Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89520 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Man, Wen Lie
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metania Desfiana Artiani
"ABSTRAK
Setelah 27 tahun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) 1 sudah banyak perusahaan PMA yang didirikan di Indonesia. Dan dalam perkembangannya ternyata terjadi Pula peningkatan dilakukannya merger di antara perusahaan EMA tersebut pada tahun-tahun belakangan ini Perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan PMA yang melakukan merger, baik yang berada dalam satu induk atau perusahaan yang berbeda 4 pada umumnya mendasari kebijaksanaan dilakukannya merger tersebut dengan tujuan antara lain untuk mengembangkan atau pun melakukan ekspansi pada bidang usaha lain sehingga dapat menguasal pangsa pasar yang lebih luas. Atau pada intinya suatu perusahaan melakukan merger bermaksud untuk dapat meraih dan mengatasi persaingan di dalam dunia perdagangan dan industri. Ternyata perkembangan dunia usaha di Indonesia, terutama dengan adanya peningkatan kegiatan merger di antara perusahaan-perusahaan sasta khususnya perusahaan PMA 5 tidak atau kurang diikuti dengan perkembangan perangkat-perangkat hukum baik peraturan yang langsuni berhubungan dengan proses merger tersebut atau pun yang berhubungan dengan aspek-aspek lainnya misalnya aspek perpajakan yang masih berkaitan dengan pelaksanaan merger. Maka dengan keterbatasan informasi berupa literatur dan peraturan-peraturan yang ada pada saat ini melalui penulisan skripsi ini diupayakan menelaah aspek perpajakan pada perusahaan PMA yang melakukan merger di Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Alamsyah
"Merger dan akuisisi pada penghujung abad dua puluh ini banyak dilakukan oleh berbagai pelaku bisnis termasuk di dalam industri minyak dan gas bumi. Antara lain terbentuknya empat perusahaan raksasa minyak dan gas bumi internasional yang merupakan hasil mega merger yaitu Exxon Mobil, BP, Chevron Texaco dan TFE. Dimana produksi ke empat perusahaan tersebut ditambah dengan RD/Shell (tidak melakukan merger) adalah cukup signifikan yaitu mencapai 15% produksi dunia atau 50% produksi negara OPEC.
Dengan cadangan minyak dan gas bumi sebesar 1875.1 milyar barrel setara minyak (boe atau barrel oil equivalent) pada tahun 1999 yang tidak terperbaharukan (non renewable), tetapi konsumsi dunia diperkirakan meningkat dan 76.0 juta barrel per hari (tahun 2000) menjadi 118.9 juta barrel per hari (tahun 2020), maka cadangan minyak dan gas bumi akan habis. Melalui persaingan yang ketat untuk aktif mencari cadangan baru, meluaskan pangsa pasar, memasok kebutuhan dunia dan ditambah dengan harga minyak yang rendah pada tahun 1998 (US$ 11 per barrel), telah mendorong lebih dari 10 perusahaan minyak dan gas bumi sejak tahun 1998 untuk melakukan external expansion melalui merger.
Untuk itu, TFE yang merupakan sebuah perusahaan multi nasional perminyakan Perancis melakukan dua kali merger di awal tahun 1999 dan tahun 2000, sehingga menjadikan TFE peringkat nornor lima terbesar di dunia.
Karena banyaknya merger dan akuisisi yang gagai bahkan mencapai 58% sebagaimana hasil riset A.T.Kearney tahun 1998/1999, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan TFE pasca merger ini. Namun dengan keterbatasan data dan besarnya kegiatan TFE yang meliputi sektor hulu hingga hilir maka penelitian terbatas pada kegiatan eksplorasi dan produksi (E&P) yang merupakan kegiatan hulu.
Evaluasi sesuai frame work yang dibuat, dilakukan terhadap kinerja finansial, operasi, teknologi, analisapersaingan, integrasi dan pengelolaan resiko dengan mengacu kepada visi, strategi dan objektif perusahaan serta membandingkan kinerja sebelum merger dengan pasca merger dan dengan empat perusahaan terbesar minyak dan gas bumi lainnya.
