Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201735 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rustam Budiman
"Alasan dan Tujuan penelitian adalah membantu calon investor memahami konsep dasar, kelayakan praktek restrukturisasi modal di Indonesia serta dampaknya terhadap kepentingan mereka. Metode penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan. Bahan- bahan referensi berasal dari text book, majalah surat kabar dan prospektus.
Ditinjau dari sudut akuntansi, Restrukturisasi Modal berupa kapitalisasi laba ditahan, agio dan hutang jangka panjang diperkenankan. Di lain pihak, kapitalisasi selisih revaluasi aktiva tetap dan pertukaran saham tidak layak untuk dipraktekkan. Di Indonesia, meskipun kapitalisasi laba ditahan, agio dan hutang jangka panjang secara akuntansi dapat diterima, namun praktek ini bersama -sama dengan kapitalisasi selisih revaluasi aktiva tetap dan pertukaran saham, telah dimanfaatkan untuk mempertahankan superioritas pemegang saham lama terhadap investor baru dan juga untuk meningkatkan kekayaan pribadi pemegang saham melalui mekanisme partial listing.
Praktek Restrukturisasi Modal di Indonesia terlampau bebas. Transaksi pertukaran saham dan kapitalisasi selisih revaluasi aktiva tetap sebaiknya dilarang sedangkan untuk jenis restrukturisasi modal lainnya Bapepam perlu mengendalikan praktek-praktek ini dalam batas-batas yang wajar agar tidak merugikan investor, khususnya investor awam."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Moh. Rusdi
"ABSTRAK
Era globalisasi dan perdagangan bebas dunia menjelang abad ke-21 akan menjadi peluang dan sekaligus menjadi ancaman bagi industri manufaktur di Indonesia. Menjadi peluang karena adanya perdagangan bebas dunia memberi kesempatan luas bagi Industri Manufaktur di Indonesia untuk meningkatkan pemasaran hasil produksi ke berbagai negara. Sebaliknya menjadi ancaman karena batasan-batasan perekonomian/perdagangan yang diciptakan suatu negara akan hapus, sehingga produk-produk industri manufaktur negara lain berupa barang sejenis atau barang substitusi akan memasuki pasar Indonesia. Keadaan tersebut akan mengakibatkan persaingan pemasaran barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri akan semakin meningkat.
Untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi orientasi perusahaan industri manufaktur yang selama ini mengandalkan kelangsungan hidup perusahaan kepada perlindungan pemerintah dalam bentuk: fasilitas, konsesi, proteksi maupun subsidi harus dirubah menjadi orientasi meningkatkan daya saing dengan cara meningkatkan efisiensi.
Salah satu faktor dominan dalam meningkatkan efisiensi adalah penggunaan/peningkatan teknologi produksi dengan memakai mesin-mesin yang lebih canggih dan terotomatisasi. Hal tersebut berarti menambah penggunaan aktiva yang mempunyai beban tetap (operating leverage) dalam produksi, dengan harapan pertambahan penjualan akan meningkatkan kemampuan laba (Earning Before Interest and Taxes) secara lebih besar.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah beberapa perusahaan (14 perusahaan) industri manufaktur yang telah go publik beroperasi dengan operating leverage yang masih favorable (menguntungkan), sehingga masih memungkinkan untuk meningkatkan aktiva tetapnya. Selain dari itu ingin diketahui eratnya hubungan dan besarnya pengaruh faktor-faktor: operating leverage, size dan variabilitas pendapatan terhadap struktur modal industri manufaktur tersebut.
Untuk mengetahui apakah operating leverage masih favorable (menguntungkan) dilakukan uji statistik dengan cara membandingkan rata-rata contribution margin dengan rata-rata fixed cost. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang diteliti masih bekerja dengan operating leverage yang masih favorable (menguntungkan) dimana rata-rata contribution margin jauh lebih besar dari rata-rata fixed cost. Hal ini menunjukkan perusahaan-perusahaan yang diteliti cukup mempunyai peluang meningkatkan teknologi produksi dari labour intensive menjadi capital intensive dalam usaha meningkatkan efisiensi dan daya saing mengantisipasi era globalisasi dan perdagangan bebas dunia yang akan datang.
