Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145820 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Lestari
"Peluang beriklan melalui televisi kembali terbuka setelah RCTI mengudara. Dalam beriklan melalui televisi dibutuhkan program acara sebagai media vehicle dimana beriklan melalui televisi berarti mensisipkan iklan pada program acara tertentu. Supaya iklan yang disisipkan pada program acara tersebut dapat dilihat oleh sebanyak mungkin penonton, maka harus disisipkan pada program acara yang menarik. Hal ini berarti bahwa pemasang iklan yang ingin beriklan secara efektif, harus berhati-hati dalam memilih program acara sebagai media beriklan. Mengingat hal tersebut maka penelitian dalam skripsi ini salah satunya bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh efektivitas program acara komedi lokal di RCTI sebagai media beriklan. Tujuan penulis meneliti program acara lokal karena adanya tuntutan dari pemerintah untuk meningkatkan produksi program acara lokal sebesar 20 persen dari total program acara di televisi. Alasan penulis memilih acara komedi karena program acara ini merupakan primadona dari seluruh program acara di RCTI.
Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden-responden yang telah terpilih sebagai sampel penelitian ini. Sampel dipilih secara random dari populasi pelajar SMP, SMA, mahasiswa dan pegawai di Jakarta Pusat. Setelah data terkumpul, maka data-data tersebut kemudian diuji dengan menggunakan metode statistik yaitu uji Chi-Sguare.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program acara komedi SJA paling digemari. Hal ini terbukti dari pencapaian ratlng tertinggi dibandingkan program acara komedi lokal lainnya seperti Gara-gara, Ada-Ada Saja, Salah Sambung dan Keluarga Van Danoe. Selain itu adanya hubungan yang signifikan antara faktor umur, tingkat pendidikan, pekerjaan utama dan tingkat pengeluaran dengan pemilihan program acara komedi favorit. Dengan kata lain SJA mengandung berbagai daya tarik bagi responden dalam berbagai kelompok usia, tingkat pendidikan, pekerjaan utama maupun tingkat pengeluaran sehingga menjadi favorit bagi masyarakat dalam kelompok sosial manapun. Para pemain utama program acara jelas merupakan daya tarik tertentu bagi suatu acara komedi. Ide cerita SJA ini berasal dari legenda rakyat dan program acara jenis komedi horor belum pernah ditayangkan pada stasiun televisi manapun sebelumnya. Sedangkan responden menilai tehnik/trik kamera biasa-biasa saja. Demikian pula halnya dengan penentuan lokasi pengambilan gambar tidak mempengaruhi penilaian responden terhadap daya tarik SJA. Analisis pemilihan waktu penayangan menunjukkan adanya kesesuaian antara waktu tersering yang digunakan responden untuk menonton televisi dengan waktu penayangan SJA yakni hari Minggu pukul 19.30 -20.30.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah efektivitas program acara komedi sangat dipengaruhi oleh program acara itu sendiri yang mencakup ide cerita dan pemain serta waktu penayangan di televisi (RCTI).
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian salah satunya adalah agar pemilihan pemain yang memerankan masing-masing peran di SJA harus lebih selektif dan tidak berganti pemain utama karena hal ini dapat mempengaruhi terus tidaknya penonton menyaksikan acara SJA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Ahmad
"Salah satu aspek bisnis yang perlu dilihat dengan beroperasinya televisi swasta di Indonesia pada penghujung tahun 1980-an, adalah diizinkannya media tersebut menyelenggarakan siaran iklan sebagal sumber utarna pendanaan operasionaI. Bagi kalangan Praktisi Periklanan hal ini merupakan suatu surprise. Bagi mereka iklan televisi merupakan lahan bisnis yang muncul kembali setelah sekian lama dilarang oleh pernerintah. Dilain pihak para pengguna jasa perikianan atau advertiser, juga menyambut gembira. Alasannya adalah jelas, bahwa ikian televisi banyak memiliki kekuatan yang tidak terdapat pada iklan yang menggunakan media lainnya, dengan kata lain, kini telah tersedia kembali sarana ampuh untuk mempromosikan segala kepentingan bisnisnya. Kuatnya daya tank ikian televisi ini membawa akibat yang lebih jauh, terutarna yang menyangkut pola pemanfaatan bauran media periklanan (advertising mix). Kini banyak advertiser yang mengalokasikan anggaran periklanannya pada media televisi. Para pengguna jasa ikian mi seolah-olah berlomba sesering mungkin untuk rnenayangkan ikian produknya di televisi, terutama pada saat-saat tertentu, dimana diperkirakan konsentrasi jumlah pemirsa berada pada puncaknya. Namun pada kenyataanya kondisi yang sedeniikian rupa mi menimbulkan suatu masalah tertentu yang disebut Clutter, yaitu: terlalu banyaknya exposure iklan yang diterima pemirsa sebagai akibat tingginya tingkat frekwensi tayangan ikian. Skripsi ini mencoba menawarkan suatu