Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moh. Afrokhi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neviandri
"Alasan penelitian adalah sangat penyusunan dan evaluasi anggaran yang diperlukannya efektif oleh organisasi nirlaba. Tujuan penelitian untuk melihat sejauh mana teori dapat diaplikasikan pada keadaan yang sebenarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Pengumpulan bahan dilakukan dengan wawancara dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang menunjang pembahasan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : penyusunan dan evaluasi anggaran pada organisasi nirlaba merupakan hal yang sangat penting karena dana dan aktifitas kegiatan yang dapat dilaksanakan sifatnya terbatas dan spesifik. Dalam menyusun anggaran dapat digunakan pendekatan bottom-up, top-down stau modifikasinya. Anggaran dapat disajikan menurut objek pengeluaran atau menurut aktivi tas kegiatan yang dilaksanakan. Cara penyusunan anggaran pada organisasi nirlaba pada prinsipnya tidaklah jauh berbeda dengan organisasi yang berorientasi pada laba, yang membedakannya adalah pada apa yang menjadi titik tolaknya. Kesimpulannya adalah bahwa penyusunan anggaran yang baik dimulai dari apa yang menjadi batasan (bottle - neck) bagi organisasi tersebut, untuk organisasi nirlaba adalah dana yang tersedia; Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) "X" sudah melaksanakannya. Disamping itu LSM atau organisasi nirlaba umumnya menganut dan menerapkan anggaran berimbang. Jika anggaran LSM dikaitkan dengan sumber dananya, rnaka anggaran dapat dibedakan atas restricted dan unrestricted. Sisa anggaran dalam rangka kerjasama dengan donor dengan sendirinya hangus atau menjadi uang muka jika kerjasama bersifat jangka panjang. Sarannya adalah agar "format yang digunakan dalam anggaran dan laporan realisasinya sarana, untuk memudahkan evaluasi. Untuk mempermudah penganggaran dan administrasinya, maka sebaiknya dibuat suatu bagan perkiraan (chart of accounts) yang lebih rinci dan baku."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Iqbal Latief
"Masyarakat Indonesia yang paling merasakan dampak krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun 1997 adalah masyarakat di perkotaan khususnya yang bermukim di pinggiran-pinggiran kota. Kenyataan ini juga terjadi di masyarakat pinggiran kota Jakarta, baik yang bekerja sebagai nelayan maupun buruh di pelabuhan dan lain-lain. Kehidupan mereka semenjak terjadinya krisis ekonomi sangat memprihatinkan, jumlah orang miskin meningkat akibat banyaknya buruh yang di PHK dan mereka tidak memiliki alternatif lain kecuali buka usaha mikro seperti warung nasi, jualan nasi uduk, dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah kemiskinan di perkotaan, Yayasan Bina Swadaya kemudian menawarkan upaya pemberdayaan masyarakat miskin di perkotaan melalui program keuangan mikro. Sejak tahun 1999 sampai sekarang ini, program tersebut dilaksanakan dan telah dibentuk ratusan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) di Jakarta. Untuk mengetahui hasil dari program tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan penyaluran bantuan keuangan masyarakat miskin melalui program keuangan mikro dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebnerlangsungan program tersebut. Karena itu, tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pelaksanaan kegiatan lembaga keuangan mikro yang selanjutnya disingkat LKM.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data diperoleh dari informan sebagai pelaku yang terlibat langsung pada proses pelaksanaan keuangan mikro, selain itu data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan dan dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian ini sejak bulan September hingga November 2004.