Metodologi yang digunakan adalah deskriptif dan analitis meliputi analisa keuangan, performance, resource base, supply demand, statistik, melalui pendekatan strategic management serta observasi data primer.
Dengan visi yang berbunyi "Bigger and better through targeted growth", TFE memprioritaskan peningkatan keuntungan sektor hulu (E&P) serta memperkuat posisi sebagai salah satu leader di dunia dalam pemasaran gas bumi dan LNG. Sasaran yang hendak dicapai antara lain meningkatkan EPS lebih dari dua kali, penurunan biaya (technical cost) dari $8 menjadi $ 6.5 pada tahun 2003, peningkatan produksi menjadi 2.8 juta boe per hari (tahun 2005) dari 0.8 juta boe (tahun 1998) serta memelihara umur cadangan minyak dan gas bumi agar minimum 13 tahun. Dengan cadangan sebesar 10.98 milyar barrel, TFE memproduksi 2.2 juta barrel per hari pada tahun 2001.
Selain itu kontraktor production sharing TFE EPI yang merupakan subsidiary TFE di Indonesia dengan produksi sekitar 500,000 boe per hari (tahun 2001), saat ini merupakan penghasil gas bumi terbesar di Indonesia. SaJngan datang dari perusahaan lain seperti CPI, BP, Exxon Mobil Indonesia yang juga merupakan subsidiary dari perusahaan raksasa hasil merger yang disebutkan di atas. Untuk diketahui, secara keseluruhan Indonesia juga mengalami penurunan produksi minyak bumi namun gas bumi meningkat setiap tahun yang diekspor melalui LNG Bontang dan Arun.
Hasil evaluasi terhadap TFE dengan membandingkan kinerja sebelum dan pasca merger, memperlihatkan pertumbuhan (growth) sektor keuangan dan operasi yang meningkat. Pertumbuhan penjualan pasca merger meningkat menjadi 46.9 % dibandingkan sebelum merger yang 8.2%, operating income pasca merger 62.5% versus 14.6%, ROCE (korporat) pasca merger sebesar 17.7% dibandingkan dengan 7.4% dan EPS meningkat dari 4.29 euro pada tahun 1998 menjadi 10.85 euro pada tahun 2001. Peningkatan aspek operasi berupa pertumbuhan cadangan minyak dan gas bumi menjadi 29.3% dari 4.6% sebelum merger. Namun sebaliknya, pertumbuhan produksi mengalami penurunan dari 6.7% sebelum merger menjadi 3.2% pasca merger. Keberhasilan lain adalah biaya (technical cost) yang turun dari $7.9 menjadi $7.2 per barrel setara minyak pasca merger. Dan melalui penerapan teknologi maju, produksi minyak dan gas bumi dapat ditingkatkan lebih dari 600,000 boe per hari. Demikian juga aspek organisasi dan manajemen berhasil dengan tidak adanya permasalahan dari segi budaya, kepemimpinan, serta resiko yang dapat dikelola dengan baik.
Dapat disimpulkan bahwa TFE telah berhasil melakukan sinergi, terlihat dari peningkatan keberhasilan dalam eksplorasi, tersedianya cadangan minyak dan gas bumi yang signifikan, peningkatan produksi, penerapan teknologi, serta efisiensi melalui penurunan biaya, dan juga berhasil dalam melaksanakan integrasi pasca merger. Untuk mengantisipasi masa depan, disarankan TFE meningkatkan usahanya ke Timur Tengah, China dan India. Serta tetap menjaga komitmen untuk terus melakukan inovasi melalui peningkatan teknologi. Selanjutnya juga kemungkinan untuk mengakuisisi perusahaan lain yang mempunyai budaya sama harus dipertimbangkan, disamping melalui kerjasama partnership. Dan salah satu peningkatan produktivitas pekerja antara lain pengurangan pekerja melalui early retirement ataupun golden shake hand."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Adi Ekaputra
"Secara teoritis akuisisi terbagi dalam dua jenis yaltu akuisisi atas saham dan akuisisi atas aktiva. Dalam proses akuisisi perlu diperhatikan status kepemilikan perusahaan target, apakah perusahan tersebut merupakan perusahaan publik atau perusahaan tertutup (di Indonesia biasariya milik keluarga). Hal ini penting diketahui karena akan mempengaruhi cara analisis penilaian dan menentukan tingkat kesulitan proses akuisisi.