metoda yang disebut Three Hit Theory sebagai pendekatan untuk menganalisis permasalahan tersebut di atas. Dengan thenggunakan pendekatan ini, diharapkan kita dapat melihat sejauh mana para pemasang ikian memperhatikan tingkat frekwensi tayangan iklannya pada media TV. Dari beberapa kasus skedul ikian TV produk shampoo yang dijadikan kasus penelitian, terdapat beberapa iklan shampoo yang terlalu sering menayangkan iklannya (over exposure) yang berarti terjadi sejumlah pemborosan anggaran. Sebaliknya terdapat pula iklan shampoo yang masih berada pada kondisi under exposure. Untuk yang terakhir ini perlu ditingkatan frekwensi tayangan iklannya, karena dengan tingkat recall yang tidak berbeda jauh dari ikian shampoo lainnya, ia masih dapat meningkatkan citra produknya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Yanu Martin
"The success or failure to adjust the company strategies to the shifting market demand depends on, among others, the adequacy of the existing reporting systems to generate the amount of useful information for managerial decision makers. The Uniform System of Accounts for Hotels (USAH) which puts accounting data of hospitality operation into a managerial format is not sufficient to generate information about the profitability of different market segments. As an alternate solution, the Market Segment Accounting Model has been designed and implemented in the Las Vegaz Hilton (Nevada) to over-come this obstacre, and the study aims to explore the benefit by adopting the model to a hospitality industry in Indonesia. The existing tracking system cann't dissect revenues by segments. In order to generate the profitability figure by market segments, a database was created. Besides, library and field researches were done. Market segments of the Hotel X are devided into six categories: B1, B2, B3, B4, B5, and B6 (others). With the MSA Model, market segment B3 generated room night sold the most, and B5 is the least. In absolute amount, identified gross, operating profit mof B3 is the largest and B5 is the lowest. It can be said that market segment B3 is the most profitable and B5 is the least profitable. Nevertheless, the results of other market segments are varied. The marketing position of the Hotel X is weak because certain market segments have power to influence the rates. The Hotel X should redetermine its pricing, policy and find effective ways to attract market segments to pay their bills in a shorter period. Besides, the qualities of its facilities and properties should be reconditioned in order to bring more satisfaction to the guests. The MSA Model demands a fully computerized data base system. The cost of implementing the system is relatively expesive. Nevertheless, the long run benefit is a lot more precious than the cost. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barban, Arnold N.
Chicago: NTC Business Books, 1993
659.1 BAR e (1);659.1 BAR e (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan
"PT Indomobil Suzuki Internasional (PT. ISI) adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dan PT. ISI selaku pemegang merek Suzuki telah memasarkan mobil Suzuki APV ke seluruh daerah di Indonesia maupun ke mancanegara. Seperti yang dilakukan para pesaingnya, PT. ISI berupaya untuk melakukan strategi komunikasi pemasaran yang efektif, yang diwujudkan dalam serangkaian kegiatan-kegiatan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan di berbagai media, termasuk media televisi.
Mengingat biaya yang telah dikeluarkan PT. ISI untuk pemasangan iklan di televisi relative besar, maka sangat perlu dilakukan evaluasi terhadap efektivitas iklan televisi kendaraan Suzuki APV di televisi. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas iklan televisi kendaraan Suzuki APV. Disamping itu, tujuan lain penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai image terhadap kendaraan Suzuki APV dan untuk memperoleh gambaran mengenai atribut-atribut apa saja yang dianggap penting oeh target pasar Suzuki dalam menentukan pilihan produk-produk kendaraan, yang penting diketahui kerena dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan iklan, selanjutnya agar dapat lebih efektif.
Iklan kendaraan Suzuki APV di televisi yang diukur efektivitasnya dalam penelitian ini adalah iklan versi Tora Sudiro. Pengukuran efektivitas iklan ini dilakukan menggunakan posttesting (evaluasi pasca iklan) untuk mengukur tahapan yang mengarah pada penjualan, yang meliputi komunikasi, perubahan sikap, dan perubahan perilaku pembelian, dengan pengukuran communication effectiveness yang mengukur sejauh mana iklan dapat diingat oleh audience, attitudinal effectiveness yang mengukur perubahan sikap dan intensi memebeli konsumen dan behavioral effectiveness yang mengukur perubahan perilaku pembelian konsumen dengan kerangka model hierarch of Effect.