Data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan dan interpretasi data melalui tema utama. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam tesis ini adalah konsep kemiskinan, strategi pembangunan sosial, pemberdayaan, lembaga keuangan mikro, kelompok swadaya masyarakat dan konsep pendampingan. Konsep-konsep ini digunakan sebagai rujukan literatur untuk membandingkan dengan proses dan hasil penelitian.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran bantuan keuangan terhadap masyarakat iniskin sebagai pelaksanaan program keuangan mikro di dua KSM binaan Bina Swadaya memperlihatkan hasil yang berbeda. Indikator yang digunakan adalah tingkat pengembalian kredit, tingkat perkembangan usaha, peranan pengurus KSM dan pendamping lapangan. Dari indikator-indikator ini, pelaksanaan program keuangan mikro di KSM Kamal Bahari tidak berhasil disebabkan karena rendahnya tingkat pengembalian kredit hanya sebesar 20 %, rendahnya perkembangan usaha, lemahnya pembinaan yang dilakukan oleh pengurus KSM terhadap anggotanya dan rendahnya intensitas komunikasi dan pembinaan yang dilakukan oleh pendamping lapangan baik terhadap pengurus maupun anggota KSM. Hal ini berbeda dengan kenyataan yang ada di KSM Dahlia, dengan indikator yang sama memperlihatkan keberhasilan yang cukup tinggi. Seperti halnya tingkat pengembalian kredit mencapai rata-rata 90 %, perkembangan usaha meningkat, peranan pengurus KSM dan pendamping lapangan sangat aktif didalam membina anggota KSM. Namun hasil penelitian menunjukkan, bahwa antara KSM Kamal Bahari dan KSM Dahlia sama-sama memiliki faktor pendukung yang cukup kuat untuk keberhasilan program keuangan mikro, seperti adanya kemauan yang keras dari anggotanya untuk berusaha dan keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, adanya program yang realistis dari Bina Swadaya, adanya keinginan untuk membentuk kelompok sebagai wadah pengembangan. Ketidakberhasilan yang dialami oleh KSM Kamal Bahari, disebabkan oleh beberapa faktor penghambat antara lain, faktor alam yang sangat mempengaruhi produktivitas mereka. Selain itu, lemahnya pengelolaan lembaga oleh pengurus dan pendamping lapangan didalam membina anggotanya.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka direkomendasikan dalam bentuk saran-saran antara lain; (i) perlu dibuat kebijakan atau skema khusus kepada usaha mikro yang rentan terhadap faktor-faktor alam dalam bentuk suku bunga pinjaman maupun tata-cara pengembalian pinjaman; (ii) perlu diadakan pelatihan awal terhadap pengurus KSM didalam melaksanakan fungsinya; (iii) perlu ditingkatkan kemampuan pendamping lapangan khususnya dalam hal pendampingan manajemen usaha; (iv) perlu dibuat studi lanjutan yang memetakan potensi dan permasalahan KSM, dan; (v) perlu dibuat kebijakan khusus tentang penempatan pendamping lapangan di KSM-KSM seperti misalnya kebijakan yang mengharuskan pendamping lapangan bermukim di lokasi binaannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Eurelia Wayan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor penentu budgetary slack pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Responden penelitian ini adalah 210 individu yang mempunyai kedudukan sebagai direktur atau manajer LSM.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Structural Eguation Modeling (SEM). Penelitian ini menemukan bukti bahwa budgetary participation, tuntutan akuntabilitas, asimetri informasi, dan perilaku individu LSM, berpengaruh terhadap budgetary slack. Ditemukan pula adanya korelasi antara budgetary participation, tuntutan akuntabilitas, asimetri informasi, dan perilaku individu LSM.

The purpose of this study is to investigate the determinants of budgetary slack in Non-Government Organisation's (NGOs). Respondent of this study -was 210 respondents in position as Director or Manager of NGOs.
This empirical study used Structural Equation Modeling (SEM) as a tool of analysis. The results showed that budgetary participation, accountability, information asymmetry, and individual attitude in have impact on budgetary slack. This study also found that there were correlations among the determining factors of budgetary slack in NGOs.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T26116
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiet Mardiati