PT SA Finance mupakan perusahaan tertutup yang bergerak dalam industri jasa sewa-guna-usaha khusnya jasa pembiayaan barang modal bagi industri lain. Sejak tahun 1990 perusahaan mengalami kesulitan dalam mencari sumber pembiayaan, sehingga mengakibatkan penurunan portofolio dan aktivanya. Keadaan ini mendorong PT.SAF menawarkan 80 persen sahamnya senilal Rp. 6.000.000.000,00 (enam milyar rupiah) kepada pembeli yang berminat.
Analisis penilaian dalam proses akuisisi kali ini dibagi menjadi dua bagian: analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Dalam melakukan analisis kualitatif penulis menggunakan kerangka analisa manajemen strategik yang diajukan oleh Pearce dan Robinson. Sedangkan dalam analisis kuantitatif, penulis melakukan analisis rasio keuangan dan penentuan harga atau nilai akuisisi yang wajar.
Analisis kualitatif bertujuan untuk memberikan gambaran umum industri jasa sewa-guna-usaha dan mengindentifikasi faktor-faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk memperoleh gambaran umum sebuah industri, Pearce dan Robinson melakukan anailsis terhadap lingkungan ekstemal yang mempengaruhi perusahaan. lingkungan eksternal perusahaan meliputi lingkungan jauh, lingkungan industri, dan lingkungan operasi. Selanjutnya lingkungan jauh dipilah kedalam bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi. Lingkungan industri dianalisis menggunakan model 5 gaya kompetitif (live forces mode) dari Porter yang terdiri dari ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ancaman produk substitusi, dan persaingan dalam industri. Sedangkan lingkungan operasi meliputl kompetitor, kreditur, tenaga kerja, dan pemasok.
Indikator keberhasilan dan faktor penentu kesuksesan perusahaan yang bergerak dalam bidang sewa-guna usaha terdiri dari pangsa pasar, tingkat suku bunga, rental receivable, tingkat pengembalian investasi, dan tingkat inflasi.
Salah satu bagian dalam analisis kuantitatif adalah mengukur beberapa rasio keuangan PT. SAF antara tahun 1988 sampai 1994. Beberapa raslo yang diukur adalah solvabilitas jangka pendek, activity ratio, financial leverage, dan profitabilitas. Hasil selengkapnya dari pengukuran rasio-rasio tersebut disajikan pada Lampiran 1.
Bagian lain dari analisis kuantitatif, yang merupakan bagian terpenting dari tulisan ini, adalah menentukan harga atau nilai pasar yang wajar saham PT. SAF. Untuk menentukan harga tersebut, penulis menggunakan tiga metode yaitu nilai likuidasi, perbandingan dengan harga pasar perusahaan publik sejenis, dan discounted free cash flow.
Estimasi barga menggunakan metode likuidasi secara sederhana dilakukan dengan menghitung nilal buku perusahaan ditambah dengan penyusutan kumulatif yang sudah dibukukan. Berdasarkan metode ini, nilai pasar yang wajar 80 persen saham PT. SAF mencapai Rp.6.181.993.244,00. Nilai ini sedikit diatas barga penawaran perusahaan (undervalued).