Metode yang dipakai dalam penclitian ini adalah dengan melakukan survey terhadap 100 orang responden dengan wilayah pengarnbilan sampel di Jakarta dan sekitarnya. Pernilihan sampel menggunakan metode non probability sampling dengan prosedur pengainbilan sampel judmental sampling. Kriteria responden dalam survey ini adalah disesuaikan dengan kriteria populasi, yaitu target pasar Suzuki yakni pria wanita dengan SES A dan 13 (pengeluaran keluaga rata-rata per bulan di atas Rp 1. 250.000,- ) yang berusia diatas 25 tahun dan dibawah 55 tahun.
Bcrdasarkan hasil survey, segi communication effectiveness, Iklan televisi kendaraan Suzuki APV versi Tara Sudiro dinilai cukup efektif dari segi communication effectiveness karena iklan tersebut dapat diingat dan dikenali oleh sebegian besar responden yang telah melihat iklan tersebut, dan pesan utama yang ingin disampaikan oleh Suzuki dapat ditangkap dengan cukup baik oleh mayoritas responden.
Ad awareness terhadap iklan kendaraan Suzuki APV versi Tora Sudiro juga dinilai relatif baik, karena mayoritas responden menyebutkan ikan tersebut menampilkan kendaraan yang lega dan endosernya gampang diingat yaitu Tora Sudiro.
Dari segi attitudinal effectiveness, secara umum iklan Suzuki APV versi Tora Sudiro dinilai masih cukup efektif karena dapat memberikan pengaruh perubahan sikap responden dimana responder sebagian besar percaya akan produk Suzuki APV.
Dan segi behavioral effectiveness, secara umum iklan Suzuki APV versi Tora Sudiro dinilai masih kurang efektif karena belum mampu mendorong perubahan perilaku konsumen seperti yang diinginkan produsen mobil Suzuki, yaitu ketertarikan untuk membeli Suzuki APV.
Image yang paling kuat dimiliki Suzuki APV image sebagai mobil yang cocok untuk keluarga (mean score 4.29), merek pcrusahaan terkenal (mean score 4.03), kendaraan serba guna (mean score 3,99) dan suku cadang mudah di dapat (mean score 3,84). Sedangkan image paling rendah yang dimiliki Suzuki APV berdasarkan survey ini adalah image sebagai mobil yang memiliki teknologi canggih (mean score 3,29), nilai jualnya tinggi (mean score 3,06) dan mobil yang larinya kencang (mean score 2,98).
Berdasarkan temuan survey ini, saran untuk iklan TV Suzuki APV selanjutnya
? Mengingat brand awareness Suzuki APV sudah relatif baik, upaya kemunikasi pemasaran dalam iklan selanjutnya, selain untuk maintain awareness, sebaiknya dititikberatkan untuk mendorong perilaku konsumen menuju jenjang berikutnya pada hierarchy of effect
? Penayangan iklan di televisi sebaiknya lebih menekankan pada fekuensi daripada durasi, ? Kekurangan produk yang dipersepsikan oleh responden ini harus menjadi sebuah catatan, jika hal tersebut benar-benar merupakan kekurangan produk, maka secara teknis akan menjadi catatan bagi penyempurnaan produk yang akan. datang. Namun jika hal tersebut hanya merupakan persepsi dari konsumen, maka harus diluruskan dengan komunikasi yang berbeda dengan menyampaikan fitur produk sesungguhnya.
? Sebaiknya Suzuki APV juga secara periodik menayangkan iklan yang berisi keunggulan fitur-fitur kendaraan baik dari sisi interior, eksterior dan kecanggihan performa mesin kendaraan.

PT. Indomobil Suzuki International (PT. ISI is one of the company biggest automotive in Indonesia and PT. ISI as owner of brand of Suzuki have marketed car of Suzuki APV to entire area in Indonesia and also to foreign countries. Such as those which is also conducted by all its competitor, PT. ISI cope to conduct effective marketing communications strategy which realized by with refer doing activities of marketing communications, including advertisement in various media, including television media.