"Setiap badan korporasi menciptakan arsip dinamis untuk menunjang berbagai macam kegiatan dan kebutuhan badan korporasi tersebut. Pada saat arsip dinamis sudah tidak lagi sering digunakan untuk keperluan bisnis saat ini atau telah berubah menjadi arsip dinamis inaktif, arsip tersebut harus ditangani dengan cara yang berbeda dalam hal memenuhi kepentingan legal dan administrasi badan korporasi yang berangkutan. Sebagian arsip masih perlu disimpan untuk jangka waktu tertentu, seperti misalnya, arsip keuangan dan laporan kegiatan, sementara arsip yang lainnya seperti draft laporan dan duplikasi. Arsip dinamis yang sudah berubah menjadi arsip dinamis inaktif haruslah disimpan tempat penyimpanan khusus, dalam hal ini di transfer atau dipindahkan untuk kemudian disimpan di gudang arsip. Dalam proses pemindahan tersebut, arsip dinamis perlu diseleksi karena tidak ada satu pun badan korporasi yang mempunyai sumber maupun tempat yang cukup untuk mengumpulkan semua arsip dinamis miliknya. Setiap badan korporasi, baik itu besar maupun kecil, haruslah memilih arsip dinamis mana saja yang perlu disimpan, dan arsip mana saja yang dibuang. CARE International Indonesia (CII) sebagai sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat, bersifat nonprofit, memiliki banyak sekali arsip penting yang perlu disimpan terutama untuk kepentingan lembaga itu sendiri. Sebelumnya, arsip dinamis hasil kegiatan operasional CII yang sudah jarang digunakan atau telah berubah menjadi inaktif, sebagian besar tersimpan tanpa penataan yang cukup memadai di gudang yang terletak di belakang kantor CII. Berkaitan dengan hal tersebut, pada bulan April sampai dengan Agustus 2001 lalu, CII bekerja sama dengan Perusahaan Jasa Penyewaan Gudang Arsip Multifiling Mitra Indonesia (MMI) dalam rangka memindahkan arsip-arsip dinamis milik CII, ke gudang arsip MMI yang disewa Cll. Dalam rangka pemindahan ke penyewaan gudang tersebut ClI melakukan proses penyeleksian terhadap arsip dinamis miliknya. Kegiatan Penyeleksian tersebut dilaksanakan berdasarkan Anggaran Dasar CII yang berasal dari kantor pusat Care International di Kanada, berjudul Care Overseas Operations Manual, dan kegiatan penyeleksian tersebut termaktub dalam subbab Organizing files and file retention section 4.Namun demikian, karena manual tersebut dimaksudkan untuk CARE cabang Canada diseluruh dunia, maka manual tersebut menjadi bersifat sangat umum dan universal. Oleh karena itu, CII perlu mengadakan penyesuaian_-penyesuaian berdasarkan kegiatan atau proyek yang mereka lakukan di Indonesia. Selain itu, dalam pelaksanaannya beberapa waktu lalu, CII juga masih sering kali mempunyai masalah-masalah berkenaan dengan menjaga konsistensi dan aktualisasi berkenaan dalam penanganan arsip dinamisnya, khususnya dalam proses penyeleksian. Peneliti bermaksud untuk mengidentifikasikai masalah-masalah yang timbul pada proses penyeleksian arsip dinamis CII meskipun telah menggunakan alat bantu seleksi yang telah disediakan. Bagaimana seleksi arsip dinamis dilaksanakan oleh CII? masalah apa saja yang timbul pada saat proses seleksi? mengapa masalah-masalah tersebut dapat muncul dan bagaimana kebijakan CII saat itu untuk mengatasinya? Karena itulah penelitian ini dilaksanakan."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S15644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Purwiati
"Biaya pemasaran merupakan komponen biaya terbesar setelah harga pokok penjualan pada perusahaan yang bersaing. Tujuan untuk meneliti metode akuntansi, penyusunan anggaran tahunan, pengendalian biaya pemasaran serta mencari hubungan antara biaya pemasaran dengan penjualan. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data--data melalui analisa statistik sederhana, mewawancarai pihak perusahaan untuk memperjelas data--data yang masuk. Membandingkan penerapan akuntansi dan pengendalian biaya pemasaran dengan teori yang mendasarinya. PT unilever mengklasifikasikan biaya pemasaran menjadi dua hagian yaitu theme dan scheme. Theme adalah usaha pemasaran yang menuniang penjualan yang pengaruhnya bersifat jangka panfang, sedangkan scheme adalah usaha pemasaran yang menunjang penjualan yang mempunyai pengaruh jangka pendek. Pembebanan biaya pemasaran ke masing-masing ionic produk, untuk mengukur besarnya biaya pemasaran per jenis produk. Penyusunan anggaran pemasaran tahunan seefektif mungkin dan pengendalian biaya pemasaran dengan membandingkan ke anggaran dan menciptakan cistern usulan biaya pemasaran yang terseleksi. Selain aktivitas tsb juga dengan menganalisa perbedaan-perbedaan yang timbal, untuk mengetahui sebab-sebab penyimpangan. Dengan menggunakan analisa statistik sederhana dapat menunjukkan hubungan positif antara biaya pemasaran dengan penjualan. biaya pemasaran terhadap penjualan cukup tinggi, hampir mendekati 20 % pada akhir tahun 1992 dan secara absolut meningkat pesat dari tahun ke tahun. Aktivitas pemasaran perlu untuk produk-produk barn maupun produk yang sudah lama dikenal masyarakat pada kondisi persaingan. Aktivitas pemasaran yang berpengaruh jangka panjang lebih mendapat perhatian daripada yang berpengaruh jangka pendek. Walaupun secara administratif pengelolaan biaya pemasaran cukup baik, namun belurn dituniang oleh kecepatan pelaporan aktivitas dan analisis biaya pemasaran. Akhirnya FT X yang sebagian besar produksinya merupakan leading product tidak akan lengah terhadap strategi pemasaran untuk produknya yang bersifat sangat kompetitif. Tekhnik-tekhnik, rnetode serta strategi pemasaran masih memerlukan pengembangan dalam menghadapi tantangan zaman. Tentu saja administrasi yang baik juga memerlukan perhatian untuk menunjang semuanya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Tantri Ratna Sudiarti