Metode penilaian benikutnya adalah membandingkan harga saham PT. SAF dengan harga pasar perusahaan sejenis yang sudah go public. Cara membanding kannya adalah dengan memilih sebaran (range tersempit dan rasio antara nilai pasar (harga )ual per lembar saham publik dikalikan jumlah total sabam pcrusahaan) tethadap aktiva total, nilal buku atau laba bersih. Berdasarkan metode ini temyata tidak dlperoleh satu rasiopun yang memenuhi persyaratan, sehingga tidak ada nilal yang dapat mewakili nilal pasar PT. SAF.
Metode penilaian terakhir yang dgunakan adalah metode discounted free cash flow. Metode ini merupakan metode yang paling populer dan umum digunakan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Dalam metode ini perlu dilakukan proyeksi arus kas bebas perusahaan target, penentuan Weighfed Average Cost of Capital (WACC), dan pembuatan beberapa skeriarlo berdasarkan prediksi tingkat pertumbuhan dan WACC yang berbeda. Berdasarkan simulas! yang dilakukan diperoleh nilai pasar yang wajar 80 persen saham PT.SAF sebesar Rp.9.126.140.000,00 (under&uea, pada tingkat WACC sama dengan 10,38 persen dan pertumbuhan residual sebesar 4 persen.
Dalam pelaksanaan proses akuisisi, terdapat kemungkinan penggunaan hutang (leverage). Dalam kasus ini, asumsi pinjaman dalam US dollar dengan tingkat bunga sebesar 10 persen per tahun. Bila nilai transaksi dapat ditekan menjadi Rp.4,202 milyar, persentase hutang dapat mencapai 33,5 persen. Pada nilai transaksi Rp. 5 milyar, persentase hutang maksimum sebesar 23,7 persen; sedangkan pada nilai transaksi Rp. 6 milyar, persentase hutang maksimum adalah 15 persen dan nilal total transaksi. Namun demikian, nilai-nilai tersebut belum memperhitungkan resiko nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US dollar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niode, Max
"Restrukturisasi perbankan di Indonesia dalam berbagai bentuknya antara lain merjer dalam konsepsi modern, sebenarnya telah mulai dipraktikkan sekitar tahun 1971. Sementara itu, perbuatan hukum merjer itu sendiri, oleh kalangan perbankan dilakukan berdasarkan asas kebebasan berkontrak sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata, dan sebagai hasilnya diketahui begitu banyak bank khususnya bank swasta nasional yang melakukan merjer.
Kecenderungan merjer, konsolidasi, dan akuisisi oleh kalangan perbankan kemudian mulai ditinggalkan setelah Pemerintah memberlakukan kebijakan deregulasi di bidang keuangan dan moneter pada tahun 1988. Kebijakan yang lebih dikenal dengan Pakto88, antara lain mempermudah persyaratan pendirian izin usaha baru di bidang perbankan. Akibatnya, bank-bank baru berdiri dimana-mana dengan berbagai nama dan ragam kepemilikannya. Sampai dengan tahun 1995-an, dilihat dari segi kuantitas, jumlah bank di Indonesia dianggap telah berlebihan atau over banked. Oleh karena itu, Pemerintah kemudian secara perlahan mulai mengerem laju petumbuhan jumlah bank. Langkah yang ditempuh oleh Pemerintah, antara lain menyetop pemberian izin usaha bank baru, meningkatkan persyaratan permodalan, dan mendorong para pemilik bank untuk melakukan merjer, konsolidasi, dan akuisisi sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing. Timbulnya krisis moneter dan ekonomi yang melanda berbagai negara Asia termasuk Indonesia telah menjadikan lembaga perbankan yang dituduh sebagai salah satu unsur pemicu dari timbulnya krisis tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah kemudian telah menetapkan berbagai langkah kebijakan, antara lain melakukan program restrukturisasi dan reformasi di bidang perbankan.