Considering expense which have been released by PT. ISI for the installation of advertisement in big relative televise, hence very require to evaluate to television advertisement effectiveness vehicle of Suzuki APV in televise. Pursuant to the mentioned above, hence especial target of this research is to effective evaluation of television advertisement vehicle of Suzuki APV_ Beside that, target of the differ from this research is to obtain picture concerning image to vehicle of Suzuki APV and to obtain picture concerning attributes any kind of lionized by market goals of Suzuki in taking choice vehicle product, which is important to be known because can be used as by reference in making of advertisement hereinafter so that earning more effective.
Advertisement vehicle of Suzuki APV in it's his measured televise in this research is version advertisement of Tora Sudiro. Measurement of this advertisement effectiveness use post testing (evaluation read advertisement) to measure step which is flange at sale, that is covering communications, change of attitude and change of behavior of purchasing, with measurement of effectiveness communication which measuring how far advertisement can be remembered by audience, effectiveness attitudinal which measuring change of and attitude of intensity buy and consumer of behavioral effectiveness which measuring change of behavior of purchasing of consumer with framework model Hierarchy of Effect.
Method wearied in this research is by conducting survey to 100 responder people with region intake of sample in Jakarta and its surroundings. Election of sample use method of is non sampling probability with procedure intake of sampling judgmental sample. Responder criterion in this survey is adapted for by population criteria, that is market goals of Suzuki namely woman man with SES A and of B (expenditure of month mean family above Rp. 1.250.0004 which is have age to above 25 year and under 55 year.
Pursuant to result of survey, of facet of communication. effectiveness, television advertisement vehicle of Suzuki APV version of Tora Sudiro assessed enonngh is effective the than facet of communication effectiveness because the advertisement can be remembered and recognized by most responder which have see the advertisement, and especial message wishing to be submitted by Suzuki can be arrested good enough by responder majority.
Ad awareness to advertisement vehicle of Suzuki APV version of Tora Sudiro is also assessed by good relative, because responder majority mention the advertisement present easy vehicle and it's easy him remembered by that is Tora Sudiro.
From facet of attitudinal effectiveness, in general advertisement of Suzuki APV version of Tora Sudiro assessed by still effective enough because can give influence of change of responder attitude where responder most believing in product of Suzuki APV.
From facet of behavioral effectiveness, in general Advertisement of Suzuki APV version of Tora Sudiro assessed by still less effective because not yet can push change of behavior of consumer is such as those which wanted [by] car producer of Suzuki, that is interest to buy Suzuki APV.
Image which is strongest to be assessed by Suzuki APV image as car which suited for family (score mean 4,29), famous company brand (score mean 4,03), all purpose vehicle (score 3,99 mean) and got easy access (score mean 3,84). While lowest image which owned by Suzuki APV pursuant to this survey is image as car owning sophisticated technology (score mean 3,29), value sell high him (score mean 3,06) and car which run boisterous him (score mean 2,98).
Pursuant to finding of survey this, suggestion for the advertisement of TV Suzuki APV hereinafter:
? Considering Suzuki APV awareness brand have good relative, marketing communications effort in advertisement hereinafter, besides for the maintain of awareness, better emphasis to push behavior of consumer go to next ladder at effect of hierarchy
? Advertisement displaying in televise better emphasize at frequency than duration
? Lacking of product which is perception by this responder has to become a note, if the mentioned really representing lacking of product, hence technically will become note to completion of product to come. But if the mentioned only representing perception of consumer, hence have to be straightened with different communications by submitting real product design.
