Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwan Rahmadin
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merliyana Syamsul
"Perhitungan biaya produksi per produk sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan berbagai keputusan misalnya penentuan harga jual, menghitung profitabilitas produk atau pelanggan tertentu, pengukuran prestasi manajer dan keputusan strategis lainnya, seperti apakah suatu produk sudah tidak menguntunkan lagi sehingga perlu dikeluarkan dari daftar produk yang diproduksi. System biaya tradiosional tidak dapat memberikan perhitungan yang akurat, karena tidak dapat mengikuti perkembangan dalam industry yang semakin mutakhir. Inovasi teknologi telah mengubah secara dramatis struktur dan karakteristik biaya produksi.
Di beberapa Negara maju dikenal suatu system biaya yang disebut penetapan biaya aktivitas. Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dikelompokkan berdasarkan karakteristiknya, yaitu pola konsumsi sumber daya. Aktivitas ini kemudian menjadi pengumpul biaya, selanjutnya biaya yang sudah terkumpul tersebut dialokasikan ke suatu objek biaya berdasarkan pemacu biaya yang dinilai paling relevan dengan pola konsumsi sumber dayanya. Pengalokasian dapat dalam dua tahap atau lebih. Dengan cara demikian maka perhitungan biaya menajdi lebih akurat.
Penerapan penetapan biaya aktivitas tidak mudah, karena akan mengubah kultur perusahaan. System biaya ini membutuhkan kerja sama tim yang kompak dan terpadu. Di samping itu membutuhkan sumber daya manusia yang mampu mengimplementasikan system ini. Banyak kritikan dilontarkan pada penetapan biaya aktivitas, karena penerapannya yang tidak berhasil. Terlepas dari kekurangan penetapan biaya ini, untuk menentukkan kesuksesan penerapannya diperlukan waktu yang cukup lama karena membutuhkan waktu untuk mempelajari keseluruhan komponen perhitungan biaya dan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan kultur yang terjadi.
PT Pipa yang dijadikan bahan penelitian adalah perusahaan yang memproduksi pipa baja dalam berbagai jenis dan ukuran. System biaya tradisional digunakan terbukti memberikan perhitungan biaya yang keliru dan tidak akurat. Penetapan biaya aktivtas yang dicoba diterapkan dengan menggunakan data fiktif membuktikan bahwa perhitungan biaya menjadi lebih akurat.
Sebagai kesimpulan, penerapan penetapan biaya aktivitas memerlukan beberapa tahapan, dimana setiap tahapan memerlukan pertimbangan yang seksama. Penyusun system haru smempunyai pengetahuan memadai mengenai keseluruhan proses produksi, termasuk biaya produksi, sumber daya yang ada dan pola konsumsi sumber daya. Pengimplementasian system biaya ini memerlukan komitmen dari manajemen puncak sebagai penanggungjawab kesuksesan implemetasi system dan kerjasama tim. Di samping itu, diperlukan perangkat lunak dan perangkat keras untuk melakukan perhitungan dan pencatatan data produksi.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tattys Miranti Hedyana
"Analisa biaya adalah suatu analisa yang dilakukan terhadap biaya-biaya yang telah dìkeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Analisa biaya diperlukan oleh setiap perusahaan, selain untuk mengetahui perilaku biaya selama perusahaan beroperasi, juga untuk dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian usaha, dan penetapan harga jual produk. Analisa biaya dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai dengiin kebutuhan perusahaan. antara lain metode analisa biaya-volume-laba, metode analisa biaya diferensial. metode komparatif, metode alokasi biaya, dan lain-lain.
Dalam perusahaan asuransi jiwa, analisa biaya dapat juga dilakukan untuk menentukan asumsi biaya yang digunakan dalam penentuan tarif premi suatu produk huni serta untuk memvalidasi asumsi biaya yang digunakan dalam tarif premi produk yang sedang dipasarkan. Penentuan asumsi biaya untuk produk baru yang sesual dengan karakteristik perusahaan sangat penting dilakukan, untuk menjamin agar premi yang dikenakan memadai untuk memenuhi kewajiban kepada pemegang polis dan untuk menutup biaya yang dikeluarkan produk tersebut. Validasi asumsi biaya juga diperlukan untuk menilai apakah asumsi tersebut masih layak atau tidak jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, mengingat asumsi blaya, seperti halnya asumsi lainnya, digunakan untuk jangka waktu yang relatif panjang.