"Penelitian ini telah dilakukan di dua tempat yaitu di Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK) dan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) pada bulan Maret-April 2007. Tujuan penelitian yaitu menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang hal-hal yang dianggap dapat menjadi faktor munculnya _multitasking_ bagi profesi pustakawan di LSM, memberikan pemahaman tentang kendala atau permasalahan yang dihadapi pustakawan tersebut di dalam dunia kerja, menjelaskan tentang solusi terbaik yang dapat dilakukan pustakawan untuk menyeimbangkan tugas rangkap tersebut, dan menjelaskan tentang pengaruh dan dampaknya terhadap lembaga yang menaunginya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada pustakawan yang memiliki "multitasking" serta pimpinan pustakawan agar hasil penelitian dapat lebih obyektif serta mengadakan pengamatan atau observasi dan melakukan studi literatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab munculnya _multitasking_ di dalam profesi pustakawan LSM mencakup faktor internal maupun eksternal. Motivasi utamanya adalah pengembangan diri (self improvement), anggapan bahwa pekerjaan perpustakaan adalah pekerjaan yang membosankan dan tidak berkembang masih menjadi alasan utama. Pengakuan lembaga terhadap profesi pustakawan juga menjadi salah satu motivasi para informan. Faktor kurangnya sumber daya manusia dan dana yang terbatas menjadi dua alasan utama lembaga. Waktu menjadi permasalahan utama kedua pustakawan tersebut. Banyaknya pekerjaan yang harus segera diselesaikan membuat waktu yang dimiliki semakin terbatas untuk dapat mengerjakan hal-hal yang sifatnya rutin. Solusi yang dilakukan pustakawan untuk menyeimbangkan kedua jabatan adalah berusaha untuk memaksimalkan waktu yang ada dan memprioritaskan pekerjaan yang sifatnya mendesak. Pustakawan "multitasking' membawa pengaruh yang besar terhadap lembaga, sejauh ini prestasi kerja kedua pustakawan diakui sangat memuaskan bahkan hasil kerja mereka mendapatkan pengakuan dari internal lembaga maupun eksternal lembaga."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrinaldi
"Tulisan ini berusaha menyorot strategi pendampingan yang dilakukan oleh para pendamping IDT dari SP2W dan kemudian dikonfirmasikan dengan strategi pendampingan yang dilakukan oleh para pendamping "produk" Sekretariat Bina Desa, LSH yang lebih dahulu menggunakan strategi ini dalam memberdayakan masyarakat marginal, yang juga sebagai salah satu kontributor strategi pendampingan dalam program IDT. Karena itu dalam tesis ini, penulis khusus membahas tentang gagasan strategi pendampingan dari sisi konseptor. Baik gagasan konseptor yang muncul dari LSM (Sekretariat Bina Desa) sebagaimana strategi pendampingan ini diadopsi oleh pemerintah maupun dari pihak pemerintah sendiri sebagai pelaksana program. Bagaimana pemerintah melaksanakannya sementara LSM sebagai orang atau lembaga yang lebih dahulu menggunakan strategi ini hanya terlibat pada tataran konsepsional dan tidak pada tataran operasional.
Untuk menjawab pesoalan tersebut di atas, data bersumberkan dari hasil dialog secara mendalam dengan para responden dengan memakai guide quesioner. Disamping itu, analisa ini diperkuat dengan data sekunder berupa hasil evaluasi baik yang dilakukan oleh perorangan maupun kelembagaan, termasuk juga tulisan-tulisan yang berhubungan dengan fenomena implementasi program IDT. Kedua bentuk data di atas, diolah dan dianalisa serta dideskripsikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa ternyata strategi pendampingan yang dilaksanakan dalam program IDT belum sesuai dengan "warna aslinya". Hal ini terkait erat dengan kapasitas pendamping itu sendiri yang tidak dipersiapkan dengan sosialisasi gagasan terutama tentang metode dan teknik serta strategi pendampingan. Sungguhpun telah dilakukan pelatihan guna memahami makna strategi tersebut sebelum mereka diterjunkan, tapi dalam kenyataannya, pelatihan yang diberikan lebih banyak kepada bentuk pembentukan sikap mental dan materi managemen usaha, yang menurut para pendamping tidak banyak berguna bagi pendamping dilapangan dan bukan tentang teknik, metode dan strategi pendampingan.
Akibatnya adalah bahwa secara operasional sulit bagi para pelaku yang terlibat dalam strategi pendampingan ini keluar dari bentuk-bentuk pendekatan yang selama ini ada, terutama dalam memahami makna pendamping. Begitu juga dengan peran dan fungsi sebagai seorang pendamping, sebagaimana yang dikatakan baik oleh Jim Ife, Kartjono ataupun para konseptor dari Bappenas, sangat sulit diwujudkan oleh pendamping. Sehingga dengan demikian, paradigma pembangunan berbasiskan pada masyarakat masih jauh dari realitasnya.
Namun demikian, berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh para pelaku strategi ini, memiliki prospek yang cukup baik untuk ditindaklanjuti. Bahkan menurut para konseptor, hanya melalui pendekatan strategi inilah bisa dibangun kekuatan ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi kata kunci keberhasilan pembangunan itu bisa diwujudkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>