Dari segi yuridis, hukum positif Indonesia yang mengatur tentang lembaga merjer, konsolidasi, dan akuisisi di bidang perbankan diatur dalam Undang-Undang Perbankan (UUP). Berlakunya Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) dan Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) pada tahun 1995. kemudian telah menjadikan pengaturan mengenai merjer, konsolidasi, dan akuisisi dalam perbendaharaan hukum di Indonesia menjadi semakin lengkap namun menjadi beragam. Adanya berbagai keragaman dari peraturan yang ada mengenai merjer, konsolidasi, dan akuisisi ini, setidaknya memerlukan pembahasan dan analisis yang mendalam bagaimana sesungguhnya aspek hukum dan tata cara pelaksanaan merjer, konsolidasi, dan akuisisi bank umum di Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Fajri Rizqiqa Illahi Akbar
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis fundamental saham dalam menentukan keputusan investasi pada perusahaan yang telah melakukan merger dan akuisisi di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan Metode Free Cash Flow to Equity (FCFE) Tahun 2019–2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode free cash flow to equity terhadap keputusan investasi pada perusahaan yang telah melakukan merger dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini terdiri dari enam perusahaan yang telah melakukan merger dan akuisisi. Pada sampel yang diuji, terdapat 18 nilai intrinsik saham yang dihitung menggunakan metode FCFE pada periode 2019–2021. Penelitian ini menggunakan model untuk menguji hubungan antara nilai intrinsik dengan harga saham riil. Uji Wilcoxon adalah uji nonparametrik yang digunakan untuk mengukur perbedaan antara dua kelompok data berpasangan pada skala ordinal atau interval, tetapi datanya tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian membuktikan bahwa analisis fundamental saham berpengaruh terhadap keputusan investasi dengan menggunakan metode Free Cash Flow to Equity pada perusahaan yang telah melakukan merger dan akuisisi.

The purpose of this study is to determine the fundamental analysis of stocks in determining investment decisions on mergers and acquisitions company on the Indonesia Stock Exchange using the Free Cash Flow to Equity Method in 2019–2021. This study aims to determine the effect of the free cash flow to equity method on investment decisions in companies that have conducted mergers and acquisitions listed on the Indonesia Stock Exchange. The population of this study consists of six companies that have carried out mergers and acquisitions. In the sample tested, there are 18 stock intrinsic values calculated using the FCFE method in the period 2019–2021. This study uses a model to examine the relationship between intrinsic value and real stock prices. The Wilcoxon Signed Test is a nonparametric test used to measure the difference between two groups of paired data on an ordinal or interval scale, but the data is not normally distributed. The test results prove that stock fundamental analysis has an effect on investment decisions by using the free cash flow to equity method in companies that have made mergers and acquisitions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Seviani
"This paper tries to examine the differential impact of merger and acquisitions (M&A) transactions on acquiring firms' financial performance across different market conditions. It includes literature review that encompasses M&A deals theory, motive, and prior empirical findings on a firm's performance after an M&A transaction. Using data of 162 completed merger and acquisitions transactions in the period 2012 to 2021 from listed companies in emerging markets (India, Malaysia, and Taiwan) and developed countries (Belgium, Netherlands, Luxembourg (Benelux), Germany, and the United Kingdom). Financial performance is measured using return on asset (ROA), return on equity (ROE), and earnings per share (EPS). The data were analyzed by the following statistical methods: descriptive statistics, normality test, and hypothesis test using Wilcoxon signed-rank test. This study presents evidence that M&A transactions lead to a similar financial performance impact on a firm's in emerging markets and developed countries. There is an overall significant positive effect found for acquirer firms’ ROA and ROE post-M&A deals. Whereas, EPS of acquiring firms deteriorated after M&A transactions.