Untuk tujuan tersebut, analisa biaya dapat dilakukan dengan menggunakan metode alokasi biaya, dimana transaksi-transaksi biaya yang secara normal dicatat berdasarkan akun dan pusat biaya. dialokasikan ke dalam bidang usaha dan/atau fungsi kerja. Dalam proses pengalokasian terdapat 4 metode alokasi yang dapat digunakan, yaitu:
1. alokas Iangsung (direct allocation)
2. alokasi berdasarkan kegiatan (activity-based allocation)
3. alokasi berdasarkan indeks (index-based allocation)
4. alokasi dengan penyesuaian (judgmental allocation).
Pemilihan metode yang akan digunakan dalam proses pengalokasian tergantung pada struktur pencatatan biaya yang dimiliki perusahaan dan imaginasi masing-masing analis. Dalam suatu proses pengalokasian, dapat digunakan lebih dari satu metode yang berbeda untuk fungsi atau jenis bìaya yang berbeda. Dengan menggunakan metode alokasi biaya akan diperoleh hasil analisa, yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan asumsì biaya dalam penetapan tarif premi untuk procluk baru dan untuk memvalidasi asumsi biaya yang digunakan dalam tarif premi produk yang sedang dipasarkan.
Berdasarkan struktur biaya pada tarif premi, biaya diaiokasìkan berdasarkan biaya tahun pertam.a (first year) dan tahun-tahun berikutnya (renewal). Biaya-biaya tersebut didistribusikan menurut jumlah uang pertanggungan, jumlah polis, dan persentase premi. Proses pendistribusian biaya ini disesuaikan berdasarkan pengalaman dan karakteristik perusahaan, khususnya dalam penentuan persentase distribusi.
Metodologi ini dapat menghasilkan analisa biaya yang lebih akurat dan terperinci, karena biaya lebih dialokasikan berdasarkan kegiatan yang berkaitan dengan produk tersebut. Namun demikian. metode ini masih bergantung pada subyektivitas dan adjustment dan analis, sehingga basil yang diperoleh dapat bervariasi.
Dalam studi kasus dengan rnenggunakan data dan perusahaan PT Asuransi Jiwa ABC. hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa asumsi yang dihasilkan berdasarkan metodologi ini mendekati asumsi yang digunakan oleh perusahaan asuransi jiwa ABC dalam tarif preminya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T2587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komala Inggarwati
"ABSTRAK
Adanya pendelegasian wewenang merupakan kebutuhan bagi perusahaan
perusahaan dengan size yang makin besar. Pendelegasian wewenang pada umumnya
diikuti oleh munculnya krisis pengendalian yaitu bagaimana menjamin para manajer
mengelola sumberdaya secara efisien.
Penulisan karya akhir ini dilatarbelakangi adanya kebutuhan akan inforrnasi
(akuntansi) yang akurat bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan. Sistem biaya
dalam perusahaan merupakan salah satu alat untuk memberikan informasi berkenaan
dengan biaya yang bermanfaat untuk dasar penilaian kinerja dan penentuan biaya
produk.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai sistem
biaya dalam kaitannya dengan pengukuran kinerja dan penetapan biaya produk yang
beriaku di pabrik kaca. Diharapkan hasil penetitian ini dapat mengungkapkan problematik yang dihadapi serta memberikan jalan keluarnya.
Penelitian ini sangat penting untuk dikaji oleh karena dua hal (1) Sebagai
perusahaan keluarga yang mulai mendelegasikan wewenang kepada para manajer non
pemilik diperlukan suatu sistem akuntansi yang menunjang pelaksanaan sistem pertang
gungjawaban manajer, (2) Dalam situasi persaingan yang sangat ketat diperlukan
informasi biaya yang tepat, relevan, dan tepat waktu dalam rangka pengambilan kepu
tusan mengenai hargai jual maupun strategi bersaing lainnya.