Selanjutnya untuk mengetahui keeratan hubungan dan besarnya pengaruh faktor-faktor: operating leverage, size dan variabilitas pendapatan terhadap, struktur modal dilakukan analisa regressi linear berganda yang disertai dengan pengujian dan koreksi asumsi dasar klasik: autokorelasi, heteroskedastis dan multikolinieritas serta uji t dan uji f statistik.
Hasil pengujian menunjukkan diantara ketiga faktor ternyata yang mempunyai hubungan kuat dan berpengaruh terhadap struktur modal hanya size (total aktiva) perusahaan dengan arah negatif yang seharusnya berhubungan secara positif.
Sedangkan operating leverage dan variabilitas pendapatan memperlihatkan hubungan/pengaruh yang kurang signifikan terhadap struktur modal.
Kesimpulan ini memberi kesan manajemen perusahaan-perusahaan yang diteliti cenderung menerapkan kebijaksanaan yang konservatip atau berhati-hati dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zisca Pesimarissa
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S23760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adelina Z. Zaidir
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Irma Sari
"Karena adanya perbedaan konsep pengakuan pendapatan dan biaya antara Standar Akuntansi Keuangan dan ketentuan perpajakan timbullah dua macam perbedaan, yaitu perbedaan tetap dan perbedaan waktu. Perbedaan tetap adalah perbedaan yang disebabkan karena biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dan pendapatan yang tidak boleh dltambahkan pada waktu menghitung penghasilan kena pajak untuk menghitung hutang pajak penghasilan perusahaan. Perbedaan ini dapat diselesaikan dengan menunjukkan pengaruh-pengaruh tersebut pada laporan keuangan. Perbedaan kedua, yaitu perbedaan waktu adalah perbedaan yang disebabkan karena adanya perbedaan periode pengakuan dan metode pengakuan biaya dan pendapatan. Perbedaan ini memerlukan alokasi, dan yang khusus dari perbedaan ini adalah munculnya akun pajak penghasilan yang ditangguhkan yang merupakan penampung perbedaan waktu tersebut. Metode alokasi pajak penghasilan menurut teori ada tiga, yaitu metode penangguhan (deffered method), metode kewajiban (liability method) dan metode netto pajak ( net-of-tax method ). Tetapi metode yang dikenal di Indonesia hanya metode penangguhan dan metode kewajiban. Perbedaan utama kedua metode ini, terletak pada asumsinya, yaitu metode kewajiban mengasumsikan adanya perkiraan tarif pajak pada masa yang akan datang dan jika ada perubahan tarif pada masa yang akan datang yang tidak sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan sebelumnya, maka harus ada penyesuaian. Merujuk pada kedua metode tersebut, penulis meneliti penerapan alokasi pajak penghasilan pada perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Metode yang paling banyak digunakan adalah metode kewajiban. Teori dan aplikasinya ternyata berbeda dan banyak di temukan keganjilan-keganjilan. Sedangkan yang menggunakan metode kewajiban hanya bebarapa perusahaan. Teapi dari hash penelitian ini, dapat terlihat bahwa penerapan alokasi menurut metode penangguhan lebih baik daripada metode kewajiban dari segi pencatatan dan transparansi. Sehingga tidak membingungkan pembaca laporan keuangan mengenal jumlah-jumlah akun-akun yang berhubungan dengan alokasi pajak penghasilan, terutama akun pajak penghasilan yang ditangguhkan. Hal yang lain yang menarik adalah peranan catatan laporan keuangan yang sangat penting untuk menjelaskan jumlah-jumlah akun secara terinci dalam neraca dan laporan laba rugi perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Rizkianto
"Dalam membentuk suatu portfolio dan dengan menggunakan Single-Index Model diperiukan input data berupa beta saham-saham yang dimasukkan ke dalam portfolio. Dengan menggunakan model tersebut akan diperoleh gambaran mengenai hasil dan resiko dari portfolio. Semakin akurat estimasi beta dari masing-masing saham, akan semakin jelas gambaran dari hasil dan resiko portfolio.
