Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224517 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salama Devi Topobroto
"Industri kendaraan bermotor roda dua (KBRD) di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak tahun 1972 dan mencapai puncaknya pada tahun 1982. Namun setelah tahun
tersebut~ perkembangannya mengalami pasang naik surut sejalan dengan perubahan-perubahan yang dan
terjadi pasang pada kondisi perekonomian nasional. Hal ini berarti bahwa setiap perusahaan yang bergerak dalam pemasaran KBRD~ termasuk
perusahaan yang memasarkan KBRD merk Honda~ harus berusaha untuk menetapkan strategi pemasaran yang kompetitif agar dapat menyesuaikan diri dan bersaing dalam situasi perekonomian
nasional yang berubah-ubah tersebut.
Penetapan strategi pemasaran yang kompetitif haruslah dikaitkan dengan posisi atau kekuatan persaingan suatu perusahaan dalam industri. Salah satu cara untuk mengidentifikasi posisi tersebut adalah dengan menggunakan metoda Life Cycle Portfolio Matrik: yang melihat posisi perusahaan tersebut berdasarkan karakteristik industri atau Industry Life Cycle
dan berdasarkan kekuatan persaingannya.
Dengan menggunakan matriks tersebut, penelitian ini dapat mengidentifikasikan bahwa KBRD Honda berada pada posisi kekuatan persaingan yang kuat (strong) dan karakteristik
industri pada tahap pertumbuhan (growth), tidak hanya Llntuk
penjualan KBRD type bebek tetapi juga untuk penjualan semua type secara keseluruhan. Posisi Honda sebagai market leader tersebut mengharuskannya untuk menetapkan suatu strategi
pemasaran yang tidak hanya berusaha u~tuk mempertahankan pangsa pasar yang sudah dikuasainya sekarang tetapi juga
bagaimana meningkatkan pangsa pasarnya terutama pangsa pasar relatif.
Selama ini Honda telah melakukan upaya-upaya yang cukup baik dan berhasil dalam mengembangkan strategi bauran pemasarannya sehubungan dengan posisi perusahaan tersebut dalam
industri kendaraan bermotor roda dua. Sangatlah penting bagi Honda untuk tetap melakukan investasi yang tidak hanya bertujuan untuk pemeliharaan modal tetapi juga investasi sehubungan
dengan modifikasi produk dan pasar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Angeli D.M. Djakabara
"industri pariwisata merupakan salah satu alternatif untuk menggantikan dominasi sektor minyak dan gas yang selama ini menjadi pendukung utama perekonomian indonesia. Sebagai salah satu komponen dalam industri pariwisata adalah industri perhotelan berbintang 4 & 5 dimana Hotel Borobudur inter-Continental merupakan salah satu dan hotel kategon ini di Jakarta. Hotel Borobudur Inter-Continental dipilih sebagai obyek dalam studi kasus mi
mengingat semakin ketatnya persaingan dengan munculnya hotel-hotel baru
yang sejenis. Metode yang digunakan untuk mengetahui posisi Hotel Borobudur
Inter-Continental dalam peta persaingan industri perhotelan di Jakarta im adalah
Life Cycle Por(folio Matrix. Pendekatan im mengukur Industry Maturity sebagai dimensi eksternal yang dihadapi perusahaan, dengan komponen komponennya adalah embryonic, growth, mature dan aging. Untuk dimensi
internalnya memakai Competitive Position yang mencerminkan kekuatan dan
kelemahan dari perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam
industri. Komponen dan dimensi mi adalah dominant, strong,: favorable,
tenable, weak dan nonviable Untuk mengetahui keadaan industri perhotelan
ditinjau berbagai faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan dan
industri. Faktor-faktor internal diperoleh dari penelitiari data primer maupun
sekunder yang diperoleh dari HOtel Borobudur Inter-Cothinental. Kesimpulan
yang diperoleh menuñjukkan bahwa posisi Hotel Borobudur Inter-Continental
dewasa ini berada di Mature-Tenable dengan perincian tingkat kedewasaan industri berada pada declining maturity Penebtian juga mencakup perkiraan posisi hotel tersebut untuk beberapa tahun mendatang mengingat trend persaingan yang sedang dialaxm industri. perhotelan Bila hotel ini berhasil memilih dan melaksanakan . strategi-strategi yang tepat üntuk mengantisipàsi keadaan industri, minimal posisi. kompetitif sekarang dapat dipertahankan atàu bahkan ditingkatkan ke posisifavorable Tetapi bila hotel ini kemudian ternyata tidak tepat dalam menerapkan strategi-strategmya bisa jadi posisnya turun menjadi weak, dimana perusahaan dalam posisi ini sulit untuk bertahan dalam jangka panjañg. Families of thrusts yang dapat menjadi alternatlf strátegi untuk mengembangkan strategi pemasaran adalah, selective development dan prove viability. Di dalam kelompok-kelompok strategi ini masih dirinci lagi ke dalam generic strateges yang lebih. spesifik yaitu mencakup: Same Product, Initial.