? Better Suzuki APV also periodically display containing advertisement excellence of vehicle design either from interior side, exterior and is sophisticated Performs of vehicle machine.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Endah Maharani
"(A) Dian Endah Maharani, 0604001257 (B) Manajemen Pemasaran (C) ix + 148 halaman; 52 tabel; 8 gambar; 43 halaman lampiran (D) Analisis Pengaruh Faktor Kegunaan , Kegunaan Kontekstual, Kendali, engorbanan dan Kepercayaan Terhadap Penerimaan Konsumen Akan Mobile Advertising berbasis SMS (E) Mobile telecommunication atau telekomunikasi bergerak seperti telepon seluler memiliki pertumbuhan penggunaan cukup pesat. Di Indonesia sendiri, jumlah pengguna telepon seluler nasional di akhir tahun 2007 telah mencapai angka 72 juta pelanggan. Ketergantungan masyarakat yang tinggi terhadap fungsi dari peralatan komunikasi seluler ini menjadikan alat komunikasi ini selalu dibawa dan berada dekat dengan pemiliknya. Fenomena ini kemudian dimanfaatkan perusahaan untuk dapat melakukan komunikasi secara one on one kepada konsumen dan menggunakannya sebagai media beriklan atau lebih dikenal dengan mobile advertising. Mobile advertising berbasis SMS sangat digemari para praktiksi pemasaran di Indonesia. Namun, penerimaan konsumen Indonesia terhadap SMS iklan masih perlu dipertanyakan sebab riset membuktikan bahwa 40% responden yang biasa menerima SMS iklan, tidak menerima SMS iklan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan seseorang akan mobile advertising berbasis SMS. Dengan dilatarbelakangi oleh permasalahan tersebut, maka riset ini bertujuan untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesediaan konsumen Indonesia untuk menerima mobile advertising berbasis SMS, sehingga nantinya SMS iklan diharapkan dapat diterima dengan baik oleh konsumen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6025
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Liyandra
"Branding menjadi suatu usaha yang penting untuk membedakan suatu perusahaan dari kompetitornya. Sayangnya, kebanyakan perusahaan business-to-business (B2B) belum memprioritaskan usaha branding karena masih menganggapnya sebatas gimmick pemasaran. Berbeda halnya dengan Qiscus Pte Ltd. Sebagai sebuah perusahaan B2B yang bergerak dalam bidang software-as-a-service (SaaS), Qiscus menyadari pentingnya untuk membangun branding sejak awal berkembangnya perusahaan. Tulisan ini membahas mengenai brand positioning Qiscus sebagai tahap pertama pembentukan branding melalui usaha komunikasi pemasaran terpadu. Strategi tersebut menggunakan delapan elemen bauran pemasaran yang mencakup advertising, sales promotion, events & experience, public relations, direct marketing, interactive marketing, personal selling, dan word-of-mouth marketing. Dalam implementasinya, Qiscus telah berhasil memadukan elemen-elemen tersebut untuk menghasilkan strategi yang terintegrasi dalam skala kecil. Tagar #EnablingConversations menjadi pesan kunci dalam menjalankan strateginya. Usaha yang konsisten tersebut bertujuan untuk membangun brand positioning Qiscus sebagai perusahaan yang menghubungkan berbagai pihak melalui adanya percakapan.

Branding has become an important aspect for a company to be able to differentiate itself from its competitors. Unfortunately, most business-to-business (B2B) companies still think of branding as a marketing gimmick. But this is not the case for Qiscus Pte Ltd. As a software-as-a-service (SaaS) company which targets business consumers, Qiscus realizes the importance of branding since its early days. This essay analyses Qiscus's brand positioning as the first step of branding through its integrated marketing communication strategy. The strategy consists of eight elements of the marketing mix, which includes advertising, sales promotion, events & experience, public relations, direct marketing, interactive marketing, personal selling, and word-of-mouth marketing. Qiscus has succeeded to combine those elements to become a small-scale integrated strategy. Throughout the implementation, the hashtag #EnablingConversations has been used consistently as a key message to build Qiscus's brand positioning as a company which connects people through communication."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ramanitya Citra Khadifa
"ABSTRAK
Hertog Ijs merupakan produk es krim Belanda yang hanya dipasarkan di Belanda. Banyaknya produk es krim terkenal di Belanda menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan Hertog Ijs untuk menjaga eksistensinya dalam bersaing dengan produk lain. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Hertog Ijs memperkenalkan dan mempertahankan eksistensi produknya melalui iklan televisi yang dikemas secara unik dan berbeda. Dalam beberapa tahun, iklan produk Hertog Ijs menunjukkan suatu latar, tokoh, dan karakter yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan ciri-ciri yang khas ditampilkan dalam iklan Hertog Ijs dari tahun 2002 hingga 2007 menggunakan model SPEAKING dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini akan menunjukkan bahwa ciri-ciri khas yang ditunjukkan dalam iklan-iklan Hertog Ijs menjadi salah satu upaya agar penonton dapat mengenali bahwa iklan tersebut adalah iklan dari produk Hertog Ijs.