Masalah dalam penelitian ini adalah apakah kita bisa memperoleh estimasi beta saham yang akurat dengan hanya mengandalkan kepada beta historisnya ataukah diperlukan penyesuaian agar diperoleh hasil yang lebih baik. Terdapat 3 buah tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Pertama, ingin diketahui apakah beta historis dapat dijadikan prediktor bagi future beta. Kedua, ingin mengetahui apakah nilai dari future beta cenderung mendekati angka satu atau nilai beta historisnya. Ketiga, ingin mengetahui apakah ada pengaruh antara jumlah jenis saham yang diportfoliokan dengan tingkat akurasi prediksi beta portfolio untuk periode berikutnya.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis time-series dan cross﷓sectional dengan mengambil sampel sebanyak 26 saham yang tergabung dalam kelompok Indeks LQ 45. Periode penelitian adalah antara bulan Januari 1995 sampai dengan bulan Desember 1996. Dengan meregresikan itudari masing-masing saham secara mingguan terhadap return pasar secara mingguan pula diperoleh beta saham untuk tahun 1995 dan 1996.
Prosedur penyesuaian yang diajukan Blume adalah dengan meregresikan nilai beta saham 1996 terhadap beta saham 1995. Persamaan regresi yang diperoleh akan digunakan untuk mengestimasi beta saham untuk tahun 1996. Sementara itu, prosedur yang diajukan oleh Merril Lynch, Pierce, Fenner dan Smith (MLPFS) memiliki kemiripan dengan prosedur Blume di mana nilai beta saham 1996 yang telah disesuaikan dengan angka satu diregresikan terhadap nilai beta saham 1995 yang juga telah disesuaikan terhadap angka satu, yakni nilai beta portfolio pasar.
Prosedur terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah Prosedur Bayes, yaitu dengan menggunakan informasi yang terkandung dalam distribusi nilai beta saham pada periode sebelumnya untuk menghasilkan nilai beta yang telah disesuaikan.
Hasil analisis terhadap data sampel menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan cukup tinggi antara beta saham tahun 1996 dan 1995. Selain itu juga dilakukan analisa stabilitas beta pada 2 periode berurutan. Hasilnya menunjukkan bahwa beta historis dapat dipakai sebagai prediktor bagi future beta. Namun akan lebih baik lagi apabila dilakukan sejumlah penyesuaian agar diperoleh nilai estimasi yang lebih baik. Hasil perhitungan MSE dari ke 3 prosedur penyesuaian memperlihatkan tingkat akurasi yang lebih baik. Dari ketiganya, prosedur Blume memberikan pengurangan forecast error terbesar, diikuti oleh prosedur MLPFS dan terakhir prosedur Bayes. Namun perlu diingat bahwa hal tersebut bukan berarti mutlak. Bukan tidak mungkin jika periode pengamatannya diperpanjang akan diperoleh hasil yang berbeda.