Market Development, Market Penetration, New Product/New Markets,. New Product/Same Market, dan Same Products/New Markets."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lintang Sawitri
"Setelah berdirinya WTO, volume transaksi antar Negara meningkat Liberalisasi perdagangan memudahkan perpindahan barang dan jasa. I-Ial ini berpengaruh terhaclap Indonesia, dimana pcrsaingan antam barang domestic dan barang impor semakin ketat. Sejalan dengan kompetisi yang scmakin ketat, konsumcn diuntungkan dengan beragarnnya barang yang tersedia dari seluruh dunia, dan rnereka bebas untuk memiiih mana yang akan mereka beli. Di pihak lain, konsumen dalam negeri lebih memilih untuk menggunakan produk bermerek luar negeri yang mereka pikir lebih baik dalam segi kualitas dan image dibanding merek nasional. Hal tersebut juga berlaku untuk produk sepatu sebagai studi kasus dalam riset.
Berdasarkan teori ekonomi dan pemasaran, tingkat persaingan merek nasional dapat diukur dengan indikator: intense membeli, dan nilai relative dari harga dan kualitas produk merek nasional terhadap produk bermerek luar negeii keetnoscntrikan konsumen, Selain itu, tingkat persaingan juga dipengamhi oleh dukungan industri dan keterlibatan pemerintah. Pemerintah telah merespon kondisi pasar domestic dengan mengimplementasilcan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing alas kaki merek nasional, dan model teori telah dibangun untuk menjustiiikasi seberapa efektif irnpak dari kcbiiakan tersebut terhadap merek sepatu nasional.
Hasil dari riset ini adalah keterkaitan yang kuat antara tingkat persaingan dengan keetnosentrikan konsumen. Studi ini menyarankan pendidikan untuk konsumcn yang bertujuan untuk meningkatkan kecthnosentxikan, juga pemerintah sebaiknya memelihara pcngenalan merek nasional pada kaum muda.

After the establishment of WTO, transaction volume among countries has been increased. Trade liberalization has making light mobility of goods and services across countries. This has affected Indonesia, as competition among domestic goods and imported goods are becoming rapid. As competition rise, consumers were advantage by variety of alternative goods from all over the world, and they have freedom to choose which ones they can buy. In addition to that, Indonesia’s consumer prefers to use foreign products in which they think are better in tenn of quality and prestige rather than their cum domestic product. It is occurred also in footwear commodity.
Based on the theory borrowed from marketing and economics The determinant factors of national brand competitiveness be assessed by indicators: buying intention of national brand footwear and relative value of national brand in term of quality and price to imported brand footwear, and also influenced by consumer ethnocentxisrn, industrial support and government involvement. Yet, the Indonesian government has responded domestic market condition by implementing policy in order to improve its competitiveness. And a theoretical model was developed to justify how much effective those policies implication on footwear commodity are.
The result of this study indicates a strong relationship between national brand competing lcvcl and consumer ethnocentrisrn on footwear domestic market. This study suggests that better education to consumer in order to increase their ethnocentrism. Moreover, government should maintain awareness of youth to national brad product.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T33878
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Astika
"Industri pembiayaan saar ini berkembang sangat pesat karena tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap otomotif. Pembelian kendaraan yang dilakukan secara kredit adalah sebanyak 70%. Kesempatan ini digunakan oleh perusahaan pembiayaan baik bank maupun non bank untuk meningkatkan pangsa pasar mereka.
Pada penelitian ini, dengan menggunakan Five Forces Porter maka dapat dilihat bahwa ancaman dari new entrants merupakan bagian yang panting dan untuk industri pembiayaan barrier to entry cukup rendah. Jika tidak terdapat barrier to cagy bagi new entrants, maka hal itu merupakan suatu kesempatan bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam pasar atau perusahaan yang sudah ada untuk melakukan ekspansi.
Astra Credit Companies (ACC) sebagai market leader mendapat ancaman dari existing competitor lnaupun new entrants. Masuknya perusahaan pembiayaan baru yaitu TA Finance merupakan ancaman yang besar bagi ACC. Ancaman masalah yang dihadapi oleh ACC adalah tei jadinya penurunan pangsa pasar (marker share erosion) dan income.