ABSTRACT
Hertog Ijs is a Dutch ice cream brand that is only marketed in the Netherlands. Currently, the brand is facing a challenge to keep their existence in the market due to fierce competition among the ice cream brands. To encounter the challenge, Hertog Ijs has been maintaining its brand awareness by putting out unique campaigns for their new launches. Over the years, the advertisement have always been consistent with the typical storyline, character, and characteristics. Using the qualitative descriptive method, the study aimed to define the characteristics which the brand had used consistently in the Hertog Ijs TV advertisement from 2002 to 2007 with the SPEAKING model. In accordance with that, the analysis showed that their peculiar style of advertising has created a competitive advantage by gaining more recognition of the audience."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Zharah Ayuningtyas
"Pemanfaatan media sosial kini telah menjadi salah satu dari gaya hidup konsumen Jakarta saat ini. Media sosial kini telah menajdi salah satu alat pemasaran yang efektif bagi suatu produk.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh electronic word of mouth e-WOM melalui Instagram terhadap minat beli konsumen pada Ojju K Food. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode non-probability sampling dengan teknik purposive, dan melibatkan 100 responden yang merupakan pengguna Instagram aktif yang telah terpapar e-WOM namun belum pernah membeli produk Ojju K Food. Dimensi penelitian ini terdiri dari 6 dimensi yang mempengaruhi minat beli konsumen, yaitu relevance, accuracy, comperehensiveness, timeliness, source expertice dan source trustworthiness. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang terbentuk antara e-WOM dengan minat beli dan dimensi e-WOM yang paling berpengaruh adalah adalah dimensi relevance.

The utilization of social media has now become one of the lifestyles of Jakarta 39 s consumers today. Social media has now become one of the most effective marketing tools for a product. The purpose of this research is to know the existence of electronic word of mouth e WOM influence through Instagram to consumer buying interest in Ojju K Food. The method used in this research is by non probability sampling method with purposive technique, and involving 100 respondents who are active Instagram users who have been exposed to e WOM but have never bought Ojju K Food product. Dimensions of this research consists of 6 dimensions that affect consumer buying interest, namely relevance, accuracy, comperehensiveness, timeliness, source expertice and source trustworthiness. The results of this study indicate the influence formed between e WOM with consumer purchase intention and the most influential e WOM dimension is the relevance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Oktafianto
"Fungsi media selain sebagai sumber informasi, juga mempunyai kekuatan yang dapat mempengaruhi kesadaran khalayak. Produsen Extra Joss menggunakannya melalui penciptaan simbol atau tanda dalam upaya mempengaruhi kesadaran, yang mencakup pembentukan makna melalui audio, benda-benda, dan aktivitas yang merupakan sistem tanda. Dalam iklan Extra Joss versi laki, nilai-nilai maskulin dikembangkan dalam narasi iklannya. Permasalahan yang diteliti ialah “Bagaimana representasi maskunilitas pada produk minuman energi dalam iklan televisi?” Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis dengan metode semiotika Roland Barthes yang menganalisis pemaknaan dua tahap tanda. Hasilnya, ditemukan adanya konstruksi pesan maskulinitas pada iklan televisi Extra Joss versi laki secara jelas dan terepresentasi dalam iklan Extra Joss versi laki. Terdapat tiga karakteristik maskulinitas tradisional dalam iklan Extra Joss dan tidak dijumpai karakteristik maskulinitas baru atau yang disebut juga metroseksual. Tiga karakteristik maskulinitas tradisional dalam iklan Extra Joss versi laki yang ditemukan adalah bahwa laki-laki tidak boleh mengeluh walaupun dalam kondisi capek. Yang kedua adalah mitos kejantanan laki-laki dan ketiga adalah mitos kekuatan laki-laki. Media pun turut andil dalam membentuk citra maskulin. Iklan sebagai tayangan yang sering tampil di televisi telah memproduksi representasi maskulinitas yang ada di Indonesia.

The function of the media apart from being a source of information, also has the power to influence public awareness. Extra Joss producers use it through the creation of symbols or signs in an effort to influence consciousness, which includes the formation of meaning through audio, objects, and activities which are a sign system. In the Extra Joss Television ad, masculine values ​​are developed in the advertising narrative. The problem studied is "How is the representation of masculinity in energy drink products in television commercials?" The paradigm used in this research is the constructivist paradigm with Roland Barthes' semiotic method which analyzes the two-stage sign's meaning. As a result, it was found that the construction of a masculinity message in the television ad “Extra Joss versi laki” was clearly represented in the television ad “Extra Joss versi laki”. There are three characteristics of traditional masculinity in Extra Joss advertisements and there is no new masculinity characteristic or what is also called metrosexual. Three characteristics of traditional masculinity in the television ad “Extra Joss versi laki” that were found were that men should not complain even when they are tired. The second is the myth of male virility and the third is the myth of male power. The media also took part in forming a masculine image. Advertisements as shows that often appear on television have produced representations of masculinity in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>