dihentikan dengan semprotan quench
water. Jelaga hasil peinbakaran tidak sempUrna tersebut
dikuinpUlkarl dan diperlakukan tertentu supaya memenuhi kriteria
yang sudah ditetapkan.
Sebagai bahan baku untuk pabrik ban dan berbagai industni
lainnya, inaka carbon black dikategorikan sebagai industrial
product, yang permintaaflflYa tergarituflg dan permintaafl produk
akhirnya.
Pada saat ini di Indonesia ada dua pabnik carbon black,
yaitu PT. Continental Carbon Indonesia dan PT. Cabott
Indonesia. PT. CCI nienggunakafl teknologi dan Continental
Carbon Amerika, dan PT. Cabott Indonesia menggunakari teknologi
dan Cabott Amerika.
PT. CCI mulai menghasilkan carbon black sejak tahun 1990,
dan penjualan secara kotnersil dimulai pada tahun 1992.
Sedangkan PT. Cabott Indonesia baru saja mulai inenghasilkafl
carbon black, dan masih harus menanti pengakuan dan pabrik
pabrik ban bahwa produksiflYa sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan.
Produsen carbon black caoniestjk juga inenghadapi pesaing
dan luar negeri, antara lain: Australia, Korea Selatan,
Thailand, Malaysia dan China. Bahkan harga jual produk dan
China sangat murah, walaupun ada bea masuk harganya masih
tetap bersaing.
Pangsa pasar PT. CCI di Indonesia sekitar 50%, sedangkafl
PT. Cabott sekitar 5%, dan lainnya dibagi ke beberapa produsen
dan luar negeri.
Jumlah permintaan yang ada sebetulnya melebihi kapasitaS
inaksimuin PT. CCI. Jadi penarnbahan kapasitaS produksi perlu
dipertimbangkan, supaya peluang untuk iuemperoleh laba yang
lebih besar dapat dimanfaatkan. penauibahan kapasitas dapat
dilakukan dengan perluasan pabrik atau akuisisi pesaingnya.
Sebelum menambah kapasitas produksi perlu dilakukan fokus
pada produk tertentu, yang akan menaikkan tingkat produksi
(mengurangi set?up time) dan fokus pada pelanggan tertentu.
Setelah menarnbah kapasitas produksinya, mungkin PT. CCI
perlu niemperluas pasarnya ke luar negeri, untuk marnanfaatkan
kelebihan kapasitas yang mungkin timbul."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Analisis value chain merupakan suatu alat analisis untuk mengetahui posisi perusahaan dalam rantai yang membentuk nilai suatu produk atau jasa. Analisis value chain dapat dibagi menjadi analisis hubungan dengan supplier (suplier linkages) dan hubungan dnegan konsumen (customer linkages). Analisis value chain membantu perusahaan dalam mengidentifikasi posis perusahaan dalam rantai nilai tersebut, kemudian menganalisis aktifitas aktifitas yang terjadi. Aktifitas yang terjadi harus memberikan nilai tambah bagi nilai produk. Setelah itu perusahaan dapat menentukan strategi kompetitif yang digunakan, apakah menggunakan low cost atau differensiai. Perusahaan juga harus menyadari bahwa rantai nilai suatu produk dapat dimaksimalkan dengan menggunakan internet."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (05) Mei 2003: 52-55, 2003
MUIN-XXXII-05-Mei2003-52
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Patar
"Industri perbankan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kebijakan pemerintah dibidang perbankan yang terkenal dengan pakto 88, merupakan deregulasi dibidang perbankan yang telah memberi kesempatan lahirnya bank baru sementara bank yang telah berdiri, secara ekspansif memperluas kantor cabangnya. Hal ini menimbulkan situasi kompetitif tinggi yang terjadi diantara bank dalam rangka menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
Tulisan ini menganalisis strategi pemasaran produk tabungan bank oleh PT. Bank Rahastama, yang merupakan salah satu Bank Swasta Nasional Non Devisa. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbankan, Bank Rahastama menghadapi berbagai masalah pemasaran diantaranya persaingan yang semakin kompetitif karena banyaknya peserta yang ikut didalam arus persaingan.
PT. Bank Rahastama mulai beroperasi pada tanggal 28 Januari 1994, lahir didalam era pasca booming dunia perbankan. Pada saat itu terjadi lonjakan kuantitas bank dari 111 bank pada tahun 1988 menjadi 220 bank pada akhir tahun 1994. Keseluruhan bank tersebut, sesuai dengan Undang-Undang Perbankan No. 7/1992 melakukan aktivitas usaha perbankan dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Banyak bank yang bangkrut karena melakukan strategi yang tidak tepat dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Pada usia yang relatif muda Bank Rahastama menunjukkan prestasinya dengan berhasil menghimpun dana masyarakat sebesar lebih dari 33,3 milyar sampai akhir tahun 1995. Namun demikian strategi pemasaran tabungan sebagai salah satu sumber dananya, harus terus ditingkatkan untuk menghadapi pesaing di industri yang sama dengan produk yang sama pula.
Tulisan ini menguraikan strategi pemasaran tabungan yang sesuai dengan posisi perusahaan dalam situasi persaingannya. Untuk mengetahui posisi persaingannya digunakan pendekatan daur hidup produk dan analisis portofolio perusahaan.
Dalam menganalisis SWOT, digunakan perhitungan metode Analitical Hierarchy Process (AHP) dari hasil analisis strategi pemasaran dapat diketahui pilihan strategi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan posisi perusahaan diharapkan dapat mempertahankan produk tabungannya di pasaran, dan meningkatkannya secara bertahap. Kemungkinan untuk memperluas pasar dengan cara yang sesuai dengan kekuatan yang dimiliki.
Disarankan perusahaan melakukan:
· Mempertahankan pasar
· Meningkatkan modal
· Melakukan program promosi yang maksimal
· Memperluas saluran pemasaran"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>