ACC menggunakan strategi market expansion untuk mengbadapi masuknya TA Finance sebagai new entrants melalui perluasan pembiayaan Non Astra dan kendaraan bekas. Seberapa eFektif strategi ini digunakan oleh perusahaan dilihat berdasarkan performance keuangan dari perusahaan.
Hasil dari performance perusahaan menunjukkan strategi tersebut kurang eFektif. engan dcmikian sebagai usulan tambahan strategi, maka perusahaan dapat menggunakan strategi defense. Ucngan menggunakan strategi ini. ACC dapat mempcrtahankan eeisrirrg customer-nya melalui peningkatan kualitas proses pembiayaan yang dilakukannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kesempatan di saar jaringan 'FA Finance belum luas dan juga untuk mcnguatkan ikatan loyalitas pelanggan yang sudah ada terhadap ACC.

The financing industry is growing rapidly because of the increase of automotive demand. Credit portion for vehicle purchase is about 70% and this opportunity is used by financing company or bank to increase their market share.
In this research, by using Porter's Five Forces Analysis, we can see that the threat of the new entrants is the most important thing. In financing industry, we can see that barrier to entry for new entrant is low. If there are no barriers to entry, then it's easy for new firms to enter market or for the existing companies' to expand.
Astra Credit Companies (ACC) as a market leader is facing the threat from the existing competitor and also from the new entrants. TA Finance as the new entrants is the biggest threat for ACC. Because of this situation, ACC is facing market share and income erosion problems.
ACC is using market expansion strategy to face TA Finance by expanding the market of financing through Non Astra product and used cars. We can see the effectiveness of this strategy from the financial performance of the company.
The result of financial performance ACC shows that the strategy is not effective. For the supplementary strategy. ACC can apply defense strategy to retain its current customers by improving customer satisfaction and loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Priyono
"Kebijakan Pemerintah dalam pembangunan ekonomi dengan menempatkan agribisnis sebagai penggerak ekonomi nasional merupakan daya tarik industri dan dimanfaatkan sebagai peluang pasar yang menarik. Potensi sumber daya alam yang dimiliki serta jumlah tenaga kerja yang berada pada sektor ini merupakan kekuatan potensial yang dapat dikembangkan untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi.
Bagi dunia bisnis di satu sisi bidang alat mesin pertanian, merupakan peluang pasar yang sangat besar. Namun di sisi lain perusahaan mekanisasi pertanian, antara lain PT. Yanmar Agriculture Machinery Manufacturing belum sepenuhnya mampu memanfatkan peluang lni. Berbagai upaya peningkatan kinerja pemasaran telah dilakukan untuk memenangkan persaingan. Untuk menetapkan strategi pemasaran yang tepat PT. Yanmar Agriculture Manchinery Manufacturing perlu diidentifikasi posisi bersaing dan strategi pemasaran yang sesuai didasarkan pada kekuatan bisnis yang dimiliki serta kekuatan daya tarik Industri alat mesin pertanian di Indonesia.
Dengan menggunakan perencanaan pemasaran strategik, maka penelitian diawali dengan melakukan identifikasi faktor-faktor lingkungan internal perusahaan yang berpengaruh. Posisi bersaing diketahui dengan menggunakan analisis matriks General Elektrik, sedangkan untuk mengukur derajat kepentingan masing-masing faktor yang berpengaruh maka digunkan metode Proses Hierarki Analisis dan dibantu dengan alat pemerosesan data Expert Choice.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa daya tarik industri alat mesin pertanian dominan dipengaruhi faktor politik dan kebijakan pemerintah yang kondusif. Disamping itu, adanya pengelolaan perusahaan yang mendukung peningkatan perolehan laba sangat berpengaruh.
Agar mampu meningkatkan pangsa pasar, maka perlu menerapkan strategi Market Leader dan didukung dengan penggarapan pasar melalui peningkatan keunggulan produk. Strategi pemasaran yang diterapkan berdasarkan bauran pemasaran adalah meningkatkan investasi guna mempertahankan keunggulan produk dan variasi jenis alat mesin yang dipasarkan. Pengembangan pemasaran diarahkan dengan mengembangkan jaringan distribusi dan pemasaran pada wilayah-wilayah sentra produksi. Peningkatan kerjasama dengan industri komponen dalam negeri yang didukung kebijakan "direct marketing" perlu diterapkan sehingga lebih efektif mendukung peningkatan kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sampurno