Hasil-hasil penelitian empiris menunjukkan bahwa:
1. Sistem peranggaran yang diterapkan belum dapat digunakan sebagai alat kontrol yang
efektif karena (1) tidak adanya siandar biaya yang efektif, (2) sistem alokasi biaya
tidak mencerminkan konsumsi Sumberdaya yang sebenarnya. Akibatnya sulit dilaku
kan evaluasi atas kinerja manajer secara efektìf.
2. Sistem biaya yang sering digunakan tidak mendukung proses pengambilan kepu
tusan berkaitan dengan penetapan harga, perencanaan laba, meneruskan atau
menghentikan suatu produk, dan keputusan-keputusan strategis Iainnya.
Dari hasil analisis diatas, penulis memberikan usulan perbaikan sistem biaya
pada PT. Indo Utama sebagai berikut:
1. Menentukan pusat-pusat Pertanggungjawaban
2. Mengidentifikasikan bìaya-biaya yang menjadi beban bagian produksi dan mengklasi
fikasikannya menurut sifat biayanya (biaya variabel dan biaya tetap)
3. Menentukan dasar alokasi baik alokasi ke pusat biaya maupun alokasi ke produk atas
dasar aktivìtas.
4. Menentukan sistem penilaian kinerja
5. Menghitung biaya produk
Dengan sistem biaya yang baru ini, diharapkan perusahaan akan dapat mempero
leh informasi biaya yang lebih akurat dan dengan demikian perusahaan dapat melaku
kan penilaian kinerja dan penetapan biaya produk dengan lebih baik.
Untuk menerapkan sistem biaya yang baru tersebut diperlukan beberapa kondisi
seperti:
1. Dukungan dan manajemen puncak yang selama ini merupakan pemilik modal
2. Perlu diadakan motivational training bagi para manajer sehubungan dengan penerapan
konsep pusat pertanggungjawaban untuk menghindari penolakan terhadap usulan per
baikan ini.
Untuk penelitian lebih Ianjut, menarik untuk dikaji secara empiris sejauh mana
aspek-aspek keperilakuan manajer mempengaruhi proses pelaksanaan sistem biaya yang
baru pada perusahaan ini.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Ratna Widjaja
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Amrih Utomo
"ABSTRAK
Secara umum transaksi luar negen atau transaksi ekspor impor tidak berbeda
dengan transaksi dalam negen atau transaksi jual beli pada umumnya, namun transaksi luar
negen lebih rumit dan lebih beresiko dibandingkan dengan transaksi perdagangan dalam
negen, karena adanya faktor jarak yang dipisah oleh batas-batas kenegaraan, perbedaan
antara satu negara dengan negara lam dalam hal mata uang, bahasa, budaya, aturan
perdagangan, perpajakan, aturan hukum, alat ukur, dan lain-lain Dalam perkembangannya,
cara pembayaran transaksi luar negen juga bermacam-macam, antara lam pembayaran
dimuka, pembayaran kemudian, konsinyasi, wesel inkaso dan pembayaran dengan Letter of
Cr edit (L/C) Saat mi cara pembayaran transaksi luar negen yang paling umum adalah
pembayaran dengan L/C, karena cara tersebut dirasa paling aman baik bagi pihak penjual
(eksportir) maupun bagi pembeli (importir) dengan adanya keterlibatan bank sebagai pihak
yang menjamin transaksi tersebut
Selam eksportir dan importir, pihak-pihak yang terkait dalam transaksi L/C antara
lam bank penerbit (issuing bank), bank yang melakukan konfirmasi atas penerbitan L/C
(confirming bank), bank yang meneruskan L/C (advrnng bank), bank yang menegosiasi
wesel dan dokumen ekspor (negotiating bank), bank yang menyelesaikan transaksi
pembayaran/penggantian pembayaran (reimbursing bank), dan masih ada pihak lam yang
terkait Jenis-jenis L/C juga bermacam-macam, antara lam revocable L/C irrevocable
L/C confirmed L/C unconfirmed L/C sightUC usance L/C dan masih banyak jenis-jenis
lainnya Untuk usance L/C bagi importir selam membenkan rasa aman juga memberikan