Hasil perhitungan MSE dari portfolio yang terdiri dari 2, 3 dan 5 saham menunjukkan adanya peningkatan akurasi daya prediksi beta portfolio pada periode berikutnya. Semakin banyak jumlah jenis saham yang di portfoliokan, semakin tinggi akurasi prediksi untuk memperoleh future beta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T6156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Sylvia Diana
"Dalam pencapaian laba yang maksimal Operating Leverage digunakan untuk mengungkit laba operasi bila dalam kondisi pasar cerah dimana akan dapat meningkatkan produksi dan selanjutnya mengungkit penjualan dan laba operasi, namun dalam kondisi pasar lesu akan dapat pula menimbulkan tingkat kerugian yang tinggi. Dalam penelitian ini kondisi operating leverage tersebut akan dilihat bagaiman keadaannya dalam kelompok perusahaan yang berorientasi ekspor dan yang ridak berorientasi baik dalam periode krisis maupun dalam periode sehelumnya. Dari analisis deskriptif yang dilakukan ditemukan bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan yang begitu tajam dalam kondisi leverage kedua kelompok perusahaan tersebut. Disisi lain penggunaan Operating Leverage akan berhubungan dengan kebijakan pendanaan perusahaan yang dikaitkan dengan penggunaan hutang dalam pembiayaan aktiva tetap yang diperlukan. Sebaliknya pula operating leverage akan mempengaruhi arus masuk pendapatan di masa yang akan datang akibat biaya letup yang ditimbulkannya dan mempengaruhi variabilitas pendapatan secara terbalik dimana hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi struktur modal.
Setelah melukukan penelilian terhadap faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi terhadap struktur modal seperti ukuran perusahaan, kemampuan laba, tingkat leverage operasi, tingkat leverage gabungan serta kalisifikasi indutri ditemukan hanva variahel kemampuan laba yang memiliki hubungan yang sangat kuat dan konsisten terhadap struktur modal pada kedua kelonrpok perusahaan yang diuji dan juga pada kedua periode pengujian, sedangkan variabel tingkat leverage operasi tampaknya tidak memiliki hubungan regas dengan struktur modal dimana hanya ditemukan pada periode krisis untuk kelompok yang tidak berorientasi ekspor-hubungan yang lain adalah adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap strukur modal tetapi hanya pada kelompok perusahaan yang tidak berorientasi ekspor - Semenrara variabel-variahel lain seperti klasijikasi industri dan tingkat leverage gabungan tidak ditemukan memilki hubungan yang berarti terhadap struktur modal.
Dari hasil yang ditemukan tampaknya untuk perusahaan yang ada di Indonesia khususnnya perusahaan bukan jusa yang terdaftar di Bursa Efek Jakarata, balk perusahaan yang berorientasi ekspor maupun yang tidak berorientasi ekspor datum penentuan struktur modalnya kurang memperhatikan masalah resiko bisnis maupun resiko total yang dihadapi.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Wahyuni
"Sumber daya manusia merupakan faktor produksi utama pada perusahaan jasa. Sehubungan dengan hal tersebut muncul konsep akuntansi sumber daya manusia yang berusaha untuk mengkuantifisir nilai sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dan menyajikannya dalam laporan keuangan perusahaan sebagai aset. Skripsi ini bertujuan melihat bagaimana persepsi perusahaan-perusahaan jasa yang telah go public di Indonesia tentang penerapan akuntansi sumber daya manusia. Metode penelitian adalah studi kepustakaan dan studi lapangan (survai). Hasil studi kepustakaan menunjukkan bahwa ada dua pendekatan pengukuran sumber daya manusia, yaitu pendekatan biaya (cost) dan nilai (value). Hasil survai menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan jasa di Indonesia yang telah go public setuju dengan konsep akuntansi sumber daya manusia. Meskipun demikian, karena hal itu belum diatur dalam PAI dan sampai saat ini belum ditemukan teknik pengukuran yang objektif, maka sebagian besar perusahaan-perusahaan jasa tersebut belum menerapkannya. Saran penulis, sebaiknya Komite PAI membuat suatu standar khusus yang mengatur penerapan akuntansi sumber daya manusia. Selain itu, kepada perusahaan-perusahaan jasa penulis mengusulkan untuk memperlakukan biaya-biaya sumber daya manusia sebagai deferred cost, sesuai dengan prinsip aktiva yang diatur dalam PAI 1984. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>