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2011
615.1 SAM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Saptarini W.
"Kondisi dunia usaha yang semakin kompetitif dan dinamis, menuntut perusahaan untuk mampu memilih dan menerapkan strategi yang mampu memenangkannya dalam persaingan. Pengembangan Core Competence sebagai sebuah paradioma baru dalam manajemen strategi, berusaha memberikan keunggulan yang berkelanjutan dalam persaingan melalui pengembangan kapabilitas internal yang superior yang sulit ditiru oleh pesaing. Industri kecil sebagai salah satu pelaku bisnis tidak pula terlepas dari keniscayaan untuk menerapkan strategi yang handal dalam persaingan yang dinamis. Penulis dalam penelitian ini mengaksentuasikan sigi pada industri kecil sepatu kulit di Indonesia, yang pada realitanya menunjukkan pertumbuhan yang relatif lambat dibandingkan dengan perkembangan industri sepatu secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Valliana
"Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dibentuk untuk melindungi persaingan dan mengatasi Persaingan tidak sehat diantara pelaku usaha yaitu salah satunya adalah Kartel. Pengaturan tentang larangan perjanjian penetapan harga di Indonesia dicantumkan dalam Pasal 5 sedangkan larangan perjanjian kartel di Indonesia dicantumkan dalam Pasal 11. Kartel dapat merugikan perekonomian karena para pelaku usaha anggota kartel setuju untuk melakukan kegiatan yang berdampak pada pengendalian harga, seperti pembatasan jumlah produksi atau menaikkan biaya rata-rata produksi suatu barang atau jasa dalam suatu industri.
Penelitian dalam penyusunan tesis ini mengacu pada teori tentang campur tangan negara dalam bidang perekonomian, khususnya pengaturan pasar dalam konsep negara kesejahteraan (welfare state).
Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah normatif dengan teknik pengumpulan data sekunder dan metode analisis data kualitatif serta metode penalaran deduktif. Salah satu wadah dalam kartel adalah Asosiasi. Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) diduga melakukan praktek kartel dengan beberapa produsen ban sesuai dengan putusan KPPU No. 08/KPPU-I/2014. Hal ini dilakukan dengan cara menetapkan harga untuk produk dan pemasaran ban kendaraan bermotor roda empat kelas mobil penumpang kemudian terjadi kesepakatan tidak memasarkan ban baru sehingga ban yang beredar di masyarakat atau konsumen menjadi terbatas. Hal tersebut dapat mengakibatkan harga ban di pasaran bisa naik karena banyaknya kebutuhan permintaan atas ban dengan jenisjenis mobil penumpang tersebut.
Tujuan dari penulisan ini dalah untuk mengetahui dan menganalisa apakah ke-enam perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia tersebut dapat di kategorikan melakukan kartel di industri ban, dan mengetahui cara membuktikan kegiatan kartel dan perjanjian penetapan harga yang dilakukan pelaku usaha baik perorangan atau yang berbadan hukum sesuai dengan Undang Undang No. 5 Tahun1999.

Law of the Republic of Indonesia Number 5 of 1999 regarding the Prohibited Practice of Monopoly and Unfair Business Competition (?Law No. 5 of 1999?) formed to protect competition and address unfair competition of business players, one of which is the practice of cartel. The prohibition of pricing agreement in Indonesia is regulated in Article 5 of Law No. 5 of 1999 while the prohibition of cartel agreements in Indonesia is regulated in Article 11 of Law No. 5 of 1999. The existence of Cartels could harm the economy because once a cartel member agrees to undertake work that has an impact on controlling the prices of, such as limiting the number of production or raise the average cost of production of goods or services in an industry.
Research in the preparation of this thesis is based on the theory regarding intervention countries in economic affairs, especially the management of the market in the concept of Welfare State.
The Research methodology used in this thesis is normative with secondary technique data collection, qualitative analysis method and deductive reasoning method. One of the receptacles of cartel existence is an Association. In this case, the Association of Tire Manufacturers or Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (?APBI?) allegedly involved in the practice of cartel with some tire manufacturers in accordance with the KPPU Verdict No. 08 /KPPU-I/2014. This is achieved by determining the price for products and the marketing of four-wheeled vehicles in the class of passenger cars where there is an agreement not to market new tires therefore the quantity of tires in the market is limited. This may result in the market price elevation of tires because of the high demand of tires for those types of passenger cars.
The purpose of writing this was to know and to analyze the six companies in APBI whether they can be categorized as practicing cartels in tires industry, and to know how to prove cartel activities and pricing agreements in the tires industry, either by an individual or legal entities in accordance with Law No. 5 of 1999.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
T44934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariani
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>