keuntungan lam berupa kredit dan eksportir, karena dapat memanfaatkan barang yang
dikirim tanpa terlebih dahulu atau segera membayar Keterlibatan bank dalam transaksi usance L/C mengandung resiko berupa
keharusan mengambil alih kewajiban membayar kepada eksportir pada saat jatuh tempo,
jika importir gagal memenuhi kewajiban tersebut Resiko bank atas kewajiban membayar
tersebut sebetulnya dapat dieliminir dengan meminta kepada importir untuk menjamin
dengan uang tunai 100 % Namun demikian kewajiban menyetor 100 % tersebut tidak
sepenuhnya dapat dipenuhi oleh semua debitur Bahkan apabila antara bank dan debitur
terdapat hubungan yang khusus, kewajiban menyetor tersebut adakalanya relatif kecil (5 %,
atau bahkan 0 %)
PT ABC adalah debitur Bank X Cabang Solo saat ini mendapatkan fasilitas
pembukaan usance L/C sebesar USD 750 000 (selam itu juga memperoleh kredit tunai
berupa Kredit Modal Keija), yang saat nu telah jatuh tempo Oleh karena itu PT ABC
mengajukan untuk memperpanjang fasilitas tersebut dan jika dimungkinkan untuk
menambah limitnya, dengan alasan fasilitas tersebut masih dibutuhkan serta dirasa adanya
kekurangan karena adanya peningkatan kebutuhan usance L/C untuk mengimpor bahan
baku Mengingat keterbatasan dana, setoran diajukan sebesar 5 %
Bank X Cabang Solo berkepentingan untuk miembenkan fasilitas pembukaan
usance L/C karena fasilitas tersebut terkait dengan pemberian fasilitas kredit tunai.
Pembayaran kewajiban dan pelunasan kredit tersebut sangat tergantung dan kelancaran
operasional pabnk PT ABC, yang bahan bakunya diimpor dengan menggunakan fasilitas
usance L/C Tetapi disisi lain, Bank X Cabang Solo menghadapi resiko yang cukup besar
karena setoran tunainya hanya 5 %
Berdasarkan pendekatan biaya produksi, maka dapat ditentukan maksimal atau
hmit usance L/C yang dapat diberikan kepada PT ABC, yaitu sebesar Rp 6 144 juta, atau USD 768 000 Dengan mempertimbangkan kemungkinan perubahan kurs, perubahan
harga atau perubahan kebutuhan ml bahan baku/perubahan realisasi produksi, maka limit
yang ada saat ini sebesar USD 750 000 diperhitungkan sudah memenuhi kebutuhan
Dengan demikian maka permohonan untuk memperpanjang fasilitas usance L/C yang jatuh
tempo dapat dipertimbangkan, sedangkan penambahan limit tidak dapat dipertimbangkan
Dengan limit sebesar USD 750 000, maka diharapkan sebagai benkut
Pembenan usance L/C sesuai kapasitas pabnk, dan dapat mendukung atau
memenuhi kebutuhan impor bahan baku
Kewajiban jatuh tempo usance L/C yang diterbitkan dapat dipenuhi oleh PT ABC
tepat waktu dan sesuai kemampuan pelunasannya
Pembatasan pembenan usance L/C dapat mencegah agar PT ABC tidak melakukan
kegiatan spekulasi
Dan analisa dan perhitungan tersebut, maka terhadap permasalahan yang
dihadapi PT ABC disarankan agar dilakukan penelitian dan pembenahan lebih lanjut
sistem pengadaan dan sistem pembelian bahan baku impor yang dibutuhkan dan dilakukan
efisiensi penggunaan atas penyediaan fasilitas yang ada
Secara umum, limit pembenan fasilitas usance L/C oleh bank kepada debiturnya
dapat diketahui atau didekati dengan melihat struktur biayanya Apabila struktur biaya
diketahui, dan persentase kebutuhan bahan baku impor diketahui, maka secara sederhana
limit tersebut dapat ditentukan dengan formula sederhana, yaitu
Biaya Produksi X % Kandungan Impor X Siklus Usance L/C"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florentina Hatmi
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S18101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>