Makalah ini berusaha untuk mengkaji dampak berbeda dari transaksi merger dan akuisisi (M&A) terhadap kinerja keuangan perusahaan yang mengakuisisi di berbagai kondisi pasar. Makalah ini mencakup tinjauan literatur yang meliputi teori kesepakatan M&A, motif, dan temuan empiris sebelumnya terkait kinerja perusahaan setelah transaksi M&A. Data yang digunakan terdiri dari 162 transaksi merger dan akuisisi yang telah selesai dalam periode 2012 hingga 2021 dari perusahaan yang terdaftar di pasar negara berkembang (India, Malaysia, dan Taiwan) serta negara maju (Belgia, Belanda, Luksemburg (Benelux), Jerman, dan Inggris). Kinerja keuangan diukur menggunakan return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan earnings per share (EPS). Data dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif, uji normalitas, dan uji hipotesis dengan Wilcoxon signed-rank test. Studi ini menunjukkan bahwa transaksi M&A memberikan dampak kinerja keuangan yang serupa pada perusahaan di pasar negara berkembang dan negara maju. Terdapat efek positif yang signifikan secara keseluruhan terhadap ROA dan ROE perusahaan yang mengakuisisi pasca-transaksi M&A. Namun, EPS dari perusahaan yang mengakuisisi menurun setelah transaksi M&A."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Anindita Sochmaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui bagaimana akuisisi mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Dalam mengolah data dan melakukan analisa, digunakan metode statistik non-parametrik Wilcoxon Signed Rank Test yang menganalisa signifikansi perubahan dua buah sampel saling terikat yang memiliki perlakuan berbeda. Sampel penelitian tersebut adalah kinerja keuangan tiga perusahaan dalam industri semen Indonesia yang diukur melalui rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas untuk tiga tahun sebelum akuisisi dan lima tahun setelah akusisi.
Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa kinerja keuangan perusahaan setelah akuisisi tidak berubah secara signifikan, baik berupa kemampuan likuiditas, profitabilitas maupun solvabilitas. Sehingga disimpulkan bahwa akuisisi tidak berpengaruh secara signifikan dan pasca akuisisi kinerja keuangan perusahaan tidak lebih baik dibandingkan dengan sebelum terjadi akuisisi.

This research was aimed to analyze and find how acquisition could influence corporate financial performance. Wilcoxon Signed Rank Test as one of nonparametric statistic methods is chosen due tue its specialty for analyzing two related sample which have a different treatment. The sample of this research are financial performance of three companies in Indonesian cement industry which measured by liquidity, profitability and solvability ratio for three years before and five years after acquisition.
Final result from data processed shows that post-acquistion corporate financial performance is not significantly different from the previous one, neither in liquidity, profitability nor solvability performance. Finally, this research concludes that acquisition is not significantly influence corporate financial performance and post the acquisition it also doesn?t show any better performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fatha Permana
"Tingginya persaingan usaha di dalam era globalisasi dan pasca pandemi Covid-19 telah mendorong perusahaan-perusahaan yang berkembang untuk meningkatkan modal usahanya dengan mengambil langkah yang dapat mengamankan posisinya untuk dapat bertahan menghadapi kondisi tersebut melalui penggabungan usaha (merger) dengan perusahaan lain. Dalam transaksi merger diharuskan menggunakan nilai pasar, namun untuk mendorong penguatan modal dan investasi dalam negeri maka Pemerintah memberikan ketentuan yang mengatur mengenai penggunaan nilai buku dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 56/PMK.010/2021 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.010/2017 Tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Dan Perolehan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, Pemekaran, atau Pengambilalihan Usaha. Selanjutnya, transaksi penggabungan usaha tentunya berkaitan dengan Notaris karena pembuatan akta penggabungan. Fokus penelitian ini adalah meneliti mengenai Fasilitas Perpajakan terkait transaksi Merger yang dilakukan suatu badan hukum Perseroan Terbatas (PT). Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode penelitian doktrinal yaitu dengan menggunakan data sekunder berupa bahan-bahan hukum melalui studi kepustakaan. Penelitian ini menganalisis dan mengidentifikasi implikasi perpajakan atas penggabungan usaha, cara-cara Perusahaan dalam rangka penguatan modal dalam negeri serta menganalisis dan mengidentifikasi peran notaris dalam proses merger dan kontribusinya dalam memastikan keabsahan dan kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak merger terkait ketentuan-ketentuan perpajakan dan pemenuhan persyaratan perpajakan penggunaan nilai buku, sehingga dapat menjadi panduan bagi regulator dan pemangku kepentingan lainnya dalam menghadapi situasi serupa di masa depan. Merger memiliki konsekuensi perpajakan untuk bebas dari pajak apabila merger dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam PMK serta menjadi suatu upaya pendukung penguatan investasi dan penanaman modal dalam negeri. Selain itu, penelitian ini juga akan menyediakan wawasan tentang peran notaris dalam memfasilitasi dan memastikan kesuksesan proses merger.

The high business competition in era of globalization and post pandemic Covid-19 has encouraged developing companies to increase their business capital by taking actions that can secure their position to survive these conditions through mergers with other companies. In merger transactions, it is required to use market value, but there are provisions governing the use of book value, this is regulated in the Minister of Finance Regulation (PMK) Number 56/PMK.010/2021 concerning the Second Amendment to the Minister of Finance Regulation Number 52/PMK.010/2017 concerning the Use of Book Value for the Transfer and Acquisition of Property in the context of merger, merger, expansion, or business takeover. Furthermore, the business merger transactions are certainly related to Notaries due to the manufacture of Deed of Incorporation. The focus of this study is to examine the Tax Facility in relation to Merger transactions carried out by a Limited Liability Company (PT). The research method used in writing this thesis is a doctrinal research method, namely by using secondary data in the form of legal materials through literature studies. This research analysing and identifying the tax implications of merger, the Company's ways of strengthening domestic capital and identify the role of notaries in the merger process and their contribution in ensuring validity and compliance with applicable legal provisions. The results of this study are expected to provide a deeper understanding of the impact of mergers related to tax provisions and tax compliance requirements for the use of book value, so that it can be a guide for regulators and other stakeholders in dealing with similar situations in the future. Mergers have tax consequences to be tax free if the merger is carried out in accordance with the provisions regulated in the PMK and it is also a supporting effort for investment and strengthening domestic capital. In addition, this research will also provide insight into the role of notaries in facilitating and ensuring the success of the merger process."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betsy Cerelia M.
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implikasi dari kegiatan merger dan akuisisi (M&A) khususnya terhadap perbedaan value perusahaan pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya M&A oleh perusahaan acquisitor. Value perusahaan diukur dari Average Abnormal Return (AAR) dan Cumulative Average Abnormal Returns (CAAR) yang diperoleh berdasarkan tiga jenis model yaitu pada Mean Adjusted Return Models ditemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap value perusahaan acquisitor dan mampu menambahkan value perusahaan tersebut. Pada Market Adjusted Return Models, dari AAR dan CAAR sebelum-sesudah M&A, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap value perusahaan acquisitor dan tidak mempengaruhi value perusahaan. Terakhir, pada Ordinary Least Square (OLS) Models ditemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap value perusahaan acquisitor dan mampu menambahkan value perusahaan yang dilihat dari AAR dan CAAR sebelum-sesudah M&A.

This research aims to examine the implications of merger and acquisition (M&A) activities, especially on differences in company values before and after M&A by the acquisitor company. Company value is measured from Average Abnormal Return (AAR) and Cumulative Average Abnormal Returns (CAAR), where the calculation of abnormal returns is obtained based on three types of models. First, in Mean Adjusted Return Models found that there are significant differences to the value of the acquisitor company and are able to add the company's value. Second, in the Market Adjusted Return Models, from AAR and CAAR before-after M&A found that there is no significant difference to the acquisition company value and it does not affect the company value. Last, in the Ordinary Least Square (OLS) Adjusted Return Models found that there is a significant difference to the acquisition company value and is able to add company value as seen from AAR and CAAR before-after M&A."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>